Environment IPA

Pengertian Kondensasi: Penyebab, Faktor, Jenis dan Dampaknya

Kondensasi Adalah
Written by Qotrun

Kondensasi Adalah – Kamu pasti pernah melihat embun yang menempel di dedaunan pagi-pagi buta. Embun pagi menjadi salah satu pemandangan cantik yang menyenangkan untuk dilihat. Apalagi kalau kamu tinggal di pedesaan yang masih memiliki banyak kebun, kamu akan menemukan banyak sekali embun pagi yang menempel di dedaunan.

Saat kecil, kita sering memainkan embun di dedaunan, selain karena penampilannya yang unik, embun pagi juga terasa lebih sejuk dan jernih dari air yang ada di bak kamar mandi apalagi teko minum di dapur. Kebanyakan anak biasanya berusaha memindahkan embun ini ke telapak tangan tanpa membuatnya pecah. Sayangnya, karena embun pada dasarnya adalah air, maka embun yang tadinya berbentuk bulat bisa pecah dengan mudah.

Nah, bicara soal embun pagi, pernahkah kamu bertanya-tanya, dari mana embun-embun kecil ini muncul? Jadi begini, embun pagi muncul karena adanya proses kondensasi yang dilakukan alam.

Kondensasi? Kamu pasti asing banget dengan istilah satu ini! Jadi, kondensasi memang bukan istilah yang populer, makanya jarang banget ada orang yang mengetahuinya.

Bahkan, mereka yang dulu pernah belajar ilmu pengetahuan alam pun mungkin sudah melupakan istilah ini, atau jangan-jangan mereka belum pernah mempelajari soal kondensasi sama sekali?

Kalau kamu adalah salah satu orang yang juga belum paham soal kondensasi, kamu beruntung karena kali ini kita akan membahasnya. Jadi pertanyaannya, apa sih kondensasi itu? Yuk simak penjelasan mengenai kondensasi berikut ini!

Pengertian Kondensasi

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kondensasi adalah istilah yang kurang populer di telinga banyak orang. Namun meski namanya kurang populer, sebenarnya kita sering melihat hasil dari proses kondensasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu embuni.

Kondensasi adalah perubahan wujud dari gas ke cair. Jika kamu sudah mengetahui apa itu evaporasi, kamu pasti menyadari bahwa kondensasi adalah kebalikan dari proses evaporasi. Pasalnya, jika diproses, evaporasi air akan berubah menjadi gas, maka kondensasi adalah kebalikannya atau mengubah gas menjadi air.

Selain disebut dengan kondensasi, proses ini juga sering disebut pengembunan. Kenapa disebut demikian? Ini karena hasil akhir dari proses kondensasi memiliki bentuk berupa titik-titik air yang biasa kita kenal dengan embun.

Sama seperti evaporasi, kondensasi juga merupakan proses alamiah dan bukan buatan manusia. Umumnya proses kondensasi terjadi di malam hari, tetapi kamu juga bisa mengamati proses ini dengan beberapa cara tertentu.

Penyebab Terjadinya Kondensasi

Kondensasi adalah proses perubahan wujud dari gas ke cair. Proses alamiah ini terjadi karena dua hal, yaitu uap air melewati permukaan yang lebih dingin dan ketika uap air mengalami penekanan atau kompresi.

1. Uap Air Melewati Permukaan yang Lebih Dingin

Kondensasi terjadi jika uap air melewati permukaan yang lebih dingin dari titik embun. Titik embun sendiri merupakan suhu dimana proses kondensasi terjadi.

Dalam kasus ini, embun pagi adalah salah satu contoh dari proses kondensasi. Jadi dibandingkan dengan siang hari, suhu di malam hari jauh lebih dingin, sehingga uap yang tadinya berbentuk gas kemudian mendingin karena suhu malam hari yang jauh lebih rendah dari siang, uap yang mendingin kemudian membentuk embun yang kita lihat keesokan paginya.

Embun-embun ini biasanya bisa dengan mudah ditemukan di rerumputan atau dedaunan sekitar rumah. Semakin dingin suhu di malam hari, maka akan ada semakin banyak uap air yang mengalami proses kondensasi dan akhirnya berubah wujud menjadi embun pagi.

https://www.gramedia.com/products/pengelolaan-kesehatan-lingkungan?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/pengelolaan-kesehatan-lingkungan?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

2. Ketika Uap Air Mengalami Penekanan Atau Kompresi

Pada kondisi kedua, kondensasi dapat ketika uap air mengalami penekanan atau kompresi. Ketika uap mengalami tekanan, maka uap akan berubah kembali ke wujud cair. Misalnya ketika kamu menuangkan air panas ke gelas, kemudian menutupnya, maka uap air yang keluar dari air panas akan tertekan dan tidak bisa lepas dari penutup gelas hingga menghasilkan tetes-tetes air yang menempel di permukaan tutup gelas.

Contoh lain dari kondensasi lainnya adalah gelas minuman soda. Ketika dikeluarkan dari lemari pendingin, bagian luar kaleng akan mendingin dan menyebabkan munculnya embun di permukaan kaleng, mengapa hal itu bisa terjadi?

Hal seperti itu dapat terjadi karena suhu di luar lemari pendingin jauh lebih hangat dibanding di dalam. Uap dingin yang terperangkap di dalam kaleng akhirnya mengembun, dan membentuk titik-titik air di permukaan kaleng. Pada dasarnya, hal seperti itu bukan hanya terjadi pada minuman bersoda saja, tetapi bisa juga terjadi pada berbagai macam wadah atau botol yang disimpan di kulkas, kemudian dikeluarkan pada suhu ruang.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kondensasi

Kondensasi Adalah

Sumber: unsplash.com/Guille Pozzi

Tadi kita sudah belajar mengenai kondensasi, sehingga mengetahui bahwa kondensasi adalah perubahan wujud gas ke cair dan merupakan kebalikan dari proses evaporasi. Kita juga sudah mengetahui bahwa kondensasi disebabkan oleh dua hal, yaitu (1) gas yang melewati permukaan yang lebih dingin dan (20 ketika gas mendapatkan kompresi atau penekanan.

Selain penyebab, terjadinya kondensasi juga dipicu oleh tiga faktor. Faktor apa saja?

1. KelembaPan Udara di dalam Sebuah Ruangan

Kelembaban udara menjadi salah satu faktor utama terjadinya proses kondensasi. Proses ini sendiri baru terjadi ketika udara di dalam ruangan tidak sanggup untuk menahan tingkat kelembapan.

Salah satu contohnya adalah kalau kamu memiliki rumah dengan lantai semen yang sudah licin, kamu akan menemukan bahwa lantai akan sedikit basah di pagi-pagi tertentu. Biasanya hal ini terjadi ketika cuaca dan suhu di malam sebelumnya sangat dingin dari suhu di malam-malam biasanya.

2. Suhu Udara yang Rendah

Setelah kelembapan udara di sebuah ruangan, faktor lain yang menjadi pemicu terjadinya proses kondensasi adalah suhu udara. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kondensasi terjadi ketika gas yang berbentuk uap air melewati permukaan dengan suhu yang rendah.

Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa suhu udara memegang peranan penting dalam terjadinya proses kondensasi. Semakin dingin suhu sebuah tempat atau permukaan, maka akan semakin banyak uap air yang mengalami kondensasi. Namun, ketika suhu naik, maka proses evaporasi yang akan terjadi, dimana air akan berubah bentuk menjadi gas dan naik ke atmosfer.

3. Lubang Angin yang Kurang Bagus

Lubang angin atau ventilasi udara menjadi salah satu hal yang wajib ada di rumah dan diusahakan ada pada setiap ruangan. Keberadaan lubang angin bukan cuma untuk estetika atau agar ruangan terlihat bagus, tetapi lebih dari itu keberadaan ventilasi juga berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar udara.

Dengan adanya ventilasi, maka udara bisa keluar masuk dengan mudah dan tidak membuat ruangan terasa pengap. Selain itu, ventilasi dibuat untuk mencegah terjadinya proses kondensasi di dalam ruangan.

Kondensasi pada ruangan dapat terjadi karena gas yang ada di udara terperangkap di dalam ruangan, ketika malam tiba dan suhu menjadi drop atau turun, gas itu kemudian mengalami proses kondensasi dan membuat lantai dan beberapa bagian ruangan jadi basah.

https://www.gramedia.com/products/epidemiologi-kesehatan-lingkungan-1?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/epidemiologi-kesehatan-lingkungan-1?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Jenis-Jenis Kondensasi

Informasi selanjutnya tentang kondensasi adalah jenis-jenisnya. Proses kondensasi memang terdengar sederhana, namun proses ini juga sebenarnya terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis dari kondensasi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kondensasi eksterior dan kondensasi interior. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di bawah ini.

1. Kondensasi Eksterior

Jenis kondensasi yang pertama adalah kondensasi eksterior. Apa sih kondensasi eksterior itu? Sesuai dengan namanya, kondensasi eksterior adalah kondensasi yang terjadi di luar ruangan. Kondensasi jenis ini biasanya terjadi ketika suhu permukaan berada di bawah titik embun atau bahkan lebih dingin dari itu.

Biasanya kondensasi ini terjadi ketika gas atau uap menyentuh permukaan kaca. Seperti yang kita ketahui bahwa material seperti kaca, besi, dan material sejenisnya bisa menyerap panas maupun dingin. Ketika suhu drop, maka permukaan kaca akan jadi sangat dingin bahkan membeku, sehingga ketika uap menyentuh permukaan kaca, maka proses kondensasi eksterior akan terjadi setelahnya.

Sama seperti kondensasi yang terjadi pada embun di dedaunan, kondensasi eksterior juga biasanya terjadi pada malam hari. Biasanya terjadi ketika suhu di siang hari sangat panas, tetapi kemudian drop ketika malam sudah tiba.

2. Kondensasi Interior

Kebalikan dari kondensasi eksterior yang membuat kaca berembun dari luar, kondensasi interior terjadi di ruangan tertutup. Proses kondensasi interior bisa terjadi ketika ventilasi pada sebuah ruangan sangat buruk atau bahkan tidak memiliki lubang angin sama sekali.

Semakin tertutup sebuah ruangan maka akan semakin banyak juga udara yang terperangkap dan tidak bisa keluar. Hal itu diperparah dengan suhu yang sangat dingin diluar. Alhasil pengembunan terjadi semakin banyak. Pengembunan bukan hanya akan membasahi kaca jendela, tetapi juga lantai dan beberapa bagian ruangan lainnya.

Sama seperti kondensasi eksterior, kondensasi interior juga paling banyak terjadi di malam hari ketika suhu drop atau turun. Proses kondensasi juga bisa terjadi di siang hari saat hujan atau salju turun seharian, sehingga suhu menjadi sangat dingin.

Hasil dari Proses Kondensasi

Kondensasi Adalah

Sumber: unsplash.com/Filip Zrnzević

Selain terbagi menjadi dua jenis, hasil dari proses kondensasi terbagi menjadi beberapa bentuk. Meskipun kita tidak dapat melihat proses kondensasi, tetapi kita bisa dengan mudah melihat hasil dari proses kondensasi yang terjadi setiap hari. Jadi apa saja sih hasil dari kondensasi ini?

1. Embun

Embun menjadi salah satu hasil dari proses kondensasi yang paling sederhana. Ketika kita melihat embun yang menempel di dedaunan dan rumput pada pagi hari, kita akan bertanya-tanya dari mana semua embun ini muncul?

Jadi, seperti yang sudah disebutkan, embun merupakan hasil dari kondensasi yang terjadi di malam hari. Embun sendiri muncul ketika uap di lapisan atmosfer bumi mengembun di permukaan yang dingin, kemudian uap itu akan mengembun di daun, rumput, atau juga kaca di sebuah bangunan.

2. Kabut

Kabut menjadi salah satu fenomena langka yang jarang kita lihat. Hal ini sebenarnya masuk akal mengingat kebanyakan dari kita tinggal di perkotaan yang sarat akan polusi dan minim pepohonan. Namun, kalau kamu memiliki kesempatan untuk berkemah di alam terbuka atau berlibur di desa, kamu masih dapat melihat kabut yang menyelubungi wilayah tersebut. Kabut paling sering muncul saat pagi tiba, atau setelah hujan turun.

Kabut ternyata juga merupakan hasil dari proses kondensasi. Setelah hujan turun atau setelah malam berakhir, uap air akan membentuk tetesan super kecil di udara. Tetesan super kecil ini kemudian dikenal dengan istilah kabut.

Namun, karena jumlahnya banyak, tetesan-tetesan super kecil ini akhirnya menghalangi jarak pandang. Semakin banyak tetesan air super kecil di udara, maka semakin terhalang juga jarak pandang kita.

Meski terlihat cantik, tetapi keberadaan kabut kadang juga membuat seseorang terperangkap bahaya. Bukan sekali dua kali, seorang pendaki tersesat karena pandangannya terhalang kabut tebal, sehingga dia kesulitan mengambil jalur yang benar. Bukan hanya para pendaki, kabut juga kadang mengganggu para pengguna kendaraan roda dua atau empat, sehingga bisa menimbulkan kecelakaan.

Untungnya, kebanyakan kabut juga berumur singkat. Ketika matahari mulai muncul, kabut perlahan akan menghilang. Hal ini dikarenakan keberadaan matahari membuat suhu naik dan tetesan air super mini tadi kembali menguap dan akhirnya menghilang.

https://www.gramedia.com/products/konsep2-dasar-ekologi-dlm-berbagai-aktivitas-lingkungan?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/konsep2-dasar-ekologi-dlm-berbagai-aktivitas-lingkungan?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

3. Embun Beku

Jika kabut saja sudah langka, maka fenomena embun beku jauh lebih langka lagi, terutama buat kita yang tinggal di negara dengan iklim tropis dan suhu yang hangat seperti Indonesia.

Buat kamu yang belum memiliki bayangan sama sekali, embun beku adalah lapisan es tipis yang menempel di permukaan yang padat. Kalau kamu pernah mendengar tentang fenomena tanaman yang membeku di Dieng selama periode musim panas, nah itulah gambaran jelasnya.

Sama halnya dengan kabut dan embun, embun beku juga tercipta dari proses kondensasi. Proses ini terjadi karena titik embun lebih dingin dari titik beku. Oleh sebab itu, uap air yang seharusnya berubah bentuk menjadi embun biasa, malah membeku menjadi partikel es berukuran super kecil.

Dampak dari Kondensasi

Jika melihat hasil dari proses kondensasi, proses ini tampaknya tidak berbahaya. Beberapa hasil dari proses kondensasi seperti kabut, embun, dan embun beku bahkan terlihat begitu indah. Namun siapa sangka jika, proses kondensasi juga bisa berdampak buruk dan merugikan manusia.

1. Bisa Menyebabkan Korsleting

Di wilayah berpenduduk, kondensasi bisa menyebabkan terjadinya korsleting pada arus listrik yang jika dibiarkan akan memicu terjadinya kebakaran besar yang dapat merugikan banyak orang. Bahkan korsleting bisa juga membuat kebakaran, sehingga merugikan warga dan lingkungan sekitar.

2. Menggagalkan Masa Panen

Di musim panas, suhu di Dataran Tinggi Dieng pada malam hari akan jatuh ke titik minus. Hal ini membuat rumput dan sejumlah tanaman dilapisi oleh es dan membeku. Jika fenomena ini hanya terjadi satu atau dua kali, mungkin akibatnya tidak akan terlalu fatal. Masalahnya, fenomena ini terjadi berkali-kali dan membuat tanaman busuk hingga akhirnya gagal panen dan merugikan para petani yang sudah bersusah payah menanam dan merawat tanaman mereka.

Kesimpulan

Nah itu dia penjelasan lengkap seputar kondensasi adalah. Bukan hanya pengertiannya saja, melainkan juga bentuk, proses terjadinya, faktor pemicu, jenis kondensasi, hingga dampaknya. Meski kondensasi bisa memicu masalah, tetapi kondensasi adalah proses alam yang terjadi secara alami dan sulit dihentikan oleh manusia.

Pada dasarnya kondensasi adalah bagian dari siklus air dan juga merupakan kebalikan dari proses penguapan atau evaporasi. Proses ini sangat penting bagi bumi kita, dan itu artinya juga penting untuk makhluk hidup yang tinggal di permukaannya. Meskipun kondensasi bisa membahayakan, tetapi umumnya kondensasi memiliki manfaat untuk kehidupan sehari-hari.

Demikian ulasan mengenai kondensasi. Buat Grameds yang mau mempelajari semua hal tentang kondensasi, siklus air dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Siti Marliah

Baca juga:

About the author

Qotrun