Environment Geografi IPA

Pengertian Reboisasi: Manfaat dan Persiapan Gerakan Reboisasi

Written by Rahma R

Pengertian Reboisasi – Grameds pasti sudah tahu bahwa planet bumi kita ini tengah mengalami pemanasan global atau global warming. Akibatnya, banyak wilayah yang harus menghadapi adanya kekeringan, krisis air bersih, kebakaran hutan, hingga meningkatnya suhu air laut.

Hal tersebut tentu saja secara tidak langsung berpengaruh pada kondisi bumi di masa depan kelak, apakah akan baik-baik saja atau justru keadaan-keadaan tersebut menjadi lebih parah…

Salah satu upaya yang dinilai efektif untuk mengatasi adanya pemanasan global ini adalah dengan gerakan reboisasi. Gerakan reboisasi ini telah banyak dilakukan oleh sekelompok orang yang memperhatikan akan kelangsungan planet bumi.

Bahkan saat ini, telah banyak program edukasi yang mengajak masyarakat terutama anak-anak untuk terbiasa melakukan gerakan reboisasi demi menjaga planet bumi supaya tetap sehat dan tidak rusak.

Lalu, apa sih sebenarnya reboisasi itu? Apakah gerakan reboisasi sama dengan gerakan penghijauan? Apa saja persiapan yang harus dilakukan untuk melaksanakan gerakan reboisasi ini? Bagaimana sebuah gerakan reboisasi dapat menghambat terjadinya bencana alam?

Nah, supaya Grameds tidak kebingungan terhadap hal-hal tersebut, yuk simak penjelasan mengenai reboisasi berikut!

Pengertian Reboisasi

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), reboisasi memiliki arti yakni penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul).

Berdasarkan dari pengertian tersebut, dapat ditegaskan kembali bahwa reboisasi merupakan upaya penghijauan kembali wilayah hutan yang telah gundul akibat penebangan pohon-pohon supaya tetap menjadi alam yang hijau dan dapat berfungsi sebagaimana fungsinya.

Reboisasi ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Kehutanan pasal 41, yang menjadikan gerakan reboisasi ini sebagai upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Dalam pasal tersebut, menentukan bahwa:

“Rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan melalui kegiatan:

  1. Reboisasi,
  2. Penghijauan,
  3. Pemeliharaan,
  4. Pengayaan tanaman, atau Penerapan teknis konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak produktif.”

Selain itu, pengertian reboisasi juga telah dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 mengenai Dana Reboisasi, pada pasal 1 ayat 4, yang berbunyi sebagai berikut,

“Reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon hutan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang, atau semak belukar untuk mengembalikan fungsi hutan.”

Dalam pengertian-pengertian tersebut, selalu menyinggung akan adanya tujuan reboisasi yakni ‘untuk mengembalikan fungsi hutan’. Nah, apa sih fungsi hutan itu? Apa sajafungsi yang harus dikembalikan dalam hutan tersebut?

Fungsi hutan yang harus dikembalikan adalah sebagai penyimpan cadangan air, pelindun manusia, dan tempat habitat para satwa. Apabila fungsi-fungsi tersebut dapat dikembalikan seperti semula, maka peradaban manusia tidak akan khawatir akan adanya persediaan air dan udara, bahkan bencana alam pun dapat dicegah melalui gerakan reboisasi ini.

Beli Buku di Gramedia

Perbedaan Gerakan Reboisasi dengan Gerakan Penghijauan

Gerakan Reboisasi Gerakan Penghijauan
Dilakukan di hutan yang sudah gundul dan dilaksanakan secara besar-besaran. Dilakukan di lahan yang belum banyak ditumbuhi pepohonan, misalnya pinggir jalan, taman kota, dan lain-lain.

Persamaan Gerakan Reboisasi dengan Gerakan Penghijauan

Persamaan dari dua gerakan tersebut adalah sama-sama menjadi aktivitas menanam pohon di suatu tempat guna kelangsungan lingkungan yang lebih sehat. Selain itu, jenis pohon yang ditanam biasanya adalah pohon-pohon yang mempunyai beragam fungsi, yakni sebagai penyimpan air pada akarnya, mempunyai kayu yang serbaguna, dan berbuah lebat.

Contoh pohon yang sering ditanam pada gerakan reboisasi adalah pohon bakau, pohon akasia, pohon jati, dan lain-lain.

Manfaat Gerakan Reboisasi

Tujuan dari adanya gerakan reboisasi ini adalah supaya lingkungan bumi menjadi lebih baik demi kelangsungan hidup manusia. Nah, berikut adalah manfaat positif yang didapatkan dari adanya gerakan reboisasi, yakni,

  1. Melestarikan kesuburan tanah supaya dapat dijadikan sebagai lahan pertanian.
  2. Mengurangi efek dari pencemaran udara yang berasal dari asap pabrik, asap kendaraan, asap pembakaran sampah, dan lain-lain.
  3. Mencegah terjadinya erosi tanah akibat angin dan air hujan yang terjadi secara berturut-turut.
  4. Melestarikan sumber daya alam yang telah terdapat di dalam hutan tersebut.
  5. Menjaga struktur tanah supaya tidak rusak.
  6. Membuat udara di sekitar menjadi lebih bersih dan sehat.
  7. Membuat tanah menjadi tetap kokoh sehingga risiko terjadinya tanah longsor dapat dihindari.
  8. Menjaga keanekaragaman satwa yang terdapat di dalam hutan tersebut.
  9. Menjaga kualitas air karena akar pohon akan menyaring air tanah menjadi lebih bersih.
  10. Mengontrol iklim.
  11. Mengurangi terjadinya dampak dari hujan asam.
  12. Mengurangi debu dan polusi udara.
  13. Mencegah terjadinya efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah sebuah peristiwa dimana gas-gas polusi udara berkumpul di atmosfer bumi sehingga sinar matahari sulit masuk ke bumi. Peristiwa tersebut diakibatkan oleh adanya gas-gas polusi udara, misalnya karbon dioksida, karbon monoksida, dan gas lainnya.
  14. Memperindah pemandangan hutan.

Beli Buku di Gramedia

Persiapan Gerakan Reboisasi

Kamu tentu saja dapat mengikuti gerakan reboisasi yang telah diselenggarakan oleh komunitas yang ada di sekitarmu. Namun, kamu juga bisa kok menyelenggarakannya sendiri. Ada baiknya ketika melakukan gerakan reboisasi adalah pada musim hujan, yakni pada bulan Desember sampai Februari.

Nah, sebelum melakukan gerakan reboisasi, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut,

  • Lokasi gerakan reboisasi
  • Luas area penanaman
  • Rencana kegiatan dan biaya
  • Jumlah bibit pohon
  • Peta lokasi gerakan reboisasi

Setelah kamu dan kelompokmu selesai mempersiapkan hal-hal tersebut, kamu dapat mempersiapkan lapangan dengan memperhatikan beberapa persiapan seperti berikut,

  • Menyiapkan dokumen yang berisikan jenis tanaman yang akan digunakan untuk lokasi penanaman reboisasi.
  • Menyusun struktur organisasi pelaksana, yakni pemimpin pelaksana, pengawas pelaksanaan, dan tenaga kerja (anggota).
  • Mempersiapkan area reboisasi dari konflik supaya gerakan reboisasi dengan lancar. Konflik tersebut bisa saja terjadi dari penduduk atau pekerja yang ada di area hutan tersebut.
  • Mempersiapkan bahan-bahan penunjang, yakni: gubuk kerja, papan nama, kompas, GPS, sekop, sarung tangan, dan lain-lain.
  • Menentukan letak tanaman dengan kayu yang ditancapkan.
  • Siap menanam pohon.

Perlu kamu ketahui, bahwa ketika menanam pohon dalam gerakan reboisasi ini juga harus memperhatikan beberapa hal, yakni:

  • Bibit pohon harus mudah dilepas dari polybag.
  • Polybag harus dilepas secara hati-hati supaya tidak merusak sistem akar pohon.
  • Kondisi lubang tanaman yang telah digali harus dalam keadaan yang baik dan tidak tergenang oleh air.
  • Kondisi bibit harus dalam keadaan sehat dan memenuhi standar untuk ditanam/
  • Lubang tanaman harus ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk.

Beli Buku di Gramedia

Gerakan Reboisasi Untuk Mencegah Terjadinya Bencana Alam

Gerakan reboisasi tentu saja dapat mencegah terjadinya bencana alam, yakni tanah longsor dan banjir. Dua bencana alam tersebut dinilai mampu memberikan dampak negatif kepada masyarakat dan menyebabkan kerugian yang besar.

Meskipun begitu, tanah longsor dan banjir ternyata dapat dicegah dengan adanya gerakan reboisasi. Hal tersebut karena tanah longsor dan banjir terjadi akibat tidak adanya pohon-pohon yang kuat untuk menahan serta menampung derasnya air hujan yang turun.

Pada bencana alam banjir yang dapat terjadi tidak hanya karena membuang sampah sembarangan, tetapi juga karena tidak adanya wilayah resapan air hujan. Grameds pasti tahu bahwa akar pohon itu berfungsi untuk menyerap air hujan. Nah, jika pohon dan akarnya saja tidak ada, bagaimana air hujan tersebut akan diserap? Maka dari itu, menyebabkan air hujan tersebut mengalir menuju wilayah pemukiman.

Sama halnya dengan bencana alam banjir, tanah longsor juga terjadi akibat tidak adanya pohon-pohon yang menahan dan menopang derasnya air hujan. Musim kering yang panjang juga dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor karena permukaan tanah mengalami penguapan dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan tanah tersebut menjadi ambles dan longsor.

Baik gerakan reboisasi maupun gerakan penghijauan itu sama-sama memiliki tujuan yang baik. Maka dari itu, terdapat banyak program edukasi mengenai gerakan reboisasi ini, misalnya adalah reboisasi edukasi “ABIMANTRANA ABHIPRAYA” yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Peternakan Fakultas Pertanian dari Universitas Jember ini.

Program reboisasi edukasi tersebut dilakukan di SD Negeri Pakuwesi 2 Jember dalam rangka menanamkan kepedulian anak sejak dini untuk menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, program reboisasi edukasi ini juga bertujuan untuk mendekatkan antara mahasiswa dengan masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan.

Beli Buku di Gramedia

Nah, itulah pengertian, perbedaan, persamaan, manfaat, persiapan dari gerakan reboisasi. Selain itu, gerakan reboisasi juga dinilai dapat mencegah terjadinya bencana alam yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Sebagai generasi masa depan, alangkah baiknya apabila kita turut serta berpartisipasi dalam gerakan reboisasi ini supaya planet bumi menjadi lebih “sehat” untuk tahun-tahun kedepannya. Jika bukan kita, lalu siapa lagi….

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber:

https://dlh.bulelengkab.go.id/

Beranda

Frontpage

JERABU, A. (2010). PERLINDUNGAN HUKUM ATAS TANAH HAK ULAYAT TERHADAP KEGIATAN REBOISASI Di DESA ULU WAE, KECAMATAN POCO RANAKA KABUPATEN MANGGARAI NTT (Doctoral dissertation, UAJY).

About the author

Rahma R

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sudah dipelajari oleh banyak orang. Saya juga senang dengan bahasa Inggris, sehingga ketika menulis dengan tema materi bahasa Inggris sangat senang.