Pkn

Pengertian Tolong Menolong: Manfaat dan Kaitannya dengan Pembangunan Karakter Bangsa

tolong menolong

Sejak kecil, kita telah diajarkan oleh kedua orangtua, guru, dan lingkungan mengenai tolong menolong. Namun, apakah kamu tahu apa itu tolong menolong? Lalu apa saja ya manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?

PENGERTIAN TOLONG MENOLONG

Sebagai makhluk sosial, kita pasti tidak akan bisa hidup sendirian tanpa adanya bantuan orang lain. Mulai dari awal kita lahir hingga meninggal, pasti membutuhkan bantuan orang lain. Keberadaan orang lain tersebut tidak hanya menjadi seorang teman yang menemani dalam kesendirian, tetapi juga sebagai partner dalam melakukan sesuatu, baik itu aktivitas di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain-lain. Bahkan dalam urusan ibadah kepada Tuhan pun kita juga membutuhkan bantuan orang lain.

Menurut KBBI, kata “tolong” sama saja dengan kata “bantu”. Sedangkan kata tolong-menolong memiliki makna yaitu saling menolong atau saling membantu orang lain guna meringankan beban.

Semua agama dan keyakinan pasti memiliki “aturan” mengenai kewajibannya membantu sesama. Dalam pancasila juga diatur demikian, yakni dalam sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.

Kegiatan saling tolong menolong tidak memandang atau membedakan adanya ras, suku, bangsa, agama, keturunan, status sosial, dan pendidikan manusia. Semakin banyak orang yang berbuat baik dengan saling menolong sesama, akan rukun dan bermanfaat pula dalam kehidupannya serta kehidupan orang lain. Tolong menolong pada hakikatnya merupakan hak dan kewajiban setiap manusia kepada manusia lain.

Dalam agama Islam, kegiatan saling tolong menolong menjadi salah satu tanda dari orang yang beriman. Menjaga persaudaraan sesama umat, menjauhi sikap egois, dan menghargai orang lain menjadi tanda orang yang beriman dan dicintai oleh Allah SWT. Selain itu, dengan tolong menolong membuat hidup kita terasa damai dan tentram karena tidak “membawa” musuh hadir dalam kehidupan kita.

MANFAAT TOLONG MENOLONG

Menolong menjadi perbuatan yang paling dimuliakan oleh Tuhan dan dapat menumbuhkan rasa cinta serta kasih sayang antar sesama manusia. Selama pertolongan yang kita berikan tersebut berdampak positif dan tidak membahayakan manusia lain, maka pertolongan tersebut akan termasuk dalam ibadah.

Dalam agama Islam, terdapat banyak hadist yang menyatakan mengenai kewajiban umat manusia untuk saling menolong sesama. Dari beberapa hadist tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai manfaat tolong menolong yang berupa:

  1. Meningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
  2. Mendapatkan pertolongan dan kasih sayang dari Allah SWT
  3. Meringankan beban saudara sesama manusia
  4. Mempererat tali persaudaraan
  5. Menciptakan suasana rukun, damai, dan tenteram
  6. Menambah rasa kekeluargaan yang harmonis dan saling peduli
  7. Memperkokoh kesatuan sehingga terjaganya kebersamaan antar sesama

1. TOLONG MENOLONG SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA

Negara Indonesia telah lama dikenal sebagai negara dengan keragaman penduduknya dan ramah tamah. Sikap tolong menolong telah menjadi bagian penting dalam kebudayaan. Perilaku saling menolong tersebut menjadi salah satu nilai ‘benar’ dalam masyarakat.

Menurut Geertz (1992, dalam Yunus) menyatakan bahwa kebudayaan merupakan pola dari pengertian-pengertian atau makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis, suatu sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk-bentuk simbolik dengan cara tersebut manusia berkomunikasi, melestarikan dan mengembangkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap kehidupan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap saling tolong menolong yang telah terjalin secara menyeluruh; yang telah diwariskan dalam proses komunikasi manusia merupakan bagian dari budaya.

Sejak dini, anak harus diajari mengenai pentingnya tolong menolong terhadap sesama. Supaya saat mereka tumbuh menjadi seorang remaja kemudian dewasa, mereka tetap turut andil dalam “melestarikan” nilai budaya masyarakat yakni sikap tolong menolong tersebut. Sikap tolong menolong tidak harus dilakukan di rumah saja, tetapi juga di sekolah, di kantor, di jalan, maupun di lingkungan masyarakat.

Budaya tolong menolong ini ternyata sudah dipraktikkan oleh nenek moyang kita sedari dahulu. Setiap individu yang berinteraksi dengan individu lain dalam kegiatan sehari-hari, dapat memengaruhi kepribadian mereka masing-masing. Dengan terbiasa menolong secara sukarela, hati dan pikiran kita akan terasa lebih “plong”.

BACA JUGA: 10 Manfaat Musyawarah dalam Masyarakat

Contoh sederhana dari sikap saling tolong menolong yang telah berkembang di masyarakat adalah saat ada tetangga yang sedang mengadakan hajatan. Di masyarakat pedesaan biasanya yang interaksi antar sesamanya masih rekat bak saudara sendiri, hajatan tersebut akan dibantu oleh banyak orang hingga selesai.

Selain itu, hasil kebudayaan yang berupa cerita rakyat juga banyak yang menceritakan adanya sikap saling tolong menolong. Misalnya cerita mengenai semut dan burung merpati. Apakah kamu mengetahui cerita tersebut? Dalam cerita rakyat tersebut diceritakan bahwa burung merpati menolong semut yang hampir tenggelam di kubangan air. Semut merasa berhutang budi kepada burung merpati sehingga dia menolong burung merpati yang hampir menjadi sasaran pemburu, dengan menggigit kaki pemburu tersebut. Sehingga si pemburu merasa kesakitan dan berteriak. Akibat suara gaduh tersebut, burung merpati menyadari adanya bahaya lalu dia mengepakkan sayapnya dan pergi untuk menghindari si pemburu tersebut.

Semakin berkembang sikap saling tolong menolong di masyarakat membuat adanya keyakinan bahwa sikap tersebut berperan penting dalam pendidikan pembangunan karakter suatu bangsa. Di tengah-tengah perkembangan zaman yang berarti juga berkembang pula kecanggihan teknologinya. Keberadaan smartphone dapat menjadi penanda dari adanya canggihnya zaman sekarang ini. Keberadaan smartphone memberikan dampak negatif dan positif dalam pembicaraan tolong menolong ini. Kian banyak orang yang lebih mementingkan kesibukannya bersama smartphone terkadang membuat mereka lupa untuk berinteraksi sosial dan saling membantu sesama. Namun, keberadaan smartphone juga dapat menjadi “pancingan” orang untuk menolong sesamanya.

Tidak dapat dibantah bahwa zaman sekarang, berbagai macam tindakan masyarakat ternyata dapat berakibat pada kehancuran suatu bangsa. Apa saja tindakan masyarakat yang dapat mengakibatkan hal tersebut? Yakni dengan menurunnya perilaku sopan santun, menurunnya sikap kejujuran, menurunnya rasa kebersamaan, hingga menurunnya rasa saling tolong menolong antar masyarakat.

Masih membahas mengenai tindakan yang dapat mengakibatkan kehancuran suatu bangsa, menurut Lickona (1992, dalam Yunus) mengemukakan adanya sepuluh tanda dari perilaku manusia yang dapat disebut menunjukkan arah menuju kehancuran suatu bangsa, yaitu,

  1. Meningkatnya kekerasan di antara remaja
  2. Budaya tidak jujur
  3. Semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua
  4. Pengaruh peer group terhadap tindakan kekerasan
  5. Meningkatnya kecurigaan dan kebencian
  6. Penggunaan bahasa yang kian memburuk
  7. Penurunan etos kerja
  8. Menurunnya rasa tanggung jawab sebagai individu sekaligus sebagai warga negara
  9. Meningginya perilaku merusak diri (misal penggunaan narkoba)
  10. Semakin kaburnya pedoman moral

Berdasarkan sepuluh tanda tersebut, sikap tolong menolong dapat menjadi pudar keberadaannya apabila sepuluh tanda tersebut masih terus-menerus terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Terutama poin e) meningkatnya kecurigaan dan kebencian. Tindakan tersebut apabila terus berkembang, justru sikap tolong menolong hanya akan menjadi “aturan” saja tanpa pelaksanaannya. Hal tersebut karena dalam melakukan tindakan tolong menolong harus disertai dengan hati dan perasaan yang ikhlas, tidak curiga, apalagi kebencian.

Maka dari itu, diperlukan pembangunan karakter bangsa supaya nilai-nilai budaya lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang tidak hilang begitu saja di tengah perkembangan zaman seperti sekarang ini. Pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan menjadikan nilai –nilai budaya lokal sebagai sarana untuk membangun karakter bangsa yang positif tersebut.

a. Aspek pentingnya nilai budaya lokal sebagai sarana pembangunan karakter bangsa

Mengapa proses transformasi nilai-nilai budaya lokal dapat dijadikan sebagai sarana untuk membangun karakter bangsa? Terdapat beberapa pandangan yang dilihat dari beberapa aspek, yakni:

  1. Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa menjadi sebuah kebutuhan pokok dalam proses berbangsa karena setiap bangsa pasti memiliki karakter dan jati diri yang tetap akan eksis walaupun zaman terus berganti.
  2. Secara ideologis, pembangunan karakter bangsa menjadi sebuah upaya atau cara untuk mewujudkan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  3. Secara normatif, pembangunan karakter bangsa dapat menjadi wujud nyata dari langkah kita guna mencapai tujuan negara
  4. Secara historis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah dinamika atau tenaga yang menggerakan proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti, mulai dari zaman penjajahan hingga zaman kemerdekaan seperti saat ini
  5. Secara sosiokultural, pembangunan karakter bangsa menjadi sebuah keharusan dari suatu bangsa yang multikultural. (Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025:1, dalam Yunus)
Pedoman Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa

Pedoman Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa

Beli Buku di GramediaMasih dari referensi yang sama, dalam upaya pembangunan karakter bangsa ini apabila tidak memperhatikan adanya nilai-nilai budayanya maka akan berakibat pada ketidakpastian jati diri bangsanya, bisa saja terjadi hal-hal berikut,

  1. Kesamaran arah dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi serta ideologi bangsa Indonesia ini
  2. Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam perwujudan nilai-nilai esensi dari Pancasila
  3. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan bermasyarakat
  4. Memudarnya kesadaran mengenai nilai-nilai budaya bangsa dan bernegara
  5. Ancaman adanya disintegrasi bangsa (keadaan menjadi terpecah belah)
  6. Melemahnya kemandirian bangsa

Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pembangunan karakter bangsa sangat melibatkan kerja sama antara pihak keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat luas. Upaya pembangunan karakter bangsa ini tentu tidak akan berhasil selama pihak-pihak yang dianggap berkompeten untuk menunjang upaya tersebut tidak bekerja sama dengan baik.

Terutama dalam bidang pendidikan yang masyarakatnya merupakan individu intelektual. Upaya pembangunan karakter ini akan lebih banyak dikembangkan oleh mereka para cendekiawan. Didukung oleh pendapat Eddy (2009, dalam Yunus) bahwa “pelestarian kebudayaan daerah dan pengembangan kebudayaan nasional melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal, dengan mengaktifkan kembali segenap wadah dan kegiatan pendidikan”.

b. Bentuk Karakter dalam Suatu Bangsa

Indonesia Heritage Foundation merumuskan bahwa terdapat lima belas bentuk karakter yang harus ada di dalam individu bangsa Indonesia, apabila ingin berupaya dalam pembangunan karakter bangsa, yakni,

  1. Cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya
  2. Tanggung jawab
  3. Disiplin
  4. Mandiri
  5. Jujur
  6. Hormat dan santun
  7. Kasih sayang
  8. Peduli dan kerja sama
  9. Percaya diri
  10. Kreatif
  11. Kerja keras dan pantang menyerah
  12. Keadilan dan kepemimpinan
  13. Baik dan rendah hati
  14. Toleransi
  15. Cinta damai dan persatuan
Kebijakan Membangun Karakter Bangsa

Kebijakan Membangun Karakter Bangsa

Beli Buku di GramediaSementara itu dalam Character Counts di negara Amerika, mengidentifikasikan bahwa sepuluh karakter berikut menjadi pilar dalam pembangunan karakter suatu bangsa, yakni,

  1. Dapat dipercaya (trustworthiness)
  2. Rasa hormat dan perhatian (respect)
  3. Tanggung jawab (responsibility)
  4. Jujur (honest)
  5. Peduli (caring)
  6. Kewarnegaraan (citizenship)
  7. Ketulusan (integrity)
  8. Berani (courage)
  9. Tekun (diligence)
  10. Integritas

Berdasarkan penjabaran mengenai karakter-karakter apa saja yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam upaya pembangunan karakter bangsanya, sama-sama memiliki kesamaan yaitu adanya karakter saling tolong menolong. Sikap saling tolong ditunjukkan dengan adanya karakter kasih sayang, peduli dan kerja sama, caring, dan integrity.

c. Contoh Nilai Budaya Lokal sebagai Sarana Pembangunan Karakter Bangsa

Contoh nyata mengenai keberadaan nilai budaya lokal dapat digunakan sebagai sarana dalam upaya pembangunan karakter bangsa yakni pada budaya Huyula dari Gorontalo. Budaya Huyula ini telah dikenal oleh masyarakat banyak sebagai sarana untuk bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan demi kepentingan umum.

Huyula telah menjadi budaya yang diturunkan oleh nenek moyang dengan adanya sistem gotong royong atau tolong menolong antara anggota masyarakatnya didasarkan pada solidaritas sosial, terutama dalam kegiatan kekeluargaan atau kegiatan pertanian.

Namun, akibat dari perkembangan zaman dan globalisasi ini membuat budaya Huyula sedikit demi sedikit hilang dari kebiasaan masyarakat Gorontalo. Padahal budaya ini telah lama dipraktikkan oleh nenek moyang lalu diturunkan kepada anak cucu mereka sehingga menjadi budaya lokal yang wajib dilestarikan.

Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa

Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa

Beli Buku di GramediaDalam budaya Huyula, terdapat tiga jenis kegiatan yang masing-masing mengandung nilai-nilai moral, salah satunya adalah nilai saling tolong menolong.

Nilai saling tolong menolong menjadi muatan paling penting dalam budaya ini. Jenis-jenis kegiatan tersebut yakni

a) Ambu, yang merupakan kegiatan saling membantu untuk kepentingan umum seperti pembangunan jalan, tanggul desa, dan jembatan;

b) Hileiya, yang merupakan kegiatan tolong menolong dilakukan secara spontan, misalnya saat terdapat individu lain yang mengalami kedukaan atau musibah; dan

c) Ti’ayo, merupakan kegiatan saling tolong menolong antara sekelompok orang untuk membantu mengerjakan pekerjaan seseorang, misalnya kegiatan pertanian, membangun rumah, atau tenda perkawinan.

Dalam upaya menjadikan sikap saling tolong menolong yang merupakan bagian dari nilai budaya lokal untuk menjadi usaha pembangunan karakter bangsa, tentu saja terdapat tantangan-tantangannya. Apa saja tantangan-tantangan tersebut? Yuk simak!

  1. Adanya pengaruh globalisasi.
  2. Kurangnya pemahaman pemerintah daerah mengenai nilai-nilai budaya lokal di setiap daerah.

Namun, apabila setiap individu dalam masyarakat memiliki kesadaran dan kepedulian yang sama mengenai pentingnya pembangunan karakter bangsa ini, maka tantangan-tantangan ini dapat dilalui dengan mudah.

BACA JUGA:

About the author

Mochamad Aris Yusuf

Menulis merupakan skill saya yang pada mulanya ditemukan kesenangan dalam mencari informasi. tema tulisan yang saya sukai adalah bahasa Indonesia, pendidikan dan teori yang masuk dalam komunikasi Islam.

Kontak media sosial Linkedin saya Mochamad Aris Yusuf