in

Mie Gomak: Asal-Usul, Cita Rasa, hingga Resepnya!

Sudah pernah dengar tentang mie gomak? Mungkin bagi sebagian dari kamu, mie gomak masih terdengar asing di telinga. Namun, bagi pecinta kuliner yang mengagumi keberagaman hidangan Indonesia, mie gomak adalah harta yang patut dicicipi. Menggabungkan cita rasa yang kaya dengan kelezatan yang menggugah selera, mie gomak telah melintasi batas-batas geografis untuk menjadi salah satu favorit di dunia kuliner. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal-usul, cita rasa khas, dan bahkan memberikan resep untuk menciptakan sajian ini di rumah. Siapkan dirimu untuk petualangan kuliner yang memikat!

 

Apa itu Mie Gomak?

Mie gomak merupakan hidangan khas yang berasal dari daerah Sumatra Utara, tepatnya dari suku Batak Toba dan Batak Mandailing. Hidangan ini memiliki akar budaya yang dalam, bermula dari wilayah sekitar Danau Toba, seperti Porsea, Balige, Laguboti, Tarutung, hingga Tapanuli Selatan. Namun, jangan kaget jika kamu menemukan mie gomak di berbagai kota lain di Sumatera Utara, seperti Medan, Siantar, Parapat, Labuhan Batu, Sibolga, hingga Deli Serdang. Bahkan, popularitasnya telah meluas ke berbagai provinsi di Indonesia, karena banyaknya masyarakat dari berbagai latar belakang suku yang menyukai hidangan khas Batak ini. Jadi, jangan ragu untuk mencicipi kelezatan mie gomak yang telah melintasi batas-batas wilayah dan menggoda lidah siapa pun yang mencobanya!

 

Asal Usul Mie Gomak

Asal usul sebutan “mie gomak” memiliki beberapa versi yang beragam. Salah satunya menyebutkan bahwa mungkin nama ini berasal dari cara penyajiannya yang disebut “gomak,” yang berarti “ambil” atau “peras” dalam bahasa Batak Toba. Dalam proses penyajian, mie akan dipegang atau digenggam dengan tangan kosong sebelum disajikan di piring. Bahkan hingga sekarang, beberapa penjual masih menggunakan tangan yang dilapisi plastik atau sarung tangan untuk menyajikan mie gomak, meskipun ada juga yang menggunakan sendok atau garpu.

Mie gomak sendiri dibuat dari tepung terigu. Ketika masih mentah, mie memiliki bentuk yang kaku dan lurus seperti lidi, sehingga sering disamakan dengan masakan Italia, spageti. Inilah sebabnya mengapa mie gomak juga sering disebut sebagai spageti Batak. Dengan ciri khasnya yang unik dan cara penyajiannya yang khas pula, mie gomak tidak hanya menjadi hidangan lezat, tetapi juga menyimpan sejarah dan tradisi dalam setiap helai mi yang dimakan.

 

Penyajian Mie Gomak

Mie gomak memang memiliki kemiripan dengan Mie Aceh, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Perbedaan utama terletak pada penggunaan bumbu rempah khas Batak, yaitu andaliman atau yang juga dikenal sebagai merica Batak. Selain itu, tekstur mie juga menjadi pembeda antara kedua hidangan ini. Mie Aceh umumnya menggunakan mie kuning atau mie telur, sementara mie gomak menggunakan mie lidi berukuran besar dan padat, sehingga memiliki tekstur yang kenyal, padat, dan tidak mudah putus saat dimasak.

Bagi sebagian penjual, proses memasak mie gomak masih dilakukan menggunakan tungku tradisional. Konon, penggunaan tungku tradisional dapat meningkatkan aroma hidangan dan membuat bumbu semakin meresap dibandingkan dengan menggunakan kompor biasa.

Mie gomak dapat disajikan dengan atau tanpa kuah (mie goreng). Biasanya, mie yang sudah direbus akan dipisahkan dengan kuah dan sambalnya; mie akan disiram dengan kuah panas dan disajikan dalam keadaan panas. Sedangkan untuk varian mie goreng, mie akan ditumis dengan sedikit air. Mie biasanya disajikan dengan telur rebus dan aneka gorengan, seperti ubi goreng, pisang goreng, tempe goreng, dan tahu goreng. Dengan beragam variasi penyajian ini, mie gomak menjadi hidangan yang cocok dinikmati sebagai hidangan utama atau camilan lezat.

 

Cita Rasa Mie Gomak

Mie gomak memukau dengan cita rasa yang khas dan memikat hati siapa pun yang mencicipinya. Perpaduan antara rempah khas Batak, seperti andaliman atau merica Batak, memberikan sentuhan yang unik dan menggugah selera pada setiap gigitannya. Rempah-rempah ini tidak hanya memberikan aroma yang harum, tetapi juga rasa yang kaya dan mendalam pada hidangan. Tekstur mie yang kenyal dan padat, bersatu dengan kelezatan bumbu-bumbu yang meresap, menjadikan setiap suapan mie gomak begitu nikmat dan memuaskan. Tidak heran jika mie gomak menjadi pilihan favorit bagi pecinta kuliner yang ingin menikmati pengalaman rasa yang autentik dan tak terlupakan.

 

Resep Mie Gomak

(Sumber foto: kompas.com)

Mie gomak, yang sering disebut sebagai “spaghettinya orang Batak,” adalah hidangan yang mudah ditemukan di berbagai daerah Sumatera Utara, seperti Samosir, Siantar, Toba Samosir, dan Tapanuli Utara. Biasanya, mie gomak menjadi menu sarapan yang lezat dan mengenyangkan.

Pembuatannya cukup mudah dan bahan-bahannya pun mudah didapat. Tentunya, tambahkan sentuhan andaliman, yaitu merica khas Batak, untuk memberikan cita rasa yang khas pada hidangan ini. Pada masa lalu, pembuatan mie gomak dilakukan dengan cara mengaduk mie dan bumbunya dengan tangan. Proses ini memberikan nilai tradisional yang unik pada hidangan ini.

The Architecture of Love | Di balik Pena

Berikut adalah bahan-bahan yang kamu butuhkan:

  • 250 gram mie lidi
  • ± 500 ml santan cair
  • 1 ruas lengkuas
  • Labu siam, iris tipis
  • Garam secukupnya
  • Merica secukupnya
  • Daun bawang, cincang halus
  • 1 lembar daun salam
  • 1 lembar daun jeruk
  • 1 batang serai

 

Bumbu halus yang diperlukan:

  • 7 buah cabai merah
  • 10 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 1 ruas kunyit
  • 1 ruas jahe

 

Dengan bahan-bahan tersebut dan sedikit sentuhan keahlianmu, kamu bisa menyiapkan mie gomak yang lezat dan memuaskan.

Cara Pembuatan:

  1. Rebus mi lidi selama lebih kurang 10 menit. Angkat dan tiriskan.
  2. Tumis bumbu halus, serai, daun salam, dan daun jeruk.
  3. Tuang santan sambil aduk bumbu. Masukkan labu siam, aduk rata.
  4. Beri garam dan merica. Koreksi rasa. Sesaat sebelum diangkat, masukkan daun bawang.
  5. Letakkan mi lidi di atas piring, siram dengan kuah secukupnya. Sajikan bersama telur rebus.

 

Penutup

Dari asal-usul yang kaya akan sejarah hingga cita rasa yang menggugah selera, mie gomak telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Nusantara. Dengan keunikan dalam penyajiannya, kenikmatan rasa yang khas, dan kelezatan yang menggoda, mie gomak menjadi pilihan yang sempurna untuk dinikmati dalam setiap kesempatan. Dengan berbagai variasi resep yang dapat dieksplorasi, kamu pun bisa menciptakan versi mie gomak favoritmu sendiri di rumah. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mencicipi kelezatan mie gomak yang sudah terkenal ini! Selamat menikmati setiap suapan dan nikmati pengalaman kuliner yang tak terlupakan! Grameds bisa mencari tahu lebih lanjut terkait kuliner dan budaya Indonesia lainnya melalui rekomendasi buku-buku berikut dan kumpulan buku di Gramedia.com.

 

Rekomendasi Buku

1. Aroma Rasa Kuliner Indonesia – Sop Ikan

Aroma Rasa Kuliner Indonesia - Sop Ikan

Kamu termasuk penggemar sop? Siapa yang tidak kenal dengan hidangan yang satu ini? Sop adalah hidangan penuh kelezatan yang disantap selagi masih panas, dan Sop sangat selalu berkonotasi hidangan sehat. Perpaduan dari berbagai bumbu dan bahan, bernutrisi, dan cara membuatnya yang mudah menjadikan sup sebagai hidangan favorit bagi semua orang tanpa memandang kelas sosial. Sop dapat dijumpai di setiap belahan dunia, tentunya dengan rasa dan cara penyajian yang beragam. Baik dengan bumbu minimalis maupun dengan menggunakan bumbu yang komplet, sop tetap kena di hati. Buku ini dapat dijadikan panduan kamu untuk menghadirkan aneka masakan sop di keluarga tercinta. Tidak hanya untuk hidangan pembuka. Akan tetapi merupakan kelengkapan dari suatu menu yang penempatannya dapat sebagai hidangan pembuka, hidangan utama dan juga sebagai hidangan penutup. Di dalam buku ini, tersaji aneka sajian sop ikan nusantara yang menggunakan bahan dasar ikan laut dan air tawar dari beberapa daerah yang pernah diciptakan oleh para pendahulu dengan harapan karya berharga warisan nenek moyang dapat terus dilestarikan.

 

2. Aroma Rasa Kuliner Indonesia – Sajian Sop

Aroma Rasa Kuliner Indonesia - Sajian Sop

25 resep sop bening khas Nusantara dalam buku ini, bisa menjadi primadona sajian keluarga. Kelezatan sop tercipta dari kaldu yang dibuat dari unggas (ayam,bebek, jeroan ayam); daging (daging sapi/kambing, bagian daging, kaki, buntut, iga, sumsum, lidah); ikan; atau seafood (kerang, udang, kepiting, cumi), hingga kacang hijau. Isi sop bisa berupa sayuran atau pelengkap, seperti wortel, tomat, atau bunga sedap malam. Nikmati kelezatan sop selagi panas mengepul, di antaranya Sop Kaki Sapi, Sop Kacang Merah, Sop Iga Daun Kedondong, Sop Pucung Ikan Nila, Sop Kacang Hijau, Binthe Biluhuta (dari jagung, kelapa parut, dan udang), Sop Bebek, Sop Sumsum Tahu Sayuran

 

3. Perencanaan Usaha Mie Basah

Mie Basah

Buku ini memberi petunjuk kepada pembaca tentang usaha mie basah. Pembahasannya dikhususkan kepada pembuatan mie basah. Di dalam buku ini dibahasa tentang prinsip pembuatan mie basah dan aspek bisnis usaha mie basah. Secara rinci dibahas hal-hal sebagai berikut: bahan yang digunakan untuk pembuatan mie basah, peralatan dan perlengkapan yang diperlukan, cara pembuatan mie basah, saran penunjang produksi, penerapan sanitasi dan higiene pada pembuatan mie basah.

 

4. Karakter Batak: Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan

Karakter Batak

Karakter adalah terjemahan dari character dari bahasa Inggris. Hal tersebut menyangkut mental dan moral seseorang, kelompok sosial, satu-satu ras, yang membedakan orang dan masyarakat satu sama lain. Karakter manusia berkembang di dalam kancah perubahan sosial kemasyarakatan di mana manusia itu hidup. Setiap terjadi perubahan di dalam fenomena sosial, dimana manusia itu hidup, maka akan mempengaruhi karakter mereka. Kemungkinan kadar pengaruh ini yang menyebabkan perbedaan karakter setiap orang, walau tinggal dan hidup di dalam lingkungan masyarakat yang sama. Karena begitu banyak faktor yang mengintervensi sikap dan budaya orang Batak hingga hal tersebut mempengaruhi karakter seseorang. Bagi masyarakat Batak, ada tiga institusi yang tentunya mempunyai peran dalam pembangunan karakter. Yang pertama adalah lembaga pendidikan, kedua agama dan ketiga adat kebudayan. Sementara faktor-faktor yang mengintervensi karakter itu banyak sekali, antara lain kemajuan teknologi, budaya asing mobilitas, media komunikasi, film dan seni budaya, perkembangan ekonomi, politik, ideologi asing, strategi organisasi asing, moneter dan sebagainya. Jadi ketiga lembaga pembentuk karakter berhadapan dengan banyak faktor pengaruh yang sangat menentukan mutu karakter tersebut. Pertanyaannya ialah bagaimana metode dan cara yang terbaik untuk menanamkan nilai-nilai budaya leluhur yang sangat indah itu kepada generasi muda, yang dewasa ini sudah sangat terbuka pergaulan dan komunikasinya? Apakah misalnya dengan mengaktifkan pengajaran Batakologi kepada siswa sejak SD hingga SLA?

Sumber : theatlantamall


ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Laila Wu