Sosial Budaya

Tari Ratoh Jaroe: Sejarah Singkat, Gerakan, dan Kostum

Tari Ratoh Jaroe
Written by Umam

Tari Ratoh Jaroe – Asian Games tahun 2018 lalu dibuka dengan menampilkan berbagai macam kesenian tradisional, termasuk kesenian dari Nanggroe Aceh Darussalam yaitu tari ratoh jaroe. Tari tradisional asal Aceh satu ini, sekilas tampak seperti tari saman, tetapi keduanya adalah tari tradisional yang berbeda, meskipun keduanya berasal dari NAD.

Seni tari ratoh jaroe telah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB dan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization atau UNESCO sebagai warisan budaya internasional di tahun 2011. Setelah mendapatkan pengakuan di dunia internasional, Grameds tentu juga perlu mengetahui kesenian tari asal nusantara satu ini. Simak sejarah singkat dan penjelasannya lebih lanjut tentang tari ratoh jaroe.

Sejarah Singkat Tari Ratoh Jaroe

Tari Ratoh Jaroe

kompas.com

Seluruh kesenian tradisional dari Indonesia memiliki catatan sejarah yang cukup panjang serta berbeda. Begitu pula dengan seni tari ratoh jaroe asal Aceh. Pada mulanya, ada seorang seniman asal Aceh bernama Yusri Saleh atau biasanya dikenal dengan nama Dek Gam. Pada tahun 200-an, Dek Gam memutuskan untuk merantau ke Jakarta dan pergi dari Aceh.

Pada awal kemunculannya, tari ratoh jaroe termasuk sebagai jenis tarian kreasi karena memiliki gerakan yang menggabungkan antara tarian tradisional Aceh lainnya seperti Likok Pulo dan lain sebagainya.

Yusri Saleh juga menggunakan alat musik rapai yang saat ini dijadikan sebagai pengiring dari pementasan tari ratoh jaroe. Dek Gam meyakini bahwa alat musik rapai tersebut, akan membantu dirinya untuk memperbaiki masa depan perekonomiannya ketika sedang berada di tanah rantau.

Sebagai seorang perantauan, Dek Gam turut merasakan kerasnya kehidupan di Ibukota Jakarta dan bagaimana cara menyesuaikan diri di tempat asing. Kondisi ini membuat Dek Gam rela bekerja menjadi seorang tukang cuci mobil agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Dengan bakat seni yang ia miliki, Dek Gam akhirnya diberikan kepercayaan untuk menjadi pelatih tari di anjungan oleh pemerintah Aceh. Lalu, pada sekitar tahun 2000, Dek Gam pada akhirnya diberi amanah untuk menjadi seorang koreografer dalam parade Taman Mini Indonesia Indah atau TMII ketika diadakan acara tari tingkat nasional.

Dengan adanya acara tersebut, Dek Gam pun akhirnya berhasil meraih gelar sebagai koreografer terbaik. Bermula dari pencapaiannya tersebutlah, akhirnya Dek Gam mulai mengembangkan jenis tarian yang diberi nama tari ratoh jaroe dan Dek Gam menjadi seorang pengajar tari di Jakarta.

Seiring dengan perkembangan zaman, tari ratoh jaroe akhirnya dimasukan dalam mata pelajaran ekstrakulikuler favorit di banyak sekolah di Jakarta. Kemudian, pada sekitar tahun 2005 hingga tahun 2006, telah ada berbagai macam festival serta parade kesenian yang ikut menampilkan tari ratoh jaroe.

Tari ratoh jaroe memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, meskipun pada mulanya tari ratoh jaroe ini berkembang di Jakarta dan bukannya di Aceh, tetapi Dek Gam mengakui bahwa ragam gerak yang digunakan pada tari ratoh jaroe berkaitan erat dengan jenis tari-tarian yang ada di Aceh. Berdasarkan pengakuan dari Dek Gam tersebutlah, Dek Gam kemudian dianggap sebagai pencipta dari tari ratoh jaroe.

Tari tradisional dari Aceh ini sangat menonjolkan rasa kekompakan, sopan santun, kepahlawanan, keagamaan serta kebersamaan. Dari seluruh aspek tersebut, kemudian dipadukan menjadi satu dalam tari ratoh jaore.

Karena beberapa aspek tersebut, penampilan tari ratoh jaroe di pembukaan Asian Games pada tahun 2018 di Stadion Gelora Bung Karno berhasil membuat para penonton berdecak dengan kagum.

Dari penampilan tersebut, tari ratoh jaroe ditampilkan oleh sebanyak 1.600 penari perempuan yang berasal dari SMA-SMA di daerah Jakarta. Para penari tersebut berhasil membawakan tari ratoh jaroe dengan baik dan membuat penonton kagum.

Menampilkan tari ratoh jaroe dalam acara-acara berskala internasional, menjadi salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengenalkan budaya tanah air Indonesia. Karena penampilan tersebut pula, saat ini tari ratoh jaroe banyak dikenal dan terus berkembang secara signifikan. Meskipun mengalami beberapa modifikasi, tetapi tari ratoh jaroe tetap mempertahankan nilai keasliannya sejak awal diciptakan.

Pada perkembangannya, tari ratoh jaroe memiliki fungsi yang cukup menarik dengan makna tarian yang beragam pula, tarian ini mengalami perkembangan yang cukup cepat guna membangkitkan semangat para wanita di Aceh.

Tujuan utama dari tari ratoh jaroe adalah guna menunjukan ciri khas dari para perempuan Aceh yang dikenal memiliki kekompakan oleh satu sama lainnya, memiliki jiwa pemberani dan semangat pantang menyerah.

Melalui ragam gerakan yang diiringi dengan irama musik dan adanya teriakan dari para penari, membuat tari ratoh jaroe menjadi tarian yang memiliki makna untuk menunjukan tekad kuat dari para perempuan Aceh.

Tari ratoh jaroe juga memiliki makna untuk menggambarkan rasa syukur dengan puji-pujian yang dinyanyikan serta dzikir yang diucapkan pada Tuhan selama pementasan tari.

Tari Ratoh Jaroe

Gerakan Tari Ratoh Jaroe

Tari Ratoh Jaroe

kompasiana.com

Apabila dilihat secara sekilas dari penyajiannya, tari ratoh jaroe dan tari saman memang terlihat mirip. Terutama mengingat bahwa kedua tari tradisional ini berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.

Namun, perlu diketahui bahwa tari ratoh jaroe dan tari saman memiliki perbedaan. Meskipun kedua tari tradisional ini bukanlah jenis tari berpasangan, tetapi perbedaannya dapat dilihat dari pembawaannya.

Pada umumnya, tari ratoh jaroe akan dibawakan secara berkelompok oleh penari perempuan dan jumlahnya harus genap. Sementara itu, tari saman dapat dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan.

Perbedaannya lain dapat diperhatikan dari jenis gerakannya. Tari ratoh jaroe umumnya lebih banyak menggunakan gerakan yang cepat serta tegas. Jika dilihat dari maknanya, tari ratoh jaroe memiliki makna untuk menunjukan semangat dari masyarakat Aceh, khususnya kaum wanita. Oleh sebab itu, tari ratoh jaroe hanya dapat dibawakan oleh penari perempuan dan tidak bisa dibawakan oleh penari laki-laki.

Agar lebih jelas, berikut ragam gerak tari ratoh jaroe, pola tangan dan pola lantai yang biasanya digunakan.

Dalam tari ratoh jaroe, ada lima ragam gerakan yang biasanya digunakan dalam pementasan. Berikut penjelasannya.

1. Gerakan Masuk Pertama

Gerakan masuk pertama, pada gerakan ini, seluruh penari akan memasuki panggung maupun arena pertunjukan untuk melakukan berbagai ragam gerakan tari ratoh jaroe. Pada umumnya, penari ratoh jaroe akan dibagi ke dalam dua kelompok yang masuk pada sisi kanan serta sisi kiri.

2. Gerakan Bumpempeng

Pada ragam gerakan kedua tari ratoh jaroe, para penari akan duduk dengan 1×8+6. Ragam gerakan ini adalah gerakan wajib yang harus ada dalam setiap pertunjukan tari ratoh jaroe dari Aceh dan gerakan ini ditandai dengan tempo serentak.

3. Gerakan Ja Ku Timang

Gerakan ja ku timang merupakan gerakan ketiga yang akan dilakukan ketika seluruh penari telah memasuki arena pertunjukan. Gerakan ini diiringi dengan alunan syair yang memiliki makna rasa senang, rasa semangat yang dirasakan oleh masyarakat.

4. Gerakan Lilahoyan

Gerakan lilahoyan merupakan gerakan dalam tari ratoh jaroe yang ditandai dengan para penari mengangkat tangannya ke atas secara bergantian ke arah kanan dan kiri sebagai bentuk dari rasa senang gembira.

Gerakan akhir adalah gerakan yang ditarikan untuk menandai bahwa tari ratoh jaroe akan segera berakhir. Pada gerakan ini, para penari akan menari dengan level tertentu.

Pola Tangan dan Pola Lantai Tari Ratoh Jaroe

1. Pola Tangan Tari Ratoh Jaroe

Pada umumnya, pola tangan tari ratoh jaroe tidak jauh berbeda dengan tari saman. Karena pola tangan inilah, banyak yang mengira bahwa tari ratoh jaroe dan tari saman sama. Gerakan tangan dari tari ratoh jaroe berupa menepuk-nepuk tangan ke bagian dada dan disertai dengan menjentikan jari dan menggelengkan kepala.

Pola gerakan tangan pada tari ratoh jaroe, pada umumnya akan mengikuti lantunan irama tabuhan musik pengiring tari. Pada umumnya, para penari akan ikut menyanyikan sebuah syair dan membalas syair yang dilantunkan oleh syahi atau penabuh alat musik.

Akan tetapi, pada beberapa adegan pertunjukan tari, para penonton akan dikejutkan dengan teriakan yang cukup melengking dari para penari yang menjadi ciri khas dari tari ratoh jaroe.

2. Pola Lantai Tari Ratoh Jaroe

Dalam pementasannya, tari ratoh jaroe selalu dibawakan dalam grup besar dalam jumlah genap dan minimal ditarikan oleh minimal 10 penari perempuan. Seluruh penari ratoh jaroe akan berada dalam posisi duduk dan sesekali setengah berdiri dengan menggunakan lutut serta melakukan gerakan membungkukan dada.

Berbeda dengan tari tradisional lain yang dilakukan dengan berdiri, tari saman dan tari ratoh jaroe lebih banyak dipentaskan dalam posisi duduk. Meskipun begitu, tetap ada pola lantai yang dilakukan.

Para penari akan duduk di lantai dengan posisi berjajar dan rapi. Dalam pementasannya ada kurang lebih 28 dengan menggunakan 6 pola lantai dengan posisi berdiri, 13 pola lantai dan 15 pola lantai pengulangan.

Seluruh pola lantai tersebut, menggunakan hitungan yang berbeda-beda. Akan tetapi secara umum, pola lantai dalam tari ratoh jaroe adalah posisi duduk dan berjajar.

Tari Ratoh Jaroe

Tata Rias, Kostum, Musik Iringan Tari Ratoh Jaroe

Tari Ratoh Jaroe

kompas.com

Dalam pertunjukan tari ratoh jaroe, ada beberapa ciri khas atau karakteristik yang dapat dilihat dari tata ria, busana yang dikenakan, iringan musik dan syair pengiringnya. Berikut penjelasannya.

1. Tata Rias

Tata rias yang biasanya dalam pementasan tari ratoh jaroe adalah tata rias dengan konsep riasan cantik, tetapi riasan yang digunakan oleh para penari tetap tidak terlihat mencolok, sebab tata rias harus menyesuaikan dengan busana tari ratoh jaroe yang biasanya memiliki warna polos. Apabila dilihat lebih detail lagi, para penari mengenakan riasan natural dan tidak ada bagian yang ditonjolkan.

2. Kostum

Kostum busana yang dikenakan oleh para penari ratoh jaroe biasanya adalah kostum dengan warna polos tanpa motif dengan warna merah, kuning, hijau dan warna lainnya.

Busana tersebut, kemudian akan dipadukan dengan songket khas Aceh dan penari juga akan mengenakan jilbab lengkap dengan ikat kepala dengan warna senada dengan kostumnya. Penari ratoh jaroe tidak mengenakan banyak properti seperti tari tradisional lain dan hanya mengenakan aksesoris ikat kepala saja.

3. Musik Iringan

Dalam pementasan tari ratoh jaroe, tarian ini diiringi oleh musik rapai sebagai salah satu alat musik dari Aceh dan termasuk dalam kategori alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul.

Rapai memiliki bentuk menyerupai rebana dan dibuat dari kulit binatang serta kayu. Pengiring tarian ratoh jaroe biasanya disebut dengan Syahi yaitu sebutan untuk seseorang yang menabuh rapai.

Selain dengan iringan alat musik rapai, tari ratoh jaroe juga dilengkapi dengan vokalis yang menyanyikan syair dan biasanya berada pada sisi kanan dan kiri penari. Para vokalis tersebut akan menyanyikan syair Islam yang memiliki pesan nasihat sesuai dengan ajaran agama Islam dan syair dinyanyikan dalam bahasa Nanggroe Aceh Darussalam.

4. Syair Pengiring Tari Ratoh Jaroe

Berikut ini adalah pembagian syair atau lirik lagu yang menjadi pengiring dalam tari ratoh jaroe yang disesuaikan dengan gerakannya. Berikut penjelasannya:

Gerakan Kosong

Pada gerakan ini tidak menggunakan syair

Assalammu’alaikum

Diikuti dengan lirik berikut
“Assalamu alaikum walaikum warahmatullah
Jaroe dua blah, dua blah ateuh jeumala
Jaroe lon siploh, hai siploh di ateuh ulee
Meu’ah lon lake, lon lake bak kaom dumna”“Karena saleum hai saleum Nabi khen Sunnah
Jaroe tamumat, tamumat syarat mulia
Mulia wareh hai wareh ranup lampuan
Mulia rakan hai rakan mameh suara

Alhamdulillah
“Alhamdulillah, pujo ke Tuhan yang peu jeut alam langet ngon donya
Teuma seulaweuet ateuh janjongan, penghule alam Rasul ambia”

Amin
“Amin Allah sembah amin, ureuneng mukmin dilake-lake do’a
berkat rahmat Allah yang bri, Nanggroe Aceh makmur sajahtra“Lale-lale geutanyoe lale
Hana tatente umu ka tuha
Puteh ngon janggot kuneng ngon misee
Han tem ta chom be tika mushalla”

Jud Ma’jud
“Hai jud Ma’jud jikurok-kurok gunong
Jih keunek tamong u dalam donya
Uroe dikurok malam diseube
Malaikat te geujak do teuma”

Mala Mala

“hem mala-mala
Dengoe-dengoe lon kisah saboh khabaran
Hem mala mala
Bayeun-bayeun teurebang, jidong cok jeumpa”

Aroe

“Aroe pulo Pineung dibedoh gelumbang tujoh
Lam on patah manyang di dalam minyeuk Meulabo”
….

Rhet & Khutitek

“Rot ka rot meunan, meunan rot karot meunan
Cok ampon teungku raja”

Perbedaan Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe

Tari Ratoh Jaroe

indonesia.go.id

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa kesenian tari saman dan tari ratoh jaroe memang sekilas tampak sama. Akan tetapi, keduanya adalah seni tari yang berbeda, berikut penjelasannya.

  1. Tari ratoh jaroe dibawakan oleh penari perempuan saja secara berkelompok dan jumlahnya harus genap. Sementara tari saman dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan.
  2. Tari ratoh jaroe banyak menggunakan pola lantai garis lurus dan horizontal, pola lantai ini menunjukan hubungan antar manusia yaitu sejajar dan sama.
  3. Kostum yang digunakan dalam tari ratoh jaroe biasanya polos dengan warna merah, hijau dan kuning. Sementara dalam tari saman kostum yang digunakan memiliki sedikit motif.
  4. Tata rias dalam tari ratoh jaroe tidak mencolok dan lebih natural, sementara tari saman memiliki tata rias yang lebih mencolok untuk menampilkan kecantikan para penari.

Tari Ratoh Jaroe

Itulah penjelasan dari tari ratoh jaroe, tari tradisional dari Nanggroe Aceh Darussalam. Semoga semua pembahasan di atas bisa bermanfaat sekaligus dapat menambah wawasan kamu. Bagi Grameds yang ingin mempelajari seni tari tradisional, Grameds bisa mempelajarinya dengan membaca buku.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Jangan ragu untuk membeli buku di gramedia.com karena dijamin original!

Penulis: Khansa

BACA JUGA:

  1. Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati 
  2. Sejarah Asal Tari Serimpi: Perlawanan Terhadap Penjajah 
  3. Budaya, Sejarah, dan Asal Tari Jaipong 
  4. Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan 
  5. Sejarah Asal Tari Pendet dan Makna Tariannya 

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.