Kreasi dari sampah – Melansir dari Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021 mencatat bahwa volume sampah di Indonesia mencapai 18,2 juta ton per tahun. Adapun jumlah sampah yang terkelola sebanyak 72,95% atau sejumlah 13,267,854.17 ton per tahun, dan jumlah sampah yang tidak terkelola masih ada 27,05% atau sebanyak 4,918,839.12 ton per tahun.
Hal ini bisa terjadi, karena daya tampung tempat pembuangan sampah, baik Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) masih terbatas. Maka dari itu, standar dalam pengelolaan sampah yang sudah diterapkan masih minim. Melansir dari dpr.go.id, volume sampah di Indonesia pada tahun 2022 naik hingga 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah. Peningkatan jumlah volume sampah ini menjadi sebuah hal yang mengkhawatirkan, karena terkait dengan kelestarian lingkungan dan kualitas kehidupan.
Maka dari itu, sangat diharapkan peranan penting dari masyarakat dalam pengelolaan sampah. Sebab, pada hakikatnya sampah yang menumpuk adalah limbah dari kegiatan yang dilakukan oleh kita sendiri.
Salah satu hal sederhana yang bisa dilakukan masyarakat untuk ikut berperan dalam mengelola sampah dan melestarikan lingkungan, yakni dengan meninggalkan kebiasaan lama yang buruk dalam mengelola sampah.
Kebiasaan seperti membuang sampah di sungai atau membakar sampah dikatakan sebagai kebiasaan yang buruk, karena menjadi penyebab dari masalah baru, yakni pencemaran lingkungan. Maka itu, masyarakat diharapkan dapat menerapkan prinsip 4R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang) dan replace (mengganti), serta memisahkan sampah organik dan sampah anorganik.
Table of Contents
Pengertian Sampah Organik dan Anorganik
Pixabay
Grameds pastinya sudah sering mendengar istilah sampah organik dan anorganik. Jika melihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organik berarti berhubungan dengan organisme hidup, terkait dengan zat yang berasal dari makhluk hidup, atau sesuatu yang dipelihara atau ditanam tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Sedangkan, anorganik mengenai atau terdiri atas benda selain manusia, hewan, dan tumbuhan. Dengan kata lain, merupakan benda tak hidup.
Dari pengertian menurut KBBI, dapat diketahui bahwa sampah organik merupakan sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti kulit buah, kulit sayur, tisu, potongan buah, dan lain sebagainya. Sedangkan, sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda yang tak hidup, seperti plastik, kaleng, kaca, dan lain sebagainya.
Oleh karena sampah organik berasal dari makhluk hidup, maka jenis sampah ini dapat terurai atau yang sering disebut dengan “biodegradable”. Sedangkan, sampah anorganik tidak mempunyai sifat biodegradable, karena tidak mengandung karbon. Karbon atau zat arang menjadi unsur kimia yang berperan penting dalam proses penguraian.
Melansir data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah organik menjadi salah satu jenis sampah paling banyak dihasilkan di Indonesia. Jumlah sampah organik pada awal tahun 2022 mencapai 28,3 persen dari jumlah timbulan sampah, atau sebanyak 21,53 juta ton. Sedangkan, jumlah sampah anorganik berjumlah 35,62 persen, yang merupakan akumulasi dari sampah plastik sebanyak 15,73 persen, kain sebanyak 6,57 persen, logam sebanyak 6,86 persen, dan kaca sebanyak 6,46 persen. Dari total jumlah sampah-sampah tersebut, masih tersisa 33,49 persen yang belum dikelola dengan baik.
Mengelola sampah organik dan anorganik bukan hanya dilakukan untuk mengurangi jumlah timbulan sampah saja, melainkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia dan juga lingkungan sekitar. Mengelola sampah dengan cara membuatnya menjadi sebuah kreasi atau kerajinan juga dapat menjadi sebuah peluang yang menguntungkan, lho. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari mengelola sampah organik dan anorganik.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Rekomendasi Buku:
Inspirasi Segar dengan Kreasi Sampah Segar Dapur
Why? Recycle – Daur Ulang
7 Manfaat Mengelola Sampah Organik dan Anorganik
Pixabay
1. Kelestarian Lingkungan Terjaga
Keberadaan sampah organik dan anorganik dapat mencemari lingkungan sekitar. Lingkungan yang tercemar membuka peluang bagi penyebaran wabah penyakit bagi masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar tempat pembuangan limbah.
Dengan mengelola sampah organik dan anorganik menjadi sebuah produk kreasi kerajinan tangan, tentunya akan mengurangi pencemaran lingkungan, karena mengurangi jumlah timbulan sampah. Hasilnya, udara sekitar juga akan menjadi lebih segar, serta kelestarian lingkungan tetap terjaga.
2. Mencegah Wabah Penyakit
Manfaat yang satu ini terkait dengan manfaat yang telah dijelaskan di atas, bahwa sampah organik dan anorganik dapat menimbulkan potensi munculnya wabah penyakit. Keberadaan tumpukan sampah dapat menjadi sarang penyakit.
Maka dari itu, upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah munculnya wabah penyakit adalah dengan menghilangkan sumbernya, dengan cara mengelola sampah tersebut. Dengan memanfaatkan sampah organik dan anorganik sebagai produk kreasi, maka Anda dapat membantu mencegah potensi timbulnya wabah penyakit berbahaya.
3. Menghemat Sumber Daya Alam
Banyak dari kita yang lupa untuk memikirkan bagaimana sumber daya alam dapat hidup dengan seimbang. Pasalnya, masyarakat hanya fokus memikirkan nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari penggunaan sumber daya alam. Sedangkan, masyarakat tak memikirkan bagaimana cara supaya bisa menghemat sumber daya alam tersebut.
Jika seseorang membuat kreasi dari sumber daya alam, maka ia dapat memanfaatkan sampah organik dan anorganik sebagai bahan dasarnya. Dengan menggunakan bahan dasar dari sampah ini, kita menjadi turut berkontribusi dalam menghemat sumber daya alam yang ada.
Salah satu contohnya adalah penggunaan kertas. Saat kertas sudah tidak terpakai, kamu bisa mendaur ulangnya menjadi kerajinan tangan atau menjadi kertas yang utuh. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengambil kayu pohon lagi untuk dijadikan bahan pembuatan kertas.
Memanfaatkan limbah organik kini menjadi sangat penting untuk dipikirkan. Hal ini karena semakin banyaknya orang yang secara sembarangan menggunakan sumber daya alam baru untuk dijadikan sumber ekonominya.
4. Membuka Peluang Usaha
Kegiatan mengelola sampah organik dan anorganik dapat menjadi sebuah peluang usaha. Produk hasil kreasi dari sampah organik dan anorganik bisa menjadi produk yang potensial untuk dijual ke pasar. Selain itu, biaya modal yang dikeluarkan untuk membangun usaha tersebut juga sedikit, karena segala bahan baku produk bisa didapatkan secara gratis.
Jadi, selain sebagai bentuk upaya menjaga kelestarian lingkungan, mengelola sampah organik dan anorganik juga dapat membantu Anda dalam bidang ekonomi. Banyak sekali ya manfaat yang bisa didapatkan dari satu kegiatan.
5. Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga
Produk hasil kreasi sampah organik dan anorganik dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sebagian besar kebutuhan alat dapur ternyata dapat dibuat dari limbah organik dan anorganik, lho. Selain alat dapur, berbagai kreasi dari sampah organik dan anorganik juga bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga lain, seperti wadah, tas belanja, gorden, dan lain sebagainya.
6. Meningkatkan Kreativitas
Dengan mengelola sampah organik dan anorganik, tentunya kita dituntut untuk menggunakan kreativitas kita. Kita harus berpikir bagaimana sampah organik dan anorganik tersebut dapat diubah menjadi sebuah produk kreasi yang bermanfaat dan menarik.
Maka dari itu, kegiatan mengelola sampah organik dan anorganik dapat meningkatkan kreativitas seseorang. Kegiatan berkreasi dari sampah ini dapat menjadi sebuah aktivitas belajar yang menyenangkan sekaligus menguntungkan.
7. Membantu Perekonomian Pribadi dan Negara
Siapa yang sangka bahwa mengelola sampah organik dan anorganik ternyata dapat membantu perekonomian pribadi dan negara, lho. Sebab, peminat kreasi dari sampah diketahui cukup tinggi jumlahnya. Produk kreasi daur ulang memang memiliki nilai tambah tersendiri, di mana produk yang dihasilkan merupakan hasil kreativitas yang unggul, mengingat bentuk bahan awalnya yang merupakan limbah.
Tak hanya masyarakat lokal saja yang memiliki minat untuk membeli produk kreasi daur ulang, tetapi para turis dari mancanegara juga banyak yang berminat untuk membeli produk kreasi dari sampah. Maka dari itu, mengelola sampah organik dan anorganik dapat membantu perekonomian dirimu sendiri.
Selain itu, produk kreasi daur ulang sampah juga bisa diekspor ke luar negeri. Dengan melakukan kegiatan ekspor, maka Anda juga sudah berkontribusi dalam menambah perekonomian negara. Hebat sekali ya!
Nah, itu dia Grameds 7 manfaat dari mengelola sampah organik dan anorganik. Ternyata, kegiatan yang terbilang sederhana tersebut dapat memberikan banyak manfaat bagi manusia dan juga lingkungan dari berbagai bidang, ya.
Selanjutnya, di bawah ini akan diuraikan beberapa contoh kreasi yang bisa Anda buat dari sampah organik dan anorganik. Simak sampai selesai, ya!
Kreasi dari Sampah Organik
pixabay
1. Tas Eceng Gondok
Eceng gondok ternyata dapat dimanfaatkan menjadi salah satu bahan organik yang bisa menjadi bahan anyaman pengganti bahan bambu dan rotan. Hal ini dikarenakan bahan eceng gondok yang lebih lunak dibandingkan bambu. Jadi, tak heran jika eceng gondok dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat produk anyaman. Salah satu produk yang bisa dihasilkan dari bahan eceng gondok adalah berbagai kerajinan tangan seperti tas, dompet, dan lain sebagainya.
2. Tempat Tisu dari Pelepah Pisang
Pelepah pisang yang berserakan di sekitar pohon biasanya akan disingkirkan dengan cara dibakar. Oleh karena itu, pelepah pisang kemudian dapat dikatakan sebagai sampah organik. Jika dibiarkan begitu saja, pelepah pisang yang berserakan ini bisa merusak lingkungan.
Maka dari itu, daripada membiarkan pelepah pisang menumpuk menjadi sampah, Anda bisa memanfaatkannya menjadi sebuah produk kreasi daur ulang yang bernilai tinggi. Pelepah pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan, karena teksturnya yang lunak membuatnya mudah untuk diolah.
Salah satu contoh produk yang bisa dihasilkan dari bahan pelepah pisang adalah tempat tisu. Untuk membuat kerangka tempat tisu, Anda bisa menggunakan kardus atau kayu, yang kemudian dilapisi dengan pelepah pisang.
3. Pajangan atau Aksesoris dari Cangkang Kerang dan Sisik Ikan
Sampah organik selanjutnya yang bisa dikreasikan adalah sampah yang berasal dari pesisir laut, yakni dapat berupa cangkang kerang, sisik ikan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jika memerhatikan di berbagai tempat wisata yang berlokasi di pesisir laut, Anda mungkin bisa menemukan berbagai kreasi dari sampah organik laut.
Biasanya, sampah organik dari pesisir laut ini diolah menjadi pajangan atau aksesoris, seperti pajangan, lampu hias, kalung, gelang, dan bross. Proses pembuatan kerajinan dari sampah organik laut juga dikatakan mudah, karena prosesnya hanya melibatkan penggabungan berbagai bahan menjadi bentuk yang diinginkan.
4. Wadah dari Tempurung Kelapa
Sampah organik selanjutnya yang bisa dimanfaatkan menjadi bahan untuk membuat produk kreasi adalah tempurung atau batok kelapa. Grameds juga mungkin sudah tidak asing lagi melihat berbagai produk yang dibuat dari tempurung kelapa. Sebab, memang bahan organik yang satu ini sudah sering dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam benda tradisional yang berguna dan unik.
Kreasi yang bisa dibuat dari tempurung kelapa, yakni mangkuk, gelas, mangkok, cangkir, pot tanaman, hingga berbagai macam aksesoris dan kerajinan yang lainnya. Kreasi dari tempurung kelapa juga tidak sulit untuk dibuat, karena bentuk dari tempurung kelapa sendiri sudah indah dan membentuk sebuah wadah yang fungsional.
