Sejarah batik di Indonesia, erat kaitannya dengan perkembangan dari Kerajaan Majapahit pada era penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Menurut beberapa catatan, pengembangan dari batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, kemudian berlanjut pada zaman Kasunan Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta.
Keberadaan dari kegiatan batik tertua di Indonesia diketahui berasal dari Ponorogo dan bernama Wengker, sebelum akhirnya pada abad ketujuh, Kerajaan di Jawa Tengah belajari batik dari Ponorogo.
Batik merupakan kain yang dilukis dengan menggunakan cairan lilin malam dengan menggunakan sebuah alat bernama canting, dengan lilin dan canting tersebut, para pengrajin menggambar dan melukis di sebuah kain hingga membuat kain tersebut bernilai tinggi. Batik telah ada sejak zaman kerajaan dan terus berkembang hingga sekarang. Bagaimana sejarah batik di Indonesia? Simak penjelasannya di sini ya!
Daftar Isi
Pengertian Batik
Batik merupakan kain bergambar dan proses pembuatannya secara khusus dengan menggambar atau menerapkan motif pada suatu kain yang polos atau masih kosong, kemudian melakukan proses khusus, sehingga kain tersebut memiliki ciri khas dibandingkan kain lainnya.
Secara bahasa, batik berasal dari kata mbat yang artinya adalah melempar berkali-kali serta tik yang artinya ialah titik. Secara istilah, batik merupakan sebuah teknik menggambar di atas kain dengan memanfaatkan lilin serta canting sebagai alat dan bahan dalam proses pembuatannya.
Pengertian Batik Menurut Para Ahli
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapat tentang pengertian batik, seperti Iwan Tirta, Santoso Doellah dan lainnya, berikut penjelasannya.
Nusjirwan Tirtaamidjaja
Nusjirwan Tirtaamidjaja mengemukakan pendapat tentang pengertian batik. Menurut Tirtaamidjaja, batik merupakan teknik menghias kain dengan menggunakan lilin melalui proses pencelupan warna serta seluruh proses dilakukan dengan menggunakan tangan.
Santoso Doellah
Santoso Doellah berpendapat bahwa batik merupakan sehelai kain yang dibuat dengan cara tradisional dengan corak serta pola hias tertentu. Teknik dalam proses pembuatan batik cukup beragam, sesuai dengan asal batik tersebut.
Iwan Tirta
Batik menurut Iwan Tirta merupakan menghias kain atau tekstil dengan menggunakan lilin dan metode pencelupan warna. Semua proses pembuatan batik dilakukan dengan bantuan tangan dan bukan mesin, seperti proses pembuatan batik modern.
Alif Syakur
Alif Syakur berpendapat bahwa seni batik merupakan sebentang warna yang meliputi berbagai macam proses dari proses pemalaman, pencelupan hingga melarutkan pada kain. Hasilnya adalah motif yang halus, dengan seni serta detail lukis yang tinggi.
UNESCO
Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober tahun 2009.
UNESCO menilai batik sebagai identitas dari bangsa Indonesia dan menjadi bagian penting bagi seseorang di Indonesia sejak ia lahir hingga akhirnya meninggal dunia. Karena hal tersebutlah, pemerintah Indonesia menjadikan 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional dan selalu diperingati bersama masyarakat.
Sejarah dan Perkembangan Batik di Indonesia
Batik berasal dari kata ambatik yang artinya adalah sebuah kain yang memiliki banyak titik. Akhiran dari kata batik yaitu tik artinya adalah titik atau ujung yang digunakan untuk membuat sebuah titik.
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud, kata batik juga berasal dari bahasa Jawa yaitu tritik, kata batik berasal dari gabungan dari dua kata yaitu amba yang maknanya adalah menulis serta titik yang maknanya adalah titik.
Secara historis, batik berasal dari zaman nenek moyang dan dikenal sejak abad ke 17. Pada saat itu, motif dari batik didominasi oleh bentuk binatang serta tanaman. Akan tetapi, kemudian motif batik pun berkembang dan beralih pada motif-motif yang menyerupai awan maupun relief candi.
Kerajinan dari batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit. Arca Bhairawa adalah salah satu contoh dari gaya seni Arca Majapahit yang dibuat di daerah Sumatera pada sekitar abad ke 14. Berkembangnya kesenian batik meluas di Indonesia setelah akhir abad ke 18 atau sekitar awal ke 19. Kemudian batik cap dikenal setelah perang dunia I selesai atau pada tahun 1920.
Sejarah batik di Indonesia memiliki kaitan erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit serta penyebaran ajaran agama Islam di Pulau Jawa. menurut beberapa catatan, pengembangan dari batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram dan kemudian berlanjut pada zaman Kasunan Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta.
Keberadaan dari kegiatan batik tertua diketahui berasal dari Ponorogo dengan nama Wengker, sebelum abad ketujuh, Kerajaan di Jawa Tengah mulai belajar batik dari Ponorogo. Oleh sebab itulah, batik-batik Ponorogo memiliki corak yang agak mirip dengan batik yang beredar di Jawa Tengah, hanya saja batik ponorogo merupakan batik yang dihasilkan dari lilin berwarna hitam pekat.
Selain itu, batik Ponorogo juga biasa disebut sebagai batik irengan dan dekat dengan unsur-unsur magis. Batik Ponorogo juga dikembangan oleh kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah.
Eksistensi dari batik Ponorogo hingga abad ke 20 dan menjadi bagian surga bagi para pembatik, dikarenakan produksi batik di Ponorogo yang melampaui industri batik di Jawa Tengah ataupun Yogyakarta yang kemudian diambil oleh pengepul batik yang ada di Surakarta dan Pekalongan, selain itu, upah pembatik yang berada di Ponorogo pun tertinggi di Pulau Jawa.
Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya serta raja-rajanya. Kesenian batik secara umum meluas di Indonesia dan kemudian secara khusus di pulau Jawa setelah akhir dari abad ke 18 atau hingga awal abad ke 19.
Teknik batik sendiri diketahui ada lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan teknik tersebut berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Kemudian, teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat, seperti Nigeria, Kamerun dna Mali, Asia seperti Sri Lanka, India, Iran, Bangladesh, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Lalu, hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar tahun 1920-an. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan dari keluarga kerajaan di Indonesia pada zaman dahulu.
Pada mulanya, kegiatan membatik hanya terbatas pada keraton saja dan batik yang dihasilkan hanya untuk pakaian raja dan keluarga pemerintah serta tokoh-tokoh pembesar.
Oleh sebab itulah, banyak dari pembesar yang tinggal di luar keraton dan membaca kesenian batik bersama dengan mereka ke luar keraton, sehingga munculah tempat-tempat produsen batik di beberapa daerah.
Lama kelamaan, kesenian batik pun ditiru oleh rakyat jelata. Kemudian kesenian batik semakin meluas, sehingga kesenian batik menjadi pekerjaan bagi kaum perempuan atau ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka.
Bahan-bahan pewarna yang digunakan untuk membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia dan biasanya dibuat sendiri dari pohon mengkudu, nila maupun soga. Sementara itu, bahan sodanya dibuat dari soda abu dan garamnya terbuat dari tanah lumpur.
Ragam Batik Asli Indonesia
Batik di Indonesia memiliki banyak ragam motif, mulai dari motif-motif yang berbentuk seperti binatang, awan maupun arca-arca. Setiap ragam motif batik Indonesia, sebenarnya memiliki maknanya masing-masing dan kekhasan tersendiri. Berikut adalah beberapa ragam motif batik di Indonesia.
1. Batik Mega Mendung
Motif batik yang pertama adalah mega mendung. Motif ini merupakan salah satu jenis batik yang paling populer di Cirebon, Jawa Barat. Motif batik mega mendung identik dengan pola yang mirip seperti bentuk awam serta memiliki makna maupun filosofi yang dalam. Arti dari motif batik mega mendung salah satunya ialah nilai kesabaran yang harus ada di dalam di setiap manusia.
Mega mendung memiliki 7 gradasi warna yang menjadi pelapisnya. Nama motif ini berasal dari kata mega yang artinya adalah awan atau langit. Sementara itu, mendung merupakan langit yang meredup ketika hujan akan turun.
Gradasi warna dari motif batik mega mendung inilah yang disebut sesuai dengan 7 lapisan langit. Selain itu, istilah dari mendung juga dapat diartikan sebagai sifat yang sabar atau tidak mudah marah dalam kehidupan seorang manusia.
2. Batik Sogan
Berbeda dengan mega mendung, motif batik sogan berasal dari Solo dan Yogyakarta dengan ciri khas berwarna coklat mudah dan memiliki aksen bunga dan titik-titik. Selain itu, ada pula lengkungan maupun garis di dalam motif batik sogan ini. Sebagai tambahan informasi, motif batik sogan merupakan motif batik favorit Presiden RI, Joko Widodo.
Motif sogan ternyata sudah ada sejak zaman nenek moyang dan biasa digunakan oleh para raja di keraton maupun kesultanan. Motif sogan cukup populer, sebab motif ini memiliki warna yang elegan yaitu kombinasi dari hitam dan cokelat.
Meskipun motif serta warna batik semakin beragam dan bervariasi, tetapi motif batik sogan tetap menjadi motif batik yang khas di Indonesia.
3. Batik Tujuh Rupa
Salah satu daerah di Indonesia cukup terkenal sebagai daerah pengrajin dan pusat batik yaitu Pekalongan, Jawa Tengah. Jadi, tidak heran apabila kota Pekalongan saat ini dikenal sebagai kota pengrajin batik terutama motif batik pesisir yang memiliki beragam warna.
Batik Pekalongan memiliki ciri khas yaitu didominasi oleh motif tumbuh-tumbuhan serta hewan. Bukan hanya memiliki motif bunga yang cerah saja, tetapi motif batik Pekalongan juga memiliki motif garis serta titik-titik yang cukup mempesona.
Motif batik Pekalongan menggambarkan ciri kehidupan dari masyarakat pesisir yang mudah beradaptasi dengan pengaruh dari budaya luar, sehingga motif-motif serta warnanya terlihat sangat variatif.
Apabila dilihat dari sisi filosofisnya, para pengrajin batik Pekalongan telah menempatkan hiasan keramik Tiongkok sebagai suatu penanda akulturasi dari ikatan budaya leluhur yang di dalam lukisannya memiliki kelembutan maupun kefasihan.
4. Batik Kartini
Motif batik Indonesia selanjut adalah batik kartini yang dikenal di daerah Jepara sebagai daerah penghasil ukiran kayu. Selain batik kartini, ada dua motif yang paling terkenal dari Jepara yaitu motif lama dan motif baru.
Motif batik Jepara, memiliki beberapa karakteristik yang cukup mencolok, contohnya seperti lung dengan warna hitam hingga flora fauna yang berupa daun ulir hijau atau gajah dengan warna coklat. Sementara itu, untuk versi motif batik baru, Jepara telah melakukan inovasi contohnya seperti batik tenun hingga batik tulis yang saat ini telah dikenal sebagai batik kartini.
5. Batik Betawi
Setiap daerah di Indonesia, memiliki motif khas batiknya masing-masing termasuk di masyarakat Betawi atau Jakarta. Batik betawi ini menjadi motif batik yang banyak disukai oleh para kolektor batik di nusantara.
Pada umumnya, batik betawi menonjolkan warna-warna cerah serta menampilkan nilai budaya dari masyarakat Betawi. Ada beberapa gambar motif yang cukup dominan pada kain batik Betawi, contohnya seperti ondel-ondel, Monas, Sungai Ciliwung hingga Peta Ceila. Biasanya, motif dari batik Betawi cocok dikenakan pada acara-acara formal, seperti perhelatan dari Abang None Jakarta atau acara kenegaraan.
6. Batik Asmat
Meskipun batik identik dengan warisan dari budaya Jawa, tetapi bagian timur dari Indonesia pun memiliki jenis batik yang tidak kalah menawan dan mempesona. Salah satunya adalah provinsi Papua yang dikenal memiliki motif batik Asmat.
Batik Asmat, dikenal dengan motif berwarna cerah seperti terakota ataupun warna yang sedikit kecoklatan seperti warna-warna tanah. Motif batik Asmat, biasanya didominasi oleh corak ukiran yang unik dan khas dari Suku Asmat, Papua. Contoh dari batik Asmat adalah motif yang berupa ukiran patung dan menjadi keunikan bagi suku asli penghuni Bumi Cendrawasih.
7. Batik Kamoro
Motif batik selanjutnya adalah motif batik Kamoro yang berasal dari Papua. Motif batik ini memiliki gambar yang menyerupai patung yang berdiri sambil membawa satu bilah tombak.
Warna-warna yang umum ditampilkan pada motif Suku Kamoro, biasanya adalah warna yang cerah serta berani, seperti biru, hijau, kuning, merah mudah, merah atau bahkan hitam.
Motif batik Kamoro juga dipengaruhi oleh beberapa kebudayan, contohnya seperti Suku Kamoro serta pengaruh batik Jawa yang dibawa oleh para pengrajin batik asal Pulau Jawa. Penggunaan dari kain batik Kamoro, tidak hanya digunakan untuk pakaian saja, tetapi juga digunakan untuk sprei ataupun lainnya.
8. Batik Cendrawasih
Daerah Papua juga memiliki batik dengan motif lainnya yaitu Cenderawasih. Salah satu ciri khas dari motif batik Cendrawasih ialah menggunakan warna cerah maupun mencolok, contohnya seperti kuning keemasan, hijau, merah dan warna lainnya.
Motif batik Cendrawasih tergolong sebagai motif kekinian dan populer, sebab burung Cendrawasih adalah ikon dari daerah Papua. Sesuai dengan nama motif ini, batik Cendrawasih terinspirasi dari burung Cendrawasih yang memiliki bulu maupun ekor menawan.
Jadi, tidak heran, apabila pengguna dari kain batik Cendrawasih akan terlihat gagas maupun tegas dan anggun ketika mengenakan batik motif ini.
9. Batik Prada
Batik Prada merupakan salah satu motif batik dari Papua yang dikenal memiliki harga mahal. Motif batik Prada ini menyerupai batik Cendrawasih, tetapi ada sedikit sentuhan garis emas pada setiap motifnya.
Selain karena ada emas pada setiap motifnya, batik Prada juga terbuat dari bahan kain sutera. Kain batik ini biasanya digunakan untuk shantung.
10. Batik Pring Sedapur
Motif satu ini berasal dari Desa Sidomukti, Magetan, Jawa Timur. Istilah dari Pring Sedapur berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah bambu dan serumpun. Jadi, motif batik ini menggambarkan tanaman bambu dengan warna cerah dan memiliki nilai filosofi yaitu hidup rukun dan tenteram.
Itulah penjelasan dari sejarah batik di Indonesia serta ragam-ragam batik di Indonesia. Apabila Grameds tertarik dengan asal usul batik, atau cara berkreasi dengan batik, maka Grameds bisa mencari informasinya lebih lanjut dengan membaca buku.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia.com menyediakan buku-buku tentang asal-usul batik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Khansa
Baca juga:
- Batik
- Pakaian Adat Bali
- Pakaian Adat Bengkulu
- Pakaian Adat Bangka Belitung
- Pakaian Adat Jawa Barat
- Pakaian Adat Papua
- Pakaian Adat Jawa Timur
- Pakaian Adat Sumatra Barat
- Pakaian Adat Aceh
- Pakaian Adat Jawa Tengah
- Pakaian Adat Sunda
- Pakaian Adat Sulawesi Utara
- Pakaian Adat Betawi
- Pakaian Adat Lampung
- Pakaian Adat NTT
- Pakaian Adat Sumatera Utara