Desain

Macam-macam Warna Primer dan Maknanya dalam Kehidupan

Written by A Andrew

Macam Warna Primer – Kehidupan akan lebih menyenangkan jika memiliki warna. Warna kehidupan dapat berupa kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Melalui warna-warna yang dilihat ataupun pada warna pakaian yang dikenakan.

Warna-warna yang sering kita lihat atau kenakan memberikan dampak bagi tubuh. Ia juga dapat menggambarkan kepribadian kita. Warna hitam pada pakaian memberikan kesan elegan dan dapat mengelabuhi orang lain mengenai bentuk tubuh. Seseorang yang mengenakan pakaian warna hitam tidak akan terlihat terlalu kurus ataupun gemuk.

Begitu juga warna-warna cerah memberikan efek ceria dan meriah bagi siapapun yang melihatnya. Warna-warna cerah dapat menyalurkan kebehagiaan dari satu orang ke orang lain. Hanya dengan melihatnya.

Ragam warna yang Grameds lihat tidak semata-mata muncul begitu saja. Mereka tercipta karena adanya percampuran warna-warna primer. Lalu, sebenarnya maksud warna primer itu apa? Yuk, Grameds bisa menyimak penjelasan berikut ini.

Pengertian Warna

Menurut Prawira, warna adalah salah satu unsur keindahan dalam seni dan desain selain unsur-unsur visual lainnya. Adapun, Sanyoto merumuskan warna secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan.

Nugraha mendefinisikan warna sebagai kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenalnya. Adapun, Laksono merumuskan warna sebagai bagian dari cahaya yang diteruskan atau dipantulkan.

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur penting dari pengertian warna, yakni benda, unsur cahaya, dan mata. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi warna sebagai benda yang memantulkan unsur-unsur cahaya dan diinterpretasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut.

Menurut Santoyo, warna dikelompokkan menjadi dua golongan, yakni warna additive dan subtractive. Warna additive sendiri merupakan warna yang asalnya dari cahaya, biasanya disebut dengan spektrum. Adapun warna subtractive merupakan warna yang asalnya dari bahan, biasanya disebut dengan pigmen.

Nugraha menjelaskan lebih lanjut mengenai warna yang dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yakni dari kaidah ilmu fisika dan kaidah ilmu bahan. Pendapat tersebut diperkuat dengan temuan Newton yang mengungkapkan bahwa warna merupakan suatu fenomena alam beru[a cahaya yang mengandung warna spektrum atau pelangi dan pigmen.

Pada 1831, Brewster mengelompokkan warna yang ada di alam. Menurutnya, warna dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Warna-warna ini disusun dalam lingkaran warna “Brewster”.

Grameds dapat menyimak lingkaran warna yang dikelompokkan oleh Brewster pada gambar berikut ini.

Pengertian Warna Primer

Warna primer merupakan warna dasar yang tidak tercipta dari percampuran warna-warna lain. Menurut teori Brewster, warna primer merupakan warna-warna dasar. Tidak dapat dibentuk dengan percampuran. Adapun, warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer.

Nugraha menjelaskan lebih lanjut mengenai warna primer. Menurutnya, pada mulanya, manusia menduga bahwa warna primer tersusun dari merah, hijau, dan kuning. Namun, berdasarkan risetnya, warna primer terdiri dari merah (seperti darah), biru (seperti langit atau laut), dan kuning (seperti kuning telur).

Namun secara teknis, warna merah, kuning, dan biru bukan warna pigmen primer. Warna pigmen primer terdiri dari kuning, magenta, dan cyan. Oleh sebab itu, kurang akurat jika menyebutkan merah, kuning, dan biru sebagai warna pigmen primer.

Menyebut merah dengan magenta menjadi cara yang kurang akurat. Begitu pula dengan menyebut warna biru menggunakan cyan.

Buku Pertamaku: Warna

Makna Tiga Warna Primer

Warna-warna primer memiliki makna dalam kehidupan sehari-hari. Berikut makna-makna yang terkandung dalam tiga warna primer.

1. Merah

Warna merah seringkali dihubungkan dengan warna api, peperangan, kekerasan, gairah, ataupun cinta. Seseorang yang melihat warna merah akan memiliki dampak fisik beru[a peningkatan tekanan daran, tingkat metabolisme tubuh, serta pernapasan.

Di Tiongkok, warna merah diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan. Selain itu, warna merah juga dapat digunakan sebagai warna yang dapat menarik keberuntungan. Hal ini dapat dilihat dari budaya-budaya timur yang cenderung menggunakan warna merah pada gaun pengantin wanita di hari pernihakan.

2. Biru

Sering kali, warna biru dikaitkan dengan simbol kesedihan. Ia juga menggambarkan mengenai sifat ketenangan serta tanggung jawab. Biru juga dapat dihubungkan dengan pesan perdamaian serta spiritual atau agama yang ada dalam berbagai budaya.

Warna biru juga cocok digunakan dalam desain. Hal ini dikarenakan, warna biru memberikan makna santai serta menenangkan. Adapun, warna biru cerah dapat memberikan energi serta rasa menyegarkan. Sedangkan, warna biru tua banyak digunakan untuk pembuatan website ataupun pada desai perusahaan untuk emnggambarkan kekuatan serta keandalan.

3. Kuning

Warna kuning erat kaitannya dengan ketenangan, energi, serta terang. Tidak jarang, warna ini sering dikaitkan dengan simbol kebahagiaan serta sinar matahari.

Ia juga dapat dimaknai sebagai harapan. Hal ini dapat dilihat melalui beberapa negara yang menerapkan atau menggunakan pita kuning pada orang-orang yang sedang berperang.

Warna kuning juga dapat dijadikan sebagai tanda bahaya meskipun tidak sekuat warna merah. Setiap negara memiliki pemaknaan warna kuning yang berbeda. Seperti di Mesir, warna kuning dimaknai sebagai duka cita atau berkabung. Sedangkan, di Jepang, warna kuning dimaknai sebagai warna yang menunjukkan keberanian.

Landasan Biologis Pembentukan Warna Primer

Warna primer terbentuk karena adanya respon fisiologis mata manusia terhadap cahaya. Cahaya sendiri merupakan spektrum yang berkesinambungan dari panjang gelombang, artinya terdapat jumlah warna yang tak terhingga.

Namun, normalnya hanya memiliki tiga jenis reseptor atau alat penerima yang disebut dengan sel kerucut (berada di retina). Sel kerucut memberikan respon panjang gelombang cahaya tertentu. Spesies yang memiliki tiga macam reseptor termasuk manusia disebut dengan makhluk trichormat.

Adapun makhluk dengan empat reseptor warna yang dapat melihat empat warna primer disebut dengan tertrachromat. Manusia sendiri hanya dapat melihat sampai dengan 400 nanometer. Sedangkan, makhluk tetrachromat mampu melihat warna ultraviolet sampai dengan 300 nanometer.

Keberadaan waran primer keempat kemungkinan bertempat di panjang gelombang yang lebih rendah. Warna magenta spektral murni kemungkinan lebih dari sekedar warna campuran merah dan biru. Makhluk tertrachormat sendiri terdiri dari beberapa jenis burung dan binatang marsupial (hewan berkantung).

Jenis Warna Primer

Warna-warna primer memiliki makna dalam kehidupan sehari-hari. Berikut makna-makna yang terkandung dalam tiga warna primer.

1. Warna Primer Aditif

Warna primer aditif berasal dari warna primer cahaya. Sistem warna aditif diterapkan dengan menggabungkan pancaran cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan alat atau media. Salah satunya yang paling banyak digunakan adalah televisi.

Warna primer aditif terdiri dari merah, hijau, dan biru. Ketika warna cahaya merah dan hijau dicampurkan maka akan menghasilkan nuansa warna kuning atau oranye. Campuran biru dan hijau menghasilkan nuansa cyan. Adapun, campuran merah dan biru menghasilkan nuansa magenta dan ungu.

Nuansa warna kelabu dihasilkan dari campuran warna aditif primer dengan proporsi yang seimbang. Ketika tiga warna primer aditif disaturasikan penuh maka akan menghasilkan warna putih. Ruang warna atau model warna yang dihasilkan disebut dengan red, green, blue (RGB).

RGB biasanya digunakan dalam seni rupa (seni lukis). Ruang warna RGB membentuk triad warna primer dalam sebuah lingkaran warna strandar. Sekaligus memberntuk warna sekunder yang terdiri dari violet, oranye/jingga, dan hijau. Triad warna tersebut tersusun secara ekuidistan (berjarak sama) dalam sebuah lingkaran warna.

2. Warna Primer Subtraktif

Warna primer subtraktif terbentuk dari warna primer pantulan cahaya. Metode campuran warna subtraktif digunakan oleh media dengan cara memantulkan vahaya untuk menghasilkan warna. RGB juga menjadi bagian dari warna primer subtraktif, tetapi todak digunakan dalam industri percetakan.

Adapun dalam industri percetakan menerapkan warna primer subtraktif (magenta, kuning, dan cyan) dengan ukuran yang bervariasi. Campuran warna kuning dan cyan menghasilkan nuansa warna hijau. Campuran kuning dengan magenta menghasilkan nuansa warna merah. Campuran magenta dan cyan menghasilkan nuansa warna biru.

Nuansa warna kelabu berdasarkan teori dihasilkan melalui campuran tiga pigmen warna ini. Warna hitam akan muncul ketika ketiga warna ini disaturasikan secara penuh. Namun, dalam praktiknya malah menghasilkan warna kotor kecoklatan.

Oleh sebab itu, sering kali digunakan warna keempat, yakni hitam sebagai tambahan dari cyan, magenta, dan kuning. Ruang warna yang diciptakan disebut dengan cyan, magenta, yellow, black (CMYK). Penyebutan “K” untuk key yang diambil dari istilah key plate berupa warna hitam. Warna tersebut digunakan dalam percetakan berupa plat cetak yang menciptakan detail artistik pada gambar.

Sejarah Penemuan Warna

Pada 1660, percobaan warna dilakukan oleh Isaac Newton dengan prisma kaca. Ia berasumsi bahwa cahaya putih tersusun atas warna pelangi (warna spektrum). Kemudian, pada 1790, Hermann von Helmholzt dan James Clerk Maxwell mendasarkan warna pada cahaya matahari yang dihubungkan dengan hukum-hukum fisika.

Pada 1810, Juhan Wolfgang von Goethe menggolongkan warna menjadi dua kelompok warna utama, yakni kuning (berhubungan dengan kecerahan) dan biru (berhubungan dengan kegelapan). Riset mengenai warna terus berlanjut. Sampai pada 1824, Michel Eugene Cvevreul mencentuskan teori warna pada textile the law of simultaneous contrast of colour.

Pada 1831, Sir David Brewster merumuskan teori warna, yakni pengelompokkan warna di alam menjadi 4, yakni primer, sekunder, tersier, dan netral. Dalam lingkaran warna Brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.

Pada 1879, Ogden Rood mengembangkan teori lingkaran warna berdasarkan warna merah, hijau, biru, dan di tengahnya terdapat warna putih. Teori-teori warna terus muncul. Salah satunya dicetuskan oleh Albert H. Munsel pada 1898. Teori-teori warnanya diterbitkan dalam a colour notation 1965.

Albert H. Munsel juga menggunakan rintisan warna yang dikemukakan oleh ahli fisika berupa lingkaran warna tiga dimensi (hue, value, crhoma). Pada 1900, Herbet E. Ives mengemukakan mengenai percampuran warna, yakni merah dari magenta yang bercampur dengan cyan, biru dari percampuran warna magenta dan turquise. Hasilnya berupa lingkaran warna dengan warna primer magenta, cyan, dan yellow.

Pada 1934, Farber Biren membuat percobaan pembuatan bagan berdasarkan warna tradisional (merah, kuning, biru). Selanjutnya, ia membuat lingkaran warna yang pusatnya tidak di tengah. Karena, baginya warna panas lebih dominan daripada warna sejuk.

Buku Pertamaku Mengenal Warna

Fungsi Warna dalam Kehidupan

Warna menjadi salah satu yang dapat merangsang otak dalam psikoterapi alternatif. China dan Mesir telah menerapkan warna untuk proses penyembuhan, yang dikenal dengan terapi warna. Warna-warna dipilih untuk membantu fungsi tubuh menjadi lebih baik.

Misalnya warna hijau dapat menenangkan saraf. Orang yang sering merasa tegang dapat melakukan terapi dengan warna hijau. Warna hijau dari dedaunan yang mengandung klorofil memiliki unsur pembersih tubuh, merangsang kelenjar hormon agar mampu mengendalikan kelenjar-kelenjar lain, dan melancarkan daran yang cenderung membeku.

Namun, pada beberapa kasus, warna tidak memiliki efektivitas pada seseorang yang sedang melakukan terapi. Hal ini disebbabkan oleh emosi yang berbeda pada warna yang dimiliki oleh seseorang. Sehingga, makna universal warna bisa saja tidak bekerja dalam kasus ini.

Warna dimanfaatkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengenai cara warna memengaruhi otak selama bertahun-tahun. Berikut manfaat warna dalam dunia psikologi.

  1. Merah memiliki arti kekuatan, bertenaga, nafsu, cinta, berbahaya, agresif, kehangatan, dan semangat.
  2. Kuning berarti optimis, filosofi, harapan, ketidakjujuran/kecurangan, pengkhianatan, dan pengecut.
  3. Biru berarti kepercayaan, konservatif, teknologi, perintah, kebersihan, dan keamanan.

Skema Warna

Skema warna dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai berikut.

1. Monokrom

Secara umum, skema monokromatik menggunakan variasi rona yang sama. Seka ini sangat sederhana dan mampu menghasilkan tampilan yang sangat elegan. Warna monokrom merupakan degradasi tone suatu warna dasar yang tidak bercampur dengan warna dasar lainnya.

Oleh sebab itu, warna monokrom tidak hanya warna hitam dan putih. Warna-warna lainnya juga terdiri dari satu tone warna monokrom.

2. Analog

Analog merupakan perbaduan antara warna primer dan sekunder. Skema warna ini sangat menenangkan dan nyaman untuk digunakan. Bisanya menggunakan warna-warna yang bersebelahan pada roda warna. Skema warna ini, banyak ditemukan di alam. Cirinya mereka harmonis dan enak dipandang.

Warna-warna yang termasuk dalam kelompok analog, yaitu hijau, hijau kekuningan, dan kuning; merah keunguan, ungu, dan indigo; dan oranye, oranye kemerahan, dan oranye.

Dalam dunia bisnis, skema analog tidak hanya enak dipandang, tetapi juga mampu menggaet konsumen untuk membeli produk atau menggunakan jasa layanan.

Ensiklopedia Pertamaku: Mengenal Warna

3. Complementary

Complementary warna merupakan warna yang berlawanan satu sama lain pada roda warna. Skema warna komplementer ini memiliki kontras warna yang sangat kuat. Warna-warna ini cocok digunakan untuk warna latar belakang dan teks. Misalnya warna ungu dan kuning, biru dan oranye, merah dah hijau, dan lain sebagainya.

4. Triadic

Skema warna triadic menggunakan tiga warna dari tiga spasi warna dari warna yang digunakan. tiga warna ini disebar secara merata di seluruh roda warna. Warna-warna yang digunakan cenderung tidak cerah, tetapi skema ini dapat mempertahankan kontras yang tinggi.

Skema ini populer di kalangan seniman dan designer karena memberikan warna dengan kontras visual yang kuat. Namun, tetap harmonis jika dipadupadankan.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Baca juga:

About the author

A Andrew

Bicara soal dunia menulis memang tak ada habisnya dan akan selalu berkembang mengikuti zaman. Sama halnya dengan dunia desain yang akan selalu berkembang mengikuti zaman. Maka dari itu, saya sangat senang bisa memadukan karya tulis bertemakan desain.

Kontak media sosial Linkedin saya Andrew