IPA

Pengertian Remaja dan Ciri-cirinya

Written by Rahma R

Pengertian Remaja – Perkembangan manusia sejak lahir sampai meninggal dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Manusia dapat dikategorikan berdasarkan usia, yakni bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Perkembangan manusia dapat juga dilihat dari kemampuan motorik, perkembangan berpikir, dan aspek-aspek lainnya.

Masa perkembangan manusia yang paling menonjol dan cukup krusial adalah masa remaja. Di masa remaja, manusia beralih dari masa anak-anak menuju dewasa. Beragam perubahan tubuh pun mulai terlihat.

Misalnya pada perempuan mulai tumbuh payudara, menstruasi, bulu di ketiak dan vagina, pinggul melebar, dan perubahan tubuh lainnya. Sedangkan, pada laki-laki mulai tumbuh jakun, bulu di ketiak dan penis, suara memberat, dan perubahan fisik lainnya.

Tidak hanya perubahan fisik, cara berpikir pun ikut berubah. Mereka akan mulai mencoba-coba sesuatu yang terlihat menarik. Dan kerap kali tidak memikirkan konsekuensi yang akan diterima dari perbuatan yang dilakukan. Misalnya mencoba rokok, obat-obatan terlarang, seks yang tidak aman, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, remaja membutuhkan pendampingan dalam masa pertumbuhannya. Mereka harus memahami pergaulan sehat, edukasi soal seksualitas, dan lain sebagainya. Berikut akan dibahas mengenai pengertian remaja sampai karakteristik yang dimiliki remaja.

Pengertian Remaja

Kemenkes merumuskan remaja sebagai suatu periode kehidupan manusia yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat. Ia memiliki ciri khas berupa rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko dari perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal berbau petualangan.

Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada di rentang usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang usia 12-21 tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa. Oleh sebab itu, pola pikir akan berubah dan berproses menuju dewasa.

Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya, remaja merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18-21 tahun.

Dari beberapa pengerian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan fase atau masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, biasanya terjadi pada rentang usia 10 sampai 18 tahun. Pada masa remaja, biasanya terjadi perkembangan baik fisik, psikologi, dan intelektual. Ia menjadi bagian masa perkembangan manusia.

Aku, Remaja yang Positif

Ciri-Ciri dan Karakteristik Remaja

Masa remaja menjadi periode yang sifatnya sementara. Ia akan berlalu jika telah mencapai ambang maksimum batas usia remaja. Fase remaja ini dapat dikenali dari beberapa ciri yang telah dirumuskan oleh Hurlock sebagai berikut.

1. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting

Ketika anak-anak mulai memasuki masa remaja maka akan disertai dengan perkembangan yang cepat. Sehingga, menyebabkan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, minat baru, dan niat.

2. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan

Pada masa ini, remaja masuk ke dalam fase bukan lagi seorang anak dan bukan juga seorang dewasa. Mereka dalam tahap peralihan status dan terjadi keraguan atau ketidakjelasan dalam diri remaja.

3. Masa Remaja sebagai Masa Perubahan

Perubahan fisik berkembang selaras atau beriringan dengan perubahan sikap dan perilaku. Ada beberapa jenis perubahan yang terjadi pada remaja. Pertama, tingginya intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Karena, biasanya, perubahan emosi terjadi lebih cepat selama awal masa remaja.

Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga, perubahan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.

4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah

Setiap fase perkembangan memiliki pokok masalahnya masing-masinh. Namun, ketika remaja dihadapkan pada permasalahan maka cenderung kesulitan untuk mengatasinya sendiri. Oleh sebab itu, banyak remaja yang menyimpulkan bahwa penyelesaian atau jalan keluar masalah tidak selalu sesuai dengan harapan dan cara yang telah direncanakan.

5. Masa Remaja sebagai Usia Mencari Identitas

Remaja dalam tahap ini mulai mencari jati diri atau esensi dia hidup. mereka mulai resah, gelisah, dan merasa tidak puas dalam banyak hal. Pencarian jati diri dilakukan dengan cara apapun misalnya membaca, menonton, bergabung ke komunitas, bertukar pikiran dengan orang lain, dan cara-cara lainnya.

6. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan

Remaja dianggap sebagai kelompok manusia tang tidak rapi, sulit diberikan kepercayaan, dan sering kali merusak. Hal ini menyebabkan orang dewasa yang bertanggung jawab mengawasi dan membimbing kehidupan remaja menjadi takut untuk mengambil tanggung jawab itu. Mereka juga enggan untuk bersimpatik pada perilaku-perilaku remaja yang dianggap tidak normal.

7. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis

Remaja akan mudah kecewa dan sakit hati jika rencana atau tujuannya tidak tercapai. Mereka cenderung melihat kehidupan dengan kacamata merah jambu. Dalam pandangannya, diri sendiri dan orang lain dilihat sesuai dengan keinginannya. Bukan dari apa adanya mereka.

Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang tidak sesuai dengan kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi yang menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.

8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

Mendekati usia kematangan atau dewasa, remaja menjadi gelisah untuk menunjukkan bahwa dirinya hampir dewasa. Sekaligus menghilangkan kesan stereotipe yang telah melekat belasan baru dan menggantinya dengan pandangan baru sebagai manusia dewasa.

Anggapan bahwa berpakaian dan bertindak layaknya orang dewasa saja belum cukup. Maka, para remaja mencoba melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kedewasaan, seperti seks bebas yang tidak diiringi dengan edukasi seks, merokok, mengonsumsi obat-obatan terlarang, dan minum minuman yang mengandung alkohol. Mereka mencoba cara ini karena dianggap memberikan citra yang sesuai dengan harapan dalam diri.

Tidak hanya melalui ciri-ciri, remaja dapat dikenali dari beberapa karakteristik yang telah dirumuskan oleh Titisari dan Utami sebagai berikut.

  • Perkembangan fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang biasanya terjadi sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks primer.
  • Dari sisi psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan memperluas hubungan dengan teman sebaya.
  • Dari segi kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam ide abstrak.
  • Dari segi perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan karena organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi hormone-hormon yang mengontrol emosi.
  • Dari sisi perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini juga menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan sebagainya.
  • Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan integritas diri remaja.

Dinamika Perkembangan Remaja: Problematika dan Solusi

Tahap Perkembangan Remaja

Soetjiningsih mengklasifikasikan masa remaja dalam tiga tahap perkembangan sebagai berikut.

1. Remaja Awal (Early Adolescent)

Seseorang dengan usia12-15 tahun termasuk dalam kategori remaja awal. Pada masa ini, remaja mulai terjadi perubahan-perubahan fisik. Misalnya mulai tumbuh payudara, bulu di ketiak dan alat kelamin, suara yang memberat, pinggul melebar, dan sebagainya.

Perubahan juga terjadi pada pikiran. Seperti mulai merasakan cinta monyet, mudah terangsang secara erotis ketika dipegang bahu atau area sensitif, emosi tidak stabil, dan lain sebagainya.

2. Remaja Madya (Middle Adolescent)

Tahap kedua, yakni remaja madya yang berusia antara 15-18 tahun. Pada tahap ini, remaja membutuhkan kawan-kawannya. Mereka akan senang dengan pengakuan dari teman-temannya. Dalam tahap ini, remaja juga memiliki kecenderungan mencintai diri sendiri. Hal ini terlihat dari pilihan temannya yang harus selaras dengan cara berpikir, guyonan, dan hal-hal lain yang harus cocok.

Tidak hanya itu, remaja dalam tahap ini terjadi kebingungan dalam diri ketika dihadapkan pada suatu pilihan. Misalnya menjadi peka atau tidak peduli pada suatu hal, optimis atau pesimis, sendiri atau ramai-ramai, materialistis atau idealis, dan pilihan-pilihan lainnya.

3. Remaja Akhir (Late Adolescent)

Remaja akhir berkisar antara umur 18 sampai 21 tahun. Pada masa ini, remaja menuju tahap dewasa. Hal ini ditandai oleh beberapa ciri yang telah dirumuskan oleh Sarwono sebagai berikut.

  • Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek.
  • Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-penglaman baru.
  • Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi.
  • Egosentrisme (terlalu mencari perhatian untuk diri sendiri) diganti dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
  • Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself).

Perubahan Fisik Remaja

Fisik remaja mengalami perubahan yang sangat signifikan. Perkembangan seksualitas remaja dapat dilihat dari ciri-ciri seks primer dan seks sekunder. Berikut rincian dari keduanya.

1. Ciri-Ciri Seks Primer

Dalam modul “Kesehatan Reproduksi Remaja” disebutkan bahwa remaja perempuan mengalami menstruasi sebagai tanda berkembangnya seks primer. Menstruasi sendiri merupakan peristiwa meluruhnya dinding rahim karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Cairan yang dikeluarkan berupa darah yang keluar melalui vagina.

2. Ciri-Ciri Seks Sekunder

Menurut Sarwono, berikut ciri-ciri seks sekunder yang dialami oleh remaja perempuan.

  • Pinggul lebar, bulat dan membesar, putting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
  • Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat lubang pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
  • Otot semakin besar dan semakin kuat terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk bahu, lengan dan tungkai.
  • Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.

Perubahan Sosial pada Remaja

Remaja harus mulai menyesuaikan relasinya dengan kehdipan sosial. Ia harus menyesuaikan dengan berbagai macam jenis hubungan seperti percintaan, sahabat, atau lainnya. Remaja cenderung lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

Oleh sebab itu, pergaulan remaja memberikan pengaruh besar pada sikap, minat, penampilan, pembicaraan, dan emosi. Misalnya, remaja akan mudah diterima di pergaulan jika mengenakan model fashion paling baru atau update. Atau mengikuti gaya hidup remaja kebanyakan seperti nongkrong di tempat-tempat terkenal.

Pergaulan-pergaulan remaja membentuk suatu kelompok yang khas. Menurut Hurlock setidaknya ada 5 kelompok sosial sebagai berikut.

1. Teman Dekat

Teman dekat juga dapat disebut sebagai sahabat karib. Biasanya terdiri dari jenis kelamin yang sama sehingga memiliki minat dan kemampuan yang sama pula. Mereka saling memperngaruhi satu sama lain.

2. Kelompok Kecil

Biasanya, kelompok kecil terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Kelompok ini cenderung terdiri dari jenis kelamin yang sama. Namun, tidak jarang pula terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.

3. Kelompok Besar

Kelompok besar terdiri dari kelompok teman dekat dan kelompok kecil. Mereka berkumpul karena minat yang sama misalnya kencan dan pesta. Jumlah remaja yang banyak dalam kelompok besar menyebabkan ketidakseragaman minat anggotanya. Dalam kelompok ini juga terjadi jarak antarsosial yang lebih besar.

4. Kelompok yang Terorganisasi

Kelompok terorganisasi biasanya di bawah bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Kelompok ini dibentuk oleh sekolah, organisasi masyarakat, pemerintah, dan lembaga lainnya untuk memenuhi kebutuhsan sosial remaja. Remaja yang tergabung dalam kelompok ini memiliki minat pada bidang yang sama.

5. Kelompok Geng

Kelompok geng terbentuk dari kekecewaan karena tidak termasuk ke dalam kelompok kelompok besar, atau merasa tidak puas dengan kelompok terorganisasi. Mereka terdiri dari anak-anak yang serupa dan memiliki keinginan untuk menghadapi penolakan teman-temannya melalui sikap dan perilaku anti sosial.

Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik

About the author

Rahma R

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sudah dipelajari oleh banyak orang. Saya juga senang dengan bahasa Inggris, sehingga ketika menulis dengan tema materi bahasa Inggris sangat senang.