Biologi

Polutan Adalah: Pengertian dan Jenis-jenisnya

Written by Nandy

Polutan adalah bahan kimia atau material yang dapat merusak lingkungan. Polutan tidak hanya berbahaya bagi satu jenis organisme saja, tetapi juga berdampak buruk bagi semua jenis organisme dan ekosistem. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat apa itu polutan, mengapa hal itu begitu penting untuk dipahami, dan jenis-jenis polutan yang ada di muka bumi.

Kata polutan, polusi dan pencemar sering digunakan untuk mendeskripsikan hal yang sama. Akan tetapi ketiganya adalah istilah yang berbeda. Menurut Encyclopedia Britannica, polusi merupakan penambahan zat atau bahan-bahan berbahaya apa pun ke lingkungan. Penambahan tersebut memberikan dampak  negatif bagi lingkungan dalam kehidupan.

Zat serta bahan berbahaya yang menjadi penyebab polusi disebut dengan pencemar atau polutan. Oleh karena itu, pencemar serta polutan adalah hal yang sama, sementara polusi merupakan masuknya polutan pada lingkungan. Agar lebih jelas memahami tentang polutan, simak penjelasan mengenai polutan lebih lanjut dalam artikel satu ini.

Pengertian Polutan

Sumber: Pexels

Polutan adalah zat yang mampu menyebabkan pencemaran lingkungan. Suatu zat dinamakan sebagai polutan jika memiliki kadar berlebihan serta mengganggu keadaan sekitarnya. Zat tersebut kemudian akan mengakibatkan kerugian pada makhluk hidup, salah satunya adalah melalui pencemaran udara.

Dalam buku berjudul The Miracle of Jilbab, Anton menjelaskan bahwa udara pada suatu daerah akan dikatakan tercemar jika memiliki zat asing yang jumlahnya melebihi dari batas yang wajar. Contohnya, apabila dalam keadaan normal, karbondioksida memiliki manfaat bagi tumbuhan, tetapi jika berlebihan, maka akan membuat udara menjadi tidak sehat untuk dihirup.

Contoh lainnya adalah asap kendaraan, asap rokok, asap pabrik atau kebakaran hutan dan lainnya yang ikut memberikan polusi pada kehidupan manusia setiap harinya. Ada pula contoh lain dari zat polutan yang biasanya ditemui ialah CO2, NO2, SO2 dan lainnya.

Untuk dapat meminimalisir keberadaan dari polutan,  manusia harus melakukan upaya pencegahan serta penanganan yang lebih lanjut. Salah satu caranya ialah dengan melakukan reboisasi atau penanaman kembali tumbuhan.

Langkah reboisasi tersebut sangatlah disarankan, dikarenakan tumbuhan mampu menyerap zat polutan, khususnya karbondioksida. Apabila tumbuhan di muka bumi berkurang, maka volume dari karbondioksida di udara bebas pun akan menjadi tidak terkontrol. Hal ini tentu bisa berbahaya bagi keselamatan umat manusia.

Program vegetasi atau pengadaan ruang terbuka hijau juga perlu lebih digalakan pada setiap penjuru kota di Indonesia. Berbagai macam studi bahkan telah menyimpulkan bahwa vegetasi dapat menyerap karbondioksida serta dapat menghasilkan oksigen lebih maksimal.

Pada area dengan vegetasi, suhu udara bisa lebih sejuk bahkan bisa sekitar antara 25,50 hingga 30,00 C. Sementara itu, pada area yang tidak bervegetasi, suhu udara cenderung lebih panas berkisar antara 27,70 hingga 33,10 C. perbedaan tersebut tentunya akan berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup.

Oleh karena itu, vegetasi daerah perlu diperluas dengan cara mengandalkan lahan kosong yang ada di daerah perkotaan. Pembangunan yang tidak diperlukan lebih baik ditunda lebih dahulu. Utamakan vegetasi untuk mencegah pencemaran lingkungan semakin parah setiap harinya.

Jenis-Jenis Polutan

Sumber: Pexels

Polutan adalah zat atau bahan yang ditambahkan ke lingkungan yang tidak diinginkan atau tidak dapat diterima oleh lingkungan tersebut, yang dapat menyebabkan kerusakan atau gangguan pada lingkungan tersebut. Polutan dapat terdiri dari bahan kimia, partikel, atau bahan lainnya yang dapat merusak kualitas udara, air, atau tanah.

Ada beberapa jenis polutan yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan, diantaranya:

1. Polutan Udara

Polutan udara adalah polutan yang terdapat dalam udara seperti asap, debu, gas, dan partikel lainnya yang dapat menyebabkan pencemaran udara. Polutan udara dapat dihasilkan dari aktivitas manusia seperti pabrik, kendaraan bermotor, dan kebakaran hutan, serta aktivitas alam seperti erupsi gunung berapi dan kebakaran hutan.

Pencemaran udara dapat terjadi dikarenakan adanya campuran polutan yang disebabkan oleh tindakan manusia serta memiliki dampak pada ekosistem alam. Pencemaran udara adalah terjadi suatu proses penurunan kualitas udara dikarenakan masuknya beberapa unsur berbahaya seperti Karbon Monoksida atau CO2, Nitrogen Dioksida atau NO2, Sulfur Dioksida atau SO2 dan unsur yang lainnya

Pencemaran udara yang disebabkan oleh polutan juga dapat disebabkan oleh dua faktor, di antaranya adalah alam serta manusia. Faktor alam yang menjadi penyebab dari pencemaran udara diakibatkan oleh adanya aktivitas pada alam, contohnya seperti gunung api yang menghasilkan gas vulkanik dan abu.

Selain itu, kebakaran hutan juga dapat menjadi salah satu faktor alam yang dapat menimbulkan polutan berupa debu, asap serta gas yang pada akhirnya mengotori udara.

Ada pula faktor manusia yang menjadi penyebab polutan udara adalah karena adanya aktivitas pembakaran sampah, sektor industri dan kendaraan bermotor. Ada pula kegiatan manusia lainnya yang akan menghasilkan uap, debu, grit, CO2 dan NO2.

Terdapat beberapa jenis polutan udara yang memenuhi atmosfer bumi dan perlu diwaspadai, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Materi Partikulat (PM)

Mobil dan pabrik yang membakar bahan bakar dapat mengeluarkan limbah yang merusak udara. Ini terutama terjadi saat kebakaran hutan yang terjadi saat kemarau. Udara di sekitar kita akan dipenuhi dengan partikel (PM) dan cairan berbahaya yang mengisi atmosfer kita. Partikel ini terdiri dari komponen seperti nitrat, sulfat, debu, allergen, dan serbuk sari.

Partikel-partikel ini sangat kecil sehingga mudah masuk ke hidung dan paru-paru. Setelah dihirup, partikel ini dapat menyebabkan masalah pada paru-paru dan jantung. Efek jangka pendeknya akan menyebabkan sakit tenggorokan, iritasi mata, dan asma. Sedangkan efek jangka panjangnya dapat menyebabkan masalah seperti penurunan fungsi paru-paru dan masalah kardiovaskular.

b. Sulfur Dioksida (SO2)

Pembakaran bahan bakar fosil dapat mengeluarkan gas berbahaya seperti sulfur dioksida ke atmosfer. Gas ini juga dapat terjadi akibat letusan gunung berapi yang sering terjadi di Indonesia. Sulfur dioksida adalah zat yang tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang.

Sulfur dioksida berkontribusi terhadap polusi lingkungan dengan mengeluarkan partikel ke udara. Jika zat ini tercium, dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, paru-paru, sistem kardiovaskular, dan penyakit pernapasan lainnya. Kamu harus waspada terhadap zat ini agar terhindar dari penyakit seperti penyempitan saluran udara, mengi, sesak dada, dan sesak napas.

c. Karbon monoksida (CO)

Polusi udara yang terjadi karena limbah pabrik dapat mengeluarkan zat karbon monoksida yang sangat berbahaya. Zat ini tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga mudah dihirup. Zat ini dapat menghambat jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh organ dan jaringan tubuh. Selain itu, konsekuensi fatalnya dapat menyebabkan kematian.

Paparan polutan ini dapat menyebabkan beberapa gejala seperti flu, sakit kepala, pusing, disorientasi, mual, hingga kelelahan. Pada orang yang memiliki riwayat jantung, zat ini dapat menyebabkan sakit dada. Selain itu, paparan dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan masalah penglihatan dan berisiko bagi bayi yang belum lahir.

d. Nitrogen Dioksida (NO2)

Nitrogen dioksida adalah polutan yang berbahaya karena ikut membentuk kabut fotokimia yang merusak kesehatan.

Emisi berbahaya dari mobil, industri, bahan bakar fosil, dan kompor yang menggunakan gas dapat mengeluarkan gas nitrogen dioksida (NO2) yang berbahaya. Zat ini mudah ditemukan di jalan raya dan ruangan yang menggunakan gas untuk memasak.

Jika konsentrasi gas yang dihirup terlalu tinggi, akan menyebabkan masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap remeh. Nitrogen dioksida menyebabkan peradangan saluran pernapasan, infeksi seperti influenza dan pneumonia, dan rentan terhadap infeksi paru-paru. Zat ini juga dapat menyebabkan alergi dan asma. Jika jumlahnya terlalu banyak, akan mempengaruhi lapisan ozon dan struktur tanah.

2. Polutan Air

Polutan air merupakan polutan  yang terdapat dalam air seperti bahan kimia, limbah domestik, dan limbah industri yang dapat merusak kualitas air dan menyebabkan kerusakan pada ekosistem air.

Air yang tercemar oleh zat-zat polutan dapat menyebabkan kerusakan serta matinya ekosistem air yang tersusun dari makhluk hidup maupun tumbuhan air. Hal tersebut dapat diidentifikasi dengan cukup mudah dengan melakukan pengamatan mengenai fenomena berkurangnya beberapa spesies binatang air pada habitat aslinya.

Menurut modul Ilmu Pengetahuan Alam: Pencemaran Lingkungan yang ditulis oleh Lina Herlina dan Rangga Bhakty Iskandar (2020: 7), pencemaran air dapat terjadi pada beberapa sumber air.

Sumber air yang dimaksud ialah sungai, mata air, rawa, laut dan danau. Sementara itu, beberapa polutan juga akan menyebabkan terjadinya pencemaran air seperti limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah pertanian.

Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan demi mencegah pencemaran yang terjadi pada air, di antaranya adalah sebagai berikut:

Tidak menggunakan deterjen dengan berlebihan.

Mengurangi penggunaan pupuk pabrik dan beralih menggunakan pupuk organik secara masif.

Menghindari menggunakan racun maupun bahan peledak ketika menangkap ikan.

Menjaga kebocoran instalasi pengeboran minyak serta kapal tanker pada daerah sekitar pantai.

3. Polutan Tanah

Polutan tanah merupakan polutan yang terdapat di dalam tanah seperti bahan kimia, limbah industri, dan limbah domestik yang dapat merusak struktur tanah dan menyebabkan kerusakan pada tanaman dan hewan.

Pencemaran tanah yang diakibatkan oleh polutan terjadi karena adanya limbah rumah tangga, kegiatan pertanian serta pertambangan. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya mikroorganisme di dalam tanah yang tidak dapat mengolah senyawa anorganik terutama limbah.

Dampak dari pencemaran tanah akan menyebabkan beberapa hal seperti timbulnya penyakit-penyakit yang akan berimbas pada kesehatan manusia. Selain itu, polutan tanah juga akan menyebabkan kualitas tanah menjadi layu, mati atau kurang subur.

Ada beberapa upaya serta pencegahan yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat melindungi tanah dari pencemaran, di antaranya adalah penambahan nutrien, melakukan aerasi tanah, melakukan penyiraman tanah sehingga tanah menjadi lebih lembab, monitoring lingkungan serta melakukan bioremediasi.

Polutan tanah dapat dibagi kembali menjadi lima tipe, di antaranya adalah bio polutan, aktivitas pertanian dan perkebunan, polutan radioaktif, limbah urban dan limbang dari buangan industri. Lebih lanjut mengenai kelima tipe polutan tanah, berikut penjelasannya:

a. Bio-polutan

Tipe polutan tanah yang pertama adalah bio polutan yang disebut pula dengan polutan yang berasal dari agen biologi. Agen biologi tersebut pada umumnya memiliki peran sebagai pupuk kompos bagi tanaman yang ada di dalam tanah. Tipe polutan satu ini berasal dari hasil ekskresi burung, jenis hewan lain atau manusia.

b. Aktivitas pertanian dan perkebunan 

Pertanian atau bahkan perkebunan pada umumnya menggunakan beberapa jenis bahan kimia guna menunjang hasil panen. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk kimia, pestisida, zat kapur, herbisida, kompos dan lainnya. Penggunaan bahan kimia secara berlebihan, dapat berpotensi mencemari tanah serta berbahaya bagi kesehatan manusia.

c. Polutan radioaktif

Substansi dari zat radioaktif yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, contohnya seperti uranium, nitrogen, thorium dan lain sebagainya. Zat radioaktif tersebut akan menyumbat tanah serta memberikan efek toksik bagi makhluk hidup yang berada di sekitarnya.

Contoh dari pencemaran radioaktif dapat ditemukan di sekitar prefektur Fukushima, Jepang. Gempa bumi serta tsunami melanda Fukushima di tahun 2011 lalu. Bencana alam tersebut kemudian menyebabkan meledaknya reaktor nuklir pada PLTN Fukushima, sehingga menyebabkan kebocoran air radioaktif. Lalu, zona tersebut kemudian menjadi kawasan tertutup dikarenakan tingkat kontaminasi radiasi nuklir yang cukup tinggi.

d. Limbah urban

Tipe polutan tanah yang keempat adalah polutan yang dihasilkan oleh rumah tangga sebagai hasil dari aktivitas manusia di sekitar perkotaan. Polutan tersebut dapat berupa limbah domestik atau komersial, sampah plastik dan materi buangan yang lainnya.

e. Limbah buangan industri

Industri yang memiliki skala besar, contohnya seperti pertambangan serta pabrik produksi akan menyebabkan kerusakan tanah dalam jangka panjang. Limbah industri dengan skala besar, di antaranya dapat berupa logam seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), nikel (Ni) dan lain sebagainya.

Selain itu ada pula beberapa contoh lain dari pencemaran tanah yang diakibatkan oleh limbah industri. Seperti kasus lumpur lapindo yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo.

Kasus lumpur lapindo adalah polusi tanah yang disebabkan oleh semburan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Semburan lumpur panas tersebut terjadi karena aktivitas pengeboran di sumur eksplorasi milik Lapindo Brantas Inc. Polusi ini menyebabkan dampak yang cukup besar, antara lain:

Lumpur menggenangi 16 desa di 3 kecamatan

Kerusakan area pertanian yang diikuti oleh kerusakan lingkungan

Permukaan tanah ambles di sekitar semburan lumpur

Kerusakan sarana dan prasarana infrastruktur, dll

4. Polutan Cahaya

Jenis polutan yang berikutnya adalah polutan cahaya yaitu produksi cahaya secara berlebihan yang dihasilkan oleh perkotaan besar yang akan mengganggu aktivitas dari hewan nokturnal serta pola migrasi burung.

Cahaya yang terlalu terang akan mengakibatkan gangguan penglihatan pada manusia serta akan berpotensi menyebabkan gangguan pada mata.

5. Polutan Suara

Polutan suara merupakan kebisingan dengan kekuatan yang berada di atas 85 desibel contohnya seperti suara konser musik rock, suara pengeboran tanah, suara sirine, suara mesin pesawat jet, suara speaker ataupun sonar dari angkatan laut.

Polusi suara yang ringan, akan menyebabkan gangguan kecemasan serta perasaan tidak nyaman. Bahkan polusi suara yang cukup tinggi secara terus menerus, akan dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan pendengaran pada manusia.

Itulah penjelasan singkat tentang polutan adalah zat yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Jika Grameds ingin mempelajari lebih lanjut tentang polutan atau materi Biologi lainnya, Grameds bisa mempelajarinya dengan membaca buku.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com menyediakan berbagai macam buku berkualitas dan original untuk Grameds. Jangan ragu untuk beli buku di Gramedia, segera check out bukunya sekarang juga! Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.

Penulis: Khansa

Rujukan:

  • https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-polutan-dan-langkah-langkah-untuk-mencegah-pencemahan-lingkungan-1wsAwFP7v9R/1
  • https://www.ruangguru.com/blog/5-polutan-penyebab-pencemaran-tanah#:~:text=Beberapa%20contoh%20polutan%20antara%20lain,pupuk%2C%20dan%20lain%2Dlain.
  • https://katadata.co.id/intan/berita/615165cdad927/mengenal-polutan-sumber-pencemaran-lingkungan-di-sekitar-kita
  • https://www.idntimes.com/science/discovery/nurul-aulia/polutan-udara-berbahaya-c1c2?page=all

 

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya