Jenis Burung Elang – Burung Elang adalah burung yang menjadi simbol kegagahan. Burung elang adalah satwa karnivora yang mampu terbang dengan tinggi serta menerkam mangsanya dengan cepat. Burung elang merupakan hewan karnivora dan mangsa utamanya adalah mamalia kecil seperti kelinci, tikus, kadal, ayam, ikan maupun burung kecil lainnya.
Burung elang adalah satwa berdarah panas dan memiliki rentang sayap yang cukup lebar serta tubuh yang ditutupi oleh bulu-bulu pelepah. Burung elang berkembang biak dengan cara bertelur dan memiliki ciri telur yaitu cangkang yang cukup keras dan biasanya ditempatkan di tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti lereng gunung atau pohon yang sangat tinggi.
Dari sekian banyak jenis burung elang yang tersebar di seluruh dunia, setidaknya Indonesia memiliki 17 jenis burung elang di seluruh nusantara. Dimulai dari Elang Hitam hingga Elang Jawa, lalu apa karakteristik dan jenis-jenis burung elang? Berikut penjelasannya.
Table of Contents
Jenis-Jenis Burung Elang
1. Elang Hitam
Elang hitam atau Ictinaetus Malayensis merupakan burung elang yang memiliki ukuran sedang sekitar 70 cm. Namun ketika terbang, burung elang hitam ini akan tampak besar karena memiliki rentang sayap yang cukup lebar.
Elang hitam adalah jenis burung elang yang memiliki daya survival cukup tinggi dan tersebar di berbagai wilayah dengan ketinggian 300 hingga 2000 mdpl. Ciri khas dari burung elang hitam adalah sayapnya yang menjari, kokoh dan lebar. Bulu-bulu tubuhnya berwarna hitam pekat, kecuali pada bagian ekor yang sedikit kecoklatan serta tumbuh dengan panjang.
Ciri lain dari burung elang hitam adalah ukuran dari jari kelingking yang pendek serta terlihat tidak proporsional. Burung elang hitam cenderung lebih aktif pada pagi hari dibandingkan pada siang hari. Burung ini memiliki pola terbang yaitu soaring atau gliding dan sesekali akan mengeluarkan suara seperti elang ular bido.
Ketika sedang mencari mangsanya, elang hitam akan terbang rendah di atas tajuk-tajuk pohon untuk membidik tikus, tupai, kadal, ayam maupun hewan kecil lainnya.
Elang hitam merupakan puncak dari rantai makanan dalam ekosistemnya. Meskipun populasinya cenderung cukup banyak, tetapi penyebarannya terbatas pada kawasan hutan saja. Elang hitam adalah salah satu satwa yang dilindungi oleh undang-undang serta berstatus berisiko rendah atau least concern untuk menghadapi kepunahan.
2. Elang Brontok
Elang brontok merupakan jenis elang kedua yang ada di Indonesia. Elang ini memiliki nama ilmiah Spizaetus cirrhatus yaitu elang yang memiliki ukuran sedang sekitar 60 cm dan secara morfologi terlihat mirip seperti elang jawa.
Keunikan dari elang brontok ialah ia memiliki dua fase yaitu fase gelap dan fase terang. Selain itu, burung elang brontok juga terbagi menjadi beberapa variasi bentuk dan ras. Contohnya seperti elang brontok yang memiliki jambul di kepalanya dan elang brontok tanpa jambul.
Elang brontok emiliki bentuk sayap yang sedikit bulat dan menekuk sedikit ke atas seperti elang jawa. Namun, perbedaan bentuk sayap keduanya ada pada ukuran ekor yang lebih pendek serta dua titik terang pada bagian sayap dan garis vertikal di bagian dada ketika fase terang.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Fase terang dari elang brontok ditandai oleh bagian bawah tubuh. Pada fase terang, corak vertikal akan terlihat seperti corak pada elang hitam muda serta elang jawa, lalu pada bagian atas akan terlihat berwarna coklat.
Sementara itu, fase peralihan dari elang brontok ditandai dengan munculnya warna bulu keabu-abuan pada tubuh bagian bawahnya serta tubuh bagian atas yang tetap memiliki warna coklat. Sedangkan fase peralihan bulu elang brontok akan berubah warna menjadi hitam pekat ketika seperti elang hitam dewasa, tetapi tanpa adanya warna kuning pada bagian paruh.
Elang brontok sangat jarang mengeluarkan suara. Burung elang satu ini termasuk burung elang yang pendiam ketika terbang. Mangsa utamanya adalah tupai, tikus, kadal, bajing dan hewan-hewan darat berukuran kecil lainnya.
Populasi dari elang brontok saat ini dilindungi oleh undang-undang. Sementara itu, menurut IUCN, status dari elang brontok berada dalam risiko rendah atau least concern. Elang brontok di Indonesia dapat ditemui di wilayah Kalimantan, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Bali.
3. Elang Jawa
Elang jawa atau Nisaetus bartelsi merupakan burung elang yang memiliki ukuran sedang. Populasi dari elang jawa saat ini sangatlah langka. Elang endemik jawa ini identik dengan lambang negara Republik Indonesia yaitu burung Garuda. Elang jawa biasanya hidup di kawasan hutan primer serta sekunder dengan ketinggian sekitar 300 mdpl.
Bentuk sayap dari burung elang jawa adalah membulat serta menekuk sedikit ke arah atas ketika sedang melakukan soaring. Ukuran kepalanya tidak terlalu kecil, sehingga terlihat cukup proporsional. Ekor dari burung elang jawa biasanya lebih panjang dibandingkan elang brontok.
Pada bagian kepalanya, elang jawa memiliki jambul yang khas dan menjadi ciri utama dari elang ini. Tubuh dari elang jawa didominasi oleh warna coklat merah dengan warna putih pada bagian dadanya. Kemudian, ada sedikit corak coretan yang melintang pada burung dewasa elang jawa dan berwarna coklat polos ketika elang jawa masih muda.
Elang jawa memiliki kebiasaan terbang berupa terbang secara soaring atau gliding di atas pohon ketika ia sedang berburu mangsanya. Elang jawa biasanya cukup pendiam dan jarang bersuara. Akan tetapi ia akan tampak anggun ketika sedang terbang.
Mangsa utama dari elang jawa adalah tikus, kada, kelinci, tupai, ayam hutan dan hewan kecil lainnya. Burung elang jawa telah menjadi maskot satwa langka di Indonesia sejak tahun 1992 dan saat ini memiliki status terancam punah atau endangered oleh IUCN. Selain itu, keberadaan dari elang jawa juga dilindungi oleh undang-undang.
4. Elang Ular Bido
Jenis elang yang berada di Indonesia selanjutnya adalah elang ular bido atau Spilornis cheela. Elang ular bido merupakan burung elang yang memiliki ukuran sedang sekitar 50 cm hingga 60 cm.
Berbeda dengan elang jawa dan brontok yang pendiam, elang ular bido memiliki kebiasaan untuk mengeluarkan suara yang berisik. Selain itu, elang ini juga sangat adaptaif, sehingga ia dapat dijumpai di berbagai macam habitat, mulai dari hutan primer maupun hutan sekunder, hutan pantai, perkebunan, sabana atau daerah yang dekat dengan pemukiman manusia.
Sayap dari elang ular bido berbentuk membusur seperti huruf C, sayapnya juga terlihat sedikit membulat dan memiliki garis tebal berwarna putih pada bagian tepi sayapnya. Ekornya memiliki ukuran pendek dan sesekali akan mengipas.
Pada bagian area mata elang ular bido tidak ditumbuhi oleh bulu. Sementara itu, pada bagian tubuhnya didominasi oleh bulu dengan warna coklat tua atau bahkan hitam dan ada motif seperti totol-totol putih pada bagian dada maupun perut.
Seperti elang jawa, elang ular bido juga memiliki kebiasaan terbang berupa gliding dan soaring. Elang ini memiliki kebiasaan gerilya di antara tajuk ketika sedang berburu mangsanya.
Karena cukup berisik, maka elang ular bido juga sering mengeluarkan suara ribu seperti siulan. Mangsa utama dari burung elang ini adalah ulat, tikus, kelinci, bajing, kadal dan lainnya. Area sebaran dari elang bido ular cukup luas dan hampir ditemui di seluruh wilayah Asia, mulai dari India, Sri Lanka, Nepal, China, Sunda Besar, Semenanjung Malaya hingga Filipina.
5. Elang Ular Jari Pendek
Circaetus gallicus atau elang ular jari pendek merupakan burung besar dengan ukuran kurang lebih 65 cm. Tubuhnya cukup kekar dan diselimuti oleh bulu-bulu pucat. Burung ular jari pendek ini cukup jarang terlihat dan disebut sebagai burung pengunjung musim dingin yang langka oleh McKinnon dalam buku Panduan Lapangan: Burung di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.
Burung elang satu ini adalah burung elang asli asal Indonesia yang paling sering terlihat di TN Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Lebih luas lagi, burung ular jari pendek juga tersebar di Iran, China, India, Mongolia, Jawa, Sumatera dan Bali.
Ciri khas dari elang ular jari pendek ialah memiliki tubuh yang kekar dengan bulu pada bagian atas berwarna coklat sedikit abu serta bagian bawah berwarna putih dengan sedikit coretan berwarna gelap. Pada bagian tenggorokan dan dadanya, burung ini memiliki bulu berwarna coklat. Kemudian, di bagian perut ada motif garis-garis melintang yang samar dan ada empat garis yang sama pada bagian ekor.
Ketika berumur remaja, warna bulu dari elang ular jari pendek sedikit lebih pucat dibandingkan ketika sudah dewasa. Ketika terbang, sayapnya akan mengembang serta lebar dan panjang dengan garis mencolok di bagian penutup sayapnya.
Mata elang ular jari pendek memiliki iris kuning, sementara paruhnya berwarna hitam keabuan dengan kaki berwarna kuning kehijauan. Satwa satu ini menghuni pinggiran hutan serta semak-semak sekunder.
Kebiasaan terbang dari burung elang satu ini adalah meluncur dan melingkar dengan membentangkan sayapnya lurus serta datar. Selain itu, elang ini juga memiliki kebiasaan terbang melayang seperti burung alap-alap.
6. Elang Gunung
Jenis burung elang selanjutnya yang ada di Indonesia adalah Nisaetus alboniger atau elang gunung. Elang gunung merupakan burung pemangsa yang memiliki ukuran badan cukup besar. Ukuran tubuhnya diperkirakan mencapai 50 cm hingga 58 cm, sementara itu rentang sayapnya berukuran 100 cm hingga 115 cm dengan berat tubuh sekitar 830 gr.
Sebaran elang gunung meliputi semenanjung Malaysia dan Indonesia. Secara morfologi, elang gunung memiliki jambul panjang di bagian kepalanya dengan ekor bergaris, dada dengan corak coretan, perut dengan corak garis melintang yang rapat dan warna gelap seperti warna hitam.
Ketika usia remaja, elang gunung memiliki tubuh bagian atas yang berwarna coklat dan bersisik kuning tua, kepala dengan bulu berwarna pusat, tubuh bagian bawah dengan warna kuning tua dan garis-garis coklat serta ekor yang bergaris.
Ciri khas lain dari elang gunung adalah memiliki iris mata berwarna kuning, paruh berwarna abu-abu dan kaki kuning. Elang ini memiliki kebiasaan berupa mengeluarkan suara siulan yang nyaring seperti elang jawa.
Habitat dari elang gunung berada di sekitar hutan primer, hutan tebangan dengan perbukitan dan pegunungan yang tingginya mencapai 200 hingga 1.200 mdpl. Mangsa utama dari elang gunung ialah ayam, burung, kadal serta mamalia kecil lainnya.
7. Elang Sulawesi
Nisaetus lanceolatus merupakan elang sulawesi yang termasuk dalam burung pemangsa endemik Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, seperti Lembeh, Bangka, Muna, Kepulauan Banggai, Butung dan Kepulauan Sula.
Habitat dari elang sulawesi adalah area hutan hujan dan mangsa utamanya adalah kadal, tikus dan burung-burung kecil lainnya. Ukuran tubuh dari elang sulawesi ini cukup besar yaitu sekitar 64 cm.
Elang sulawesi yang telah dewasa memiliki warna bulu coklat karat dengan garis yang jelas pada bagian kepala serta dada. Sementara sayapnya berwarna coklat gelap dan warna putih dan garis-garis hitam di bagian bawah. Sementara elang sulawesi yang muda memiliki kepala berwarna putih.
Populasi dari elang sulawesi ini diperkirakan hanya tersisa 5000 hingga 10000 individu saja dan masuk dalam kategori satwa yang terancam punah oleh IUCN dan oleh CITES masuk dalam kategori Appendix II. selain itu, burung raptor ini juga termasuk sebagai satwa dilindungi oleh undang-undang.
8. Elang Wallace
Elang dengan nama latin Nisaetus nanus atau elang wallace merupakan elang yang hidup di hutan yang berada di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Sebenarnya, elang wallace juga dapat ditemui di daerah lain selain di Indonesia seperti di Malaysia dan Thailand.
Elang wallace memiliki ukuran tubuh sedang berkisar 43 cm hingga 58 cm dengan berat di antara 500 gr hingga 610 gr. Sebaran elang wallace hampir berada di seluruh Kalimantan, Sumatera, Nias dan Bangka.
Selain itu, elang wallace juga hidup di daerah Brunei Darussalam, Serawak, Sabah, Semenanjung Malaya termasuk di daerah selatan Myanmar dan Thailand.
Biasanya, elang wallace sulit dijumpai di daerah dataran rendah, dikarenakan elang ini biasanya tinggal di kawasan dengan ketinggian sekitar 1000 mdpl meliputi hutan pinus, rawa maupun perkebunan.
Mangsa utama dari elang wallace ialah kadal, burung dan kelelawar. Elang ini memiliki kebiasaan ketika berburu mangsanya yaitu dengan terbang secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Gerakan khas dari elang ini adalah seperti terkejut serta terkesan buru-buru sebelum terbang ke pohon-pohon lainnya.
9. Elang Flores
Spizaetus floris atau elang flores adalah raptor pemangsa endemik Indonesia. Sebelumnya, elang flores adalah burung elang yang disamakan dengan elang brontok. Akan tetapi dikarenakan ada beberapa perbedaan morfologis yang cukup signifikan, maka keduanya pun akhirnya dipisahkan.
Elang flores adalah burung elang yang termasuk dalam burung dengan ukuran besar, tubuhnya bisa berukuran 60 cm hingga 79 cm. Kepalanya diselimuti oleh bulu putih dan terkadang memiliki garis coklat pada bagian mahkotanya.
Tubuh atasnya berwarna coklat kehitaman, sementara dada dan perutnya berwarna putih dengan palang coklat kemerahan yang tipis. Ekornya berwarna coklat dengan memiliki enam garis cukup gelap dan kaki putih.
Daerah persebaran elang flores meliputi pulau Flores, Sumbawa, Lombok dan sekitarnya. Habitatnya adalah di hutan sub montana, lereng bukit maupun kaki gunung dan hutan pegunungan dengan ketinggian 1.600 mdpl.
Populasi dari elang ini kurang dari 100 pasang berdasarkan estimasi sejauh 40 km persegi.
Itulah beberapa jenis burung elang yang ada di Indonesia, apabila Grameds ingin mengetahui informasi lain tentang burung elang atau jenis-jenis burung lainnya, tentang flora maupun fauna, maka Grameds bisa memperoleh informasinya dengan membaca buku.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia menyediakan buku-buku tentang flora dan fauna untuk Grameds. Jika kamu ingin mencari buku-buku tentang fauna, maka bisa menemukannya di gramedia.com. Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
Penulis: Khansa
BACA JUGA:
- Yuk Kenali Jenis-Jenis Burung yang Hidup di Indonesia
- Mengenal Fakta dan Nama-Nama Burung di Indonesia
- 14 Jenis Burung Hantu dan Ciri-Ciri Lengkapnya
- Cara Merawat Burung Lovebird di Rumah & Cepat Gacor
- 20 Jenis-Jenis Lovebird dan Harga Lovebird
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien