IPA

Karakteristik Remaja AKhir Semakin Matang Menuju Dewasa

Written by Rahma R

Karakteristik Remaja AKhir – Remaja terdiri dari tiga tahap, yakni remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir. Klasifikasi tersebut berdasarkan usia. Remaja awal biasanya dalam rentang usia 10-13 tahun, remaja pertengahan di antara usia 14-17 tahun, dan remaja akhir usia 18-24 tahun.

Masa remaja juga disebut sebagai adolescence. Menurut Hurlock, istilah remaja atau adolescence berasal dari bahasa Latin, yakni adolescene yang memiliki kata benda adolescentia yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Orang-orang di zaman purbakala mlihat masa puber dan masa remaja tidak memiliki perbedaan dengan periode-periode lain dalam kehidupan manusia. Mereka dianggap telah dewasa ketika mampu melakukan reproduksi.

Saat ini, adolescence dimaknai lebih luas, yakni melingkupi kematangan mental, emosional, dan emosi. Hal ini selaras dengan pandangan Piaget, secara psikologis, remaja merupakan usia seorang individu yang berintegrasi dengan masyarakat dewasa.

Usia anak yang merasa tidak lagi di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat uang sama. Seminimal-minimalnya dalam masalah integrasi dengan masyarakat dewasa memiliki aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.

Transformasi intelektual yang unik dari cara berpikir remaja memberikan kemungkinan untuk mencapai integrase dalam hubungan sosial orang dewasa. Hal ini menjadi ciri khas yang menjadi rahasia umum pada periode remaja.

Sementara itu, Jhon W. Santrock, masa remaja (adolescence) ialah periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang usia 12-21 tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa. Oleh sebab itu, pola pikir akan berubah dan berproses menuju dewasa.

Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya, remaja merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), remaja dimaknai sebagai mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin; muda; pemuda. Adapun Kemenkes merumuskan remaja sebagai suatu periode kehidupan manusia yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat.

Ia memiliki ciri khas berupa rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko dari perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal berbau petualangan. Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada di rentang usia 10 sampai 19 tahun.

Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Be A Great Teenager

Ciri-Ciri Periode Remaja

Fase remaja ini dapat dikenali dari beberapa ciri yang telah dirumuskan oleh Hurlock sebagai berikut.

1. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting

Ketika anak-anak mulai memasuki masa remaja maka akan disertai dengan perkembangan yang cepat. Sehingga, menyebabkan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, minat baru, dan niat.

2. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan

Pada masa ini, remaja masuk ke dalam fase bukan lagi seorang anak dan bukan juga seorang dewasa. Mereka dalam tahap peralihan status dan terjadi keraguan atau ketidakjelasan dalam diri remaja.

3. Masa Remaja sebagai Masa Perubahan

Perubahan fisik berkembang selaras atau beriringan dengan perubahan sikap dan perilaku. Ada beberapa jenis perubahan yang terjadi pada remaja. Pertama, tingginya intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Karena, biasanya, perubahan emosi terjadi lebih cepat selama awal masa remaja.

Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga, perubahan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.

4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah

Setiap fase perkembangan memiliki pokok masalahnya masing-masinh. Namun, ketika remaja dihadapkan pada permasalahan maka cenderung kesulitan untuk mengatasinya sendiri. Oleh sebab itu, banyak remaja yang menyimpulkan bahwa penyelesaian atau jalan keluar masalah tidak selalu sesuai dengan harapan dan cara yang telah direncanakan.

5. Masa Remaja sebagai Usia Mencari Identitas

Remaja dalam tahap ini mulai mencari jati diri atau esensi dia hidup. mereka mulai resah, gelisah, dan merasa tidak puas dalam banyak hal. Pencarian jati diri dilakukan dengan cara apapun misalnya membaca, menonton, bergabung ke komunitas, bertukar pikiran dengan orang lain, dan cara-cara lainnya.

6. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan

Remaja dianggap sebagai kelompok manusia tang tidak rapi, sulit diberikan kepercayaan, dan sering kali merusak. Hal ini menyebabkan orang dewasa yang bertanggung jawab mengawasi dan membimbing kehidupan remaja menjadi takut untuk mengambil tanggung jawab itu. Mereka juga enggan untuk bersimpatik pada perilaku-perilaku remaja yang dianggap tidak normal.

7. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis

Remaja akan mudah kecewa dan sakit hati jika rencana atau tujuannya tidak tercapai. Mereka cenderung melihat kehidupan dengan kacamata merah jambu. Dalam pandangannya, diri sendiri dan orang lain dilihat sesuai dengan keinginannya. Bukan dari apa adanya mereka.

Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang tidak sesuai dengan kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi yang menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.

8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

Mendekati usia kematangan atau dewasa, remaja menjadi gelisah untuk menunjukkan bahwa dirinya hampir dewasa. Sekaligus menghilangkan kesan stereotipe yang telah melekat belasan baru dan menggantinya dengan pandangan baru sebagai manusia dewasa.

Karakteristik Fase Remaja

Titisari dan Utami merumuskan beberapa karakteristik remaja sebagai berikut.

  • Perkembangan fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang biasanya terjadi sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks primer.
  • Dari sisi psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan memperluas hubungan dengan teman sebaya.
  • Dari segi kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam ide abstrak.
  • Dari segi perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan karena organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi hormone-hormon yang mengontrol emosi.
  • Dari sisi perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini juga menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan sebagainya.
  • Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan integritas diri remaja.

For Parents and Teenagers

Klasifikasi Remaja

Periode remaja dapat diklasifikasikan berdasarkan usia sebagai berikut.

1. Periode Remaja Awal

Anak memasuki fase remaja ketika berumur 10 tahun. Rentang usia 10-13 tahun termasuk dalam fase remaja awal. Pada tahap ini, anak-anak mengalami tahap awal pubertas dan mulai tumbuh lebih cepat. Baik anak laki-laki maupun perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang signifikan dan peningkatan dalam minat seksual.

Tidak hanya itu, perubahan tubuh juga turut menjadi perhatian remaja. Misalnya mulai tumbuhnya rambut di bawah lengan dan di sekitar alat kelamin, perkembangnya payudara pada anak perempuan, dan pembesaran testis pada anak laki-laki.

Anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat daripada anak laki-laki. Mereka lebih dulu satu atau dua tahun dibandingkan anak laki-laki. Bahkan, beberapa perubahan pada perempuan juga normal dialami sejak usia 8 tahun dan 9 tahun untuk laki-laki.

Biasanya, remaja perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun atau rata-rata 2 sampai 3 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Perubahan-perubahan fisik dan pola pikir remaja membuat orang tua merasa cemas dan khawatir. Terutama jika tidak tahu mana yang normal dan mana yang tidak.

Beberapa anak juga mungkin mempertanyakan identitas gendernya di masa remaja. Sementara itu, secara kognitif, remaja pada tahap ini telah mulai mengalami peningkatan minat intelektual. Mereka juga memiliki pemikiran yang konkrit.

Sebagai contoh mulai mencari kebenaran mengenai suatu hal (bisa hal baik atau buruk) dari berbagai sumber. Tidak hanya itu, pada masa ini, remaja lebih memusatkan pemikiran pada diri sendiri yang akrab disebut dengan egosentrisme.

Remaja tahap awal juga sering kali merasa penampilan diri dinilai oleh teman-temannya. Sehingga, berusaha semaksimal mungkin mengenakan pakaian yang pantas dan paling terkini. Hal ini, memberikan pengaruh pada mayoritas remaja menganggap bahwa semua penilaian dan pemikiran orang tentang dirinya menjadi penting diperhatikam.

Pada fase remaja awal, biasanya terjadi peningkatan kebutuhan privasi. Remaja akan mulai mencari cara untuk mandiri dari keluarga. Tidak jarang, remaja juga memberikan batasan atau bereaksi keras jika orang tua terkesan terlalu mengekang atau mencampuri urusan pribadi.

2. Periode Remaja Pertengahan

Remaja yang berusia 14-17 tahun termasuk dalam fase remaja pertengahan. Pada tubuh anak perempuan terjadi perubahan. seperti panggul, pinggang, dan bokong mulai membesar, menstruasi mulai teratur, bertambahnya produksi keringat, dan alat reproduksi yang berkembang.

Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan mulai berjalan dengan cepat. Tubuh menjadi tinggi, berat badan bertambah, muncul jerawat, otot semakin besar, bahu dan dada semakin lebar, suara menjadi pecah, alat vital semakin besar, tumbuh kumin, jambang, dan sebagainya.

Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang pula didorong oleh peasaan atau emosinya. Mereka juga mulai tertarik menjalin hubungan romantis, seperti pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau lebih banyak waktu dihabiskan bersama teman. Tidak jarang mereka berselisih paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena emosi belum stabil dan memiliki sifat sensitif.

3. Periode Remaja Akhir atau Dewasa Muda

Remaja di rentang usia 18-24 tahun termasuk dalam fase remaja akhir atau dewasa muda. Pada umumnya, memasuki fase remaja akhir, fisik telah berkembang dengan maksimal. Tidak hanya itu, kemampuan berpikir jauh lebih matang daripada remaja menengah.

Mereka juga lebih fokus untuk mewujudkan cita-cita yang direncanakan. Sekaligus mampu membuat keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita. Misalnya, remaja akan melakukan hal yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka seperti tugas sekolah, atau hal-hal yang mendukung terwujudnya cita-cita mereka.

Dalam hubungan persahabatan, percintaan, dan keluarga telah lebih stabil. Mereka telah mampu menentukan pilihan akan mendiskusikan suatu hal atau berbagi cerita ke orang yang dipercaya.

The 5 Love Languages Of Teenagers

Krakteristik Remaja Akhir

Melansir dari laman Adalah.co.id dan Dosenpsikologi.com, remaja dapat dikategorikan sebagai remaja akhir jika telah menunjukkan beberapa karakteristik atau ciri-ciri di bawah ini.

1. Perkembangan Sosial

Salah satu perkembangan yanh paling sulit dilakukan oleh remaja adalah penyesuaian sosial. Mereka harus beradaptasi dengan hubungan romantis yang sebelumnya belum pernah dijalani. Tidak hanya itu, mereka juga harus beradaptasi dengan orang dewasa selain di sekolah dan keluarga.

Remaja harus menyesuaikan masalah perilaku sosial, nilai-nilai baru dalam persahabatan, dan kelompok sosial baru untuk mencapai tujuan model sosialisasi orang dewasa. Nilai-nilai baru berupa dukungan dan penolakan dapat memberikan dampak psikologis bagi perkembangan pendidikan.

Dalam pergaulan di luar rumah misalnya dengan teman memberikan dampak yang besar pada sikap, pembicaraan, minat, dan perilaku. Jiwa remaja yang selalu ingin terus maju akan mempengaruhi kelompok sebaya mulai berkurang karena dua faktor di bawah ini.

  • Remaja ingin menjadi individu yang mandiri dengan cara berusaha menemukan jati diri.
  • Terjadi dari pemilihan sahabat sehingga remaja tidak lagi memiliki minat di berbagai kegiatan yang berhubungan dengan masa anak anak.

Tidak hanya itu, ada beberapa karakteristik remaja akhir yang menonjol seperti di bawah ini.

  • Kesadaran akan kesunyian berkembang yang mendorong remaja untuk bergaul. Masa remaja disebut dengan masa sosial sebab di sepanjang masa remaja, hubungan sosial akan semakin terlihat jelas dan lebih dominan. Kesadaran akan kesendirian membuat remaja berusaha untuk mencari cara agar bisa berhubungan dengan orang lain dan mulai bergaul.
  • Usaha untuk memilih nilai nilai sosial. Terdapat dua kemungkinan yang bisa diambil oleh remaja saat berhadapan dengan nilai sosial tertentu yakni menyesuaikan diri dengan beberapa nilai tersebut dan juga tetap pada pendirian dengan segala sebab akibatnya. Ini mengartikan jika reaksi terhadap keadaan tertentu nantinya akan berlangsung berdasarkan norma tertentu. Untuk remaja idealis dan mempunyai kepercayaan penuh terhadap cita cita, maka menurut norma sosial mutal walau semua yang sudah dicobanya gagal. Sedangkan untuk remaja yang berskap pasif pada keadaan maka lebih mudah untuk menyerah bahkan apatis.
  • Ketertarikan dengan lawan jenis. Masa remaja sering disebut dengan masa biseksual. Meski kesadaran dengan lawan jenis berhubungan dengan perkembangan jasmani, namun sebenarnya yang lebih berkembang bukanlah jasmani namun mulai tumbuhnya ketertarikan dengan lawan jenis.
  • Mulai memilih karir tertentu. Memasuki usia remaja akhir, maka remaja akan mulai memilih karir tertentu meski dalam proses memilihnya seringkali mengalami kesulitan. Untuk itu remaja membutuhkan wawasan karir beserta keunggulan dan juga kelemahan dari setiap karir tersebut.

2. Pengembangan Moral

Moralitas merupakan seperangkat nilai yang bersumber dari berbagai perilaku yang harus dihormati dan menjadi norma yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.

Moralitas juga menjadi tolak ukur kebaikan dan kejahatan dari seorang individu yang ditentukan oleh nilai-nilai sosial-budaya, yang mana individu bertindak sebagai anggota sosial. Harapannya, remaja dapat mengganti beberapa konsep moral yang berlaku secara umum.

Lalu, meneruskan dengan kode moral yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam berperilaku. Berikut lima dasar dalam moral yang ke depannya harus dilakukan oleh remaja.

  • Pandangan moral individu semakin lama semakin abstrak.
  • Keyakinan moral akan berpusat pada apa yang benar dan salah dan keadilan moral sebagai kekuatan moral yang dominan.
  • Penilaian moral akan semakin kognitif.
  • Penilaian moral atidak terlalu egosentris.
  • Penilaian moral secara psikologis semakin mahal sehingga penilaian moral menjadi bahan emosi dan menyebabkan ketegangan emosi.

3. Perkembangan Seksual

Remaja akan menemukan satu identitas diri berbentuk orientasi seksual yang terlihat dari emosional, romantis, hasrat seksual, dan kasih sayang kepada orang yang dicintainya. Oleh sebab itu, remaja akan mencari cara untuk mengekspresikan diri secara seksual. Salah satunya mencari caranya sendiri sendiri dalam meredakan ketegangan seksual melalui masturbasi yang dipicu oleh perilaku erotis.

4. Perkembangan Emosi

Emosi remaja akhir, umumnya disertai dengan tindakan misalnya bahagia dan tidak bahagia. Perasaan yang menyertai tindakat tersebut disebut sebagai warna afektif, yang tidak jarang kuat, lemah, dan tidak jelas.

Jika warna tersebut kuat maka akan disebut dengan emosi dalam psikologi yang ke depannya akan mengakibatkan beberapa perubahan fisik pada seseorang di antaranya.

  • Pupil mata membesar saat sedang marah.
  • Reaksi elektris pada kulit akan meningkat saat sedang terpesona.
  • Darah mengalir lebih cepat saat sedang marah.
  • Bernafas panjang saat kecewa.
  • Denyut jantung bertambah cepat saat sedang terkejut.
  • Air liur mengering saat takut atau tegang.
  • Pencernaan terganggu saat tegang.
  • Bulu roma berdiri saat sedang takut.

About the author

Rahma R

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sudah dipelajari oleh banyak orang. Saya juga senang dengan bahasa Inggris, sehingga ketika menulis dengan tema materi bahasa Inggris sangat senang.