Biologi

Fungsi Sistem Ekskresi Manusia dan Organ-organnya

Written by Nandy

Fungsi Sistem Ekskresi Manusia dan Organ-organnya –  Membahas tentang fungsi sistem ekskresi manusia, tentu bisa kita analogikan pada saat seseorang sedang berolahraga, maka orang tersebut akan mengeluarkan keringat. Hal ini sebenarnya dikarenakan ada banyak zat beracun dari sisa metabolisme yang dikeluarkan dan tidak berguna lagi untuk tubuh. Nah, proses keluarnya berbagai zat beracun tersebut dari tubuh ini biasa dikenal dengan istilah ekskresi.

Namun, proses ekskresi tidak hanya mengeluarkan keringat. Proses ekskresi yang lain yakni pada saat seseorang melakukan buang air kecil atau buang air besar. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan zat beracun yang mengendap dan menjadi sisa zat dari metabolisme. Semua proses pembuangan ini pada dasarnya dijalankan dan diatur oleh sistem ekskresi.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas fungsi sistem ekskresi manusia secara lengkap dan mendalam. Sistem ekskresi manusia terdiri dari ginjal, hati, usus besar, kulit, hingga paru-paru. Yuk simak selengkapnya agar kamu lebih memahami cara kerja sistem pembuangan di dalam tubuhmu.

A. Sistem Ekskresi Manusia

Sistem ekskresi pada dasarnya merupakan sistem biologis yang memiliki fungsi untuk melakukan pembuangan atau pengeluaran terhadap berbagai zat yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh makhluk hidup. Zat dari sisa metabolisme sendiri berupa senyawa yang bersifat toksik atau racun. Apabila tidak dikeluarkan, tentu bisa menjadikan tubuh mengalami gangguan pada beberapa fungsi organnya.

Dengan begitu, sistem ekskresi dapat kita sebut sebagai cara yang dilakukan tubuh untuk mengeluarkan zat beracun dari tubuh manusia. Mekanisme ini sendiri memiliki fungsi yang sangat penting untuk tubuh dalam menjaga homeostasis (keseimbangan kondisi internal tubuh) dan mencegah kerusakan pada tubuh.

Merujuk pada catatan yang ditulis oleh Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo dalam Praktis Belajar Biologi (2007:138), tubuh manusia sendiri diketahui memiliki kandungan dari beberapa zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan, bahkan cenderung membahayakan, yaitu karbon dioksida, kelebihan air, dan urea.

Hal ini tentu tidak sama dengan kelebihan air yang disebabkan oleh terlalu banyak minum atau mengonsumsi cairan. Sementara, karbon dioksida merupakan zat sisa metabolisme yang dihasilkan dari proses respirasi (pernapasan). Sedangkan untuk urea merupakan zat sisa dari proses pemecahan protein.

B. Organ dan Fungsi Sistem Ekskresi Manusia

Semua makhluk hidup di dunia ini pada dasarnya dibekali kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan metabolisme pada tubuh sehingga tetap dalam kondisi normal. Hal ini tentu bisa dilakukan dengan cara menjaga kadar air di dalam tubuh supaya tetap seimbang. Seimbang sendiri dapat diartikan pada suatu kondisi yang tidak berlebih dan tidak kurang.

Apabila terdapat zat sisa dari proses metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan, maka sistem ekskresi pada manusia memiliki fungsi sebagai alat untuk mengeluarkan berbagai zat sisa tersebut. Secara biologis, manusia memiliki organ tubuh yang memiliki fungsi sebagai sistem ekskresi. Berikut ini adalah penjelasan dari organ tubuh yang bertanggung jawab untuk menjalan proses ekskresi manusia, antara lain yaitu:

1. Ginjal

Pada saat manusia mengonsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan lainnya, maka akan ditemukan zat sisa atau limbah yang sudah melalui proses pencernaan tubuh. Tubuh manusia sendiri sebenarnya sudah menghasilkan zat sisa ketika melakukan perbaikan terhadap berbagai sel yang rusak atau pada saat menjalankan metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi.

Organ tubuh manusia yang memiliki fungsi paling utama dalam sistem ekskresi adalah Ginjal. Ginjal sendiri berfungsi untuk membuang zat sisa yang memiliki sifat racun dalam darah dan kelebihan cairan lainnya. Apabila tidak segera dikeluarkan dari dalam tubuh, maka bisa jadi zat limbah tersebut akan menumpuk dalam darah. Hal ini tentu bisa menyebabkan beberapa masalah pada kesehatan tubuh manusia.

Kita tahu sendiri bahwa seluruh tubuh manusia terdiri dari darah yang mengalir masuk dan keluar ginjal berkali-kali selama 24 jam tanpa henti. Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang juga memiliki fungsi untuk menyaring darah yang masuk sekaligus melakukan pembuangan limbah di dalamnya melalui urine. Kemudian, darah yang keluar dari dalam ginjal akan kembali mengalir ke seluruh tubuh.

Tubuh sendiri diketahui mengeluarkan urine melalui uretra pada saat melakukan buang air kecil. Ada sekitar dua liter zat limbah yang bisa dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine. Proses ekskresi pada organ ginjal ini memiliki fungsi yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia yang lain di dalam tubuh manusia.

2. Hati (Liver)

Fungsi ginjal dalam sistem ekskresi manusia sebagai alat untuk mengeluarkan limbah ternyata memiliki keterkaitan yang erat dengan fungsi hati. Dalam sistem ekskresi manusia pada ginjal, proses penyaringan darah terlebih dahulu dilakukan di hati untuk memisahkan beberapa limbahnya.

Salah satu zat sisa atau limbah yang dibuang oleh hati bisa disebut dengan amonia. Amonia sendiri merupakan zat yang berasal dari proses penguraian protein yang ada di dalam tubuh. Apabila tubuh manusia tidak dapat membuang amonia, maka dapat menyebabkan munculnya gangguan pada kesehatan, seperti penyakit ginjal, gangguan fungsi otak, bahkan bisa juga sampai koma.

Maka dari itu, hati merupakan organ yang memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia untuk memecah amonia menjadi zat urea. Setelah berhasil dipecah menjadi urea, zat ini akan dibawa oleh darah menuju ginjal untuk melewati proses penyaringan selanjutnya. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, ginjal akan melakukan penyaringan urea dari darah dan mengeluarkannya melalui urine bersama zat limbah lain.

Sembari proses ini berlangsung, hati juga diketahui bisa menghasilkan produk sampingan yang lain yakni cairan empedu. Cairan empedu yang memiliki warna gelap ini akan ditampung sementara dalam kantong empedu. Kemudian, empedu baru akan mengalirkan cairan tersebut menuju usus pada saat manusia hendak mencerna makanan berlemak.

3. Usus besar

Usus besar sebenarnya tidak hanya memiliki fungsi untuk mengatur kadar cairan pada hasil pencernaan makanan. Salah satu bagian dari saluran pencernaan ini ternyata juga memiliki tugas sampingan yang lain sebagai bagian dari sistem ekskresi pada tubuh manusia.

Makanan yang pada awalnya kamu telan dan masuk ke dalam lambung dapat diubah menjadi bubur halus. Bubur halus ini sering disebut juga dengan istilah kim. Setelah itu, kim kemudian bergerak menuju usus halus untuk menuju proses selanjutnya, yakni penyerapan zat gizi. Pada saat semua zat gizi sudah terserap dengan optimal, kim akan bergerak kembali menuju usus besar.

Dalam sistem ekskresi manusia, usus besar diketahui memiliki fungsi yang bisa digunakan untuk memisahkan cairan, zat sisa, serta berbagai ampas makanan yang tidak mengandung zat gizi. Proses ini sendiri bisa menghasilkan feses yang akan keluar melalui anus pada saat melakukan buang air besar.

4. Kulit

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa tubuh manusia akan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan suhunya. Hal ini terjadi pada saat seseorang merasakan panas atau sedang melakukan aktivitas fisik. Sementara itu, dalam sistem ekskresi manusia, keringat memiliki fungsi sebagai media untuk membuang zat limbah dan kotoran dari dalam tubuh.

Keringat sendiri berasal dari kelenjar yang ada pada lapisan dermis kulit. Selain terbuat dari air, keringat juga diketahui mengandung berbagai zat sisa dari proses metabolisme tubuh, antara lain yakni minyak, gula, garam, dan lain sebagainya. Salah satu zat sisa pada keringat berasal dari proses pemecahan protein biasa disebut dengan amonia.

Pada dasarnya, kelenjar keringat menyebar di seluruh bagian tubuh dari manusia. Nah, berikut ini adalah dua jenis kelenjar keringat utama yang perlu kalian ketahui, di antaranya yaitu:

a. Kelenjar ekrin, yaitu kelenjar yang menghasilkan keringat tanpa adanya kandungan protein dan lemak. Kelenjar ini ternyata terletak di bagian tubuh manusia seperti tangan, kaki, hingga kening.

b. Kelenjar apokrin, yaitu kelenjar yang menghasilkan keringat dengan kandungan protein dan lemak. Jenis kelenjar ini diketahui terletak di bagian tubuh tertentu saja, misalnya seperti ketiak dan di alat kelamin.

5. Paru-paru

Organ tubuh manusia yang memiliki fungsi sebagai sistem ekskresi terakhir adalah paru-paru. Paru-paru sendiri memiliki peran yang sangat penting pada sistem pernapasan dan ekskresi manusia. Paru-paru diketahui mampu membantu membuang zat limbah yang memiliki bentuk gas yang terdiri dari karbon dioksida (CO2), uap air, dan beberapa gas buangan yang lain.

Hampir semua besar gas karbon dioksida pada dasarnya berasal dari proses pembakaran glukosa yang berubah menjadi energi. Proses pembakaran glukosa menjadi energi ini sendiri bermula pada saat usus menyerap glukosa dari makanan yang sedang dicerna manusia. Hal ini dilakukan darah dengan cara mengambil glukosa dari usus untuk kemudian diedarkan ke seluruh sel tubuh.

Di dalam sel tubuh manusia terjadi sebuah proses perubahan glukosa menjadi energi dengan bantuan oksigen (O2). Tidak hanya dapat membentuk energi, proses ini bisa juga menghasilkan beberapa jumlah zat buangan lainya, termasuk gas CO2. Gas yang dibawa oleh darah akan kembali ke paru-paru untuk dibuang.

Darah sendiri memiliki kandungan CO2 yang mengalir menuju balon-balon kecil pada paru-paru sebagai tempat pertukaran gas atau sering disebut alveolus. Setelah berhasil melakukan pertukaran tempat dengan O2. Selanjutnya, gas CO2 akan keluar dari tubuh pada saat seseorang mengembuskan napas.

Maka dari itu, tubuh makhluk hidup seharusnya selalu berada dalam keadaan homeostasis. Hal ini diperlukan agar fungsi tubuh dapat bekerja dengan normal. Maksud dari tubuh yang normal sendiri yakni, suhu tubuh yang senantiasa stabil, keseimbangan cairan yang terjaga, dan tubuh mampu membuang berbagai zat sisa yang mungkin berbahaya.

Apabila Kamu bisa menjaga kesehatan kelima organ pada sistem ekskresi, maka Kamu akan turut melancarkan fungsi dari kelima organ dalam menghilangkan semua faktor yang berpotensi memberikan gangguan terhadap keseimbangan kondisi tubuh manusia.

C. Gangguan Sistem Ekskresi Manusia

Seperti organ dalam tubuh pada umumnya, organ yang memiliki tugas sebagai sistem ekskresi juga bisa mengalami gangguan. Hal ini tentu saja disebabkan infeksi oleh bakteri dan virus, kerja berlebih, atau kekurangan zat tertentu. Nah, berikut ini adalah ulasan lengkap terkait beberapa gangguan yang bisa terjadi gangguan pada sistem ekskresi, di antaranya yaitu:

1. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus merupakan gangguan sistem ekskresi yang menyerang salah satu organ terpenting pada tubuh, yaitu ginjal. Penderita diabetes insipidus biasanya akan membuang urine terlalu banyak. Hal ini diketahui karena tubuh mengalami kekurangan hormon ADH atau Anti Diuretic Hormone. ADH sendiri merupakan salah satu jenis hormon yang dapat mengatur proses reabsorpsi cairan pada ginjal. Kekurangan hormon ini bisa menjadikan jumlah urine seseorang meningkat bahkan sampai 30 kali lipat.

2. Batu Ginjal

Tidak hanya diabetes insipidus, gangguan lain yang bisa terjadi pada ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal sendiri biasanya muncul dikarenakan adanya pembentukan endapan garam kalsium pada rongga ginjal, saluran ginjal, dan kandung kemih. Gangguan ini biasanya berupa batu kristal yang terbuat dari kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Selain itu, perlu diketahui bahwa batu ginjal tidak dapat larut.

Maka dari itu, penyebab paling umum dari batu ginjal adalah kurang konsumsi air pada tubuh dan konsumsi garam mineral yang berlebihan. Apabila gangguan ini tidak ditangani segera mungkin, maka bisa jadi akan menimbulkan hidronefrosis atau dapat diartikan dengan membesarnya ginjal karena urine tidak dapat terbuang dikarenakan adanya sumbatan dari batu ginjal.

3. Uretris

Selain ginjal, organ yang bisa mengalami gangguan pada sistem ekskresi adalah ureter. Ureter sendiri merupakan organ tubuh yang memiliki bentuk seperti tabung. Ureter juga diketahui memiliki otot yang digunakan untuk membantu urine mengalir dari ginjal menuju kandung kemih.

Salah satu penyakit yang bisa menyerang ureter biasa disebut dengan uretris. Uretris dapat diartikan sebagai peradangan pada ureter yang terjadi karena adanya infeksi bakteri maupun virus. Bagi penderita pria dan wanita memiliki gejala yang cukup berbeda. Gejala uretris pada pria biasnaya ditandai dengan adanya darah pada urine dan air mani. Tidak hanya itu, pada saat buang air kecil juga akan merasakan rasa terbakar. Sementara itu, gejala uretris pada wanita bisa dilihat apabila merasa sakit perut, nyeri ketika buang air kecil, hingga demam.

4. Pneumonia

Selain ginjal, paru-paru juga termasuk ke dalam organ yang bertugas sebagai ekskresi. Paru-paru sendiri diketahui merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Salah satu penyakit yang biasanya mengganggu paru-paru adalah pneumonia. Pneumonia sendiri diketahui muncul karena adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur di bagian alveolus.

Gangguan pada paru-paru bisa menyebabkan seseorang mengalami kesusahan pada saat hendak menarif nafas atau memasukkan oksigen pada tubuh. Hal ini dikarenakan alveolus sebagai tempat untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dipenuhi oleh cairan.

5. Asma

Masih pada gangguan yang sering menyerang paru-paru, yaitu Asma. Asma merupakan salah satu gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar di telinga banyak orang. Asma sendiri muncul diakibatkan adanya penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Penderita asma biasanya akan memunculkan gejala sulit bernapas hingga bahkan sesak di dada.

Asma termasuk ke dalam penyakit yang tidak menular, hanya saja penyakit ini bisa diwariskan pada keturunan. Seseorang yang terkena asma sering kali diakibatkan oleh lingkungan yang memiliki udara buruk. Maka dari itu, cara pertama yang perlu dilakukan untuk menangani seseorang yang terkena serangan asma yaitu dengan memberikan obat-obatan untuk melonggarkan saluran pernapasan. Beberapa obat tersebut antara lain yaitu, suntikan (Hydrocortisone), sirup ventolin (Salbutamol), atau nebulizer (gas Salbutamol).

Demikian adalah pembahasan fungsi sistem ekskresi pada manusia. Sistem ekskresi manusia sendiri ada lima, yakni ginjal, hati, usus besar, kulit, dan paru-paru. Dengan selalu menjadi kesehatan lima organ tersebut, maka kamu bisa memiliki tubuh yang sehat.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya