Design / Branding

Teori Warna Menurut Para Ahli & Color Wheel

teori warna
Written by Harris M

Teori Warna – Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari yang namanya warna. Dimana setiap hal yang kita lihat dapat kita gambarkan melalui sebuah warna yang sudah kita pelajari sejak kecil. Namun, khususnya pada dunia desain, unsur warna ini menjadi sangatlah penting.

Pada sebuah desain dalam memilih warna yang tepat dan cocok terdapat salah satu pedoman yang pada umumnya digunakan oleh seorang desainer yaitu, color theory atau yang disebut juga sebagai teori warna. Pelajari lebih dalam mengenai teori warna yang ada melalui informasi yang ada di bawah ini.

Pengertian Teori Warna

Teori warna atau color theory menurut Interaction Design Foundation didefinisikan sebagai pedoman yang digunakan oleh para desainer dalam menyampaikan sebuah pesan kepada para penggunanya melalui warna.

Secara umum, sebuah warna dapat dilihat dari persepsi yang berbeda-beda pada setiap orang. Dimana beberapa orang ada yang menyukai warna tertentu dan juga tidak menyukai beberapa warna.

Namun, hal yang harus disadari oleh para pemilik bisnis atau entrepreneur yaitu, sebuah warna dapat menjadi peran penting dalam membangun sebuah merek atau brand yang mereka miliki.

Menurut 99Designs juga mengemukakan pendapat mereka mengenai bagaimana seseorang memutuskan apakah mereka menyukai sebuah produk atau tidak pada kurun waktu 90 detik atau bahkan kurang dari angka tersebut.

Sebanyak 90% dari keputusan yang mereka ambil tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh warna saja, dan bukan aspek lain dari produk tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, dapat kita lihat pentingnya pemilihan desainer grafis yang mampu memilih warna dengan baik dan pengimplementasian teori warna yang ada.

Teori Warna Menurut Para Ahli

Berbicara mengenai warna, terdapat beberapa teori warna yang wajib diketahui yang dinyatakan oleh beberapa ahli sebagai berikut.

1. Teori Sir Isaac Newton

Teori warna pertama yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton. Beliau telah melakukan percobaan serta mendapatkan sebuah kesimpulan dimana apabila dilakukan pemecahan pada warna spektrum yang dihasilkan dari sinar matahari, maka akan ditemukan berbagai warna yang beragam.

Warna ini sendiri terdiri dari warna merah, jingga, kuning, biru, serta ungu. Berbagai warna yang diungkapkannya tersebut juga dapat kita lihat pada pelangi.

2. Teori Brewster

Teori warna kedua yaitu oleh Brewster yang pertama kali diungkapkan pada tahun 1831. Pada teorinya ini, beliau menyederhanakan warna yang ada menjadi empat kelompok warna yang terdiri dari primer, sekunder, tersier, serta warna netral.

Kelompok warna tersebut disusun dalam sebuah lingkaran warna brewster yang menjelaskan mengenai teori komplementer, split komplementer, triad, serta tetrad.

Teori Brewster yang juga disebut sebagai lingkaran warna ini hingga sekarang juga masih banyak digunakan, khususnya pada dunia seni rupa.

3. Teori Munsell

Teori warna ketiga yaitu oleh Munsell yang dikemukakan pada tahun 1858. Pada teorinya, beliau menyelidiki warna dengan standar warna untuk aspek fisik serta aspek psikis.

Perbedaan dari teori ini sendiri dengan kedua teori sebelumnya, Munsell menyatakan warna pokok yang ada terdiri dari warna merah, kuning, hijau, biru serta jingga. Dan sedangkan warna sekundernya sendiri terdiri atas warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua serta nila.

Pentingnya Teori Warna

Aspek warna yang menjadi salah satu komponen penting ketika kita membuat sebuah produk, logo, maupun desain tertentu untuk menggambarkan sesuatu.

Warna menurut Design and Promote juga digunakan untuk menciptakan ide, mengekspresikan sebuah pesan, menumbuhkan minat orang, serta membangkitkan emosi dari penggunanya.

Oleh sebab itu, teori warna menjadi penting untuk digunakan sebagai salah satu pedoman yang harus dipegang dan diimplementasikan oleh seorang desainer.

99Designs juga mengungkapkan bahwa teori warna juga memegang peranan penting dalam kegiatan branding, marketing, hingga penjualan dari sebuah produk.

Dengan mengetahui teori warna yang berhubungan dengan warna itu sendiri serta skema warna, Grameds juga dapat membuat keputusan yang baik untuk membangun citra brand yang sesuai dan juga efektif melalui desain.

Teori Warna dan Color Wheel

Dalam sejarah, kita dapat melihat pada tahun 1666 dimana Sir Isaac Newton menemukan roda warna. Yang kemudian di dalam roda warna tersebut beliau mengkategorikan warna menjadi tiga kelompok yang terdiri sebagai berikut.

1. Primer

Pertama, warna primer menurut Hubspot didefinisikan sebagai warna yang tidak dapat dibuat dengan menggabungkan dua warna maupun lebih secara bersamaan. Dengan kata lain, warna primer merupakan warna dasar.

Beberapa contoh dari warna primer, yaitu merah, kuning, serta biru.

2. Sekunder

Kedua, berbeda dengan warna primer, warna sekunder dapat dihasilkan menggunakan gabungan dari dua maupun tiga warna primer yang ada di atas.

Berikut ini beberapa contoh dari warna sekunder, yaitu:

  • Warna oranye merupakan hasil dari gabungan antara warna merah dan kuning.
  • Warna ungu merupakan hasil dari gabungan antara warna merah dan biru.
  • Warna hijau merupakan hasil dari gabungan antara warna kuning dan biru.

3. Tersier

Ketiga, warna tersier sendiri jauh lebih rumit jika dibandingkan dengan warna primer maupun warna sekunder. Hal tersebut dikarenakan warna tersier merupakan hasil campuran dari warna primer serta warna sekunder.

Untuk dapat memahami warna tersier dengan baik, Grameds harus terlebih dahulu memahami segala komponen yang ada pada warna lainnya.

Hal ini dikarenakan semua warna primer yang ada belum tentu dapat digabungkan dengan warna sekunder, dan begitu pula sebaliknya dimana warna sekunder yang ada belum tentu bisa digabungkan dengan warna primer.

Berikut ini beberapa contoh dari warna tersier, yaitu:

  • Warna magenta merupakan hasil dari gabungan antara warna merah yang merupakan warna primer dengan warna ungu yang merupakan warna sekunder.

Kenali warna lainnya yang ada disekitarmu melalui buku Mengenal Warna di Sekitarmu: Berhitung oleh Lizelot Versteeg yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia!

beli sekarang

Tiga Warna Primer

Seperti yang kita sudah ketahui, warna primer terbagi menjadi tiga warna yang terdiri dari merah, kuning, dan biru yang masing-masing memiliki maknanya sendiri. Simak informasi berikut.

1. Merah

Pertama, warna merah yang seringkali dikaitkan dengan warna api, kekerasan, peperangan, cinta, maupun gairah.

Berdasarkan sumber Smashing Magazine mengemukakan, bahwa warna merah sendiri memiliki efek fisik pada seseorang, dimana dapat meningkatkan tekanan darah, tingkat pernapasan, serta metabolisme manusia.

Di dunia barat, warna merah juga memiliki asosiasi yang berbeda. Seperti halnya di Tiongkok, dimana warna merah digambarkan sebagai warna kemakmuran serta kebahagiaan.

Selain itu, warna merah juga dapat digunakan untuk menarik keberuntungan. Seperti halnya yang digambarkan pada budaya timur lainnya, dimana warna merah dipakai oleh pengantin wanita di hari pernikahan mereka.

2. Kuning

Kedua, warna kuning merupakan warna yang sering dikaitkan dengan kehangatan, terang, serta energi. Warna primer ini juga dapat dikaitkan sebagai simbol kebahagiaan serta sinar matahari.

Warna kuning juga dapat diartikan sebagai harapan. Dimana hal ini dapat kita lihat melalui beberapa negara yang menggunakan atau menyematkan pita kuning pada orang-orang yang berperang.

Kuning juga dapat dikaitkan dengan bahaya walaupun tidak sekuat dengan warna merah. Di beberapa negara lainnya, warna kuning juga memiliki konotasi atau makna yang berbeda.

Seperti contohnya, pada negara Mesir, warna kuning diartikan atau memiliki makna berkabung. Sedangkan di Jepang, warna kuning digambarkan sebagai simbol keberanian.

3. Biru

Ketiga, warna biru yang sering dikaitkan sebagai simbol kesedihan pada bahasa Inggris. Warna primer ini juga secara luas digunakan untuk menggambarkan atau mewakili sifat ketenangan serta tanggung jawab.

Biru sendiri juga dapat dikaitkan dengan pesan perdamaian serta memiliki konotasi spiritual serta agama yang ada pada berbagai budaya.

Seperti halnya Virgin Mary yang pada gambarnya menggunakan sebuah jubah biru.

Pada desain sendiri, penggunaan warna biru pada umumnya bisa berdampak besar pada persepsi atau pandangan sebuah desain. Dimana penggunaan biru muda dapat diartikan memiliki makna santai serta menenangkan.

Sedangkan warna biru cerah memiliki arti untuk memberikan energi serta rasa menyegarkan. Dan warna biru tua yang seringkali digunakan untuk pembuatan website maupun desain perusahaan menggambarkan kekuatan serta keandalan.

Bagi Grameds yang ingin untuk menggunakan, menciptakan, serta memodifikasi warna pada gambar dapat mempelajarinya melalui buku Teknik Meracik Warna Dan Koreksi Pixel karya Feri Sulianta dibawah ini.

beli sekarang

Atribut Warna

Dengan banyaknya warna yang ada, dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut sebagai sistem warna Prang System. Hal ini juga seringkali disebut sebagai atribut warna dan dikemukakan oleh Louis Prang pada tahun 1876 yang terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Hue

Pertama, hue yang merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari sebuah warna, seperti contohnya adalah merah, biru, hijau, dan sebagainya.

2. Value

Kedua, value yang merupakan dimensi kedua atau digunakan untuk menjelaskan mengenai terang atau gelapnya sebuah warna. Contohnya sendiri adalah tingkatan warna yang ada dari putih hingga hitam.

3. Saturation or Intensity

Ketiga, saturation atau intensity yang juga sering disebut dengan chroma merupakan sebuah dimensi yang mempunyai hubungan dengan cerah atau suramnya dari sebuah warna.

Atribut warna yang sudah dijelaskan diatas juga seringkali ditemukan pada proses pengeditan foto dan sebagainya. Pelajari lebih dalam untuk menggunakan Adobe Photoshop CS6, Efek Gambar Dan Foto, dan masih banyak lagi melalui buku karya Wahana Komputer dibawah ini.

beli sekarang

Skema Warna

Selain teori warna dan juga roda warna, terdapat pula skema warna yang juga penting dalam pengimplementasiannya ke dalam sebuah produk maupun materi pemasaran. Skema warna ini dikembangkan oleh desainer melalui roda warna yang ada.

Berikut ini pembagian skema warna yang dilansir dalam Usability Geek yang dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai berikut.

1. Monokrom

Skema warna pertama yaitu monokrom, yang secara umum skema ini menggunakan variasi rona yang sama. Skema monokrom ini sangatlah sederhana dan dapat menghasilkan tampilan yang memberikan kesan elegan.

2. Analog

Skema warna kedua yaitu analog, yang menggunakan perpaduan antara warna primer dengan warna sekunder. Secara umum, skema analog ini sangatlah menenangkan serta memberikan kesan nyaman untuk digunakan.

Dalam perspektif bisnis, skema analog bukan hanya enak untuk dipandang, namun juga dapat mengajak konsumen yang ada untuk mengambil tindakan, seperti contohnya mengajak untuk membeli produk serta layanan yang mereka tawarkan.

3. Complementary

Skema warna ketiga yaitu complementary, yang menggunakan warna yang berlawanan yang ada pada roda warna, seperti contohnya adalah warna merah dan warna hijau.

Pada umumnya, skema complementary ini akan memberikan kontrak yang sangat kuat sehingga dapat dengan jelas terlihat.

4. Triadic

Skema warna keempat yaitu triadic, yang menggunakan tiga warna yang tersebar secara merata pada seluruh roda warna. Warna yang digunakan tersebut kemungkinan bukan warna yang cerah, namun dengan skema warna yang tepat dapat mempertahankan kontras yang tinggi.

Warna Panas dan Warna Dingin

Pada lingkaran warna yang ada baik pada warna primer hingga warna tersier juga dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yang terdiri dari kelompok warna panas serta kelompok warna dingin.

Kelompok warna panas dimulai dari warna kuning kehijauan hingga warna merah. Sedangkan kelompok warna dingin dimulai dari warna ungu kemerahan hingga warna hijau.

Warna panas dapat menghasilkan sensasi panas serta dekat. Sedangkan warna dingin memberikan kesan sebaliknya yaitu, sensasi dingin serta jauh.

Sebuah karya seni dapat disebut memiliki komposisi warna harmonis jika berbagai warna yang ada pada karya tersebut dapat menghasilkan efek hangat-sedang.

Hubungan Antar Warna

1. Kontras komplementer

Hubungan antar warna pertama adalah kontras komplementer yang merupakan gabungan antara dua warna yang saling berseberangan pada lingkaran warna.

Dua warna yang berada pada posisi kontras komplementer sendiri dapat menghasilkan hubungan kontras yang paling kuat. Seperti contohnya warna jingga dengan warna biru.

2. Kontras split komplemen

Hubungan antar warna kedua adalah kontras split komplemen yang merupakan gabungan antara dua warna yang saling agak berseberangan.

Contoh dari kontras split komplemen ini adalah warna jingga yang memiliki hubungan split komplemen dengan warna hijau kebiruan.

3. Kontras triad komplementer

Hubungan antar warna ketiga adalah kontras triad komplementer yang merupakan gabungan antara tiga warna yang ada pada lingkaran warna dan membentuk segitiga sama sisi serta memiliki sudut 60 derajat.

4. Kontras tetrad komplementer

Hubungan antar warna keempat adalah kontras tetrad komplementer atau juga yang sering disebut dengan double komplementer yang merupakan gabungan antara empat warna yang membentuk sebuah bangun segi empat pada lingkaran warna serta memiliki sudut 90 derajat.

Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah Grameds memahami berbagai teori dasar mengenai warna, hal yang dapat kita lakukan kemudian adalah mengaplikasikannya atau mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari.

Seperti halnya yang dapat kita lakukan setiap hari yaitu dengan memastikan warna pakaian yang kita gunakan dan pilih terlihat cocok antara satu sama lain. Untuk melakukan hal ini sendiri, Grameds dapat melihat roda warna yang ada saat memilih pakaian yang akan digunakan atau alternatif lain, Grameds dapat mencetak roda warna tersebut di dekat lemari pakaian sehingga akan mempermudah kamu saat memilih pakaian.

Terdapat aturan umum yang dapat kamu ikuti ketika memilih pakaian, yaitu hindari penggunaan warna lebih dari tiga serta mempertimbangkan waktu yang tepat untuk menggunakan pakaian dengan warna panas serta warna dingin.

Kriteria dalam Pemilihan Warna Desain

Dalam memilih warna sendiri, terdapat beberapa kriteria di dalamnya, simak informasi berikut ini.

  • Pertama, menampilkan warna yang memiliki latar belakang atau background gelap.
  • Kedua, memilih warna yang cerah untuk dijadikan foreground seperti warna putih, hijau, dan sebagainya.
  • Ketiga, menghindari penggunaan warna coklat maupun hijau pada background.
  • Keempat, kecerahan serta mengkombinasikan warna yang ada pada foreground serta background kontras.
  • Kelima, menggunakan warna yang ada menyesuaikan dengan kebutuhan, desain yang ada dibuat dalam bentuk b/w serta menambahkan warna lain menyesuaikan dengan kebutuhan.
  • Keenam, menggunakan warna yang dapat menarik perhatian user, berkomunikasi secara terarah, mengidentifikasi status, serta menjalin hubungan antar elemen yang ada.
  • Ketujuh, menghindari penggunaan warna pada pekerjaan yang memiliki sifat non-task, pada layar yang kebanyakan terdiri dari teks, warna bisa membantu saat user diharuskan untuk mencari atau membedakan bagian tertentu.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan pada Penggunaan Warna Desain

  • Pertama, buta warna atau cacat warna.
  • Kedua, monitor monochrome atau hanya dapat mengenal satu warna saja.
  • Ketiga, penggunaan kode ekstra dalam meningkatkan tampilan interface.
  • Keempat, memiliki konsistensi pada penggunaan sebuah warna.
  • Kelima, mampu membatasi pengkodean warna menjadi delapan warna atau bahkan lebih baik menggunakan empat warna.
  • Keenam, menggunakan warna b/w maupun abu-abu untuk tampilan interface.
  • Ketujuh, guna menunjukan keragaman pada bagian yang ada di layar.
  • Kedelapan, desainer juga sering menggunakan layar kerja dengan menggunakan empat hingga lima layar.

About the author

Harris M

Dunia desain dan juga branding akan selalu berkembang mengikuti zaman. Kedua hal itu, selalu menarik untuk dibahas, terlebih ketika dipadukan dengan tulisan yang menarik.