Sosial Budaya

3 Rumah Adat Bangka Belitung: Filosofi, Keunikan, dan Bagian-bagian Rumah Adat

Written by Umam

Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi tujuan wisata cukup diminati oleh banyak wisatawan dari luar negeri. Keunikan yang dimiliki oleh Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa para wisatawan lebih suka mengunjungi berbagai macam tempat di Indonesia dan menikmati keragaman budaya yang ada.

Adapun salah satu keunikan yang ada di Indonesia yaitu keberadaan rumah adat. Ada banyak sekali jenis rumah adat di Indonesia dan hampir semua daerah mempunyai desainnya masing-masing, seperti misalnya rumah adat Bangka Belitung.

Setiap rumah adat dibuat dengan bentuk yang unik karena semuanya mempunyai karakteristiknya sendiri. Hampir semua rumah adat yang ada di setiap daerah dibuat dengan berdasar kepada ciri khas dari daerah tersebut. Maka dari itu, rumah adat itu bisa mencerminkan keunikan dari daerah itu sendiri.

Begitu juga dengan rumah adat Bangka Belitung yang mempunyai keunikannya sendiri dan membedakannya dengan rumah adat lain. Untuk mengetahui berbagai macam keunikan serta filosofi dari rumah adat Bangka Belitung, yuk simak artikel ini sampai akhir.

Filosofi Rumah Adat Bangka Belitung

rumah.com

Seperti yang sudah kita pahami bahwa Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai banyak sekali keindahan. Terdapat lebih dari ratusan pulau di Indonesia yang sering kali menjadi tujuan wisata para wisatawan dari seluruh dunia. Salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai keunikannya sendiri yaitu Provinsi Bangka Belitung.

Bangka Belitung terdiri dari dua pulau utama, yakni Pulau Bangka dan Pulau Belitung, yang mana pulau tersebut terletak di bagian timur Pulau Sumatera. Jika dilihat dari segi arsitektur, biasanya rumah adat Bangka Belitung mempunyai ciri khas dan filosofi arsitektur melayu yang cukup kental. Rancangan arsitektur melayu bisa kita temukan dengan sangat mudah di daerah sepanjang pantai Sumatera dan juga Malaka.

Rumah adat yang ada di Bangka Belitung mempunyai tiga arsitektur yang berbeda, yakni arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang, dan juga Melayu Bubung Limas. Di mana rumah adat Bangka Belitung dibuat dalam bentuk rumah panggung dengan memanfaatkan material dari alam seperti bambu, kayu, rotan, dan juga alang-alang yang dapat diperoleh dari alam dengan cukup mudah.

Macam-macam Rumah Adat Bangka Belitung

Belitungisland

Ada tiga jenis rumah adat Bangka Belitung yakni rumah panggung, rumah limas, dan juga rumah rakit. Ketiga bentuk rumah adat tersebut memiliki sedikit kemiripan dengan rumah adat yang ada di Sumatera Selatan, namun tetap masih banyak keunikannya sendiri yang dijadikan sebagai ciri khas. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai masing-masing jenis rumah adat Bangka Belitung.

1. Rumah Panggung

Rumah adat panggung adalah rumah adat Bangka Belitung yang mudah untuk ditemukan di wilayah Sumatera. Hal itu dikarenakan adanya pengaruh dari kebudayaan Melayu. Jenis rumah adat ini masih dapat kita temukan di wilayah Bangka Belitung. Adapun ciri khas dari rumah adat Bangka Belitung ini jika dibandingkan dengan rumah panggung lain yaitu ada gaya bangunan yang memadukan gaya Melayu Awal, Melayu Bubungan, dan Melayu Bubungan Limas.

Bahan yang digunakan untuk membangun rumah adat panggung ini yaitu material kayu, bambu, Riyan, daun kering, akar pohon, dan juga alang-alang. Untuk atapnya sendiri memiliki ukuran yang cukup tinggi dengan bentuk bangunan yang sedikit miring.

Kemudian, jumlah jendela dari rumah adat panggung ini tergolong cukup banyak jika dibandingkan dengan rumah panggung pada umumnya. Sementara pada bagian dinding dibuat dengan menggunakan material berupa pelepah pisang, namun bisa juga dibuat dari papan kayu. Untuk jumlah tiang yang ada di bangunan ini secara keseluruhan berjumlah 9 buah. Jumlah tersebut akan mengikuti kebiasaan dari nenek moyang masyarakat Bangka Belitung.

Meskipun jumlah tiang yang ada di rumah adat ini tergolong cukup banyak, tetapi sebenarnya hanya ada satu tiang yang digunakan sebagai tiang utama. Tiang tersebut diletakkan di bagian tengah dari rumah sebagai pondasi utama. Tiang utama juga diletakkan paling pertama saat proses pembangunan rumah, sementara untuk tiang-tiang lainnya disusun dengan menyesuaikan garis lintang ataupun bujur dari tiang utama.

Keunikan lain dari rumah adat panggung ini yaitu rumah tersebut tidak menggunakan cat ataupun pewarna lain. Dinding rumah panggung akan dibiarkan apa adanya dengan tekstur atap yang rata tanpa gelombang dan bagian atap juga memiliki tingkat kemiringan yang cukup ringan. Rumat adat Bangka Belitung ini masih bisa kita temukan di tahun 1980-an, namun zaman sekarang jenis rumah adat ini sudah jarang kita temui.

Filosofi Rumah Panggung

Rumah panggung khas Bangka Belitung ini tidak boleh diwarnai ataupun diberi cat, tapi harus mempertahankan warna dari material yang dipakai dalam membuatnya. Hal itu bertujuan supaya orang-orang Bangka Belitung ada di dalam kesejahteraan yang sama, tidak dibedakan berdasarkan tampilan rumah. Rumah tanpa cat juga melambangkan kesederhanaan yang mana merupakan bagian penting dalam persatuan.

Bagian-Bagian Rumah Adat Panggung

Biasanya, rumah adat panggung ini terdiri dari empat bagian ruangan, antara lain:

  1. Rumah bagian depan digunakan untuk menjamu tamu/
  2. Ruang induk atau bagian ruang utama digunakan sebagai tempat untuk berkumpulnya keluarga.
  3. Los adalah penghubung antara tempat keluarga dan kamar-kamar para penghuninya.
  4. Ruangan di bagian belakang digunakan sebagai tempat memasak, makan, kamar mandi, dan sebagai tempat penyimpanan.

Namun, sebenarnya tidak semua rumah panggung memiliki pembagian ruangan. Sebab, ada juga yang hanya terdiri dari dua ruangan yaitu ruangan induk dan ruangan depan.

2. Rumah Adat Limas

Rumah adat Bangka Belitung berikutnya ini mengadopsi rumah adat dari Sumatera Selatan, yang bernama rumah limas. Disebut dengan rumah limas karena atapnya yang berbentuk seperti limas. Adapun ciri khas dari bangunan rumah adat ini yaitu luas dan bertingkat atau dikenal dengan sebutan bengkilas.

Bahan utama dari rumah ini adalah kayu, dengan tiang yang menggunakan kayu ulin yang cukup kuat. Kemudian, bagian dinding, pintu, dan lantai menggunakan kayu tembesu yang banyak ditemukan di wilayah Sumatera Selatan.

Penggunaan material kayu ini memiliki filosofi sendiri untuk masyarakat Bangka Belitung, dimana kayu tersebut melambangkan kedekatan dengan alam dan dengan kesederhanaan. Namun, ternyata ada juga beberapa dari pemilik rumah adat ini yang membuat bagian atap dengan material tanah liat.

Penggunaan rumah limas ini akan disesuaikan dengan status sosial dari masyarakatnya. Hal itu dilakukan karena kebanyakan dari penghuni rumah adalah keturunan dari kesultanan Pelambang, pejabat pemerintah pada masa Hindia Belanda, dan para saudagar kaya.

Keunikan Rumah Adat Limas

Keunikan dari rumah adat Bangka Belitung ini yaitu ada dua tangga yang terletak di samping kanan dan kiri rumah. Tangga ini berfungsi sebagai tempat untuk masuk dan juga keluar rumah.

Jadi, hal itu bisa menjadikannya sebagai ciri khas dari rumah Limas. Hal itu dikarenakan kebanyakan rumah hanya akan menggunakan satu tangga yang diletakkan di bagian depan, bukan di bagian samping.

Selain itu, rumah limas juga masih memiliki keunikan lain yaitu lantai rumah yang memiliki tingkat ketinggian yang berbeda-beda. Perbedaan itu dikenal dengan sebutan bengkilas. Umumnya, ruangan yang memiliki ukuran lantai paling tinggi akan digunakan untuk acara hajatan.

Tak hanya itu saja, di lantai tertinggi juga biasa digunakan untuk para tamu istimewa. Sementara itu, untuk lantai dengan tingkatan tidak terlalu tinggi akan digunakan untuk para tamu dari kalangan biasa.

Bagian-Bagian Rumah Adat Limas

Rumah limas terdiri dari beberapa ruangan. Untuk ruangan-ruangan yang ada di dalam rumah limas ini antara lain:

  1. Kekijing pertama atau yang biasa disebut dengan pagar tenggalung. Ruangan ini berupa ruangan tanpa pagar pembatas dan biasanya digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu ketika ada acara adat.
  2. Kekijing kedua atau yang biasanya disebut dengan Jogan. Ruangan ini adalah tempat khusus yang digunakan sebagai tempat berkumpulnya para laki-laki.
  3. Kekijing ketiga adalah ruangan yang biasanya dijadikan sebagai tempat untuk menerima handai tolan yang sudah tua.
  4. Kekijing empat adalah ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk para undangan yang lebih dekat kekerabatannya dan lebih dihormati seperti misalnya Datuk.
  5. Kekijing kelima atau yang biasanya disebut dengan gegajah. Ruangan ini adalah ruangan terluas yang ada di rumah limas. Dimana didalamnya masih dibagi menjadi tiga ruangan, yakni pembatas antar ruangan atau pengkeng, tempat keluarga inti atau amben tetuo, dan balai musyawarah atau danamben.

Filosofi Rumah Adat Limas

Rumah limas ini terdiri dari lima tingkatan. Dimana lima tingkatan tersebut dibuat berdasarkan jenjang kehidupan masyarakat, yaitu mulai dari usia, jenis, bakat, pangkat, dan juga martabat. Selain itu, tingkatan tersebut juga berguna untuk penanda garis keturunan seseorang.

Di mana pada tingkat pertama digunakan untuk golongan kiagus, kemudian tingkatan kedua untuk Masagus dan kemas, dan yang ketiga yaitu untuk Raden. Sementara itu, pada bagian atap rumah ada ornamen handuk dengan melati yang menyimbolkan mahkota bermakna kerukunan dan keagungan.

3. Rumah Adat Rakit

Rumah adat Bangka Belitung yang terakhir yaitu rumah adat rakit. Di mana rumah adat yang satu ini sebenarnya sudah ada sejak masa kerajaan Sriwijaya, bahkan dulunya rumah ini digunakan sebagai tempat singgah untuk orang-orang, baik itu dari Inggris, Belanda, Cina, Spanyol, dan negara lain yang pernah datang ke wilayah tersebut.

Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa rumah adat Bangka Belitung ini juga sempat dijadikan sebagai gudang penyimpanan barang dagangan Belanda. Jadi, dapat dikatakan bahwa rumah rakit ini tak hanya sekadar digunakan sebagai tempat tinggal saja, tapi juga dijadikan sebagai tempat kegiatan ekonomi berlangsung.

Nama rumah adat ini diambil dari ciri-ciri rumah yang dibangun di atas rakit, jadi diberi nama rumah rakit. Masyarakat setempat yang tinggal di rumah rakit percaya bahwa sungai adalah sumber mata pencaharian dan sumber kehidupan. Sehingga dengan tinggal di pinggir sungai, maka mereka akan lebih mudah untuk mendapatkan berkah dan rezeki yang melimpah.

Rumah rakit ini terbuat dari bahan material bambu yang mana bambu yang sering digunakan bukan hanya bambu biasa, tapi hanya bambu manyan yang memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan bambu lain. Hal itu dikarenakan bambu yang memiliki ukuran lebih besar memiliki daya apung yang lebih bagus. Maka dari itu, sangat cocok untuk dijadikan sebagai rumah rakit.

Tidak hanya menggunakan material bambu saja, namun rumah rakit ini juga bisa dibuat dengan menggunakan balok kayu. Jenis kayu yang biasanya digunakan sangat mudah untuk ditemukan di wilayah hutan Bangka Belitung. Sementara itu, untuk dinding rumah terbuat dari material papan kayu ataupun cacahan bambu yang dianyam dan dijuluki dengan pepuluh.

Kemudian, di bagian atap rumah, biasanya dibuat dari daun nipah kering dan rotan yang digunakan sebagai pengikat antara atap dan dinding. Sementara itu, dari segi arsitektur, rumah adat ini masih dipengaruhi oleh budaya Melayu dan sedikit budaya Tionghoa. Walaupun rumah ini berada di atas air, namun ketahanan dari rumah adat ini tergolong cukup kuat.

Jadi, sangat menguntungkan jika digunakan sebagai tempat tinggal. Rumah rakit ini sangat sederhana, karena hanya terdiri dari dua ruangan saja. Satu ruangan untuk kamar tidur dan ruangan lain digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Sementara untuk dapur berada di area luar rumah.

Filosofi Rumah Rakit

Bangka Belitung sendiri adalah salah satu wilayah kepulauan yang terdiri dari Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan beberapa pulau kecil lain. Selain itu, sekitar 40 persen wilayahnya terdiri dari perairan, sehingga masyarakatnya harus beradaptasi dengan membuat rumah di atas air atau yang dikenal dengan rumah rakit. Rumah rakit ini juga memperoleh pengaruh dari rumah tradisional khas Palembang. Zaman dulu, Kesultanan Palembang melarang warga asing yakni warga Tionghoa membangun tempat tinggal di atas daratan. Alhasil, mereka mulai mendirikan rumah di sepanjang sungai Musi.

Namun, mendirikan rumah rakit tidak boleh dilakukan secara sembarangan, tapi perlu adanya musyawarah dengan keluarga, dalam hal ini suami dan istri, dengan orangtua dan para tetangga. Hal ini bertujuan untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Struktur Rumah Adat Bangka Belitung

Rumah adat Bangka Belitung merupakan salah satu rumah adat yang dibuat dengan mengadopsi beberapa desain yang berbeda-beda. Adapun salah satu desain yang digunakan dan diadopsi oleh rumah adat Bangka Belitung adalah Rumah Adat Melayu yang sangat khas. Untuk memahami secara menyeluruh tentang struktur rumah adat Bangka Belitung, berikut adalah penjelasan selengkapnya.

  1. Rumah adat Bangka Belitung biasanya memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari alam yang berada di sekitar wilayah rumah adat tersebut akan dibangun. Bahan alam yang digunakan ini umumnya mempunyai ketahanan yang baik dan tidak mudah rusak oleh berbagai macam perubahan cuaca.
  2. Lantai dan juga tiang rumah umumnya terbuat dari kayu. Secara struktural, rumah adat ini mempunyai sembilan buah tiang dan satu buah tiang utama yang ada di bagian tengah bangunan.
  3. Tiang utama yang ada di tengah bangunan ini harus dibuat dengan menggunakan kayu berkualitas baik untuk bisa menopang beban bangunan.
  4. Lantai yang ada di rumah adat Bangka Belitung biasanya terbuat dari kayu. Sementara atap dari rumah adat ini terbuat dari rumbia dan juga ijuk yang bisa menahan air agar tidak masuk ke dalam rumah.

Demikian beberapa informasi mengenai rumah adat Bangka Belitung dan filosofinya. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang rumah adat yang ada di Indonesia, kamu dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Umam

Rujukan:

  • https://www.romadecade.org/rumah-adat-bangka-belitung/#!
  • https://www.orami.co.id/magazine/rumah-adat-bangka-belitung

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.