Pkn

Pengertian Nilai Instrumental Pancasila dan Contoh Penerapannya

Pengertian Nilai Instrumental

Pengertian Nilai Instrumental – Pancasila adalah idealisme atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila juga dapat menjadi ideologi terbuka. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah bahwa ia selalu dapat digunakan di era dan generasi yang berbeda tanpa kehilangan nilai intinya. Merujuk pada pernyataan Guru Besar Muda Riset Strategis RI, Profesor Renima Yani, bahwa sebagai ideologi terbuka, Pancasila terbuka ini untuk menerima nilai-nilai baru yang dapat membantu negara Indonesia bertahan.

Ideologi terbuka berarti ideologi pada dasarnya bersifat dinamis dan dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman. Di sisi lain, ideologi tertutup berarti ideologi yang menentukan berbagai tujuan dan norma politik dan sosial, mengutip modul PKN yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek, bahwa Pancasila tidak perlu dipertanyakan dan diterima sebagai produk jadi.

Dalam setiap bentuk pemerintahan yang berpegang pada ideologi terbuka, selalu ada cita-cita dan nilai-nilai inti yang abadi dan tidak berubah. Oleh karena itu sifatnya tidak langsung dijalankan, dan berdasarkan keadaan ini, salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai instrumental yang berkaitan dengan aturan hak asasi manusia dan Konstitusi Indonesia.

Pengertian Nilai Instrumental

pixabay.com/megayohana

Nilai inti Pancasila dalam alat ini juga menunjukkan bahwa praktik Pancasila yang sebenarnya dapat ditentukan oleh undang-undang lain seperti undang-undang dan peraturan sistem pemerintahan. Dalam praktiknya, Pancasila memiliki sistem nilai yang luas bagi masyarakat Indonesia. Untuk memahami detailnya, berikut ini penjelasan Pancasila dari sudut pandang nilai instrumentalnya:

Pengertian Nilai Instrumental Pancasila

Sistem nilai pada Pancasila memiliki titik pokok masing-masing, termasuk penegerian nilai instrumental yang ada pada sila-sila Pancasila. Nilai Instrumental Pancasila merupakan rangkaian penyempurnaan yang lebih kreatif dan dinamis yang diwujudkan dalam berbagai nilai dasar Pancasila yang dapat disesuaikan dengan aspirasi zaman dan masyarakat yang ada di dalamnya. Nilai-nilai instrumental Pancasila merupakan berbagai bentuk evolusi dari nilai-nilai inti ideologi Pancasila.

Nilai-nilai inti Pancasila secara utuh tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang diatur dengan ketentuan UUD 1945. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam pengertian nilai instrumental ini juga dapat menunjukkan praktik Pancasila yang sebenarnya. Yakni harus tunduk pada UUD 1945, peraturan perundang-undangan MPR, dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih besar dari yang lain, karena dalam kondisi ini terdapat aturan yang menerima berbagai penyimpangan dari hak asasi manusia dan pelaksanaan hak dan kewajiban, seperti undang-undang yang mengatur pengaturan sistem pemerintahan. Warga negara yang semakin kuat selalu diarahkan pada Pancasila yang subjektif.

Pada hakikatnya, pengertian nilai instrumental adalah evolusi dari nilai-nilai inti, menjadi lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Lalu dalam dimensi bentuk nilai instrumental Pancasila, apa manfaat memiliki instrumen statistik Pancasila tersebut? Nilai instrumental ini harus ditegakkan secara tertulis dalam ketentuan peraturan terkait.

Nilai instrumental Pancasila ini kemudian memiliki hubungan antara hak dan kewajiban, seperti bentuk hubungan berikut ini:

  1. Hubungan itu bersifat vertikal, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan
  2. Hubungan horizontal adalah hubungan manusia ke manusia
  3. Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam

Pancasila merupakan ideologi terbuka karena bersifat kaku, dinamis, dan tidak inovatif. Karena sifat Pancasila, ideologi ini dapat hidup di era yang berbeda dan sangat cocok untuk beradaptasi dengan dinamika masyarakat yang berubah. Ideologi terbuka dicirikan oleh fakta bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak terkesan dari luar, tetapi digali dan diperoleh dari kekayaan moral dan budaya masyarakat yang menciptakannya.

Oleh karena itu, ideologi terbuka tidak hanya dibenarkan, tetapi juga diperlukan mengingat konsensus sosial yang berkembang. Sementara itu, dalam buku yang berjudul Pancasila’s Nationality: Cultural, Historical, Philosophical, Judicial and Its Realization (2013), menggambarkan tiga nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka, salah satunya adalah nilai instrumental ini.

Nilai instrumental, termasuk kebijakan, pedoman, strategi, tujuan, dan institusi yang mengimplementasikannya. Aspek kedua ini terletak pada pengembangan lima kebijakan yang dirancang untuk menyelaraskan nilai-nilai inti Pancasila dengan upaya penyelesaian masalah bangsa. Nilai instrumental adalah nilai Pancasila yang dituangkan dalam bentuk aturan hukum dan kelembagaan. Penafsiran nilai-nilai instrumental seperti UUD, ketetapan MPR, undang-undang dan ketentuan hukum lainnya. Sila Sila Pancasila dijelaskan secara rinci dalam ketentuan UUD 1945.

Wujud Nilai Instrumental Pancasila

Setelah mengetahui tentang pengertian nilai instrumental pada Pancasila, maka Grameds perlu memahami perwujudannya. Penguraian nilai instrumental ini dapat dilakukan dalam berbagai aspek, yang dapat terus dimodifikasi atau direformasi untuk menyesuaikan dengan kondisi zaman dan iklim tatanan yang terus berkembang. Penguraian nilai instrumental dapat dibagi seperti berikut ini:

1. Peraturan Pemerintah

Nilai instrumental Pancasila dapat disempurnakan melalui perumusan peraturan pemerintah. Kondisi ini merupakan salah satu bukti nyata keterbukaan Pancasila, dikecualikan dari urgensi untuk menghindari konflik masyarakat. Sehubungan dengan peraturan ini, misalnya Inpres, MPR, dll.

2. Konstitusi atau Undang-undang

Adanya undang-undang, termasuk ketentuan tentang keteraturan kehidupan masyarakat, dengan jelas menjelaskan pentingnya nilai instrumental Pancasila. Modifikasi dapat dilakukan bahkan untuk proses pembuatan aturan ini, yakni seperti amandemen UUD 1945.

Contoh Nilai Instrumental Pancasila

Berdasarkan uraian tentang wujud nilai instrumental Pancasila di atas, maka kita sudah bisa memetakan contohnya yang lebih konkret. Berikut ini bentuk nilai- nilai instrumental yang berlaku dalam sila- sila Pancasila:

1. Contoh Nilai Instrumental dari Pancasila Sila ke-1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Reifikasi nilai instrumental tersebut dapat ditemukan dalam undang-undang khususnya dalam pasal 29 yang menekankan apakah Indonesia adalah negara agama dan memberikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk menganut legalitas agama sesuai dengan standar agama yang diinginkan. Sejauh ini, enam agama telah diakui di Indonesia adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Selain itu, berikut ini juga nilai instrumental dari sila ke-1 pancasila:

  • Pasal 28E Ayat 1: Setiap orang berhak untuk mendarat atau pergi dan kembali lagi
  • Pasal 28E Ayat 2 : Setiap orang bebas untuk mengikuti hati nuraninya, percaya pada keyakinannya, dan mengungkapkan pikiran dan sikapnya

2. Contoh Nilai Instrumental Pancasila Sila Ke-2 “kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”

Bentuk tindakan yang dapat dikatakan sebagai nilai instrumental dari sila ke-2 Pancasila adalah ada pada pasal 28 yang memberikan bentuk kebebasan pada masyarakatnya atas Hak Asasi Manusia (HAM). Bentuk nilai ini sangat membenarkan posisi manusia pada porsi yang adil. Selain itu, berikut ini juga bentuk nilai instrumental dari sila ke-2 Pancasila:

  • Pasal 14
    Presiden dapat memberikan amnesti dari sanksi dan rehabilitasi, dengan memperhatikan pertimbangan badan eksekutif. Presiden juga memberikan amnesti dan pencabutan sembari menunggu pengawasan DPR.
  • Pasal 28A
    Orang berhak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya
  • Pasal 28B
    Setiap orang berhak mencari keluarga dan meneruskan keturunan melalui perkawinan yang sah menurut agama. Semua anak berhak untuk bertahan hidup, tumbuh, tumbuh dan mendapatkan pinjaman dari kekerasan dan diskriminasi

3. Contoh Nilai Instrumental Pancasila Ke-3 “Persatuan Indonesia”

Selain itu, realisasi nilai-nilai instrumental lainnya dalam sila Ketiga Pancasila dapat ditemukan dalam Pasal 32, 35, dan 36. Semua ini sepenuhnya mencerminkan identitas nasional Indonesia, termasuk bahasa, bendera, dan ideologi. Pasal berikut memuat nilai sebagai sarana peraturan-peraturan itu:

  • Pasal 25A : Suatu negara kesatuan Republik Indonesia yang wilayahnya ditentukan oleh batas-batas dan hak-haknya menurut undang-undang yang disepakati, adalah negara kepulauan yang bercirikan negara kepulauan
  • Pasal 35 : Bendera Indonesia berwarna merah putih
  • Pasal 36: Bahasa resmi adalah bahasa Indonesia
  • Pasal 36A: Lambang negara adalah Garuda Pancasila, dan semboyannya adalah Bhinneka Tunggal Ika

4. Contoh Nilai Instrumental Pancasila Ke-4 “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Dan Perwakilan”

Contoh lain yang dapat disebut sebagai perwujudan dari Amanat sila ke-4 Pancasila sehubungan dengan reifikasi tersebut terdapat dalam Pasal 1 Ayat 2 tahun adalah Indonesia yang menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan manusia. Karena dasar dari tindakan ini, rakyat memiliki tingkat kontrol yang sangat tinggi atas sistem demokrasi Indonesia.

Semua kebijakan yang diajukan ke Badan Legislatif harus disetujui oleh masyarakat melalui perwakilan masing-masing daerah. Berdasarkan misi Presiden, misi MPR, dan pemberian hak kepada DPR, yang ketiga lembaga tersebut dapat saling mengawasi. Di bawah ini adalah nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam aturan-aturan:

Pasal 2

  • Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat di setiap daerah dan kelompoknya dan berbagai perwakilan yang dibentuk dengan undang-undang
  • Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali setiap lima tahun di ibu kota negara
  • Semua keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat diputuskan dengan suara terbanyak

Pasal 3

Majelis Permusyawaratan Rakyat telah memberlakukan sebuah konstitusi, yang menggunakannya sebagai arah nasional.

Pasal 6 ayat 2

Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Dewan Nasional, yang memiliki jumlah suara terbanyak.

Pasal 19

  • Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum
  • Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang
  • Dewan Perwakilan Rakyat melakukan sidang sedikitnya setahun sekali

Contoh Nilai Instrumental Pancasila Sila Ke-5 “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Reifikasi nilai instrumental dari Pancasila dapat ditemukan dalam sila Kelima. Ketika semua elemen masyarakat, terutama sikap tidak memihak yang harus diambil pemerintah dari bawah ke atas dalam melaksanakan kebijakan pembangunan, ditekankan sepenuhnya.

Contoh yang jelas dari peraturan yang lengkap ini dapat ditemukan dalam Pasal 33. Seluruh kekayaan alam Indonesia untuk kesejahteraan warganya atas dasar dorongan ini, setidaknya PT Freeport yang pernah berada di Papua pada era Jokowi mendapat izin. Akses minimal 51% saham yang dimiliki Indonesia. Maksud dari kebijakan ini adalah menjadikan rakyat sebagai penguasa negeri yang mensuplai arus persatuan di antara mereka. Pasal berikut berkaitan dengan nilai instrumental sila ini:

  • Pasal 33, Ayat 3
    Bumi dan air, dan kekayaan alam didalamnya, dikuasai oleh negara dan sebesar-besar kemakmuran rakyat
  • Pasal 34
    Miskin dan miskin di bawah umur harus dibayar oleh negaranya sendiri

BACA JUGA:

  1. Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari 
  2. Sejarah Pancasila: Fungsi, Kedudukan, Makna, dan Butir-Butir Pengamalan 
  3. Memaknai Pancasila Sebagai Sumber Nilai 
  4. Mengenal Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara, Fungsi, & Lambangnya 
  5. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 

Rekomendasi Buku

Bagi Grameds yang ingin mempelajari dan mengetahui lebih jauh mengenai nilai instrumental dan nilai-nilai Pancasila lainnya, Grameds dapat membaca rekomendasi buku-buku di bawah ini.

1. Wawasan Pancasila karya Yudi Latif

Pengertian Nilai Instrumental

Apakah Pancasila relevan hingga puluhan tahun setelah Pancasila menjadi dasar dan ideologi bangsa? Sebagai kerangka konseptual, Pancasila merupakan ideologi tangguh yang semakin relevan dengan perkembangan global. Namun, ada kesenjangan yang semakin besar antara cita-cita Pancasila dan realitas realisasinya.

Pancasila sebagai tempat pertemuan, tumpuan, dan tujuan bersama memerlukan upaya penanaman yang berkesinambungan, terencana, dan terpadu. Seperti pertumbuhan tanaman, laju pertumbuhan Pancasila tidak otomatis bekerja kecuali Anda dengan sengaja memiliki pemahaman, ketelitian, dan kesabaran yang lengkap.

Sang pendiri mewarisi kemampuan untuk menggabungkan visi global dan kearifan lokal antara kepentingan nasional dan kemanusiaan universal. Tugas kita selanjutnya adalah memperjuangkan visi dengan optimisme realistis, bukan optimisme buta. Harapan tidak dapat bersatu dalam dirinya sendiri tanpa ditangkap dan dirayu tanpa perjuangan dan pengorbanan.

Buku ini adalah versi lengkap dari versi sebelumnya dengan nama yang sama. Penulis memaparkan Pancasila secara lebih mendalam dan detail dengan berbagai pendekatan yang lebih menarik, kreatif dan holistik, sekaligus memposisikan Pancasila sebagai bintang pemandu dinamis bagi dinamika sosial dan global yang semakin kompleks.

2. Pancasila karya Prof. Drs. H. Achmad Fauzi Sh, M.A.

Pengertian Nilai Instrumental

Pembicaraan tentang Pancasila tidak pernah berhenti. Pancasila tidak hanya sebagai dasar dan ideologi negara, tetapi juga salah satu dari empat pilar kebangsaan, bersama dengan UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. Upaya menjadikan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa tentu tidak mudah. Apa yang harus dilalui founding father untuk menyesuaikan pandangan Pancasila membutuhkan proses yang sangat panjang dan musyawarah dan perdebatan yang ketat.

Buku ini merupakan potret proses panjang dari rumusan pertama Pancasila hingga interpretasi filosofis dan ideologis hingga salah satu mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa. Buku ini telah diedit dari kumpulan bahan ajar yang bekerja sebagai asisten dosen di beberapa universitas negeri dan swasta hingga penulis menjadi profesor. Pemilihan bahan, bersama dengan analisis sejarah dan filosofis, membedakan buku ini dari buku-buku lain yang beredar, terutama yang ditulis berdasarkan kurikulum.

Buku ini telah mengalami beberapa kali revisi agar lebih komprehensif dan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan masyarakat umum dalam rangka memperkenalkan Pancasila kepada generasi bangsa. Hal ini penting mengingat keinginan kita sebagai bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat Pancasila.

3. Pancasila & Undang-Undang karya Dr. Backy Krisnayuda, S.H., M.H.

Pengertian Nilai Instrumental

Pancasila lahir pada 1 Juni 1945, namun habitatnya sudah disiapkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Sejak Dinasti Syailendra, masyarakat Indonesia telah ikut menciptakan karya-karya indah dan menakjubkan yang memukau dunia dalam bentuk Candi Borobudur. Tidak hanya itu, nilai-nilai lain juga telah dikembangkan sebelumnya: nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai toleransi yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat Indonesia dan akhirnya tumbuh menjadi karakter dan kepribadian Indonesia yang menjadi sebuah negara.

Di sisi lain, Indonesia bukanlah negara kekuasaan sebagai negara hukum, tetapi sebuah absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas) sebagai negara hukum (konstitusi). Sudah sepatutnya berlakunya hukum negara Republik Indonesia menjadikan Pancasila sebagai spirit of law. Jadi pertanyaannya adalah bagaimana memasukkan semangat Pancasila ke dalam undang-undang. Jawaban paling sederhana adalah dengan mengkonversi nilai Pancasila ke dalamnya. Tetapi jawabannya harus dibenarkan secara ilmiah.

Untuk itu penulis secara bertahap menjelaskan tentang pengubahan norma sosial (norma negara) menjadi norma hukum, agar para pembaca yang budiman dapat mempertahankan cita-citanya untuk kemakmuran bangsa, sehingga memudahkan untuk memahami pentingnya Pancasila yang merdeka dan bebas. negara sebelum dipengaruhi oleh kekuatan nasional.

Nah, itulah penjelasan tentang pengertian nilai instrumental Pancasila, wujud dan contohnya. Berdasarkan nilai instrumental tersebut menunjukan bahwa Pancasila memiliki dimensi nilai yang luas dan menjadi landasan ideologi yang terbuka bagi sistem kenegaraan. Itulah sebabnya banyak hal menarik yang bisa kita pelajari dari Pancasila. Grameds bisa kunjungi koleksi buku Gramedia lainnya di www.gramedia.com, seperti rekomendasi buku tentang Pancasila berikut ini: Selamat belajar. #SahabatTanpabatas.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Mochamad Aris Yusuf

Menulis merupakan skill saya yang pada mulanya ditemukan kesenangan dalam mencari informasi. tema tulisan yang saya sukai adalah bahasa Indonesia, pendidikan dan teori yang masuk dalam komunikasi Islam.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Aris Yusuf