Sosial Budaya

13 Ragam Alat Musik Dari Daerah Jawa Barat

Written by Umam

Alat Musik Dari Daerah Jawa Barat – Mungkin saat kamu mendengar nama provinsi Jawa Barat, tentu yang terlintas di dalam benak hati yaitu ibukotanya yang cukup terkenal yakni Bandung. Kotanya yang memiliki sejarah cukup panjang pada perkembangan bangsa Indonesia. Tak heran, jika terdapat beberapa julukan yang disematkan untuk kota ini, seperti Bandung Lautan Api, Paris Van Java, Kota Kembang, dan berbagai julukan lainnya.

Terlepas dari semua itu, provinsi ini juga dikenal dengan panorama yang indah, dan kaya akan kearifan lokalnya. Terdapat berbagai macam permainan daerah, tembang-tembang, tarian-tarian, alat musik tradisional, makanan khas daerah, dan lain sebagainya.

Berbicara tentang alat musik tradisional yang ada di provinsi Jawa Barat, kamu perlu bangga sebab beberapa alat musik tradisional dari sunda ini sudah mendunia atau sudah dikenal oleh mancanegara, dan bahkan ada pula yang menjadi salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Dapat dikatakan bahwa alat musik tradisional berasal dari Jawa Barat ini sangatlah beragam. Untuk itulah pada pembahasan ini, akan dibahas berdasarkan klasifikasi yang ada. Berdasarkan klasifikasi tersebut dibedakan mulai dari bahan alat musik hingga cara memainkan. Apa sajakah itu? Mari simak pembahasan satu persatu di bawah ini.

1. Alat Musik Karinding

Karinding adalah salah satu alat musik kuno yang berasal dari daerah Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat. Tak hanya dari daerah asalnya saja yang bisa menjumpai alat musik ini, sebab kini alat musik ini telah tersebar ke berbagai daerah lainnya. Namun, nama dan bentuknya yang sedikit berbeda.

Dinamakan Karinding sebab bentuknya serupa dengan sejenis serangga atau yang biasa dikenal dengan nama kakarindingan. Dari situlah, masyarakat berpikir bahwa jika ada kakarindingan, maka tentunya ada karindingnya. Diibaratkan jika ada mobil-mobilan maka ada mobilnya.

Pada zaman dulu, karinding ini biasa dibawa oleh para petani, guna mengusir hama yang ada di sawah.
Selain itu, karinding juga menjadi salah satu alat musik yang biasa dibawakan oleh para pria yang telah akil balig saat bertandang ke sebuah rumah gadis yang disukainya (Pada saat itu para gadis masih dipingit di dalam rumah). Sehingga di tiap rumah, sering dijumpai alat musik karinding yang terselip di antara bilik-bilik rumah.

Karinding sendiri adalah alat musik pukul. Cara memainkan alat ini dengan cara menyisipkan ke dalam mulut, kemudian pada bagian ujungnya dipukul atau disentil memakai jari. Dari situlah, menghasilkan bunyi berupa “pow…” melalui rongga mulut dari pemain yang berperan seperti soundboard.

Pada dasarnya, alat musik karinding ini adalah alat musik yang tidak mempunyai nada atau disebut juga sebagai alat musik ritmis. Meskipun begitu, suara yang dihasilkan dari karinding ini juga bergantung pada para pemainnya. Sebagian pemain dari karinding ini sudah lihai dalam memainkan karinding menjadi alat musik melodis.

2. Alat Musik Angklung

Angklung merupakan salah satu alat musik multinational atau bernada ganda yang berkembang secara tradisional di wilayah sunda. Tepatnya berada di Pulau Jawa bagian Barat.

Alat musik ini dibuat dari bahan bambu yang dimainkannya dengan cara digoyang. Suara yang dihasilkan angklung ini berasal dari benturan badan pipa bambu yang menghasilkan suara getar berupa susunan nada 2 (dua), 3 (tiga), hingga 4 (empat) nada pada tiap ukurannya, baik kecil maupun besar.

Berdasarkan Dictionary of the Sunda Language karya dari Jonathan Rigg yang terbit di Batavia pada tahun 1862, tercatat bahwasanya angklung merupakan alat musik yang terbuat dari pipa bambu yang dipotong ujungnya sehingga menyerupai sebuah pipa-pipa dalam suatu organ. Setelah itu pipa itu diikat bersamaan ke dalam satu bingkai.

Alat musik angklung telah tercatat menjadi sebuah karya agung warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia dari UNESCO sejak November tahun 2010.

Cara memainkan alat musik angklung dengan cara digoyangkan hingga menghasilkan sebuah nada atau bunyi berdasarkan kecil atau besarnya batang bambu. Terdapat beberapa teknik dasar dalam memainkan alat musik ini yang diantaranya sebagai berikut:

  • Kurulung, memiliki arti getar. Pada teknik umum ini memainkan dengan cara tangan kanan memegang tabung dasar, dan menggetarkan ke kiri ke kanan secara berulang.
  • Centok, memiliki arti sentak. Pada teknik ini, cara memainkan tabung dasar ditarik secara cepat ke telapak tangan, sehingga menghasilkan bunyi satu kali atau disebut staccato.
  • Tengkep, seperti halnya kurulung namun hanya satu tabung ditahan supaya tidak ikut bergetar. Pada teknik ini menghasilkan sebuah nada murni maupun satu melodi nada saja.

3. Alat Musik Calung

Calung merupakan salah satu alat musik yang berasal dari tanah sunda, dan merupakan prototipe dari angklung.
Tetapi berbeda dengan alat musik angklung yang cara memainkannya digoyang, alat musik calung ini dimainkan dengan cara dipukul pada bagian batang bilahan atau tabung bambu yang telah tersusun berdasarkan titi laras atau tangga nada, dan juga pentatonis.

Jenis bambu yang dipakai pada bahan pembuatan alat musik ini yaitu awi wulung atau bambu hitam, tetapi ada pula yang terbuat dari awi temen atau bambu putih.

Selain itu, alat musik calung ini pula merupakan sebutan dari salah satu seni pertunjukan khas sunda. Terdapat dua jenis calung, yakni calung jinjing, dan calung rantay.

4. Alat Musik Arumba

Arumba adalah salah satu alat musik yang terbuat dari bahan bambu serupa dengan angklung. Istilah arumba berasal dari singkatan yaitu alunan rumpun bambu.

Pada mulanya, alat musik arumba memakai sebuah tangga nada pentatonis. Akan tetapi seiring dengan berlangsungnya zaman, alat musik ini memakai tangga nada diatonis.

5. Alat Musik Kecapi

Kecapi adalah alat musik petik asli dari Indonesia yang serumpun dengan alat musik petik lainnya yang ada di wilayah Asia Timur, dan juga Asia Tenggara, seperti Vietnam, Jepang, Thailand, Korea, Burma, dan China.
Di wilayah Indonesia sendiri, alat musik ini telah tersebar di berbagai wilayah nusantara, diantaranya Jawa, Sunda, Bugis, Batak, Dayak, Timor, Toraja, dan daerah lain sebagainya.

Alat musik kecapi memiliki nama, dan bentuk yang berbeda-beda di tiap daerahnya, seperti kacaping, kecapi, kutiyapi, kasapi, dan lain sebagainya.

Tetapi pada kecapi sunda memiliki bentuk, dan teknik bermain yang sudah maju, dan berkembang daripada alat musik petik sejenisnya yang ada di wilayah Indonesia.

Bahkan, seiring berkembangnya teknologi ini terciptalah sebuah kecapi elektronik yang lebih modern, dan canggih. Berdasarkan fungsinya alat musik ini terbagi ke dalam dua bagian, diantaranya:

– Kecapi Indung

Kecapi indung dipakai untuk memimpin musik dengan cara memberikan sebuah intro, bridges, dan interlude, serta juga menentukan tempo.

– Kecapi Rincik

Kecapi rincik biasanya dipakai guna memperkaya sebuah iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan menggunakan frekuensi yang tinggi. Berbeda halnya dengan kecapi indung yang memakai 18 atau 20 dawai, kecapi rincik ini hanya memakai 15 dawai.

6. Alat Musik Toleat

Alat musik toleat adalah alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Toleat berasal dari Subang dan biasa dimainkan oleh penggembala yang berada di daerah pantura. Mereka akan memainkan alat musik ini sembari menunggu gembalanya. Awal mula alat musik ini diciptakan, toleat dibuat dari bahan jerami. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, alat musik yang satu ini dibuat dari bahan bambu tamiang. Sebab, pengrajin melihat bahwa bahan tersebut lebih awet dan berkualitas.

Toleat mempunyai delapan lubang nada dengan nada slendro. Sehingga bisa menghasilkan suara yang unik dan mirip seperti suara saxophone. Bentuk alat musik ini memang terlihat seperti seruling. Akan tetapi toleat mempunyai rit yang terbuat dari kayu berenuk. Alat musik toleat bisa dikombinasikan dengan berbagai jenis alat musik lainnya dan bisa menghasilkan inovasi musik yang unik. Alat musik ini umumnya dipadukan dengan kendang atau kecapi. Bahkan sekarang ini, toleat sudah mulai berkolaborasi dengan alat musik modern seperti keyboard.

7. Alat Musik Tarawangsa

Tarawangsa adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat dan dimainkan dengan cara digesek. Kehadiran alat musik yang satu ini ternyata lebih tua dibandingkan dengan alat musik rebab. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya naskah kuno yang menyebutkan alat musik tarawangsa.

Alat musik ini bisa ditemukan di beberapa wilayah yang ada di Jawa Barat dan juga Banten. Mulai dari daerah Sumedang, Banjaran, Cipatujah, Kanekes, dan lainnya.

Walaupun alat musik tersebut mempunyai dua dawai. Tapi hanya ada satu dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Selebihnya, dawai yang lainnya akan dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari telunjuk sebelah kiri.

8. Alat Musik Jentreng

Jentreng adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat dan dimainkan dengan cara disentuh dan juga dipetik. Alat musik yang satu ini identik dengan alat musik kecapi. Namun ukuran jentreng lebih kecil dan mempunyai 7 senar saja. Umumnya, jentreng terbuat dari kayu bunga kenanga atau menggunakan kayu nangka. Kehadiran alat musik ini tidak jauh berbeda dengan alat musik tarawangsa. Sebab, keduanya memang sering dipadukan dalam sebuah pertunjukan seni yang dikenal sebagai kesenian jentreng dan tarawangsa.

9. Genggong Subang

Genggong merupakan alat musik tradisional khas Daerah Subang, Jawa Barat. Kata “genggong” berasal dari nama rawa. Tak hanya itu, istilah tersebut merujuk pada nama dari kesenian rakyat yang terdiri dari berbagai macam alat musik tradisional. Kesenian tersebut biasanya dipentaskan untuk memperingati hari-hari khusus seperti Hari Kemerdekaan. Selain di Jawa Barat, di Pulau Dewata Bali ternyata juga punya alat musik tradisional yang memiliki nama genggong. Namun, alat musik yang berasal dari Bali terbuat dari pelepah enau dan dimainkan dengan cara yanggem atau mengulum.

10. Suling Bambu

Dalam tradisi masyarakat Sunda, suling umumnya dibuat dari bahan bambu yang berjenis tamiang serta memiliki ukuran panjang 52 cm dan diameter 15-18 mm. Dalam satu batang bambu tersebut akan diberi beberapa lubang. Satu lubang diikat dengan rotan yang sudah ditipiskan dan berfungsi sebagai sumber suara. Lalu 6 sampai 9 lubang lainnya berfungsi sebagai pengatur nada.

Di dalam kesenian karawitan masyarakat Sunda, ada dua jenis suling yang digunakan. Yang pertama adalah suling dengan enam lubang atau liang genep. Biasanya suling ini akan digunakan untuk mengiringi tembang Sunda Cianjuran atau Gamelan Degung Kreasi. Kedua yaitu suling dengan empat lubanh atau liang opat. Biasanya suling ini digunakan dalam tembang Sunda Cianjuran dan Gamelan Degung Klasik.

