Pkn

Contoh Sila Ke-3 Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh Sikap yang Sesuai Dengan Sila Ke-3 Pancasila – Bukanlah hal yang mengherankan apabila kita membahas mengenai negara Indonesia yang dianggap serta dikenal oleh negara luar sebagai negara yang memiliki banyak keberagaman di dalamnya. Keberagaman yang terjadi di negara Indonesia pun tak hanya dalam satu aspek saja, namun keberagaman yang terjadi di Indonesia adalah keberagaman seperti agama, budaya, ras, suku, Bahasa daerah dan adat istiadat.

Seluruh perbedaan keberagaman tersebut bisa Grameds katakan atau panggil sebagai sebuah kekayaan serta rezeki melimpah yang secara sah dimiliki oleh negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang biasa disingkat dengan NKRI. Dari pernyataan diatas lah yang membuat tidak sedikit warga dari luar negeri yang jauh-jauh melancong untuk datang serta berlibur ke Negara Indonesia hanya untuk melihat serta merasakan suasana keberagamannya.

Namun, tahukah Grameds? Adanya segala aspek keberagaman yang dimiliki oleh negara kita ini, membuat negara indonesia memiliki potensi yang tinggi serta sangat rentan untuk akan terjadinya suatu permasalah atau konflik baik konflik dari dalam maupun konflik dari luar yang dapat terjadi di tengah-tengah lingkungan masyarakat Indonesia.

Permasalahan atau konflik yang terjadi diprediksikan akan membuat kita sebagai sesama bangsa Indonesia akan berperilaku untuk saling membenci satu sama lain. Bahkan, jika suatu permasalahan atau konflik yang terjadi ini terjadi secara berkepanjangan atau terus-menerus memiliki potensi yang besar untuk menimbulkan terjadinya sebuah perpecahan serta perang saudara antar sesama warga negara Indonesia.

Nah, untuk menanggulangi serta menghindari terjadinya segala permasalahan yang akan lebih kompleks untuk kedepannya, negara Indonesia memutuskan untuk membuat atau membentuk sebuah pondasi negara yang berupa sebuah ideologi mutlak berisi mengenai dasar-dasar sila yang berguna untuk mengatasi segala permasalahan. Pondasi negara dibentuk dengan tujuan agar negara Indonesia dapat menanggulangi serta mendapatkan jawaban dalam memilih metode mana yang sangat cocok untuk digunakan dalam menanggulangi masalah-masalah tersebut.

Hal itu dilakukan supaya negara Indonesia terbebas dari konflik serta perpecahan yang terjadi di antara bangsa Indonesia. Pondasi negara atau dasar negara tersebut diberi nama Pancasila. Sampai saat ini Pancasila masih menjadi dasar negara resmi negara Indonesia. Kehadiran Pancasila sangat- sangat membantu warga negara Indonesia untuk senantiasa hidup rukun, damai, dan tentram.

Dasar negara atau Pancasila mengandung lambang serta makna yang mendalam didalamnya. Perlu Grameds ketahui bahwa satu kalimat sila bisa mencerminkan berbagai pengamalan tindakannya dalam sehari-hari, itu dikarenakan setiap sila-sila mengandung nilai-nilai yang mendalam serta memiliki potensi untuk dijabarkan secara lebih luas. Seluruh sila yang ada pada Pancasila memiliki peran serta kegunaannya masing-masing, tak terkecuali dengan bunyi serta contoh penerapan Pancasila sila ketiga.

Nah, pada artikel kali ini, kami akan mengajak Grameds untuk lebih mengenal serta mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan seputar sila ketiga? Grameds tak perlu khawatir, karena di artikel ini, kami akan mengajak Grameds untuk memperdalam ilmu Grameds mengenai sejarah Pancasila serta fungsinya bagi Indonesia. Setelah itu kami akan menyampaikan semua hal yang berhubungan sila ketiga mulai makna isi sila ketiga, makna lambang sila ketiga, serta yang terakhir adalah contoh pengamalan serta penerapan isi dari sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari.

Beli Buku di Gramedia

Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila

Sebagai ideologi resmi serta pedoman berperilaku dalam kehidupan sehari-hari untuk bangsa Indonesia, Pancasila tentulah memiliki masa lalu serta sejarah yang membentuknya menjadi sebuah ideologi yang digunakan sebagai pondasi dari negara Indonesia.

Tepat pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang membentuk suatu badan yang dinamai Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI. Badan penyelidik tersebut yang diketuai serta dipimpin oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) atau yang kerap disapa dengan nama Radjiman Wedyodiningrat. Beliau membuka sidang organisasi tersebut dengan pidato. Dalam pidato tersebut, dr. Radjiman mengajukan sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada anggota-anggota Sidang tersebut. Pertanyaan yang diajukan oleh dr. Radjiman berbunyi, “Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?”

Selama proses perumusan isi-isi dasar negara resmi, para anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI menyampaikan semua usulan-usulan mereka yang dapat membantu proses perumusan berjalan dengan cepat. Berikut ini adalah beberapa usulan isi Pancasila yang diusulkan oleh para anggota BPUPKI.

1. Lima Dasar oleh Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945

Tepat pada tanggal 29 Mei 1945, seorang tokoh terkenal Indonesia yang bernama Muhammad Yamin menyampaikan usulannya mengenai Lima Dasar sebagai bentuk rumusan calon dasar negara Indonesia. Berikut ini isi Lima Dasar yang dirumuskan oleh Muhammad Yamin.

-Perikebangsaan
-Perikemanusiaan
-Peri Ketuhanan
-Peri Kerakyatan
-Kesejahteraan rakyat

Muhammad Yamin mengungkapkan bahwa, kelima dasar negara yang beliau rumuskan adalah berlandaskan pada sejarah yang terjadi di negara Indonesia, peradaban di masa lalu, agama-agama yang tersebar di Indonesia, serta sistem ketatanegaraan yang telah lama berlaku serta berkembang di Indonesia.cukup disayangkan, karena rumusan yang diusulkan oleh Muhammad Yamin ini diragukan oleh Mohammad Hatta.

2. Pancasila oleh Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945

Pada sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, seorang proklamator Indonesia yang juga seorang presiden Indonesia bernama Ir. Soekarno membuka mulutnya dan menyampaikan mengenai usulan rumusan dasar negara miliknya. Beliau menamai rumusan dengan nama Pancasila. Dalam pidatonya tersebut, beliau menyebutkan judul pidatonya secara spontan dengan nama Pidato Lahirnya Pancasila. Dalam pidatonya tersebut, Ir. Soekarno menyampaikan beberapa dasar-dasar negara yang beliau rumuskan untuk nantinya dijadikan sebagai salah satu usulan pembentuk dasar negara. Isi dasar-dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno adalah sebagai berikut.

-Kebangsaan Indonesia atau Nasionalisme.
-Kemanusiaan atau Internasionalisme.
-Mufakat atau Demokrasi.
-Kesejahteraan Sosial
-Ketuhanan yang berkebudayaan.

Dalam pidatonya yang juga menjadi momen dimana beliau menamai rumusannya dengan nama Pancasila itu, beliau mengucapkan beberapa kalimat yang kurang lebihnya berbunyi :

Saat ini sudah tersebar banyak prinsip-prinsip hidup, seperti ketuhanan, kebangsaan, internasionalisme, mufakat, dan kesejahteraan, lima dasar. Jumlahnya memanglah lima, namun namanya bukanlah Panca Dharma, tetapi saya akan memberikan nama ini dengan nama Pancasila berdasarkan saran dari teman saya yang ahli Bahasa. Panca yang artinya lima, dan sila adalah dasar atau asas, dan kelima hal yang telah saya sebutkan diatas adalah dasar-dasar yang membentuk negara Indonesia menjadi negara yang kekal serta abadi.

Setelah itu anggota BPUPKI memutuskan untuk memilih rumusan dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Soekarno sekaligus menjadikan tanggal 1 Juni 1945 sebagai tanggal lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan membubarkan organisasi tersebut. namun, perlu Grameds ketahui, sebelum sidang pertama tersebut dibubarkan, para anggota organisasi memutuskan untuk membentuk suatu Panitia Kecil dengan tugas sebagai berikut.

-Membuat rumusan ulang yang nantinya akan dijadikan Pancasila sebagai dasar resmi negara Indonesia berdasarkan pada rumusan-rumusan yang disampaikan oleh Ir. Soekarno sebagai usulan dasar negara yang disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945.

– Mengubah usulan rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno menjadi sebuah teks yang akan dibacakan saat proses proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Anggota dari Panitia Kecil tersebut dipilih Sembilan orang lagi untuk dijadikan sebagai organisasi yang dinamakan dengan Panitia Sembilan. Panitia Sembilan bertugas untuk mewujudkan semua tugas-tugas yang telah dibentuk oleh Panitia Kecil. Tugas dan rencana yang telah disusun oleh Panitia Kecil disetujui dan Panitia Sembilan memulai untuk melaksanakannya. Tepat pada tanggal 22 Juni 1945, Piagam Jakarta pun lahir.

Baru pada tanggal 1 Juni 2016, setelah sekian lama akhirnya ada salah satu Presiden RI yang menjabat saat itu, yaitu Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 yang memuat mengenai Hari Lahir Pancasila dan sekaligus menetapkan hari tersebut sebagai hari libur nasional dan peraturan tersebut berlaku dimulai pada tahun 2017.

Beli Buku di Gramedia

Fungsi Pancasila

· Acuan hidup bangsa Indonesia
· Pembeda karakter bangsa Indonesia dengan bangsa lain
· Pembentuk kepribadian bangsa Indonesia
· Dasar negara resmi bangsa Indonesia
· Sumber terbentuknya segala hukum yang berlaku di Indonesia
· Bentuk perjanjian luhur bangsa Indonesia

Penjabaran Butir-butir pengamalan Pancasila

Butir-butir ini kami peroleh berdasarkan Ketetapan MPR No.I/MPR/2003

1. Sebagai warga negara Indonesia, haruslah dapat dengan bijak untuk lebih mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perorang atau kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Hal ini mencerminkan sikap serta sikap persatuan dan kesatuan Indonesia.
2. Mampu untuk mengorbankan semuanya dan bersikap rela berkorban demi kepentingan negara serta bangsa .
3. Mampu menjunjung tinggi serta mengembangkan sikap nasionalisme mencintai tanah air beserta dengan bangsa Indonesia.
4. Memiliki rasa bangga karena telah menjadi warga negara Indonesia serta memiliki tanah air Indonesia.
5. Melestarikan ketertiban dunia dengan landasan kemerdekaan antar negara, adanya perdamaian abadi, serta keadilan sosial yang merata.
6. Melestarikan sikap serta karakter yang mencerminkan persatuan dan kesatuan Indonesia dengan landasan Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memperluas pergaulan serta jaringan pertemanan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Makna Lambang Sila Ketiga

Seperti yang Grameds ketahui bahwa sila ketiga dilambangkan dengan gambar pohon beringin yang besar. Berikut ini makna dari masing-masing bagian yang ada dalam lambing sila ketiga.

1. Lambang Pohon Beringin Yang Besar

Grameds pastinya sudah mengetahui seperti apa bentuk dari pohon beringin bukan? Umumnya, pohon beringin sendiri tumbuh dengan ukuran sangat besar tidak seperti ukuran umum pohon lainnya. Pohon beringin yang tumbuh besar ini memberikan sensasi keindahan serta memiliki daya keistimewaan tersendiri bagi mereka yang melihatnya. Atau juga bisa dikatakan, bahwa pohon beringin yang berukuran besar ini mempunyai makna tersendiri bahwa bangsa dan negara Indonesia adalah bangsadan negara yang berukuran besar. Dengan kata lain, bangsa Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang melimpah di dalamnya serta sangat indah dan istimewa apabila diperlihatkan ke dunia luar.

Tak hanya itu saja, pohon yang besar ini juga memiliki berbagai kegunaan didalamnya. Pohon beringin dapat digunakan sebagai tempat berteduh untuk orang-orang yang ada di sekitarnya. Pohon beringin membawa hawa sejuk serta nyaman, rasa nyaman ini tak akan hilang dan kita akan merasa untuk kembali berteduh di pohon beringin. Dalam hal ini, pohon beringin dapat memberikan makna bahwa warga Indonesia yang berada di luar negeri atau tidak di dalam negara Indonesia pastinya akan merasakan kerinduan layak halnya kerinduan akan berlindung dibawah pohon beringin yang besar. Kerinduan-kerinduan itu berupa kerinduan akan kenyamanan, kedamaian, serta ketenangan yang ada di negara Indonesia.

2. Warna Latar Belakang Putih

Pancasila sila ketiga memiliki lambing poho beringin dengan warna putih sebagai latar belakang dari pohon tersebut. Warna latar belakang putih itu membantu dalam memperjelas lambing pohon beringin dalam sila ketiga. Dengan gambaran tersebut, dapat kita simpulkan bahwa warna latar belakang putih tersebut memiliki makna bahwa warna putih dalam Indonesia tidak beradu serta bertabrakan dengan warna lainnya.

Selain itu warna latar belakang putih juga memberikan kesan yang melambangkan sebuah kesucian, bentuk kejujuran, murni, bersih, dan juga keaslian. Hal-hal yang dilambangkan oleh warna putih ini merupakan harapan serta cita-cita yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Makna Isi Sila Ketiga

Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” dan memiliki lambing pohon beringin ini memanglah memiliki bunyi sila tersingkat. Namun, sila ketiga ini pastinya memiliki hubungan yang sangat erat dengan persatuan dan kesatuan yang ada di negara Indonesia seperti bunyi silanya. Dari bunyinya tersebutlah yang menjadikan sila ketiga ini sebagai dasar dari berkehidupan bermasyarakat di negara Indonesia. Hal ini dilakukan agar dalam berkehidupan bermasyarakat, warga selalu rukun, tetap utuh, dan tidak adanya satupun konflik atau perpecahan yang terjadi

Negara Indonesia sendiri memiliki bentuk geografis yang negaranya adalah negara yang berbentuk kepulauan tersebar di seluruh penjuru negeri. Setiap pulau yang ada di Indonesia sendiri memiliki masing-masing perannya yang dapat berpengaruh untuk perkembangan negara Indonesia ini. Tanpa adanya bantuan serta dorongan dari rakyat-rakyat yang menempati pulau-pulau yang tersebar di Indonesia, tentu akan membuat perkembangan negara Indonesia tidak secepat ini.

