IPA

Pengertian dan Contoh Komponen Abiotik dan Biotik Dalam Ekosistem

Written by Rahma R

Komponen Abiotik dan Biotik dalam Ekosistem – Di dalam sebuah lingkungan, ada beberapa komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem yang saling berinteraksi satu sama lain. Dimana setiap komponen mempunyai fungsi ataupun peranannya masing-masing. Selama tidak terdapat fungsi yang terganggu, maka keseimbangan akan tetap terjaga. Menurut buku Be Smart Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII karya Dian Surdijani dkk (2006: 135), lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup dan memberikan pengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup.

Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup yang ada di lingkungannya itu akan membentuk sebuah sistem. Sistem tersebut bersifat fleksibel atau selalu berubah-ubah. Akan tetapi, sistem tersebut akan selalu menuju ke arah keseimbangan. Dimana sistem ini disebut dengan ekosistem. Ekosistem merupakan kesatuan interaksi yang seimbang antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem. Lalu, apa saja yang menyusun komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem? Supaya lebih memahaminya, yuk simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan semua bentuk benda mati yang terdapat di permukaan bumi dan memberikan banyak manfaat serta pengaruh untuk kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Walaupun komponen abiotik berupa benda yang tidak hidup, maka komponen tersebut tetap memiliki peranan yang penting dan dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme yang ada di dalam sebuah ekosistem. Oleh karena itu, komponen abiotik atau biotik di dalam sebuah ekosistem sama-sama memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya.

Secara tidak langsung, komponen abiotik ini juga mempunyai pengaruh terhadap penentuan makhluk hidup dan juga seleksi alam kepada makhluk yang bisa beradaptasi. Misalnya saja, dengan menentukan adanya ketersediaan salah satu atau beberapa komponen abiotik, maka akan bisa terlihat organisme yang mampu untuk menyesuaikan dirinya dan tetap bertahan.

Bioetika: Sebuah Pengantar Single Edition

Contoh Jenis Komponen Abiotik

Komponen abiotik ini juga memiliki peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan komponen lain dalam sebuah ekosistem. Dimana komponen abiotik diantaranya yaitu air, tanah, udara, matahari, bebatuan, iklim, dan lainnya. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai berbagai jenis komponen abiotik.

1. Air

Air atau Hidrogen Hidroksida adalah salah satu komponen vital yang paling diperlukan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi. Manusia sendiri memiliki kurang lebih 70 persen kandungan air dalam tubuhnya. Fungsi dari air sendiri yaitu sebagai pelindung dan penghantar energi yang ada di dalam tubuh makhluk hidup. Kebutuhan air dari suatu organisme ini tidak bisa disamakan dengan kebutuhan air pada organisme lain.

Selain itu, kondisi ataupun tempat tinggal antara organisme satu dengan lainnya juga memiliki ketersediaan air yang berbeda-beda. Hal tersebut juga berpengaruh pada cara hidup organisme yang ada di suatu tempat. Misalnya saja, di lingkungan gurun yang mempunyai ketersediaan air sedikit, maka tumbuhan disana juga akan beradaptasi dengan kondisi alam yang ada disana. Kemudian contoh lainnya yaitu seperti tumbuhan kaktus yang menumbuhkan daun berbentuk duri dan mempunyai pori-pori yang sempit dan berfungsi untuk mengurangi penguapan.

2. Cahaya Matahari

Cahaya matahari merupakan salah satu komponen abiotik yang mempunyai peran sangat penting untuk membantu berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Tak hanya itu saja, hampir semua makhluk hidup memerlukan cahaya matahari karena mengandung vitamin yang dibutuhkan tubuh. Cahaya matahari ini juga bisa mempengaruhi kelembaban serta temperatur udara pada suatu daerah yang berujung pada kondisi tekanan udara. Secara tidak langsung, semua komponen abiotik tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

3. Udara dan Suhu Udara

Udara merupakan komponen abiotik yang menjadi salah satu kebutuhan primer dari semua organisme yang berfungsi untuk sistem pernapasan. Sementara karbondioksida adalah hasil dari respirasi makhluk hidup dan dihasilkan oleh manusia dan hewan. Karbon dioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu proses fotosintesis. Selain itu, bumi juga dilindungi oleh lapisan udara yang kita sebut sebagai atmosfer.

Sedangkan untuk suhu udara yang dimaksud yaitu derajat panas suatu benda yang ditunjukkan dengan menggunakan besaran tertentu. Suhu udara sendiri bisa mempengaruhi metabolisme dalam komponen abiotik. Semua makhluk hidup mempunyai batasan suhu tertentu untuk bisa bertahan hidup.

4. Angin

Angin merupakan aliran udara yang berasal dari terjadinya rotasi bumi dan karena adanya perbedaan tekanan udara yang ada disekitarnya. Angin mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi suhu lingkungan dan membantu terjadinya proses evaporasi ataupun penguapan untuk para organisme.

5. Kelembaban

Kelembaban merupakan hasil dari konsentrasi uap air yang ada di udara. Dimana kelembaban ini secara langsung bisa memberikan pengaruh kepada iklim dan secara tidak secara langsung memiliki pengaruh pada pertumbuhan makhluk hidup khususnya untuk tumbuhan.

6. Iklim

Iklim merupakan sebuah kondisi ataupun keadaan hawa pada wilayah tertentu dalam periode waktu yang cukup lama. Iklim sendiri bisa terbentuk sebagai akibat interaksi dari berbagai komponen abiotik lainnya, seperti misalnya udara, air, suhu, curah hujan, cahaya matahari, kelembaban, dan lain sebagainya. Iklim bisa berpengaruh pada sebaran organisme di seluruh muka bumi ini. Selain itu, iklim juga mempunyai hubungan yang erat dengan kesuburan tanah dan kelangsungan hidup tumbuhan.

Contohnya, wilayah Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga mempunyai ekosistem dengan beragam makhluk hidup yang beraneka ragam dan juga hutan yang rimbun atau lebat atau bisa disebut dengan hutan hujan tropis yang tidak dimiliki oleh wilayah lain dengan kondisi iklim non tropis.

Bioekologi Ekosistem Laut dan Estuaria Single Edition

7. Garam Mineral

Garam mineral merupakan senyawa yang berada di dalam tanah. Adapun fungsi dari garam mineral ini adalah untuk membantu proses metabolisme dan pertumbuhan dari suatu organisme.

8. Derajat Keasaman atau pH

pH adalah ukuran tingkat keasaman atau basa pada suatu benda yang bisa diukur dengan menggunakan skala 0-4. Misalnya saja, nilai pH tanah yang sangat cocok untuk ditanami tumbuhan yakni memiliki nilai pH berkisar antara 5,8 sampai 7,2. Kadar pH yang baik juga bisa dipengaruhi oleh penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman, curah hujan, dan penguraian mineral yang berada di dalam tanah.

9. Bebatuan dan Tanah

Komponen abiotik berupa bebatuan dan tanah juga memiliki peran yang cukup penting dalam persebaran organisme dengan struktur fisik, pH, dan kandungan mineral yang bervariasi di dalamnya. Bebatuan dan juga tanah tidak bisa terpisahkan, bebatuan tanpa adanya tanah tidak akan bisa ditempati oleh makhluk hidup, begitu juga sebaliknya. Selain itu, jenis tanah, tekstur atau komposisi partikel tanah, derajat keasaman, dan kandungan garam mineral bisa mempengaruhi kualitas dari tanah tersebut.

10. Topografi

Topografi merupakan tata letak suatu tempat dan dilihat dari garis bujur serta garis lintang. Perbedaan pada topografi ini juga dapat menjadi pengaruh untuk kelembaban, tekanan udara, cahaya matahari, dan juga suhu udara di suatu tempat. Selain itu, topografi juga bisa menggambarkan pendistribusian suatu organisme.