11. Rebab

Rebab merupakan alat musik tradisional dari Jawa Barat yang sudah dikenal sejak abad ke-8. Alat musik ini dulunya dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah yang datang ke Indonesia. Rebab tak hanya bisa Grameds temui di Jawa Barat saja, karena rebab juga merupakan alat musik tradisional dari Jambi.

Istilah rebab berasal dari kata Rabab yang berasal dari Bahasa Persia dan memiliki arti sedih. Pengertian tersebut sesuai dengan jenis lagu yang kerap dimainkan menggunakan rebab, yaitu lagu sedih atau ngalengis. Alat musik rebab juga biasa disebut sebagai lengek, yang artinya gesek atau keset. Sedangkan orang yang memainkan rebab disebut sebagai “ngalengek”, yang artinya memainkan rebab.

Dulu, alat musik rebab dibuat dari bahan dasar tembaga dan mempunyai tiga senar atau dawai. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu rebab dibuat menggunakan bahan kayu yang berbentuk busur panah. Alat musik ini sendiri dimainkan dengan cara digesek seperti biola, hanya saja tidak diangkat ke bahu.

12. Jengglong

Jengglong adalah alat musik yang masih banyak orang yang tahu. Alat musik ini merupakan instrumen musik yang mempunyai fungsi sebagai pencipta nada dasar dan juga kerangka lagu pada kesenian gamelan.

Jengglong biasanya dimainkan dengan cara dipukul. Alat pemukul yang digunakan terbuat dari kayu yang pada bagian ujungnya dililit dengan kain wol yang memiliki tekstur halus.

Selain itu, kita juga menggunakan karet tipis yang diikatkan di ujung alat pukul berbentuk bulatan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar suara yang dihasilkan tidak terlalu kasar dan juga enak didengar. Alat musik ini umumnya dibuat menggunakan bahan dasar perunggu, besi, atau kuningan.

Jengglong memiliki bentuk bilah-bilah yang berderet di atas ruang resonator atau suara. Bilah-bilah yang ada dibagi menjadi dua buah ancak. Dimana keduanya terdiri dari 3 bilah dengan permukaan berpencong.

13. Alat Musik Celempung

Celempung merupakan alat musik yang sampai sekarang tidak diketahui asal-usulnya. Dimana dan kapan alat musik ini diciptakan. Alat musik celempung biasanya terbuat dari bambu yang berdiameter 50 hingga 70 cm.

Alat musik celempung dipadukan dengan beberapa alat musik celempung jenis lainnya dan disebut sebagai celempung renteng. Instrumen alat musik tradisional dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu.

Alat musik ini menciptakan nada yang menggunakan gelombang resonansi yang ada di dalam ruang batang bambu. Selain digunakan sebagai sarana hiburan, alat musik celempung juga dipakai untuk media dakwah di ajaran agama Islam. Di dalam pementasan, alat musik celempung berperan sebagai pengatur irama lagu. Biasanya, celempung akan dipadukan dengan alat musik lain seperti rebab, karinding, kecapi, dan lainnya.

Baca Juga:

Itulah beberapa penjelasan mengenai ragam alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Sebagai generasi penerus bangsa, tentunya kita harus melestarikan kesenian tradisional Indonesia, khususnya yang berasal dari tempat kita lahir. Mengapa perlu melestarikan kesenian atau budaya negara Indonesia?

Sebab, hal tersebut telah menjadi ciri khas dari bangsa kita dan menjadi kebanggan tersendiri. Jika kita tidak melestarikannya, suatu saat negara kita akan kehilangan jati dirinya. Selain itu, anak cucu kita nanti tidak bisa menikmati kesenian dan kebudayaan yang berasal dari daerah-daerah diseluruh Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi buku yang berkaitan dengan kesenian alat musik tradisional dan kebudayaan Indonesia.

Beli Buku di Gramedia

Beli Buku di Gramedia

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.