Dikarenakan adanya serta kemauan dari rakyat-rakyat yang menempati pulau-pulau tersebut untuk membantu perkembangan bangsa Indonesia, membuat negara ini berkembang dengan pesar. Kemauan itu pastinya dilandasi oleh Pancasila terutama Pancasila sila ketiga. Kehadiran sila ketiga dalam Pancasila membuat hati masyarakat Indonesia tergerak untuk mendukung serta membantu apabila ada warga dari daerah lain yang mengalami musibah. Kesimpulannya, sila ketiga data memberikan semangat kepada rakyat Indonesia untuk senantiasa bergotong royong.

Beli Buku di Gramedia

Contoh Penerapan Sikap Sila Ketiga dalam Kehidupan Sehari-hari

Sila yang memiliki bunyi “Persatuan Indonesia” ini menempati sila ketiga dalam Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar negara. Sila ketiga memiliki arti bahwa menjadi suatu kewajiban bagi seorang warga negara Indonesia untuk menegakkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu, kesatuan dan persatuan juga memegang peranan penting dalam berbagai aspek, seperti aspek politik, sosial, budaya, pertahanan, ekonomi, serta keamanan. Persatuan ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa bersatu kepada warga negara dalam memiliki keanekaragaman budaya di negara Indonesia.

1. Contoh sikap sila ketiga di rumah yaitu:

  • Rajin serta giat untuk belajar dalam tujuan menuntut ilmu agar dapat membanggakan kedua orang tua.
  • Selalu menghormati anggota keluarga yang lebih tua dan tidak lupa untuk senantiasa menghargai anggota keluarga yang lebih muda.
  • Selalu membantu anggota keluarga yang sedang melakukan pekerjaan rumah.
  • Selalu mendahulukan kepentingan bersama (keluarga) serta mengabaikan kepentingan pribadi.
  • Mengembangkan serta menciptakan suasana rukun di rumah.

2. Contoh sikap sila ketiga di sekolah yaitu:

  • Selalu giat dan tekun dalam menuntut ilmu serta menanamkan keyakinan untuk membanggakan nama sekolah melalui prestasi,
  • Menanamkan sikap saling menghargai antar sesama warga sekolah.
  • Lebih mengutamakan kepentingan bersama di sekolah daripada kepentingan diri sendiri maupun kepentingan kelompok yang sedang ditempati.
  • Selalu menanamkan sikap untuk senantiasa menjaga sikap dan menjaga kerukunan antar warga sekolah.
  • Senantiasa bersikap khidmat saat sedang upacara untuk menunjukkan rasa cinta kita kepada Tanah Air.
  • Memperdalam ilmu sejarah agar dapat mempelajari semua pengorbanan dari para pahlawan dan dapat meningkatkan rasa cinta tanah air.

3. Contoh sikap sila ketiga di lingkungan masyarakat yaitu:

  • Mengkonsumsi dan membeli produk dalam negeri.
  • Selalu bersikap toleransi dan menghindari sikap meremehkan suku adat lain.
  • Senantiasa menanamkan rasa untuk selalu mengutamakan kerukunan serta persatuan bangsa Indonesia dibandingkan dengan kepentingan kelompok, diri sendiri, dan golongan.
  • Selalu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat yang diadakan di sekitar tempat tinggal, seperti kerja bakti Minggu atau siskamling.
  • Tertib dan rela membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku dan waktunya.
  • Tidak merasa keberatan untuk mengorbankan harta, tenaga, maupun jiwa raga apabila diperlukan untuk dapat melindungi kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.
  • Senantiasa menaati aturan yang berlaku.
  • Mencintai semua keberagaman budaya di Indonesia.

Itulah beberapa contoh penerapan sikap sila ketiga yang ada di Pancasila yang dapat Grameds terapkan dalam kehidupan Grameds sehari hari, serta beberapa informasi lain mengenai sila ketiga dan sejarah Pancasila beserta fungsinya. Semoga artikel ini membantu Grameds dalam mengatasi rasa penasaran Grameds.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait:

About the author

Mochamad Aris Yusuf

Menulis merupakan skill saya yang pada mulanya ditemukan kesenangan dalam mencari informasi. tema tulisan yang saya sukai adalah bahasa Indonesia, pendidikan dan teori yang masuk dalam komunikasi Islam.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Aris Yusuf