Sosial Budaya

Mengenal 5 Jenis Rumah Adat Melayu yang Ada di Indonesia

Written by Umam

Rumah Adat Melayu – Suku Melayu merupakan kelompok etnis Austronesia yang menghuni Semenanjung Malaya, pesisir pulau Sumatera mulai dari Jambi, Bangka Belitung, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Selain itu, Suku Melayu meliputi bagian selatan Thailand, pulau Singapura, pantai selatan Burma, pesisir Kalimantan, Filipina bagian selatan, dan juga pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya. Suku Melayu yang ada di Indonesia banyak mendiami kawasan pesisir timur pulau Sumatera dan pesisir barat pulau Kalimantan.

Rumah adat Melayu merupakan rumah kayu ataupun rumah kampung pada zaman dulu sebagai tempat tinggal untuk orang-orang Melayu. Di zaman sekarang, anak-anak Melayu tidak banyak yang mengenal apa ciri khas dari bentuk rumah kayu tradisional. Rumat adat Melayu juga tidak kalah unik dengan bangunan rumah modern zaman sekarang.

Dengan bahan utama kayu, rumah tersebut mempunyai ciri khas tersendiri dengan bentuk yang bermacam-macam. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai rumah adat Melayu dan keunikannya.

Asal-Usul Rumah Adat Melayu

Jauh sebelum adanya pengaruh luar dan konsep modern, penduduk Melayu dan orang asli di Semenanjung Melayu dan Sumatera serta penduduk Bumiputera atau Pribumi lain di Kalimantan dan bagian lain dari dunia Melayu yang sudah mempunyai sistem perumahan yang canggih, indah, dan juga sesuai dengan gaya hidup serta lingkungan mereka.

Untuk orang Melayu dan juga orang asli di Semenanjung, Sumatera, dan pulau lainnya, umumnya membangun satu rumah yang dihuni oleh satu keluarga besar. Beberapa suku yang ada di Kalimantan lebih suka dengan konsep rumah panjang yang bisa menampung seluruh desa.

Di zaman dahulu, setiap keluarga akan tinggal di bagian seperti apartemen yang berjajar berdampingan, dengan serambi yang terbuka di depan atau yang biasanya disebut dengan “ruai” dalam Bahasa Sarawak, yang menghubungkan semua unit menjadi satu bangunan yang panjang.

Struktur Rumah Adat Melayu

Bahan bangunan yang digunakan akan diambil dari sumber daya alam terbarukan, yakni berbagai jenis kayu dan bambu serta rotan sampai pelepah. Rangka ataupun struktur rumah menggunakan sistem punch-through dan juga pasak yang tidak memerlukan paku. Itu artinya, pembangunan rumah papan Melayu sebenarnya adalah sistem yang sudah jadi.

Oleh sebab itu, rumah tersebut juga dapat dibongkar dan dipasang kembali di tempat lain. Selain itu, cara pembangunan tanpa menggunakan paku juga membuat rumah lebih fleksibel. Sehingga bisa diangkat dan dipindahkan dengan cara gotong-royong oleh masyarakat setempat.

Meskipun rumah yang tradisional dibangun dengan tidak menggunakan paku satupun, tetapi diakui bahwa untuk rumah kayu yang lebih modern, terdapat elemen non-struktural seperti misalnya tambahan dinding yang menggunakan paku. Dari segi desain, rumah adat Melayu bisa dikatakan sangat canggih dan mengandung ciri arsitektural. Selain itu, juga sesuai dengan gaya hidup yang nyaman dan sesuai adat dan juga alam.

Keunggulan dan Kelemahan Rumah Adat Melayu

seringjalan.com

Rumah adat Melayu memang menjadi warisan budaya yang harus kita lestarikan, terlebih dengan keunikannya. Untuk melihat apa saja kelebihan dan kekurangan terhadap rumah adat Melayu, berikut ini adalah penjelasannya.

Kelebihan

  1. Karena rumah yang berbentuk panggung dan mempunyai tiang di bawahnya, rumah ini sangat adaptif untuk kondisi daerah yang rawan terkena banjir. Rumah ini bisa mencegah air banjir masuk ke dalam ruangan.
  2. Lantai serta dinding dari anyaman kayu ataupun rotan memudahkan aliran udara panas untuk keluar dari rumah. Sehingga ventilasi udara di rumah adat Melayu sangat lancar.
  3. Kemudian bentuk atap rumah yang runcing memudahkan aliran air hujan untuk turun ke tanah lebih cepat, sehingga tidak ada genangan air yang ada di sekitar atap.
  4. Bangunan yang dapat bongkar pasang memudahkan perpindahan rumah ataupun untuk direnovasi.

Kekurangan

Karena bangunannya terbuat dari kayu, rumah adat ini tidak dapat bertahan lama apabila tidak dirawat dengan baik. Sebab, rumah ini akan rawan dimakan rayap apabila tidak dirawat.

Rumah Adat Melayu yang Ada di Indonesia

Suku Melayu mempunyai ciri khas selain dari gaya bicara, tari, sampai rumah adatnya. Kebanyakan rumah adat Melayu mempunyai fungsi dan model yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini adalah beberapa rumah adat Melayu yang cukup dikenal di Indonesia.

1. Rumah Selaso Jatuh Kembar

Rumah adat Melayu yang satu ini sangat unik dan megah. Selaso Jatuh Kembar telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau sebagai rumah adat resmi. Bentuk dari Rumah Selaso Jatuh Kembar merupakan rumah panggung. Tingginya sekitar 1,5 meter dan di zaman dahulu ditopang oleh tiang kayu sebagai penyangga. Namun, sekarang sudah banyak Rumah Selaso yang menggunakan penopang beton.

Nama Selaso Jatuh Kembar diambil dari bentuk selasarnya. Dimana bagian ini jauh lebih luas jika dibandingkan dengan ruang tengah dan menjadi pusat hunian. Rumat adat Melayu yang satu ini terlihat sangat mewah dan besar. Konon katanya, semakin tinggi derajat seseorang yang ada di masyarakat tersebut, maka Ia akan mempunyai Rumah Selaso Jatuh Kembar yang semakin besar.

Ciri khas dari rumah adat Melayu Selaso Jatuh Kembar, yaitu:

  1. Pada bagian atapnya berbentuk huruf A 2 tingkat. Ada juga bagian persilangan di atap yang biasanya disebut dengan Sulo Bayung.
  2. Ada juga sudut persilangan yang ada di kaki atap. Masyarakat Melayu biasa menyebutnya dengan Sayok Layangan. Konon katanya, daerah persilangan pada atap ini melambangkan kedekatan terhadap Tuhan Sang Pencipta.
  3. Jika dilihat sekilas, Rumah Selaso Jatuh Kembar memang hampir mirip dengan Balai Selaso, namun masyarakat harus bisa membedakan keduanya. Dimana Rumah Selaso Jatuh Kembar digunakan untuk hunian keluarga, sementara Balai Selaso biasanya digunakan untuk musyawarah adat. Rumah Selaso juga memiliki ciri khas dari bentuknya yang memanjang ke samping.
  4. Rumah Selaso Kembar umumnya akan dihiasi dengan ornamen berwarna kuning keemasan, sementara dinding kayunya biasanya dicat pernis warna coklat tua. Gentengnya biasanya berwarna merah marun dan cenderung gelap. Kombinasi warna ini akan membuat Selaso Kembar terlihat sangat elegan dan mewah.

2. Rumah Atap Lotik

Nama rumah yang satu ini diambil dari model atapnya yang sangat unik. Rumah Atap Lotik berasal dari daerah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Dimana rumah adat Melayu ini juga kerap disebut dengan Lancang atau Pancalang. Nama Pancalang disini berasal dari hiasan ornamen yang ada di bagian dinding depan rumah.

Bagian atap rumah ini mirip dengan rumah adat dari Minangkabau, dimana atapnya berbentuk seperti perahu. Kita dapat melihat bentuk atap yang mirip dengan bulan sabit. Kemudian pada bagian tengah melengkung tajam dan 2 bagian ujungnya menjulang tinggi. Rumah adat ini juga dibuat dengan model panggung, dimana tinggi tiangnya dapat mencapai 1,5 hingga 2 meter.

Untuk kayu yang digunakan sebagai tiang harus kuat dan tahan lama. Terlebih lagi rumah adat ini dulunya banyak dibangun di daerah gambut. Tiang-tiang rumah adat ini jumlahnya cukup banyak. Jadi, semakin besar atap rumah Lotik, maka akan semakin banyak juga tiang yang digunakan. Sementara itu, pada bagian depan rumah ada anak tangga yang lebar dan sebuah teras yang cukup kecil.

3. Rumah Limas Potong

Rumah tradisional yang satu ini banyak sekali dijumpai di Provinsi Riau. Umumnya, Rumah Limas Potong ini dibuat sepenuhnya dari kayu dan konstruksinya berbentuk panggung. Masyarakat Riau pada zaman dahulu memang hidup berbaur dengan alam. Mereka lebih suka untuk tinggal di samping hutan dan juga tepi sungai. Oleh karena itu, rumah yang mereka bangun juga harus sesuai dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Rumah yang dibangun di daerah sekitar rawa atau dekat dengan hutan memang paling cocok berdesain panggung. Sebab, desain tersebut dapat menghindari rumah dari kerusakan karena banjir. Selain itu, para penghuni rumah tersebut juga tidak perlu takut dengan serangan hewan buas apabila sedang berdiam diri di rumah panggung ini. Rumah panggung juga dapat meminimalisir masuknya nyamuk ke dalam ruangan.

Berikut ini adalah beberapa ciri khas dari Rumah Limas Potong, antara lain:

  1. Rumah Limas Potong umumnya berdiri dengan tiang setinggi 1,5 meter. Tiangnya sendiri terbuat dari kayu keras.
  2. Pada bagian temboknya terbuat dari papan kayu yang dicat putih.
  3. Rumah yang satu ini juga memiliki bentuk atap yang berbeda dari rumah-rumah yang ada di daerah Sumatera lain. Sesuai dengan namanya, atap dari rumah adat ini berbentuk limas dengan bagian atasnya yang terpotong.

Jika pergi ke wilayah pedalaman Riau, kita dapat menemukan model rumah ini. Masih ada beberapa masyarakat yang membangun rumah dengan menggunakan model Limas Potong. Bentuknya sendiri cukup sederhana dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Rumah Limas Potong juga sudah banyak dimodifikasi dengan penggunaan tiang beton.

Kita juga dapat melihat berbagai macam ukuran dan juga ornamen dalam rumah adat ini. Semakin besar rumahnya, maka hal tersebut menandakan bahwa status ekonomi dari keluarga tersebut tergolong tinggi.

  1. Rumah orang kaya umumnya cenderung memiliki ornamen yang lebih rumit. Akan ada banyak hiasan ukiran yang ditempatkan di berbagai bagian rumah.
  2. Untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah, kita dapat melihat mereka tinggal di rumah Limas Potong yang sederhana. Bahkan, terkadang dinding dari papan kayunya tidak dicat dengan warna apapun, atapnya juga dapat menggunakan jenis genteng berkualitas rendah ataupun papan kayu.

4. Rumah Balaso Jatuh

Selain digunakan untuk hunian, suku Melayu juga mempunyai rumah adat khusus yang digunakan untuk berkumpul. Rumah ini adalah milik bersama. Jika di zaman modern ini fungsinya lebih mirip dengan balai desa, namun suku Melayu Sumatera menyebutnya sebagai Balai Salaso.

Namun, banyak juga masyarakat yang menyebutnya dengan istilah Balaso Jatuh atau Salaso Jatuh. Sekilas, rumah adat ini mirip dengan rumah adat Salaso Kembar. Rumah adat ini memiliki keunikannya sendiri, di mana kita bisa melihat bangunan rumah panggung dengan ciri berikut ini:

  1. Memiliki tiang penyangga sekitar 1,5 meter.
  2. Rumah yang satu ini dikelilingi oleh selasar di bagian depan dan samping.
  3. Lantai di bagian ruang depan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengah. Karena salah satu fungsi rumah ini digunakan untuk pertemuan anggota suku, maka pastinya selasar dan ruang depannya lebih luas.
  4. Kita dapat melihat atap rumah yang dibuat dengan bentuk bertingkat, atapnya terdiri dari 4 tingkatan. Jika diperhatikan, proporsi tinggi bangunannya lebih rendah dibandingkan dengan atapnya.
  5. Rumah yang satu ini juga dilengkapi dengan anak tangga di bagian tengah yang cukup lebar.
  6. Umumnya, atap akan ditutup dengan genteng berwarna merah terang, sedangkan di bagian tepinya selalu diberi pembatas kayu yang bersilang di ujungnya.
  7. Ada dua pertemuan atap yang saling menyilang pada bagian depan. Kayu pembatas ini akan dicat dengan warna yang kontras dengan bahan atapnya.

Rumah adat Salaso sengaja dibuat dengan bentuk yang besar dan megah. Bahkan, rumah ini menjadi titik sentral dan kebanggaan dari sukunya. Supaya rumah Salaso Jatuh dapat lebih megah dan cantik, maka biasanya masyarakat akan menghiasnya dengan berbagai macam ukiran. Pada bagian dinding dan pagar selasar misalnya, kita dapat melihat berbagai macam ornamen khas Melayu.

Balai Salaso juga banyak dibangun oleh Suku Melayu di Riau. Rumah adat Melayu ini secara turun temurun digunakan untuk musyawarah terkait dengan adat. Ketua suku umumnya akan mengadakan semacam rapat dan memutuskan berbagai hal di Balai Salaso ini. Dapat dikatakan bahwa Balaso Jatuh menjadi pusat kegiatan untuk semua anggota suku, sementara rumah penduduk berdiri di sekitarnya.

5. Rumah Adat Melayu Lipat Kajang

Ada satu lagi rumah adat Melayu yang dapat kita jumpai di Riau, namanya yaitu rumah adat Melayu Lipat Kajang. Bentuknya sendiri cukup unik, terlebih di bagian atapnya. Nama lipat disini menunjukkan atap yang berlipat, sementara untuk kajang sendiri berarti kelokan, dapat berupa jalan ataupun sungai. Di rumah adat ini, lipatan terletak di bagian atap. Berikut ini adalah beberapa keunikan dari rumah adat ini, antara lain:

  1. Rumah adat lipat kajang memiliki bentuk atap yang menyerupai perahu. Dua ujungnya berbelok tajam ke atas. Suku Melayu biasanya menyebut jenis atap ini dengan istilah jerambah yang berasal dari daerah Palembang.
  2. Rumah lipat kajang memiliki konstruksi yang berbentuk rumah panggung, namun pada bagian dasar rumah juga digunakan sebagai ruangan.
  3. Lantai dan tembok rumah adat ini sepenuhnya menggunakan material kayu.
  4. Rumah Lipat Kajang ini juga dihias dengan menggunakan ornamen ukiran.
  5. Kemudian, pada bagian tepi atap, kita akan melihat hiasan kayu yang dibentuk bergelombang.
  6. Bagian depan dan juga samping rumah adat ini dipenuhi dengan jendela yang lebar.
  7. Bagian depannya ada selasar yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengahnya.

Tapi sayang, kita tidak akan bisa menemukan masyarakat yang masih menggunakan rumah seperti ini. Sekarang, baik itu di daerah kota atau desa, sudah ada banyak masyarakat yang beralih ke bentuk rumah yang lebih modern.

Jika kita sedang berada di wilayah Riau, jangan sampai melewatkan wisata budaya. Sebab, kita dapat berkeliling untuk melihat keunikan arsitektur rumah adat Melayu. Perpaduan budaya dari Melayu daratan dan juga budaya asli Indonesia membuat rumah adat ini sangat unik dan beragam.

Demikian penjelasan mengenai rumah adat Melayu dan beberapa jenis serta keunikannya. Bagi Grameds yang ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang rumah adat yang ada di Indonesia, kamu dapat membaca buku-buku terkait dengan mengunjungi Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Umam

Rujukan:

  • https://ruangarsitek.id/rumah-adat-melayu/
  • https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-melayu-76523

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.