Pengertian Komponen Biotik

Komponen biotik merupakan suatu komponen yang ada di dalam sebuah ekosistem dan biasanya berupa suatu organisme makhluk hidup. Dimana komponen biotik ini bervariasi, mulai dari hewan, manusia, tumbuhan, dan juga mikro-organisme. Mempelajari komponen biotik sangat penting untuk kita agar bisa lebih memahami tentang konsep rantai makanan yang ada di dalam ekosistem dan lingkungan dengan cara yang lebih jelas.

Setiap komponen biotik mempunyai peran serta fungsi masing-masing untuk bisa mempertahankan suatu bentuk ekosistem. Manusia sebagai salah satu komponen biotik utama memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penyebaran, perkembangan, dan juga pemusnahan komponen biotik lainnya. Selain itu, manusia juga berperan penting untuk keberlangsungan hidup hewan ataupun tumbuhan. Komponen biotik atau makhluk hidup berada di dalam habitatnya masing-masing. Habitat merupakan tempat atau lingkungan yang cocok untuk makhluk hidup tertentu untuk bisa berkembang dan melangsungkan kehidupan mereka.

Komponen Biotik Berdasarkan Fungsi dan Perannya

Adapun contoh dari komponen biotik adalah kuda, zebra, rumput, dan pohon yang berada di dalam satu lingkungan dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Setiap makhluk hidup mempunyai peran serta fungsinya masing-masing yang bisa disebut dengan nisia. Komponen biotik ini bisa dibedakan menjadi empat yang didasarkan pada nisia ataupun fungsi dan perannya. Diantaranya adalah produsen, konsumen, dekomposer, dan juga detrivora yang akan dijelaskan secara lebih lengkap di bawah ini:

1. Produsen

Produsen merupakan komponen biotik yang ada di dalam tingkatan teratas. Hal tersebut dikarenakan produsen bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan cara membuat makanan untuk diri mereka sendiri. Adapun pengertian lain dari produsen adalah organisme yang bisa menyusun zat organik menjadi organik sebagai makanannya sendiri.

Produsen tersebut berperan sebagai organisme autotrof, yakni organisme yang dalam proses pembuatan makanannya membutuhkan bantuan dari cahaya matahari yang biasanya disebut dengan fotosintesis. Makhluk hidup dalam tingkatan teratas ini umumnya ditempati oleh tumbuhan hijau yang memiliki klorofil. Contoh selain tumbuhan hijau yang termasuk dalam komponen biotik produsen adalah:

a. Fitoplankton yaitu tumbuhan yang bisa membuat makanannya sendiri dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga bisa menjadi sumber makanan untuk hewan-hewan yang ada di perairan tawar atau air asin.
b. Anggota tumbuhan protista yang ada di dalam air yang mempunyai bentuk sangat kecil dan hidup secara melayang-layang atau bisa disebut dengan produsen perairan.
c. Alga yaitu organisme autotrof yang dinilai tidak memiliki organ seperti tumbuhan lain.
d. Lumut.
e. Gangga hijau dan biru.
f. Jenis bakteri tertentu.

2. Konsumen

Bertolak belakang dengan komponen produsen, makhluk hidup yang ada di dalam komponen konsumen ini tidak bisa membuat makanannya sendiri dan bergantung dengan makhluk hidup lainnya. Komponen konsumen ini disebut dengan organisme heterotof antara lain manusia, jamur dan mikroba, serta hewan juga merupakan golongan konsumen karena masih bergantung dengan makhluk hidup lain untuk memenuhi kebutuhan makanan. Konsumen sendiri dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Herbivora: Ini adalah jenis makhluk hidup yang mengonsumi tumbuh-tumbuhan. Misalnya saja kambing, sapi, dan hewan lainnya. Makhluk hidup jenis ini umumnya disebut sebagai konsumen primer.
b. Karnivora: Ini adalah jenis makhluk hidup yang mengonsumsi daging dari makhluk hidup lain. Jenis karnivora ini adalah makhluk hidup yang ada di tingkatan kedua, misalnya saja yaitu buaya, harimau, komodo, dan makhluk hidup lainnya.
c. Omnivora: Ini adalah makhluk hidup yang mengonsumsi segala bentuk makanan, mulai dari tumbuhan hingga daging. Misalnya saja manusia, babi, tikus, dan lain sebagainya.Jenis makhluk hidup ini disebut sebagai konsumen puncak, khususnya manusia.

Jika berdasarkan tingkatannya, konsumen dibagi menjadi tiga tingkatan, antara lain:

a. Konsumen Primer: Ini adalah konsumen yang mengonsumsi langsung dari diri mereka sendiri. Dimana konsumen primer ini merupakan semua jenis makhluk hidup herbocora dan omnivora. Misalnya saja, kuda, kambing, kupu-kupu, sapi, dan lainnya.
b. Konsumen Sekunder: Ini adalah sebagian jenis karnivora dan omnivora, seperti misalnya harimau, katak, ayam, ular, singa, dan lain sebagainya.
c. Konsumen Tersier: Ini adalah konsumen yang mengonsumsi konsumen sekunder. Dimana konsumen tersier ini terdiri dari jenis karnivora dan omnivora. Misalnya saja adalah paus, gurita, alap-alap, dan lainnya.

Produsen dan juga konsumen memiliki hubungan atau ikatan yang tidak bisa dipisahkan. Kedua komponen tersebut saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, konsumen bisa mempengaruhi kelangsungan hidup dari produsen itu sendiri. Misalnya saja adalah siklus karbondioksida yang dihasilkan hewan serta manusia akan diperlukan oleh tumbuhan. Dimana karbondioksida ini bisa digunakan untuk membantu keberlangsungan proses fotosintesis. Sementara konsumen juga membutuhkan produsen sebagai makanan mereka.

3. Dekomposer

Dekomposer bisa kita sebut sebagai pengurai. Dimana dekomposer ini merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya dari makhluk hidup lain yang sudah mati. Dekomposer merupakan organisme yang memiliki peran untuk menguraikan sampah ataupun sisa-sisa makanan dari makhluk hidup lainnya yang sudah mati. Selain itu, dekomposer juga disebut sebagai perombak, yang mana bisa membuat zat organik bisa terurai dan mengalami daur ulang kembali dan membentuk zat hara.

Organisme yang termasuk dalam dekomposer umumnya memiliki bentuk yang kecil dan berada di dalam tanah, udara, dan air. Misalnya saja jamur dan bakteri. Meskipun kecil, tapi jenis komponen ini mempunyai peran yang cukup penting dalam kehidupan di bumi dan bisa mendukung terbentuknya ekosistem yang baik.

Ekosistem: Did You Know Series Biology

4. Detrivora

Detrivora atau yang biasa disebut dengan detritus merupakan organisme yang memakan partikel organik. Komponen biotik ini adalah hancuran dari jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah lapuk. Adapun contoh dari organisme detritus adalah:

a. Siput yaitu organisme yang bercangkang dan bergelung ketika sudah mencapai tahap dewasa.
b. Cacing tanah merupakan hewan berbentuk tabung dan memiliki tubuh berupa segmen.
c. Lipan adalah serangga nokturnal yang memiliki sepasang kaki di setiap ruas tubuh mereka. Serangga ini termasuk ke dalam serangga yang berbisa.
d. Keluwing adalah hewan yang beruas dan mempunyai sekitar 30 ruas dengan sepasang kaki pada setiap ruasnya. Hewan yang satu ini termasuk golongan kaki seribu.
e. Teripang yang mempunyai nama lain timun laut merupakan hewan invertebrata yang bisa dikonsumsi dan hidup hampir di semua perairan, khususnya di samudera pasifik dan samudera hindia.

Itulah penjelasan mengenai komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem beserta contohnya. Dari penjelasan di atas, semoga bisa menambah pengetahuanmu terkait materi ekosistem yang ada di sekitar kita. Semoga bermanfaat.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Rahma R

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sudah dipelajari oleh banyak orang. Saya juga senang dengan bahasa Inggris, sehingga ketika menulis dengan tema materi bahasa Inggris sangat senang.