Sosial Budaya

Rumah Adat Maluku: Nama, Sejarah, Jenis, Keunikan, Gambar

Written by Umam

Rumah Adat Maluku – Indonesia terkenal dengan kekayaan suku dan budayanya, dimana satu daerah saja bisa memiliki banyak bahasa, makanan khas, juga lebih dari satu jenis rumah adat.

Dengan perbedaan jenis rumah di satu daerah ini kemudian memiliki fungsi berbeda-beda sehingga arsitektur bangunan juga unik dan tak ada yang sama. Salah satu daerah dengan banyak rumah adat yang beragam jenisnya adalah Maluku. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai Rumah Adat Maluku mulai dari Sejarah, Jenis, Bagian, Keunikan, Filosofi, Gambar dan Penjelasannya berikut ini:

Rumah Adat Maluku

sumber: tual

Tentang Rumah Adat Maluku

Rumah adat Maluku sendiri menjadi warisan budaya leluhur yang harus dilestarikan. Rumah adat sendiri memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang sedang berlibur ke daerah Indonesia timur. Rumah adat ini sesungguhnya juga tidak jauh berbeda dengan rumah adat di daerah lain karena rata-rata rumah adat khas Indonesia ini masih menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, batang bambu hingga daun-daunan yang dikeringkan.

Uniknya, meski menggunakan bahan material alami, namun rumah adat Indonesia ini ternyata lebih kokoh dan lebih tahan lama. Jika kamu perhatikan rumah-rumah adat yang ada di Indonesia, ada banyak yang usianya mencapai puluhan hingga ratusan tahun.

 

Jenis Rumah Adat Maluku

Rumah adat Maluku memiliki tiga jenis rumah adat yang hingga saat ini dilestarikan diantaranya rumah sasadu, rumah baileo, dan rumah hibualamo. Berikut penjelasan lebih jelasnya:

Rumah Baileo

Rumah adat ini kerap dijumpai di Maluku sehingga sering dianggap sebagai perwakilan dari rumah adat Maluku. Rumah adat ini kemudian sebenarnya memiliki suku Huaulu sebagai penduduk asli Pulau Seram, Ambon. Saat mendirikan rumah adat Baileo ini diadakan berbagai upacara ritual supaya bangunan kemudian dapat bertahan lama dan yang meninggalkannya selamat dari berbagai bahaya.

Rumah baileo juga banyak dijumpai di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah karena dijadikan sebagai warisan budaya sekaligus sebagai identitas masyarakat Maluku. Ciri Khas dari rumah adat ini diantaranya bentuk rumah panggung yang lantai sengaja dibuat lebih tinggi tanpa  jendela dan dinding.

Rumah Sasadu

Rumah adat Maluku milik masyarakat Suku Sahu yang telah lama tinggal di Halmahera. Memiliki konsep rumah yang terbuka tanpa dinding dan jendela pada bagian dalamnya, meski dari segi bentuk, keduanya sangatlah berbeda. Rumah baileo juga masuk ke dalam jenis rumah panggung. Ciri Khas rumah ini diantaranya terletak pada bagian atapnya yang lebih tinggi jika dibanding dengan bagian bawahnya. Rumah sasadu sendiri sengaja dibuat mirip limas persegi dengan bentuk bagian bawah yang melingkar lengkap dengan tempat duduk kayu di sekitarnya.

Bahan dasar pembuatan rumah sasadu diantaranya ada pada batang pohon sagu yang dijadikan sebagai tiang-tiang dan pilar bangunan. Sementara pada bagian atapnya menggunakan daun sagu yang dianyam dan dikeringkan. Keunikan rumah ini juga terletak dari bangunan yang tidak menggunakan paku sama sekali, meski sebagai gantinya digunakan pasak kayu untuk memperkuat sambungan dan tali ijuk dari pengikat rangka atap.

Sementara untuk lantai rumahnya tidak menggunakan materi kayu, melainkan semen sehingga pemeliharaannya jauh lebih mudah. Filosofi rumah ini dengan tidak adanya pintu dan jendela yang mencerminkan keterbukaan, kestabilan, dan kearifan dari masyarakat Maluku. Bagian atapnya dari ijuk dan ukuran adat berbentuk perahu melambangkan bentuk kebanggaan masyarakat Maluku yang merupakan keturunan pelaut. Nama ‘sasadu’ sendiri diambil dari kata ‘sasa-sela-lamo’ yang artinya besar dan kata ‘tatadus-tadus’ yang artinya berlindung.

Rumah Hibualamo

Rumah adat Maluku rumah hibualamo yang meski terlihat lebih modern, rumah adat ini sesungguhnya merupakan jenis rumah tertua di Maluku yang dipercaya sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Penamaan rumah hibualamo ini sendiri diambil dari kata ‘hibua’ yang artinya rumah dan ‘lamo’ yang artinya besar.

Berbeda dengan dua rumah adat Maluku sebelumnya, rumah ini memiliki dinding seperti rumah modern, dengan ciri khasnya dinding yang terbuat dari bata dan semen. Dengan atap sangat tradisional sekali menyerupai perahu. Warna yang digunakan pada rumah hibualamo harus terdiri dari lima warna, yakni warna merah, warna hitam, warna emas, warna kuning, dan warna putih saja.

Konstruksi rumah bagian atasnya menyerupai perahu ini mencerminkan kehidupan suku Tobelo yang sebagian besar menjadi nelayan dan pelaut. Pada bentuk segi delapan dan empat pintu masuknya sendiri kemudian menunjukkan simbol arah mata angin dan penggunaan empat warna juga memiliki arti tersendiri, diantaranya:

  • Warna merah yang mencerminkan kegigihan perjuangan
  • Warna kuning yang mencerminkan kekayaan dan kecerdasan
  • Warna hitam yang mencerminkan solidaritas
  • Warna putih mencerminkan kesucian.

Kegunaan dari Rumah adat Maluku ini sendiri bagian besar difungsikan sebagai rumah yang ditinggali oleh keluarga besar, meski sering juga digunakan sebagai tempat berkumpul untuk musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan dengan aturan-aturan adat.

 

Keunikan Rumah Adat Maluku

Provinsi Maluku berbatasan langsung dengan Laut Seram di utara, Laut Arafura di selatan, Papua di timur, Samudra Hindia dan Sulawesi yang memiliki keragaman budaya dan juga ciri khas hingga membuatnya menjadi salah satu provinsi yang cukup dikenal dengan kekayaan budaya. Provinsi kota Ambon ini kemudian memiliki rumah adat yang cukup dikenal karena fungsi dan keunikannya.

Rumah tradisionalnya berbentuk seperti rumah panggung yang dibangun dengan bahan dasar kayu dan cukup unik karena dinding rumah adat maluku ini terbuat dari tangkai rumbia yang disebut gaba-gaba. Sementara pada bagian atapnya terbuat dari rumbia yang sengaja dibuat cukup besar dan tinggi. Rumah Baileo ini juga berfungsi sebagai tempat bermusyawarah antara pemuka adat dan masyarakat setempat.

Tak hanya itu, rumah ini juga digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, sekaligus sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat khusus yang disebut juga dengan Saniri Negeri.

Rumah adat Maluku sebagai representasi kebudayaan Maluku dengan ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan rumah biasanya dan juga bentuk yang menyerupai rumah panggung. Lantai tinggi pada area rumah Baileo ini kemudian bermakna agar roh-roh nenek moyang memiliki derajat dan tempat yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat setempat.

Tak hanya itu, keunikan rumah ini juga dapat dilihat dari banyaknya ukiran dan banyaknya ornamen bergambar dua ekor ayam berhadapan serta diapit dua ekor anjing di sebelah kiri dan kanannya. Ukiran ini sendiri memiliki makna pada kemakmuran dan kedamaian bagi para penghuninya. Ukiran lainnya berbentuk ukiran bulan, ukiran bintang, dan ukiran matahari yang berada pada bagian atap dengan warna beragam yaitu warna merah, warna kuning, dan warna hitam. Keunikan lainnya dari Rumah Adat Maluku, diantaranya:

  • Rumah adat Maluku dengan kekayaan budaya Indonesia yang wajib dijaga kelestariannya agar tidak tergerus oleh zaman. Karenanya sebagai masyarakat Indonesia sudah semestinya ikut melestarikan kebudayaan Indonesia sebagai wujud cinta pada tanah air.
  • Rumah ini juga kerap digunakan sebagai Balai. Rumah adat ini kerap dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan masyarakat dengan berbagai tujuan, mulai dari upacara, hingga musyawarah dan pertemuan adat. Selain itu, bangunan ini juga kerap dijadikan tempat penyimpanan beragam peninggalan pusaka, benda bersejarah, dan benda keramat. Dengan kata lain, rumah ini bukanlah rumah tinggal biasa.
  • Berukuran Sangat Besar – Berbeda dengan rumah-rumah adat kebanyakan di Indonesia, rumah adat Baileo ini juga kerap dikenal memiliki ukuran yang sangat besar. Pasalnya, rumah ini berfungsi sebagai ruang penampungan.

 

Ciri Khas Rumah Adat Maluku

Rumah Baileo sebagai salah satu rumah adat asal Maluku. Namun, karena rumah adat Baileo lebih banyak digunakan, maka rumah adat ini kemudian menjadi satu diantara ciri khas rumah adat dari Provinsi Maluku. Keunikan rumah adat ini yang paling menjadi ciri khas diantaranya ada pada arsitekturnya mengusung konsep rumah panggung persegi dengan tinggi mencapai kurang lebih 2 meter dan berkonsep terbuka.

Rumah adat Baileo sendiri sejatinya tidak hanya difungsikan sebagai rumah tinggal, namun penggunaanya lebih diperuntukan sebagai kegiatan masyarakat dan balai pertemuan. Selain itu, Rumah Adat Baileo juga kerap digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai benda-benda peninggalan bersejarah, seperti benda pusaka atau benda-benda keramat lainnya. Berikut ini beberapa diantara ciri khas rumah adat maluku yang perlu kamu ketahui:

sumber: 99co

  • Struktur Bangunan Kokoh: Struktur bangunan rumah adat ini cukup kokoh dengan Bahan utama kayu sebagai struktur utamanya. Dinding dan atapnya juga memakai tangkai rumbia dan gaba-gaba. Area Dindingnya sengaja dibuat terbuka agar memudahkan roh para leluhur masuk dan keluar rumah. Pondasinya juga dibuat unik dengan tiang-tiang kayu yang terbuat dari pohon kelapa berukuran pendek. Tiang-tiang ini juga langsung ditanam ke dalam tanah.
  • Lantai Menggunakan Papan: Tidak hanya pada struktur, lantainya didominasi dengan penggunaan papan. Papan-papan untuk lantai ini kemudian disusun pada area kerangka. Uniknya, penyusunannya tidak menggunakan paku atau perekat lain, dan papan murni menggunakan teknik kunci. Walau hanya menggunakan teknik sederhana, lantai papan rumah Baileo sangat rapi, kuat, kokoh, dan tidak menimbulkan suara sama sekali.
  • Ornamen Penuh Nilai: Keunikan rumah ini ada pada ukiran di sekeliling rumah. Ukiran ini biasanya berbentuk anjing dan ayam yang saling berpasangan, bulan,  matahari, dan bintang yang berwarna-warni. Dari ukiran ayam dan anjing ini bermakna kemakmuran dan kedamaian. Ornamen ini juga dimaksudkan agar roh leluhur dan nenek moyang senantiasa menjaga kehidupan masyarakat di Maluku. Sementara itu untuk ukiran bintang, bulan, dan matahari. Ornamen ini ditemukan pada bagian atap rumah dengan warna kuning, warna hitam dan warna merah. Ukiran ini juga bermakna kesiapannya sebagai balai yang dapat menjaga keutuhan perilaku dan aturan kompleks yang berlaku di permukiman sekitar.
  • Tiang Penyangganya Berjumlah 9 Buah: Jumlah tiang penyangga rumah ini sendiri terdiri dari 9 buah dan masing-masing memiliki nilai filosofinya sendiri. Tiang-tiang ini berjumlah 5 buah berada pada area sisi kanan rumah yang melambangkan perkumpulan antar desa. Istilah dalam bahasa lokalnya adalah Siwak Lima. Sementara 4 tiang sisanya didirikan pada area sisi rumah lainnya.
  • Terdapat Batu Pamali: Batu ini berada pada area di depan pintu rumah. Batu pamali ini berwujud batu-batu kerikil yang sengaja diletakkan pada bagian depan rumah sebagai tempat sesaji untuk para roh leluhur yang singgah di rumah Baileo. Batu pamali ini juga menandakan rumah adat yang wajib dihormati dan dijaga keberadaannya. Jadi, jika kebetulan berkunjung ke adat Maluku kemudian menemukan rumah dengan ciri-ciri tersebut maka dapat dipastikan rumah adat ini merupakan rumah adat Baileo.
  • Ramah Lingkungan: Rumah Adat Khas Maluku menggunakan material dan bahan yang tersedia langsung dari alam, sehingga menjadi salah satu rumah adat yang sangat ramah lingkungan. Sebab Bahan yang digunakan diantaranya bambu, kayu dan rumbia yang kesemuanya dapat diperoleh secara langsung dari alam Maluku yang asri nan hijau. Rumah adat ini juga dibangun tanpa penggunaan materi seperti paku, tak hanya itu teknik yang digunakan juga masih sangat tradisional. Meski demikian rumah adat ini tetap dapat berdiri kokoh bagi para penghuninya.

 

Contoh Gambar Rumah Adat Maluku

sumber: beritagar

sumber: reddorz

Buku Terkait Rumah Adat Maluku yang perlu kamu ketahui diantaranya:

Ensiklopedia mini : Rumah-rumah adat nusantara

Beli Buku di Gramedia

Rumah adat bagi bangsa Indonesia sebagai ciri khas tiap-tiap suku daerah. Hal Ini merupakan salah satu bukti bahwa kebudayaan kita  sungguh sangat beraneka ragam. Namun meski berbeda-beda bukan berarti terpecah belah, melainkan justru Bersatu dalam kesatuan yang kokoh dengan keanekaragaman suku adat budaya masyarakat Indonesia atau lebih kita kenal juga dengan Bhineka Tunggal Ika.

Bangunan rumah adat sendiri kerap dipelajari nilai manfaat bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Meski demikian, kini rumah-rumah adat nusantara nyaris terlupakan karena masyarakat cenderung membuat rumah dengan model baru yang lebih modern. Pemerintah kemudian membangun miniatur rumah-rumah adat di taman mini indonesia indah, jakarta. Lebih lengkap tentang ebook ini, miliki sekarang, klik di sini

 

Provinsi Maluku : Jelajah Wisata Budaya Negeriku

Beli Buku di Gramedia

Saat ini jumlah provinsi di Indonesia adalah 34 provinsi. Salah satunya adalah Provinsi Maluku. Ibu Kota Provinsi Maluku adalah Ambon. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda, dan Ambon. Ragam budaya Maluku.

Pakaian daerah (Baju Hitam Gereja, Baju Cele Kain Salele, Baju Nona Rok, Baju Hitam Gereja Berpasangan, Pakaian Pengantin Maluku). Arsitektur bangunan (Rumah Adat Baileo). Senjata tradisional (Kalawai, Parang dan Salawaku). Lagu daerah (Rasa Sayange), seni tari (Lenso), upacara adat (Pukul Manyapu), seni musik (Tifa). Wisata bahari (Saumlaki, Pulau Pombo, Pantai Ngurtafur, Banda Neira), wisata alam (Pulau Gunung Api Banda, Taman Nasional Manusela). Miliki ebooknya, klik di sini

 

Ke Timur Haluan Menuju: Studi Pendahuluan tentang Integrasi Sosial, Jalur Perdagangan, Adat, dan Pemuda di Kepulauan Maluku

Beli Buku di Gramedia

Kawasan Indonesia Timur secara historis pernah men­jadi pusat perhatian dunia sejak abad ke-17 sampai kurang lebih akhir abad ke-18. Kayu cendana, kayu manis, cengkih, pala, dan fuli atau lawang menja­di komoditas yang sangat mahal harganya di pasar internasional di Eropa waktu itu.

Tapi sejak Belan­da memilih Pulau Jawa sebagai pusat politik dan ekonominya, kawasan ini menjadi wilayah yang terus-menerus mengala­mi marginalisasi politik dan ekonomi sampai dekade-dekade awal abad ke-21 saat ini. Miliki ebooknya, klik di sini

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Sumber: dari berbagai sumber

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.