Pkn

Pengertian Nilai Praksis Pancasila dan Contohnya

Pengertian Nilai Praksis

Pengertian Nilai Praksis – Ideologi Pancasila memiliki beberapa nilai yang terkandung sebagai ideologi terbuka, salah satunya adalah nilai praktis Pancasila. Ini telah menjadi nilai nyata dan ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Pancasila sendiri merupakan dasar falsafah nasional dan sumber dari segala sumber hukum negara. Pancasila merupakan acuan bagi pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila mengandung lima nilai penting, yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan. Jadi apa sebenarnya pengertian nilai praktis Pancasila? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan berikut ini: Pengertian nilai praksis Pancasila dapat terwujud ketika nilai-nilai inti dan perangkat Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari semua warga negara. Sebagai wujud nilai praksis Pancasila, warga negara dapat menunjukkan sikap positif dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut menunjukan bahwa Pancasila adalah ideologi terbuka. Keterbukaan ini mengembangkan nilai praktis Pancasila, memungkinkan perubahan dan perbaikan. Nilai-nilai tersebut mengikuti perkembangan zaman dan keinginan masyarakat. Pada modul PKn Kelas XI (Kemdikbud 2019) menyebutkan bahwa nilai praktikum merupakan perwujudan nilai instrumental dari praktik dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Nilai Praksis Pancasila

Nilai praksis Pancasila adalah nilai instrumental Pancasila dalam menerapkan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari, seperti kehidupan berbangsa, bermasyarakat, beragama, dan berbangsa. Sebagai tanggapan, perwujudan nilai-nilai praktis Pancasila tersebut memiliki penjabaran dari nilai-nilai inti Pancasila. Ia dapat berkembang, terus berubah, dan (secara revolusioner) meningkat dalam menanggapi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman kekaguman masyarakat. Tata cara perubahan kebijakan Pancasila disebut juga penyesuaian.

Pengertian Nilai Praksis

Pixabay.com/GJD

Memahami nilai pengamalan Pancasila yang benar-benar berlaku dalam kehidupan nyata, seperti kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan bernegara. Bisa saja terjadi perubahan makna amalan, dan dapat dikatakan bahwa makna amalan adalah penerapan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai ideal dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian nilai instrumental, dalam bentuk UUD 1945 dan ukuran normatif lainnya, lebih kreatif dan dinamis mengembangkan inti atau nilai ideal sesuai dengan peraturan pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004.

Nilai instrumental ini dapat berubah. Perwujudan nilai instrumental ini dapat diwujudkan dengan berbagai cara, memungkinkan terjadinya perubahan atau transformasi yang disesuaikan dengan tatanan zaman dan kondisi iklim yang terus berkembang. Dwi Sulisworo, Tri, dkk dalam bukunya bukunya yang berjudul Pancasila (2012), menunjukan bahwa nilai amalan itu sendiri merupakan perwujudan cita-cita hidup setelah mengolahnya dengan norma dan pedoman yang dibuat. Nilai-nilai praktis itu nyata dan selalu ada kesenjangan dalam kaitannya dengan nilai-nilai inti. Jika ada kesenjangan antara nilai inti dan nilai praktis, maka dimensi normatif harus berperan.

Sementara itu, dalam buku SMP VIII tentang Pendidikan Kewarganegaraan, Hadi Wiyono dan Isworo menyatakan bahwa pengertian nilai praksis Pancasila adalah perwujudan nilai instrumental dalam praktik nyata realitas sehari-hari dalam masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mewujudkan amalan tersebut, penghalusan nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan dapat senantiasa diubah dan ditingkatkan (di reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keinginan masyarakat. Berdasarkan Seamolec Learning Resources, Hak Asasi Manusia (HAM) juga cocok dengan nilai dan perangkat inti Pancasila.

Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan karunia-Nya untuk negara, hukum, pemerintahan, dan segala kehormatan dari hak dan martabat manusia. Berdasarkan pemahaman tersebut, keselarasan dengan hak asasi manusia Pancasila dapat dilihat dalam pemajuan nilai-nilai kemanusiaan yang konsisten.

Pancasila menghormati hak asasi semua warga negara, termasuk orang asing. Jaminan ini termasuk dalam nilai-nilai Pancasila. Dalam suratnya, reifikasi nilai-nilai praktis termasuk penjabaran nilai-nilai inti Pancasila. Pancasila senantiasa berkembang, dari waktu ke waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat dan masyarakat. Proses modifikasi kaidah nilai pancasila di atas disebut juga dengan modifikasi.

Pengertian Nilai Praksis

BACA JUGA:

  1. Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari 
  2. Sejarah Pancasila: Fungsi, Kedudukan, Makna, dan Butir-Butir Pengamalan 
  3. Memaknai Pancasila Sebagai Sumber Nilai 
  4. Mengenal Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara, Fungsi, & Lambangnya 
  5. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 

Contoh Nilai Praksis Pancasila

Dalam praktiknya, nilai praksis Pancasila dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari kita, sekaligus dalam bentuk pemerintahan. Berdasarkan uraian pengertian nilai praksis Pancasila di atas, berikut ini contoh wujud dari nilai Praksis Pancasila:

1. Contoh Nilai Praksis Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-1

  • Tidak mengharuskan warga negara untuk memeluk agama tertentu, tetapi hukum Indonesia mengharuskan mereka untuk memeluk suatu agama
  • Pemerintah menjamin kehidupan beragama dan toleransi antarumat beragama
  • Pengabdian kepada Tuhan untuk memenuhi kewajiban dan larangan negara menurut agama dan kepercayaan masing-masing
  • Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, selalu mengawasi semua tindakan yang kita lakukan di dunia ini, dan bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi di masa depan

b. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-2

  • Memahami bahwa setiap orang memiliki hak cipta, kekuasaan, dan kekuatan Karsa yang tidak ada persamaannya dengan makhluk lain
  • Pemerintah akan selalu berupaya meningkatkan potensi seluruh masyarakat tersebut
  • Pengakuan martabat manusia. Ini juga penting karena dengan mengenali cara melakukannya, martabat manusia menjadi lebih baik dan tidak berkurang lagi
  • Penghormatan untuk mencapai kemerdekaan adalah hak semua orang
  • Urusan pemerintahan harus mampu mewujudkan keadilan dalam peradaban yang sangat kuat.

c. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-3

  • Cinta bangsa dan negara adalah bagian dari nilai dan makna nasionalisme
  • Komitmen terhadap tanah air dan warga negara Indonesia dapat memberdayakan seluruh warga negara, dimanapun mereka kembali ke Indonesia
  • Memajukan nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
  • Pemerintah, penghapusan berbagai kekuasaan, memperoleh kekuasaan menurut suku, asal, dan warna kulit
  • Pemahaman nilai persatuan Indonesia secara keseluruhan akan menumbuhkan tata kelola yang ada dalam nilai itu dan membentuk kehidupan masyarakat Indonesia.

d. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-4

  • Pimpinan aparatur pemerintah dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi adalah yang dapat berkembang sesuai dengan pedoman. Kebijaksanaan berdasarkan akal sehat
  • Dalam ilmu pemerintahan, seluruh rakyat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Gotong royong merupakan nilai yang harus dan harus diterima oleh pemerintah
  • Pengakuan nilai kedaulatan di tangan rakyat merupakan ciri negara demokrasi
  • Karena pengurus negara ini adalah wakil rakyat, maka pemerintahan rakyat harus dapat menyatakan kepentingan seluruh rakyat, bukan kepentingan kelompok/kelompok rakyat.

e. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-5

  • Menekankan prinsip-prinsip pemerintah yang mendukung kemajuan dan pembangunan
  • Tujuan masyarakat adil dan makmur di sini harus dapat dicapai oleh aparatur pemerintah
  • Nilai-nilai antara hak dan kewajiban serta saling menghormati, dan semua warga negara dapat saling menghormati.

Pengertian Nilai Praksis

2. Contoh Nilai Praksis Pancasila dalam Pemerintahan

a. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-1

  • Untuk menciptakan kesempatan memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, permadani keagamaan. Misalnya, mensosialisasikan kegiatan keagamaan, memperkenalkan hari raya pada masa-masa keagamaan, meninggikan cahaya keimanan dan ketaqwaan, mengikrarkan agama, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Tidak memaksa warga negara untuk memeluk agama tertentu, tetapi hukum Indonesia mengharuskan mereka untuk memeluk suatu agama. Saat ini, ada lima agama yang diakui
  • Pemerintah menjamin kehidupan beragama dan toleransi antar umat beragama. Toleransi berlaku di sini, terutama dalam hal izin untuk menganut atau menyembah agama lain
  • Pengabdian kepada Allah SWT. Pemerintah dapat mewujudkan terpenuhinya segala kewajiban dan larangan setiap negara menurut agama dan kepercayaannya
  • Keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mengawasi segala tindakan kita di dunia ini untuk mempertanggungjawabkan masa depan
  • Persetujuan adanya Tuhan Yang Maha Esa, artinya segala sesuatu yang ada di dunia ini ada karena diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa
  • Pemerintahan harus menjamin bahwa semua warga negara Indonesia (warga negara Indonesia dan orang asing) menganut agama dan kepercayaan sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

b. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-2

  • Pengakuan martabat manusia. Hal ini penting karena persepsi tentang harkat dan martabat manusia juga telah meningkat dan tidak lagi berdampak pada orang lain
  • Penghormatan terhadap kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan harus dihapuskan oleh seluruh dunia, khususnya Indonesia. Karena itu juga merupakan dasar pemerintahan, misi memenuhi kewajibannya dan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap individu lain
  • Pejabat tinggi pemerintah harus mampu mewujudkan keadilan dengan peradaban yang kokoh. Mungkin bijaksana untuk mengadopsi kebijakan dan sikap ketika menghadapi masalah yang muncul di negara itu. Dengan kata lain, pejabat pemerintah Indonesia tidak samar-samar menunggu dalam menghadapi gejolak sosial
  • Memahami orang ini sebagai makhluk Tuhan yang universal dan biarkan otoritas pemerintah menempatkannya sesuai dengan fakta. Ini bukan pernyataan yang merendahkan, tidak diskriminatif, dan selalu mengakui persamaan hak orang lain
  • Pemerintah berlaku adil terhadap semua warga negara dan penduduk wilayahnya
  • Orang yang berakal memiliki rasa hak cipta yang merupakan kekuatan yang berbeda dari makhluk lain
  • Pemerintah berupaya meningkatkan potensi seluruh masyarakat. Melalui hak cipta dan inisiatif

c. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-3

  • Cinta Nasional Ini adalah bagian dari nilai dan makna nasionalisme. Pejabat pemerintah dapat berkreasi dan mensosialisasikan untuk negara Indonesia dan daerah asal
  • Komitmen terhadap tanah air dan negara Indonesia. Hal ini akan memungkinkan semua warga negara untuk menunjukkan semua prestasi dan kemampuannya dimanapun mereka kembali ke Indonesia. Mereka mengabdikan seluruh hidup dan ilmunya untuk kejayaan bangsa Indonesia
  • Memajukan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sebagai wakil dan tokoh nasional yang dipercaya masyarakat untuk menyusun rencana dan strategi pencapaian tujuan pembangunan nasional. Pemerintah dapat mengundang pihak mana saja untuk bergabung kapan saja. Pemerintah dapat mendorong persatuan seluruh komponen negara, dan jika terjadi perselisihan dan pemerintah akan menjadi mediator dalam mendukung persatuan Indonesia dan penyelesaian perselisihan
  • Administrasi, penghapusan kekuasaan, dan perolehan kekuasaan tidak tergantung pada suku, asal, dan warna kulit. Pejabat pemerintah dapat dipekerjakan dari mana saja di negara ini, tergantung pada pengalaman dan keuntungan mereka di Indonesia. Tidak ada leluhur khusus atau otoritas berbasis yang etnis
  • Setelah memahami semua nilai persatuan Indonesia, pemerintahan memperoleh nilai dan membentuk masyarakat Indonesia. Setiap orang, tanpa memandang kebangsaan, ras atau agama, perlu melindungi diri mereka sendiri di semua bidang. Tentunya sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku

d. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-4

  • Pejabat tinggi pemerintah adalah orang yang dapat merumuskan kebijakan berdasarkan akal sehat dan kebijaksanaan dari bawah sampai atas. Tidak ada pemimpin yang bisa menerima tawaran dan kritik dari mereka yang memilihnya
  • Dalam pemerintahan, semua warga negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Misalnya, dalam pemilu, setiap orang yang memiliki hak pilih memiliki hak untuk memilih (pemilih aktif) dan hak untuk memilih (pemilih pasif)
  • Gotong royong juga patut diterima oleh pemerintah. Gotong royong berarti semua pejabat pemerintah mengejar tujuan yang sama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan itu dengan cepat
  • Pengakuan nilai kedaulatan berada ditangan rakyat sebagai ciri negara demokrasi. Pemerintah lahir dari rakyat, dan seluruh pemerintahan mewakili rakyat yang dipilih dalam proses pemilihan
  • Pemerintah rakyat harus menyatakan kepentingan seluruh rakyat, bukan kepentingan golongan/kelompok atau perseorangan, karena penyelenggara pemerintahan adalah wakil rakyat. Semua kebijakan pemerintah, penyelenggara negara untuk rakyat sebenarnya adalah wakil rakyat untuk rakyat

e. Contoh Nilai Praksis Pancasila Sila ke-5

  • Pemerintah melindungi seluruh warga negara Indonesia untuk tenaga kerja Indonesia dan pembangunan sesuai dengan wilayahnya. Misalnya dengan meningkatkan keterampilan dan fasilitas umum bagi penyandang disabilitas. Jika mereka diberi kesempatan dan keterampilan yang sesuai dengan kemampuannya, mereka pun bisa membangun negara
  • Tujuan masyarakat adil dan makmur harus dicapai oleh aparatur pemerintah. Ide-ide tersebut tidak hanya mencakup tujuan fisik atau materi, tetapi juga tujuan mental
  • Menekankan prinsip-prinsip pemerintah yang mendukung kemajuan dan pembangunan. Oleh karena itu, tidak ada pemborosan dalam melaksanakan pembangunan tersebut
  • Nilai antara hak dan kewajiban dan menghormati orang lain, dan semua warga negara saling menghormati

Pengertian Nilai Praksis

Mengokohkan Nilai Praksis Pancasila

Lahirnya Pancasila adalah kemunculan judul pidato Bung Karno pada konferensi BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam sambutannya, Bung Karno memaparkan konsep dan rumusannya sendiri tentang “Pancasila” sebagai falsafah nasional merayakan kemerdekaan Indonesia. Di sisi lain, 1 Juni 2017 resmi menjadi hari libur nasional untuk memperingati kelahiran Pancasila.

Baru kemarin, 1 Juni, seluruh rakyat Indonesia merayakan kelahiran Pancasila. Selama perjalanan, Pancasila menjadi dasar untuk menyerang negara dari kiri dan kanan. Dua pemogokan untuk mengubah ideologi Pancasila itu dianggap tidak relevan atau karena implementasi nilai-nilai Pancasila tidak mengikuti petunjuknya.

Gagasan idealisme yang tertanam kuat oleh para pendiri negara ke dalam seperangkat keyakinan, nilai-nilai normatif, moral, dan visi yang kohesif yang sesuai dengan budaya asli nenek moyang negara, disajikan melalui pemikiran yang mendalam, dan perdebatan panjang.

Ketika Grameds menemukan seseorang yang gagap dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai praktis adalah bentuk realisasi, dan menyadari apa itu Pancasila jauh melampaui harapan. Pancasila dapat didefinisikan sebagai nilai idealis, tetapi tidak terlalu kuat terhadap nilai aktualnya.

Nah, itulah penjelasan tentang pengertian nilai praksis Pancasila sampai konsep dan contohnya. Secara sistem nilai, Pancasila memiliki nilai praksis yang kuat untuk menjelaskan sistem nilai yang lain, yakni nilai dasar dan nilai instrumentalnya. Pada praktiknya nilai Pancasila memiliki jangkauan yang luas dalam kehidupan berbangsa kita. Itulah sebabnya ideologi negara kita ini menarik untuk dipelajari. Grameds bisa kunjungi koleksi buku Gramedia tentang nilai-nilai pancasila di www.gramedia.com, selamat belajar. #SahabatTanpabatas.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Mochamad Aris Yusuf

Menulis merupakan skill saya yang pada mulanya ditemukan kesenangan dalam mencari informasi. tema tulisan yang saya sukai adalah bahasa Indonesia, pendidikan dan teori yang masuk dalam komunikasi Islam.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Aris Yusuf