Rating: 4.32
Perempuan dan Anak-Anaknya merupakan sebuah kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh beberapa penulis, yakni Gerson Poyk, Umar Kayam, Satyagraha Hoerip, Ki Panjikusmin, Martin Aleida, Sosiawan Nugroho, Zulidahlan, Usamah, H.G. Ugati, dan Mohammad Sjoekoer. Mengapa dalam judul ditulis karya Yoseph Yapi Taum & Antonius Sumarwan, SJ, karena mereka adalah editor dari cetakan terbaru buku ini.
Buku ini pertama kali diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada 10 Maret 2021. Cetakan terbaru buku Perempuan dan Anak-Anaknya terdiri atas 368 halaman yang diterbitkan pada 2 Juni 2024, juga oleh Kepustakaan Populer Gramedia.
Sebelum kita masuk ke bagian sinopsis dan ulasanĀ buku ini, Gramin sudah menyiapkan informasi profil Yoseph Yapi Taum & Antonius Sumarwan, SJ. Yuk kita kenalan dulu dengan sosok di balik buku Perempuan dan Anak-Anaknya versi 2024 ini. Simak setiap bagian buku ini hingga selesai ya!
Table of Contents
Profil Yoseph Yapi Taum & Antonius Sumarwan, SJ – Penulis Buku Perempuan dan Anak-Anaknya
Yoseph Yapi Taum
Yoseph Yapi Taum, lahir pada 16 Desember 1964 di desa Ataili, Wulandoni, Lembata, merupakan seorang sastrawan dan dosen yang mengajar di Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Beliau terlibat dalam pengajaran di Program Studi (S-1) Sastra Indonesia serta Program Doktor (S-3) Kajian Budaya, Seni, dan Masyarakat di universitas yang sama. Pada tahun 2021, Yoseph Yapi Taum diangkat sebagai Ketua Program Studi Magister Sastra dan menjalani masa jabatannya hingga tahun 2024. Kemudian, pada tahun 2024, beliau dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma untuk periode 2024-2028. Selain mengajar, ia aktif dalam organisasi profesi Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), di mana ia menjabat sebagai Sekretaris II selama periode kepengurusan B. Rahmanto (2005-2010) dan sebagai Ketua Bidang Kerjasama pada masa kepengurusan Suwardi Indraswara II (2018-2023).
Antonius Sumarwan, SJ
Antonius Sumarwan, S.J., S.S., M.M., Ph.D., adalah seorang dosen di Fakultas Ekonomi, Program Studi Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang beragam, dengan gelar dalam Ilmu Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, gelar Magister Manajemen dari Universitas Gunadarma, serta pendidikan dalam bidang Accountancy di Queensland University of Technology. Selain perannya sebagai dosen, Antonius Sumarwan juga merupakan seorang pastor Jesuit dan pernah menjalankan tugas pastoral di Blok Q Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Gereja St. Perawan Maria
Sinopsis Buku Perempuan dan Anak-Anaknya
Perempuan dan Anak-anaknya adalah kumpulan cerita pendek yang pernah diterbitkan pada tahun 1966-1970 oleh majalah Horison dan Sastra. Kumpulan ini terdiri dari dua belas karya prosa yang dipilih secara khusus, yang memberikan gambaran tentang sebuah periode penting dalam sejarah bangsa Indonesia, yakni peristiwa berdarah yang terjadi setelah 30 September 1965. Beberapa cerpen dalam kumpulan ini merupakan hasil karya penulis-penulis terkemuka seperti Umar Kayam, Martin Aleida, Satyagraha Hoerip, Gerson Poyk, dan Ki Panjikusmin.
Dalam cerpen-cerpen tersebut, terlihat adanya kekasaran serta, dalam beberapa kasus, kenaifan. Banyak dari tokoh atau narator dalam cerita-cerita ini membawa beban perasaan bersalah karena keterlibatan mereka dalam kekerasan, penyiksaan, atau kematian orang lain, yang sering kali merupakan orang-orang yang dikenal dengan baik oleh mereka.
Buku Perempuan dan Anak-Anaknya ini juga menawarkan sebuah pendekatan untuk menggunakan cerita-cerita lama tersebut sebagai sarana membangkitkan kepedulian terhadap hak asasi manusia, khususnya hak untuk hidup, kebebasan, serta penghargaan atas martabat manusia.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Kelebihan dan Kekurangan Buku Perempuan dan Anak-Anaknya
Kelebihan Buku Perempuan dan Anak-Anaknya
Perempuan dan Anak-Anaknya Ā adalah sebuah karya sastra yang berhasil menangkap perhatian pembaca dengan keasliannya yang memukau. Buku ini menawarkan perspektif baru terhadap peristiwa berdarah pasca-30 September 1965 melalui kumpulan cerita pendek yang jarang diangkat ke dalam karya sastra Indonesia. Salah satu kelebihan terbesar dari buku ini adalah topik yang diusungnya, yang meskipun kompleks dan sensitif, ditampilkan dengan cara yang mudah dimengerti. Gaya penulisan yang sederhana namun penuh makna, membuat buku ini tidak hanya menarik bagi kalangan akademis, tetapi juga bagi pembaca umum yang ingin mengenal lebih jauh tentang sejarah bangsa Indonesia.
Keunikan format dan gaya penulisan dalam kumpulan cerita pendek ini memberikan pengalaman membaca yang berbeda dari kebanyakan buku sejarah atau sastra. Setiap cerpen dalam buku ini ditulis dengan sangat baik, mengalir dengan lancar, dan mampu memancing rasa ingin tahu pembaca sejak halaman pertama. Gaya bercerita yang otentik dan lugas juga mampu membawa pembaca langsung ke tengah-tengah peristiwa bersejarah, seakan-akan ikut merasakan pergulatan emosi para tokoh-tokohnya. Dalam hal ini, buku ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan juga menjadi alat edukasi yang efektif karena memberikan wawasan baru tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia, khususnya tentang peristiwa genosida yang terjadi di tahun 1965.
Tidak hanya itu saja, buku ini juga berhasil menumbuhkan rasa empati yang mendalam. Setiap kisah dalam Perempuan dan Anak-Anaknya membawa pembaca untuk melihat tragedi kemanusiaan dari sudut pandang individu yang terlibat, baik korban maupun pelaku. Beban moral yang dirasakan para tokoh menjadi sarana bagi pembaca untuk merenungkan kembali makna kemanusiaan, hak asasi manusia, dan keadilan. Cerpen-cerpen ini bukan hanya menyampaikan cerita, tetapi juga menanamkan nilai-nilai solidaritas antar sesama anak bangsa dan memperkuat pemahaman bahwa sejarah tidak hanya soal fakta, tetapi juga soal rasa dan kemanusiaan.
Editor buku ini juga layak mendapatkan apresiasi. Dengan memperbaiki ejaan dan gaya bahasa, editor berhasil membuat cerpen-cerpen ini lebih mudah diakses dan dinikmati oleh pembaca masa kini. Selain itu, kumpulan cerita pendek ini juga berfungsi sebagai sarana belajar yang sangat efektif karena mengajarkan pembaca tentang sejarah, sekaligus menjadi wahana untuk mengubah cara pandang pembaca menjadi lebih berempati dan peduli terhadap sesama.
Kekurangan Buku Perempuan dan Anak-Anaknya
Meskipun Perempuan dan Anak-Anaknya adalah karya yang sangat berharga dan edukatif, buku ini bukanlah bacaan yang ringan atau buka yang dibaca untuk sekadar hiburan dan mengisi luang. Topik yang diangkat sangatlah berat, dengan fokus pada kekejaman dan kekerasan yang terjadi setelah peristiwa 30 September 1965. Bagi pembaca yang mencari buku yang lebih santai atau bersifat menghibur, buku ini bukanlah buku yang cocok untuk anda.
Selain itu, beberapa deskripsi dalam buku ini dapat dianggap terlalu brutal dan mengerikan. Kata-kata seperti “gorok,” “cincang,” dan “bakar” sering muncul dalam penggambaran penyiksaan dan kebiadaban yang terjadi selama genosida. Deskripsi yang begitu sadis dan nyata ini bisa menjadi pemicu emosional bagi sebagian pembaca. Bagi pembaca yang sensitif terhadap konten kekerasan, bagian-bagian ini mungkin sulit dihadapi dan bisa memicu trauma atau rasa tidak nyaman.
Pesan Moral Buku Perempuan dan Anak-Anaknya
Buku Perempuan dan Anak-Anaknya ini menekankan akan pentingnya pendidikan yang tidak hanya mencetak individu yang pintar saja, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Pendidikan yang mendalam tentang nilai-nilai spiritual, agama, dan moral dapat menjadi benteng terhadap penyakit dendam yang bisa merusak jiwa dan kehidupan seseorang. Dalam konteks sejarah, dendam yang tidak dikendalikan bisa memicu konflik yang berulang dan menghancurkan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan yang benar harus mempersiapkan individu untuk menghadapi masa depan dengan moral yang kokoh.
Buku Perempuan dan Anak-Anaknya ini juga mengingatkan kita bahwa kebenaran mutlak sering kali hanya terungkap setelah kematian. Selama hidup, manusia seringkali terjebak dalam kebohongan atau kepura-puraan, baik kepada orang lain maupun diri sendiri. Namun, dalam kematian, tidak ada lagi ruang untuk dustaāmayat-mayat yang bisu justru menjadi saksi akan satu kebenaran yang tidak terbantahkan: kematian adalah takdir yang tak bisa dihindari oleh siapa pun. Ini menjadi pengingat untuk hidup dengan lebih jujur dan tulus, karena pada akhirnya, semua akan kembali kepada yang maha kuasa untuk diadili di kehidupan selanjutnya.
Terakhir, buku Perempuan dan Anak-Anaknya ini memberikan refleksi tentang kematian sebagai akhir dari perjuangan mencari kebebasan mengajarkan kita bahwa kebebasan sejati sering kali harus dibayar mahal. Kebebasan tidak selalu datang dengan manis, terkadang justru penuh dengan kepahitan dan pengorbanan. Meskipun begitu, kebebasan tetap merupakan hal yang paling diinginkan oleh setiap manusia, karena disitulah kebahagiaan sejati bisa ditemukan, bahkan jika kebebasan itu didapat di akhir hidup.
Bagi Grameds yang ingin membaca buku Perempuan dan Anak-Anaknya karya Yoseph Yapi Taum & Antonius Sumarwan, SJ, kalian bisa dapatkan hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyediakan rekomendasi buku-buku yang tak kalah seru di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Penulis: Gabriel
Rekomendasi Buku
Jalan Berliku Menjadi Orang Indonesia
Buku ini mengungkap duka-cerita perjuangan perempuan-perempuan miskin suku Tionghoa memperoleh dokumen-dokumen kewarganegaraan Indonesia. Mereka hanya tujuh dari ribuan warga Indonesia yang tinggal di kawasan Cina Benteng, Tangerang yang terlunta-lunta karena tidak memiliki kelengkapan sah sebagai warganegara Indonesia seperti akta lahir, KTP, dan kewarganegaraan Indonesia akibat hukum administrasi Indonesia yang masih mengacu pada aturan zaman Hindia-Belanda.
Kendati sudah jelas diskriminatif secara agama dan sukubangsa, aturan itu masih dibela oleh Pemerintah Indonesia sehingga mengakibatkan sebagian bangsa Indonesia susah meraih status warganegara di negeri sendiri. Mereka yang kesulitan terutama warga Cina Benteng–keturunan Tionghoa yang sudah kawin-mawin dengan Pribumi. Bagaimana kisah mereka menghadapi hukum dan birokrat yang diskriminatif lagi korup? Apakah mereka berhasil menuntut hak-hak sebagai warganegara?
Pit Onthel
Buku ini merangkum ingatan tentang masa jaya sepeda onthel, mulai dari sejarah, merek-merek terkenal, iklan, hingga onderdil dan aksesorinya. Dikembangkan dari katalog yang pernah diterbitkan Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Pit Onthel tidak sekadar mengunjukkan informasi, namun juga kemasan yang apik dengan beragam gambar menarik. Paduan semua itu dengan puisi, cerita pengguna, dan cerita pendek memberi ruang bagi pembaca untuk menilik kembali keeksotisan sepeda onthel yang mulai terlupakan, sembari merasainya. Seri Lawasan mengoerei prihal fatsal-fatsal jang koeno-koeno dimana toean dannjonja bisa dapat mengenang pelbagai benda koeno melaloei padoean sedjarah,loekisan, tjeritera, dan potret jang menarik hati.Empat joedoel seri ini: Pit Onthel, Uang Kuno, Potret, Pranata Mangsa.
Cerita Di Balik Noda
Kisah-kisah dalam Cerita di Balik Noda ini seolah menyadarkan kita betapa anak-anak adalah sumber kebijaksanaan hidup yang tak pernah kering jika kita mau melihatnya dengan cinta. Kenakalan mereka adalah kilau emas, dan kepolosan mereka adalah mentari pagi yang menghangatkan jiwa.
Barangkali karena yang melahirkan anak-anak, para ibulah yang umumnya mampu melihat semua itu dengan cinta mereka. Tidak heran bila kisah-kisah dalam buku ini kebanyakan ditulis oleh kaum ibu. Mereka berbagi cerita tentang hubungan ibu-anak yang telah memperkaya jiwa mereka.
Sumber:
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Yoseph_Yapi_Taum
- https://www.goodreads.com/book/show/57357600-perempuan-dan-anak-anaknya
- https://www.sesawi.net/author/marwan/
- https://sdupress.usd.ac.id/detailpenulis.php?id=106
- A Thousand Stars for Nathan
- Ada Zombie di Sekolah
- Altezza
- Anjanu
- Another Episode: S
- April : Fallen
- Arka My Cool Husband
- Arwah
- Be With You
- Bhumi dan Bulan
- Beating Heart
- Big City, Little Things
- Bitter Baby
- Candala
- Class 7e
- City Lite: Behind The Scenes
- Denial Of Death
- Dia Yang Haram
- Dok! Oh Dokter
- God Gives Me You
- Goodbye Fairy
- Hotel Betram (At Betram's Hotel)
- Hiranya dan Margonda
- If You Could See The Sun
- Inikah Rasanya?
- Jane's Magical Salon
- Jamila Si Pecinta Gula
- Jeda dan Spasi
- Kamar 807
- Khadijah 1
- L Change The World
- Lautan dan Dendamnya
- Like A Momentary Ray Between Clouds
- Lipstick: A Blackpink Story
- Looking For Mate
- Menikah Dengan Setan
- Manuskrip yang Ditemukan di Accra
- Me Minus You
- Nirmala
- Nonik Jamu
- Not So Husbandable
- Not Bedtime Stories: 13 Cerita Pendek
- Pacar Rasa Selingkuhan
- Perempuan dan Anak-Anaknya
- Perfect Couple
- Petaka Keluarga Inugami
- Perempuan Di Rumah No.8
- Possessive Galaksi
- Possessive Prince
- Princess and the Boss!
- Regret: Ginan dan Nada
- Risol Mas Marvel
- Relung Waktu
- Remuk Redam
- Risalah Teh dan Tiga Keluarga
- Sarinten: Tumbal Kali Tempur
- Scandalicious Siblings
- Sebelas Malam
- Seminar
- Setelah Putus
- Siklus Pasar Saham
- Siren
- Siwa Sumpah
- Sorry, I Am Gorgeous
- Spiritual Awakening
- Stay With Me Tonight
- Sixtwins: Kembar Enam? Emang Ada?
- Tantra Ilmu Kuno Nusantara
- TellTale Series: The Cotton Candy Forest
- TellTale Series: Queen of Eye
- TellTale Series: Terdampar di Pulau Berry
- Teenlit: Satria November #2
- True Mothers
- Teori Pernikahan Bahagia
- The Best of BTS Unofficial Book
- Ther Melian - Discord
- The Beast Within The Beauty
- The Doll That Took A Detour
- The Incredible Journey: Perjalanan Pulang
- The Lost Memories
- The Red Affair
- The Ugly Truth
- Toko Buku Abadi
- Tumbal Kosan Bu Andin
- Vio Don't Mess Up
- Where The Wild Ladies Are
- Win-Win Solution
- Yang Menari dalam Bayangan Inang Mati
- Yang Tak Kunjung Usai
- You Are The Reason
>
>
>
>