5. Kerajinan dari Daun-Daun Kering
Daun kering yang bisa Anda temukan di mana-mana dapat menjadi salah satu jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi berbagai macam produk kreasi yang indah. Secara umum, daun kering biasa digunakan untuk membuat hiasan untuk dekorasi rumah.
Cara membuat kerajinan dari daun kering juga mudah, karena hanya menggunakan teknik kolase. Teknik kolase sendiri merupakan sebuah teknik yang dilakukan dengan menggabungkan beberapa bahan menjadi satu, dalam hal ini adalah berbagai daun yang dibentuk sedemikian rupa.
Kreasi dari Sampah Anorganik
1. Kerajinan dari Kaleng
Sampah anorganik kaleng adalah salah satu jenis sampah yang membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai. Maka dari itu, sebaiknya sampah ini dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk kreasi yang menarik. Sampah kaleng dapat dibuat berbagai produk kerajinan, seperti pot bunga, tempat pensil, bahkan mainan seperti mobil-mobilan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
2. Kerajinan dari Plastik
Kerajinan daur ulang dari plastik menjadi salah satu produk yang pasti sudah sering ditemukan. Bahan plastik sendiri terbilang mudah untuk diolah dan memiliki nilai tambah, yakni tahan air. Berbagai kreasi yang bisa dihasilkan dari bahan plastik, di antaranya adalah tas, tempat pensil, dompet, dan masih banyak lagi yang lainnya. Oleh karena bahan plastik ini mudah untuk diolah, mari kita maksimalkan untuk mengelolanya dengan baik, ya!
- Kerajinan dari Botol Kaca
Sampah anorganik selanjutnya yang dapat kita olah sebagai kerajinan adalah botol kaca. Bentuk dari botol kaca sendiri sudah tidak dapat diubah, sehingga kreasi dari botol kaca tidak membutuhkan usaha yang besar.
Kerajinan dari botol kaca hanya dikreasikan dengan cara menambahkan hiasan berupa warna, gambar, ataupun pernak-pernik di bagian luar botol tersebut. Dengan menghiasnya saja, botol kaca bisa langsung berubah menjadi sebuah vas bunga yang cantik.
Nah, itu dia Grameds penjelasan tentang pengertian sampah organik dan anorganik, manfaat mengelola sampah organik, dan berbagai contoh kreasi dari sampah organik dan anorganik. Mari kita memulai gerakan sederhana untuk melestarikan lingkungan tempat tinggal kita dengan mengelola sampah organik dan anorganik. Dengan gerakan kecil yang kita lakukan, dapat memberikan banyak manfaat bagi masa depan.
Semoga artikel Pengertian, Manfaat, dan Contoh Kreasi dari Sampah Organik dan Anorganik dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Anda. Bagi Grameds yang ingin menambah wawasan tentang pengelolaan sampah atau daur ulang, kalian bisa belajar dengan membaca berbagai buku yang tersedia di Gramedia.com.
Sebab, Gramedia.com menyediakan berbagai buku yang dapat menunjang kebutuhan dan minat Anda. Yuk beli bukunya sekarang! Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gabriel
Rujukan:
- https://bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/06/02/ikn-tantangan-kelola-sampah-standar-minimal-harus-berjalan/#:~:text=Data%20Kementerian%20Lingkungan%20Hidup%20dan,tahun%20atau%2072%2C95%25.
- https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/40924/t/Ditjen+PSLB3+KLHK+Didesak+Miliki+Langkah+Terukur+Tangani+Volume+Sampah
- https://waste4change.com/blog/apa-itu-sampah-anorganik-dan-mengapa-harus-dipisahkan-dari-sampah-organik/#:~:text=Pengertian%20sampah%20organik%20adalah%20sampah,berasal%20dari%20benda%20tak%20hidup.&text=Jika%20sampah%20organik%20bisa%20terurai,tidak%20memiliki%20sifat%20biodegradable%20tersebut.
- https://www.pinhome.id/blog/kerajinan-dari-limbah-organik/
- https://www.orami.co.id/magazine/bahan-limbah-keras-organik
- https://www.romadecade.org/kerajinan-dari-bahan-limbah-organik-dan-anorganik/#!
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien