in

Mengenal Komunikasi Pasif: Ciri, Dampak, dan Cara Menghadapinya

Apakah Grameds sering kebingungan saat menghadapi orang yang pasif. Daripada kamu serba salah, pelajari dulu apa ciri-ciri orang yang memiliki gaya komunikasi pasif.

 

Pengertian

Komunikasi pasif adalah suatu bentuk komunikasi dimana seseorang tidak menyatakan dengan jelas atau tidak mengungkapkan kebutuhan, pendapat, atau perasaannya secara langsung. Individu yang mengadopsi gaya komunikasi pasif cenderung menghindari konflik, menahan diri, dan kurang mampu untuk mempertahankan hak-hak mereka.

Mereka mungkin mengalah demi menghindari pertentangan atau merasa tidak nyaman dalam menyuarakan diri. Komunikasi pasif seringkali ditandai oleh penggunaan kata-kata yang tidak tegas, ekspresi wajah yang menunjukkan ketidakpastian, dan kecenderungan untuk menyetujui orang lain meskipun sebenarnya tidak sepakat.

Hal ini dapat mengakibatkan ketidakjelasan, kesalahpahaman, dan frustasi dalam hubungan interpersonal, karena pesan yang disampaikan tidak selalu mencerminkan secara akurat apa yang dirasakan atau diinginkan oleh individu tersebut.Oleh karena itu, kebutuhan dan hak-hak individu bisa tidak terpenuhi dengan optimal karena kurangnya ekspresi yang jelas dan terbuka dari individu tersebut.

 

 

Ciri Komunikasi Pasif

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Ciri-ciri komunikasi pasif dalam kehidupan sehari-hari melibatkan pola komunikasi yang cenderung menghindari konflik dan mengekspresikan diri dengan tidak langsung. Berikut adalah beberapa ciri komunikasi pasif:

1. Tidak Jelas dalam Menyampaikan Pendapat

Orang yang berkomunikasi secara pasif cenderung tidak jelas dalam menyampaikan pendapat atau keinginan mereka. Mereka mungkin menggunakan bahasa yang ambigu atau ragu-ragu.

 

2. Tidak Mampu Menolak Permintaan

Individu yang bersikap pasif sulit untuk menolak permintaan orang lain secara tegas. Mereka mungkin merasa terpaksa menyetujui meskipun sebenarnya tidak ingin atau mampu melakukannya.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

 

3. Menghindari Konflik

Orang yang berkomunikasi secara pasif cenderung menghindari konflik dengan tidak menyuarakan pendapat atau ketidaksetujuan mereka. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan ketegangan interpersonal.

 

4. Mengalah Demi Keharmonisan

Pada umumnya, individu yang bersikap pasif lebih cenderung mengalah atau menyerah demi menjaga keharmonisan hubungan, meskipun hal tersebut mungkin merugikan diri mereka sendiri.

 

5. Kurangnya Inisiatif dalam Berbicara

Orang yang bersikap pasif cenderung kurang inisiatif dalam berbicara. Mereka mungkin menunggu orang lain untuk mengambil langkah pertama dalam komunikasi.

 

6. Ketidakmampuan Menyatakan Keinginan

Individu yang bersikap pasif seringkali kesulitan menyatakan keinginan atau kebutuhan mereka secara terbuka. Mereka mungkin berharap orang lain dapat menebak atau memahami tanpa harus diungkapkan.

 

7. Menggunakan Bahasa Tubuh yang Pasif

Orang yang berkomunikasi secara pasif dapat menunjukkan sikap pasif melalui bahasa tubuh yang menunjukkan ketidakpastian, seperti menghindari kontak mata atau bersikap canggung.

 

8. Ketidaknyamanan dalam Memberikan Masukan

Individu yang bersikap pasif mungkin merasa tidak nyaman memberikan masukan atau kritik, bahkan jika hal tersebut seharusnya diperlukan untuk perbaikan.

 

9. Ketidakmampuan Mengelola Konflik dengan Baik

Orang yang bersikap pasif seringkali kurang mampu mengelola konflik dengan baik, karena mereka cenderung menghindari pembicaraan yang sulit atau menuntut.

 

10. Kurangnya Inisiatif dalam Pengambilan Keputusan

Komunikasi pasif dapat ditandai dengan kurangnya inisiatif dalam pengambilan keputusan. Individu ini mungkin enggan memberikan pendapat atau kontribusi dalam proses pengambilan keputusan.

Who Am I?

 

 

Jenis Komunikasi Pasif

(Sumber foto: www.pexels.com)

 

Ada beberapa jenis komunikasi pasif yang dapat dikenali berdasarkan pola perilaku dan ekspresi komunikatifnya. Berikut adalah beberapa jenis komunikasi pasif:

 

1. Menyetujui Tanpa Pertimbangan (Compliance)

Individu pasif mungkin cenderung menyetujui atau menuruti permintaan orang lain tanpa mempertimbangkan keinginan atau kebutuhan mereka sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan perasaan tidak puas dan kurangnya kepuasan pribadi.

 

2. Penundaan (Procrastination)

Penundaan adalah bentuk komunikasi pasif di mana seseorang terus-menerus menunda-nunda tindakan atau keputusan yang perlu diambil. Hal ini dapat muncul sebagai bentuk menghindari tanggung jawab atau menghindari konfrontasi.

 

3. Perasaan Tertekan (Suppression of Feelings)

Individu yang berkomunikasi secara pasif mungkin menekan atau menahan perasaan mereka daripada menyatakan dengan jelas apa yang mereka rasakan. Hal ini bisa terjadi karena mereka takut akan konflik atau reaksi negatif dari orang lain.

 

4. Penyesuaian Diri Berlebihan (Overadaptation)

Gaya komunikasi pasif seringkali melakukan penyesuaian diri yang berlebihan untuk memenuhi harapan orang lain, bahkan jika hal itu bertentangan dengan keinginan atau nilai-nilai pribadi.

 

5. Ketidakjelasan (Vagueness)

Orang yang berkomunikasi secara pasif mungkin menggunakan bahasa yang tidak jelas atau ambigu, sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat dipahami dengan baik oleh pihak lain.

 

6. Self-Blame (Menyalahkan Diri Sendiri)

Individu pasif cenderung menyalahkan diri sendiri tanpa memberikan masukan atau mengungkapkan ketidakpuasan kepada orang lain. Mereka mungkin merasa tidak berhak menyuarakan kekecewaan atau ketidaksetujuan.

 

7. Pendiam (Silence)

Komunikasi pasif juga dapat termanifestasi dalam bentuk diam yang berlebihan. Individu ini mungkin enggan untuk berbicara atau mengungkapkan pendapat mereka, bahkan ketika dibutuhkan.

 

8. Kebohongan atau Menyembunyikan Informasi (Deception)

Orang yang bersikap pasif mungkin cenderung menggunakan kebohongan atau menyembunyikan informasi untuk menghindari konflik atau mengelak dari tanggung jawab.

 

9. Menerima Hukuman dengan Pasrah (Acceptance of Punishment)

Individu pasif mungkin cenderung menerima hukuman atau kritik tanpa membela diri atau menyuarakan pendapat mereka. Mereka merasa tidak berhak untuk membela diri.

 

10. Menghindari Pertentangan (Avoidance of Conflict)

Komunikasi pasif seringkali ditandai dengan upaya untuk menghindari konflik atau pertentangan dengan tidak mengungkapkan perbedaan pendapat atau kebutuhan.

Menetapkan Batasan, Mencintai Diri Sendiri

 

 

Dampak Komunikasi Pasif 

(Sumber foto: www.pexels.com)

Hubungan Percintaan

Komunikasi pasif dalam suatu hubungan dapat memiliki berbagai dampak negatif yang memengaruhi dinamika dan kesehatan hubungan tersebut. Beberapa dampak tersebut melibatkan:

  • Komunikasi pasif sering kali tidak jelas dan ambigu, menyebabkan ketidakpahaman antara pasangan atau pihak yang terlibat dalam hubungan. Ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman dan kebingungan.

 

  • Ketidakmampuan untuk menyuarakan kebutuhan atau keinginan dengan jelas dapat menyebabkan ketidakpuasan di antara pasangan. Salah satu pihak mungkin merasa tidak memahami atau dapat memenuhi kebutuhan yang sebenarnya.

 

  • Meskipun komunikasi pasif bertujuan menghindari konflik, dalam jangka panjang, hal ini dapat menciptakan konflik yang tertunda. Ketidakjelasan dan penekanan perasaan dapat menciptakan ketegangan yang kemudian muncul sebagai konflik yang lebih besar.

 

  • Kualitas hubungan dapat menurun karena kurangnya keterbukaan dan kejujuran dalam berkomunikasi. Pasangan mungkin merasa tidak dapat memahami atau memiliki hubungan yang mendalam.

 

  • Komunikasi pasif dapat menyebabkan penekanan emosi, dimana individu menahan perasaan atau ketidakpuasan mereka. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan stres dan ketegangan emosional.

 

  • Pasangan yang terlibat dalam komunikasi pasif mungkin mengalami ketidakstabilan emosional karena sulitnya mengatasi konflik dan merespon perasaan dengan sehat.

 

  • Komunikasi pasif dapat mengarah pada kurangnya kepuasan dalam hubungan, karena perasaan dan kebutuhan tidak selalu terungkap dengan baik dan dapat terabaikan.

 

  • Pasangan mungkin merasa tidak aman dalam hubungan ketika komunikasi pasif mendominasi. Kurang jelasnya ekspresi perasaan dapat membuat pasangan merasa sulit untuk memahami dan merespon dengan tepat.

 

  • Komunikasi pasif dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam hubungan, dimana satu pihak mungkin merasa memiliki kendali yang lebih besar atau dapat memanfaatkan ketidakjelasan atau ketidakmampuan pihak lain untuk menyuarakan pendapat.

 

  • Komunikasi pasif dapat menghambat pertumbuhan hubungan karena kurangnya ekspresi diri yang otentik dan terbuka. Pasangan mungkin tidak dapat memahami satu sama lain dengan baik.

 

Profesional

Komunikasi pasif dalam dunia profesional dapat memiliki dampak yang signifikan pada produktivitas, hubungan kerja, dan kemajuan profesional seseorang. Beberapa dampak komunikasi pasif dalam dunia profesional, yakni:

  • Komunikasi pasif dapat mengakibatkan ketidakjelasan dalam instruksi atau tugas yang diberikan. Pihak yang berkomunikasi secara pasif mungkin cenderung tidak memberikan arahan dengan jelas, sehingga dapat membingungkan rekan kerja.

 

  • Individu yang bersikap pasif akan mengalami kesulitan dalam menyuarakan ide atau pendapat mereka dengan jelas di lingkungan kerja. Hal ini dapat menghambat kontribusi konstruktif pada proyek atau diskusi tim.

 

  • Individu yang berkomunikasi secara pasif mungkin tidak mampu dengan efektif menyuarakan prestasi atau nilai yang mereka bawa ke dalam perusahaan dan akan kesulitan dalam menghadapi situasi negosiasi gaji, dan lain-lain.

 

  • Komunikasi pasif dapat meningkatkan risiko terjadinya kesalahan atau kesalahpahaman dalam eksekusi tugas atau proyek. Hal ini dikarenakan kurangnya klarifikasi atau pertanyaan dapat menyebabkan informasi yang salah dimengerti atau diinterpretasikan.

 

  • Individu yang bersikap pasif cenderung merasa tidak nyaman ketika menyampaikan masalah atau kritik terhadap rekan kerja. Hal ini dapat menghambat penyelesaian masalah atau dalam pengerjaan suatu pekerjaan.

 

  • Komunikasi pasif dapat berdampak negatif pada keterlibatan dan motivasi di tempat kerja. Karyawan yang merasa tidak didengar atau tidak dapat menyuarakan ide mungkin kehilangan minat atau semangat kerja di kemudian hari.

 

  • Pihak yang berkomunikasi secara pasif cenderung menghindari konflik, yang pada akhirnya dapat menghambat penyelesaian masalah dan pertumbuhan tim. Sementara konflik yang tidak diatasi dengan baik, dapat berdampak negatif pada dinamika tim.

 

  • Komunikasi pasif dapat menciptakan persepsi bahwa seseorang tidak percaya diri atau tidak berkompeten dalam lingkungan kerja. Hal ini dapat memengaruhi citra profesional dan kemungkinan mendapatkan tanggung jawab atau promosi.

 

  • Komunikasi pasif dapat menghambat kolaborasi dan teamwork. Individu yang tidak menyuarakan pendapat atau ide-ide mereka mungkin sulit untuk berkontribusi secara optimal dalam proyek tim.

 

  • Networking dan membangun hubungan di tempat kerja seringkali memerlukan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Komunikasi pasif dapat menghambat kemampuan seseorang untuk membangun jaringan dan mendapatkan dukungan dari rekan kerja atau atasan.

 

Pendidikan

Komunikasi pasif dalam dunia pendidikan dapat memiliki dampak yang serius terhadap proses pembelajaran dan interaksi antara siswa dan pendidik. Siswa yang berkomunikasi secara pasif cenderung enggan untuk menyuarakan pertanyaan atau kebingungan mereka terhadap apa yang disampaikan, sehingga dapat menghambat pemahaman konsep-konsep pelajaran.

Selain itu, ketidakmampuan siswa untuk menyampaikan pendapat atau ide mereka dengan jelas dapat mengurangi partisipasi aktif dalam diskusi kelas dan proyek kolaboratif. Pendidik yang menggunakan komunikasi pasif mungkin tidak mampu memberikan arahan yang jelas, menyebabkan kebingungan di antara siswa.

Dalam jangka panjang, dampak dari komunikasi pasif dalam pendidikan dapat mengakibatkan penurunan motivasi siswa, kurangnya keterlibatan dalam proses pembelajaran, dan kesulitan dalam pengembangan keterampilan interpersonal yang diperlukan di dunia nyata.

Oleh karena itu, pembiasaan komunikasi yang lebih terbuka, aktif, dan asertif di lingkungan pendidikan menjadi krusial untuk menciptakan suasana belajar yang produktif dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.

 

 

Cara Menghadapi Orang dengan Gaya Komunikasi Pasif 

Menghadapi orang dengan gaya komunikasi pasif memerlukan kesabaran, empati, dan keterampilan komunikasi yang baik. Berikut adalah beberapa cara untuk menghadapi orang dengan gaya komunikasi pasif:

1. Berikan perhatian penuh saat berbicara dengan orang yang komunikasinya pasif. Dengarkan dengan teliti untuk memahami pesan yang mereka sampaikan.

2. Tunjukkan cara berkomunikasi yang sehat dengan menjadi teladan. Gunakan bahasa tubuh yang positif, pandangan mata, dan nada suara yang mendukung.

3. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong mereka untuk berbicara lebih banyak. Pertanyaan ini dapat membuka ruang untuk ekspresi lebih lanjut.

4. Hindari kritik yang berlebihan atau memaksa. Orang dengan gaya komunikasi pasif mungkin merasa terancam oleh pendekatan yang terlalu dominan.

5. Berikan dukungan dan penguatan positif. Fokus pada aspek positif dari apa yang mereka sampaikan, dan apresiasi setiap upaya komunikasi yang lebih terbuka.

6. Pahami latar belakang atau pengalaman masa lalu yang mungkin mempengaruhi gaya komunikasi pasif mereka. Ini dapat membantu meningkatkan pemahaman Kamu terhadap perspektif mereka.

7. Pastikan mereka merasa aman dalam berkomunikasi. Jelaskan bahwa pendapat atau perasaan mereka dihargai dan tidak akan mendapat kritik yang tidak konstruktif.

8. Ajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan atau latihan yang dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi mereka secara bertahap.

9. Ajak mereka untuk menyatakan kebutuhan atau keinginan mereka secara langsung. Dorong mereka untuk berbicara dengan lebih tegas dan jelas.

10. Ciptakan lingkungan yang terbuka dan ramah di sekitar mereka. Hal ini dapat membuat mereka merasa lebih nyaman untuk berkomunikasi secara lebih terbuka.

11. Hindari konfrontasi langsung yang dapat membuat mereka merasa terancam. Sebaliknya, ajak mereka untuk berdiskusi dengan cara yang lebih santai dan terbuka.

12. Berikan waktu yang cukup bagi mereka untuk berekspresi. Jangan tergesa-gesa atau memaksa mereka untuk berbicara cepat atau membuat suatu keputusan.

13. Jika diperlukan, pertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga yang netral sebagai mediator untuk membantu memfasilitasi komunikasi.

Berani Berkata Tidak

 

 

Kesimpulan

Orang dengan gaya komunikasi pasif cenderung mengekspresikan diri secara tidak tegas, ambigu, memilih untuk menghindari konflik, dan seringkali kesulitan untuk menyampaikan kebutuhan atau pendapat dengan jelas kepada orang lain.

Ciri-ciri tersebut mencakup ketidakmampuan untuk mengemukakan diri, menghindari konfrontasi, dan kurangnya asertivitas dalam berkomunikasi. Dampaknya terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan percintaan, karier, atau pendidikan.

Dalam hubungan percintaan, gaya komunikasi pasif dapat menyebabkan ketidakjelasan, konflik yang tertunda, dan kurangnya pemahaman antar pasangan. Hal ini tentunya bisa memicu konflik yang berlarut-larut tanpa ada solusi jika keduanya tidak berkomunikasi untuk memecahkan masalah.

Di dunia karier, komunikasi pasif dapat menghambat kemajuan profesional, seperti kurangnya negosiasi yang efektif, dan komunikasi antar  tim yang kurang efisien. Tidak ada inisiatif untuk mengutarakan pendapat atau penolakan bisa menghambat pengerjaan bahkan bisa merugikan tim. Hal ini bisa berdampak pada ketidakjelasan instruksi atau beban kerja yang overload.

Sementara di dunia pendidikan, dampaknya dapat terlihat dari keterbatasan dalam berpartisipasi aktif, kurangnya keterlibatan dalam diskusi, dan kesulitan dalam menyampaikan ide atau pertanyaan. Tentunya hal ini bisa berdampak pada prestasi siswa yang kurang aktif dikarenakan pemahaman yang tidak terserap dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan metode active learning di sekolah untuk membuat suasana belajar lebih menyenangkan, memfasilitasi komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik, serta meningkatkan pemahaman siswa.

Untuk menghadapi orang yang memiliki gaya komunikasi pasif, penting untuk mengajak mereka berbicara dengan terbuka, memberikan dukungan, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka. Teknik seperti aktif mendengarkan, memberikan penguatan positif, dan memahami latar belakang mereka dapat membantu merangsang komunikasi yang lebih sehat dan efektif. Grameds bisa mempelajari kiat-kiat untuk menjadi pribadi yang lebih positif dengan membaca koleksi buku self improvement di Gramedia.com



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila Wu