Psikologi

Kenali Contoh Bullying di Sekitar Anda!

Written by Sevilla Nouval

Contoh bullying – Halo sobat Grameds, mungkin sudah tidak asing lagi tentang fenomena bullying bukan? Bullying sudah menjadi fenomena yang sering kita jumpai. Bullying sering terjadi di sekolah dan lingkungan sehari-hari atau bahkan bisa sampai merenggut korban jiwa. Tindakan bullying ini merugikan korban dan mempengaruhi psikologisnya. Selain itu, fenomena bullying menyebabkan pelaku bertindak semena-mena terhadap korban.

Kejadian aniaya ataupun sering diucap bullying merupakan salah satu permasalahan yang bisa jadi sempat dirasakan oleh tiap orang. Aksi bullying ini dapat dicoba oleh segerombol orang ataupun perorangan yang merasa lebih kokoh dengan cara raga serta psikologis apabila dibanding korban.

Insiden bullying kerap terjadi di sekolah, rumah, tempat kerja, komunitas, hingga dunia maya. Kegiatan bullying tidak memilih usia dan jenis kelamin. Pelaku memilih seseorang dari yang pemalu, pendiam, istimewa, cantik, hingga yang memiliki kekurangan untuk diolok-olok. Pada kesempatan kali ini mari kita bahas lebih lanjut apa itu bullying, dan apa saja faktor penyebab munculnya, hingga contoh bullying.

Pengertian Bullying

Bullying adalah segala bentuk bullying atau kekerasan, yang dilakukan dengan sengaja oleh orang atau kelompok yang lebih kuat. Bullying ini bertujuan untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus. Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut perundungan.

Sebutan bullying berawal dari bahasa Inggris, ialah bull yang berarti banteng. Secara etimologi tutur bully berarti penggertak ataupun orang yang mengusik yang lemas. Jadi, secara sederhana, dapat dikatakan bahwa bullying ini merupakan salah satu tindakan atau perilaku yang bisa membahayakan korban perundungan.

Pengertian Bullying Menurut Ahli

Berikut ini beberapa pengertian bullying dari beberapa ahli.

1. Bagi Rigby (1994)

Bullying merupakan suatu ambisi buat melukai yang diperlihatkan kepada kelakuan dengan cara langsung oleh seorang ataupun golongan yang lebih kokoh, tidak bertanggung jawab, umumnya kesekian, serta dicoba dengan cara suka bermaksud buat membuat korban mengidap.

2. Bagi Olweus (2005)

Bullying merupakan suatu aksi ataupun sikap kasar yang disengaja, yang dicoba oleh segerombol orang ataupun seorang dengan cara berkali-kali serta dari durasi ke durasi kepada seseorang korban yang tidak bisa menjaga dirinya dengan gampang ataupun selaku suatu penyalahgunaan kewenangan atau daya dengan cara sistematik.

3. Bagi Black serta Jackson (2007)

Bullying ialah sikap kasar jenis proaktif yang didalamnya ada pandangan kesengajaan buat memimpin, melukai, atau menghilangkan, yang dilakukan melalui kemampuan kognitif, keahlian, ataupun status sosial, dan dicoba dengan cara berkali-kali oleh satu ataupun sebagian anak kepada anak lain.

4. Bagi Wicaksana (2008)

Bullying merupakan kekerasan raga serta intelektual jangka jauh yang dicoba seorang ataupun golongan, kepada seorang yang tidak mampu menjaga dirinya pada suasana di mana terdapat ambisi untuk menyakiti ataupun meneror orang itu ataupun membuat ia terhimpit.

5. Bagi Sejiwa (2008)

Bullying yakni suatu suasana di mana terjadinya penyalahgunaan daya atau kewenangan raga ataupun psikologis yang dicoba oleh seorang atau segerombol, serta pada suasana ini korban tidak sanggup membela atau menjaga dirinya

Jenis-Jenis Bullying

pixabay.com/geralt

Bullying adalah pola perilaku, bukan insiden sesekali. Biasanya, pelaku bullying berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak yang lebih besar, lebih berkuasa, atau dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya. Berikut jenis-jenis bullying menurut Kementerian Kesehatan RI:

1. Bullying Dengan Kontak Fisik Langsung

Pertama, bullying yang dilakukan dengan kontak fisik langsung. Bullying fisik merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan sebagai upaya untuk menguasai korban dengan kekuatan yang dimiliki pelaku. Bullying jenis ini meliputi memukul, mendorong, menggigit, menyambar, menendang, mengunci seseorang di dalam ruangan, mencubit, mencakar, memeras, dan merusak barang milik orang lain.

2. Bullying Dengan Kontak Verbal Langsung

Sementara itu, bullying verbal adalah jenis bullying yang menggunakan kata-kata, pernyataan, dan nama atau panggilan yang menghina. Pelaku bullying verbal biasanya akan terus mempermalukan, mempermalukan, dan melukai korbannya. Tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan, melecehkan, mencemooh, menyindir, mencela, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip termasuk dalam jenis bullying verbal.

3. Bullying Non-Verbal Langsung 

Seperti namanya, bullying nonverbal langsung dilakukan tanpa kata-kata. Namun, pelaku akan melakukan hinaan langsung kepada korban. Padahal, pelaku biasanya mengancam dan dibarengi dengan perundungan fisik dan verbal. Beberapa contoh bullying nonverbal langsung seperti memandang sinis, menjulurkan lidah, menunjukkan ekspresi wajah merendahkan, hingga mengejek.

4. Bullying Non-Verbal Tidak Langsung

Bullying non-verbal tidak langsung atau juga dikenal sebagai agresi relasional. Ini adalah jenis intimidasi yang dilakukan secara emosional. Namun, bullying jenis ini seringkali luput dari perhatian orang tua dan guru di sekolah. Padahal, bullying nonverbal secara tidak langsung memiliki dampak yang tak kalah berbahaya. Perbuatan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan hingga putus, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, dan mengirimkan surat kaleng juga termasuk dalam jenis bullying ini.

5. Cyber Bullying 

Tidak hanya bullying secara langsung, pelaku juga kini mengincar korbannya di dunia maya dan tindakan ini disebut dengan cyber bullying. Pelaku akan mengincar korban di media online dengan menyakiti orang lain melalui rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik, mempermalukan, dan melecehkan. Biasanya orang tua dan guru tidak mengetahui jenis bullying ini.

6. Bullying Seksual Atau Pelecehan Seksual

Bullying seksual atau pelecehan seksual biasanya menimpa anak perempuan. Namun, korbannya bisa laki-laki atau perempuan lain. Bullying seksual adalah tindakan berulang dan berbahaya yang menargetkan seseorang secara seksual.

Contoh intimidasi seksual adalah komentar kasar, gerak tubuh vulgar, menyentuh tanpa persetujuan kedua belah pihak, dan memanggil seseorang dengan nama yang tidak pantas. Dalam kasus yang lebih parah, intimidasi seksual dapat membuka pintu bagi kekerasan seksual.

Faktor Penyebab Perilaku Bullying

Berikut ini beberapa faktor penyebab perilaku bullying.

1. Keluarga

Bully sering kali berasal dari keluarga yang bermasalah: orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh tekanan, agresi, dan permusuhan. Anak akan belajar perilaku bullying ketika mengamati konflik yang terjadi pada orang tuanya, kemudian menirukannya kepada teman-temannya.

Jika tidak ada konsekuensi ketat dari lingkungan untuk perilaku eksperimentalnya, maka dia akan belajar bahwa “mereka yang berkuasa diperbolehkan berperilaku agresif, dan bahwa perilaku agresif dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.

2. Sekolah

Pihak sekolah sering kali mengabaikan adanya perundungan ini. Akibatnya, anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan atas perilakunya untuk melakukan bullying terhadap anak lain. Bullying berkembang pesat di lingkungan sekolah dan sering kali memberikan masukan negatif kepada siswa, misalnya berupa hukuman yang tidak membangun, sehingga tidak menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama warga sekolah.

Kebijakan sekolah mempengaruhi kegiatan, perilaku, dan interaksi siswa di sekolah. Merasa aman dan dihargai adalah dasar untuk prestasi akademik yang tinggi di sekolah. Jika tidak dipenuhi, siswa akan bertindak sewenang-wenang. Mereka akan berusaha menguasai lingkungan dengan melakukan bullying, sehingga lemahnya manajemen dan pengawasan disiplin sekolah mengakibatkan munculnya bullying di sekolah.

3. Kelompok Sebaya

Ketika anak-anak berinteraksi di sekolah dan dengan teman-teman di sekitar rumah, terkadang mereka terpaksa melakukan perundungan. Beberapa anak mem-bully dalam upaya untuk membuktikan bahwa mereka dapat masuk ke dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

4. Media Massa

Tidak semua media massa menyajikan konten yang mendidik dan sesuai dengan usia anak. Banyaknya tayangan kekerasan yang muncul di media massa mendorong anak untuk meniru dan melakukan hal yang sama di sekolah. Peran orang tua disini juga diperlukan untuk mengontrol konsumsi dan tontonan anak agar pelaku bullying tidak muncul.

Contoh Bullying

Berikut ini beberapa contoh bullying, yang perlu kamu ketahui.

1. Mengintimidasi Secara Nonverbal

Bullying tidak selalu harus dilihat melalui kata-kata. Mengalami tatapan atau tatapan yang tidak diinginkan dari rekan kerja atau atasan, dibungkam atau dikucilkan oleh rekan kerja termasuk perilaku bullying nonverbal.

2. Menindas Seseorang Di Tempat Kerja

Penindas jenis ini akan berusaha meminimalkan kontribusi Anda di tempat kerja sebanyak mungkin. Bahkan, jika Anda mencoba untuk aktif atau berpartisipasi dalam kelompok, pelaku intimidasi akan menggunakan berbagai cara untuk mempermalukan Anda di depan rekan kerja lainnya.

3. Mengucapkan Kata-Kata Kasar

Salah satu bentuk bullying adalah verbal yaitu melalui kata-kata kasar. Misalnya mengumpat, memarahi dengan kata-kata kasar, atau membentak Anda secara tidak pantas. Secara lebih halus, bentuk intimidasi verbal dapat berupa komentar negatif tentang penampilan, keluarga, gaya hidup, atau kebiasaan Anda.

4. Menyebarkan Rumor

Salah satu contoh intimidasi atau bentuk bullying adalah menyebarkan rumor yang tidak baik terhadap korban. Misalnya, menyebarkan info bahwa si A adalah orang yang sangat jahat, padahal si A tidak pernah melakukan kejahatan.

5. Membandingkan Kemampuan Anak Dengan Tolak Ukur Tertentu

Terkadang, orang tua lupa bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Banyak orang tua yang memilih tolak ukur tertentu untuk mengukur kemampuan anaknya. Orang tua sering membandingkan dengan anak tetangga yang sudah bisa ini dan itu, sedangkan anak belum bisa memenuhi cita-cita orang tua.

6. Selalu Memarahi Anak Tanpa Alasan

Terkadang, orang tua memarahi anaknya tanpa alasan. Anak yang terlalu lama bermain di luar rumah membuat orang tuanya marah. Akibat dari kemarahan tersebut, anak dilarang bermain dengan teman sebayanya. Kemarahan orang tua terkadang juga berujung pada tindakan kekerasan yang membuat anak semakin tertekan.

Demikian ulasan tentang bullying, mulai dari pengertian hingga contoh bullying. Semoga semua pembahasan di atas dapat menginspirasi kamu agar tidak melakukan bullying.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Jika ingin mencari buku seputar bullying, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com atau melihat beberapa rekomendasi buku terkait di bawah ini.

Penulis: Mochamad Aris Yusuf

Rekomendasi Buku Terkait 

Lets End Bullying

Bullying itu problem yang dampaknya harus ditanggung oleh SEMUA pihak. Baik itu si pelaku, korban, atau pun dia yang menyaksikan tindakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying. Baik itu di sekolah, di lingkungannya, atau pun online.

Begitu pun sebaliknya-satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan tindakan bullying pada kawannya. Penting sekali bagi orang tua untuk memahami bahwa bullying itu sama sekali bukan bagian normal dari masa kanak-kanak yang harus dilewati.

Tindakan bullying itu berakibat buruk bagi korban, saksi, sekaligus bagi si pelakunya itu sendiri! Bahkan efeknya terkadang membekas sampai si anak telah menjadi dewasa. Buku ini akan membahas tuntas mengenai apa itu bullying, bagaimana mencegah dan mengatasinya?

Stop Bullying

 

Perundungan atau yang dikenal oleh masyarakat luas dengan istilah bullying bukanlah hal baru yang terjadi di sekitar kita. Tua, muda, kaya, miskin, semua orang dapat menjadi korban perundungan, atau bahkan orang yang melakukan perundungan.

Pertanyaannya, mengapa semua itu terjadi? Apa hal-hal yang mendasari seseorang melakukan perundungan, dan mengapa seseorang dirundung? Lalu, dari sisi orang ketiga yang tidak terlibat dengan semua itu, apa yang sebaiknya kita lakukan? Apakah kita bisa memiliki peranan untuk menghentikan kekerasan berbentuk perundungan ini? Semua pertanyaan tersebut dapat terjawab dalam buku Stop Bullying.

Buku Stop Bullying karya Ghyna Amanda akan mengajak pembaca untuk menelusuri pemahaman mengenai perundungan, berbagai jenis perundungan, alasan-alasan perundungan bisa terjadi, dan cara agar kita bisa mengatasi semua itu. Adapun jenis-jenis bullying, seperti kontak fisik langsung, kontak verbal langsung, cyber bullying, dan masih banyak lagi.

Tindakan bullying biasanya terjadi karena perasaan balas dendam, faktor keluarga yang tidak harmonis, dan faktor lingkungan pelaku. Perundungan atau bullying harus segera dicegah, karena memiliki dampak buruk bagi korban. Seorang yang mengalami bullying akan mengalami kesehatan mental yang tidak stabil, lebih buruk korban dapat menderita depresi atau gangguan kecemasan.

Pengetahuan mengenai bullying penting sebagai bekal Anda dan salah satu tindakan preventif sebelum bullying yang dialami seseorang mencapai level terburuk. Buku ini cocok untuk Anda yang ingin mengenal lebih jauh seputar bullying.

Why Children Bully?

 

Kekerasan merupakan suatu hal yang paling banyak ditakuti oleh manusia. Baik kekerasan langsung maupun tidak langsung, baik kekerasan verbal maupun non verbal. Kekerasan dapat terjadi pada siapa pun termasuk pada anak-anak. Beberapa waktu belakangan peristiwa bullying pada anak semakin marak terjadi.

Bullying sendiri merupakan sebuah situasi di mana terjadi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Bentuk paling umum terjadi pada kasus bullying pada anak adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek seseorang.

Pada mulanya kekerasan verbal tetapi jika tidak segera ditindak lanjuti dengan benar maka dapat memicu munculnya perlakuan yang lebih berbahaya seperti pelecehan secara fisik. Hampir setiap hari kita mendengar ada anak yang diejek, dipukul, dikucilkan, dan mendapat email menyakitkan dari temannya hingga mogok sekolah atau depresi.

Masalah bullying seperti ini semakin parah dan semakin mendesak untuk ditangani oleh semua orang. Buku ini mengajak kita untuk mengenali MENGAPA anak-anak (dan bahkan orang dewasa!) mem-bully, juga perbedaan antara bullying anak perempuan dan anak laki-laki. Selain itu, buku Why Children Bully? memperkenalkan Paradigma ABC untuk menggali penyebab bullying, dan yang terpenting cara mengatasi masalah ini.

Rujukan:

  • https://tirto.id/memahami-bullying-dan-jenis-jenis-intimidasi-ekdN
  • https://tebo.pikiran-rakyat.com/opini/pr-2905873939/bulying-pelajar-terhadap-lansia-konsekuensinya-dalam-islam
  • https://www.liputan6.com/tag/bulying
  • https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/mental/viral-bullying-dalam-ospek-online-kenali-dampak-dan-cara-mencegah-perundungan/

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla