Profesi

Contoh Perilaku Akuntabel Bagi Karyawan, Atasan, Hingga ASN

Written by Devina C

Contoh perilaku akuntabel – Istilah akuntabel biasanya berhubungan dengan pengelolaan lembaga, perusahaan maupun pemerintahan. Karena pada dasarnya, akuntabel sendiri tak bisa dilepaskan dari transparansi pengurus maupun perwakilan saat mempertanggungjawabkan pekerjaan kepada pemangku kepentingan atau atasan.

Dalam konteks bisnis, akuntabel termasuk salah satu sikap yang wajib dimiliki oleh pemimpin. Karena ketika pemimpin mampu bersikap akuntabel, penyalahgunaan wewenang bisa dihindari dan mekanisme pengawasan menjadi lebih mudah.

Nah, dalam artikel ini kamu akan belajar tentang contoh perilaku akuntabel yang bisa kamu terapkan. Namun sebelum itu, kita akan mulai dengan membahas akuntabilitas terlebih dulu karena dua hal ini saling berkaitan satu sama lain.

Apa Itu Akuntabilitas Dan Akuntabel?

Tidak bisa dimungkiri, kamu pasti sering mendengar kata akuntabilitas ini, meskipun tidak tahu apa artinya. Namun, secara umum akuntabilitas dianggap sebagai hal yang sangat penting, walaupun banyak yang tidak mengetahui bagaimana implementasinya. Hal ini disebabkan karena dalam banyak hal akuntabilitas sering disamakan dengan tanggung jawab atau responsibilitas. Akan tetapi sebenarnya dua hal ini adalah konsep yang berbeda.

Responsibilitas, singkatnya, merupakan rasa ingin bertanggung jawab yang datang dari moral setiap orang. Sementara akuntabilitas merupakan kewajiban seseorang untuk bertanggung jawab kepada orang atau organisasi yang memberi amanat padanya.

Misalnya, jika kamu bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), maka kamu wajib mempertanggungjawabkan seluruh sikapnya selaku pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, serta masyarakat.

Di sisi lain, akuntabel merupakan prinsip yang berhubungan dengan transparansi kinerja dan juga tanggung jawab seseorang terhadap kewajiban atau tugasnya. Prinsip ini merupakan pilar penting dalam kemajuan organisasi karena pemangku kepentingan mempercayakan hak-haknya kepada pemimpin atau pengelola.

Jadi kesimpulannya akuntabilitas dan akuntabel merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mengajarkan tentang tanggung jawab atas wewenang dan tugas. Seperti yang dijelaskan oleh Manggaukang Raba dalam bukunya yang berjudul Akuntabilitas Konsep Dan Implementasi. 

 

Fungsi Akuntabilitas

Pixabay.com/Tumisu

Sebagai prinsip dasar bagi organisasi, akuntabilitas berlaku untuk setiap unit/level organisasi sebagai kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kepada atasan atau pemimpin. Selain itu, masih ada fungsi lain dari akuntabilitas, yaitu:

Mengukur pelaksanaan tanggung jawab

Karyawan atau pekerja yang memiliki sikap akuntabel akan bersedia menunjukkan hasil kerja serta tanggung jawabnya demi mendapatkan evaluasi atau apresiasi dari orang lain. Hal ini secara tidak langsung bisa memberikan peluang kepada anggota lain untuk mengevaluasi serta mengukur pelaksanaan tanggung jawab, apakah berhasil atau tidak.

Mencegah penyalahgunaan wewenang

Sementara itu, ketika seorang pemimpin atau atasan memiliki sikap akuntabel maka dia tidak akan menyalahgunakan wewenangnya. Di sisi lain, akuntabel juga bisa menjadi prinsip yang membantu dewan pengawas saat menjalankan tugasnya.

Menciptakan efisiensi kerja

Fungsi akuntabel yang ketiga adalah menjadi salah satu indikator untuk menciptakan efisiensi kerja. Karena, jika seorang pemimpin mempunyai sikap transparan dan terbuka atas masukan dari anggota lain, operasional perusahaan akan terus berkembang ke arah yang lebih baik dan efisien.

Misalnya, sebuah perusahaan mampu memproduksi 1000 barang secara cepat dan tepat sehingga mendapatkan keuntungan yang besar. Dengan sistem yang efisien seperti ini, evaluasi bisa dilakukan secara kontinyu. Pada akhirnya, atasan dapat mengevaluasi jika ada masalah pada kegiatan perusahaan. Tak hanya itu, akuntabel juga bisa membantu perusahaan untuk mencari tahu apa saja kebutuhan stakeholder maupun masyarakat.

Alat monitor tugas dan kegiatan

Bagi pemimpin, akuntabel bisa juga menjadi alat monitor tugas dan kegiatan yang dilakukan kepada bawahan ataupun atasannya selama masa jabatan tertentu. Kemudian, bagi pemangku kepentingan, akuntabel dapat membantu mereka untuk mengevaluasi kinerja yang sudah dilakukan.

Prinsip Akuntabilitas

Pixabay.com/jerrykimbrell10

Agar bisa mencapai standar “akuntabilitas” seseorang perlu memenuhi beberapa prinsip terlebih dahulu, di antaranya adalah:

  1. Memberikan penjaminan saat menggunakan sumber daya secara konsisten yang sesuai dengan undang-undang.
  2. Mempunyai komitmen dalam menjalankan kegiatan organisasi
  3. Melaksanakan seluruh tujuan dari visi, misi, manfaat, serta hasil yang didapatkan lewat organisasi atau lembaga.
  4. Menyediakan informasi tentang tingkat pencapaian terhadap tujuan atau sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya
  5. Mempunyai prinsip jujur, transparan, objektif, dan juga inovatif.

Kamu bisa mempelajari prinsip akuntabilitas lebih jauh lagi melalui buku Administrasi dan Akuntabilitas Publik yang ditulis oleh Prof. Dr. Drs. Rakhmat, M.S.. Buku ini membahas konsep administrasi, baik konvensional maupun kontemporer. Administrasi publik sebagai sebuah fenomena sosial memiliki orientasi baru terkait dengan konteks sosial dan perubahan kebutuhan filosofis manusia terhadap pergeseran cara berpikir dan perspektif yang digunakan dalam menghadapi permasalahan publik.

 

Jenis-Jenis Akuntabilitas

Jika melihat dari konteks yang digunakan, akuntabilitas bisa dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horizontal. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:

1. Akuntabilitas Vertikal

Yang pertama adalah pelaksanaan akuntabel secara vertikal. Biasanya berkaitan dengan pertanggungjawaban dari bawahan kepada atasan atau pemangku kepentingan yang mempunyai jabatan lebih tinggi.

Misalnya, pertanggungjawaban seorang manajer di kantor cabang kepada pemimpin kantor pusat; atau dari kepala bagian kepada direktur; atau dari menteri kepada presiden; pertanggungjawaban pengelolaan dana pemerintah daerah kepada pemerintah pusat atau pemerintah pusat kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Selain itu, akuntabilitas vertikal juga bisa dilakukan oleh pejabat pemerintah dengan membuat laporan kepada publik seperti saat pelaksanaan pemilu, referendum, atau mekanisme akuntabilitas publik lain yang berhubungan dengan tekanan dari masyarakat.

2. Akuntabilitas Horizontal

Yang kedua adalah akuntabilitas horizontal yang berarti tanggung jawab individu, organisasi, atau perusahaan kepada pihak lain yang tidak memiliki hubungan berupa “atasan dan bawahan”.

Umumnya akuntabilitas jenis ini ditunjukkan kepada konsumen, pengguna layanan, atau masyarakat luas. Dalam konteks pemerintahan, misalnya, akuntabilitas horizontal bisa dilakukan oleh kepala dinas kepada kepala dinas yang lain atau ketua lembaga pemilu kepada dewan perwakilan rakyat, dan yang lainya.

3. Akuntabilitas eksternal

Dalam konteks instansi pemerintahan, akuntabilitas dianggap sebagai kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi dan pemerintah (ASN) dengan masyarakat. Akuntabilitas eksternal adalah tindakan pengendalian yang tidak menjadi bagian dari tanggung jawab antara kedua belah pihak tadi.

https://www.gramedia.com/products/etika-dan-akuntabilitas-profesi-akuntan-publik?queryID=22effa97da0bf523979939d625735e2f

4. Akuntabilitas interaksi

Jenis yang satu ini berhubungan dengan pertukaran sosial dua arah yang terjadi antara pihak yang menuntut dan juga pemberi tanggung jawab untuk merespon, memberi jawaban, atau yang lainnya.

Aspek-Aspek Akuntabilitas

1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan

Akuntabilitas merupakan hubungan dua pihak baik antara individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, institusi dengan institusi, atau negara dengan masyarakat.

Dalam hubungan ini, pemberi kewenangan mempunyai tanggung jawab untuk memberikan arahan dan bimbingan yang memadai serta mengalokasikan sumber daya sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Di sisi lain, kelompok/individu/institusi mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Itulah mengapa di dalam akuntabilitas, hubungan yang terbentuk antara kedua belah pihak adalah hubungan yang bertanggung jawab.

2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil

Pada dasarnya, akuntabilitas selalu berorientasi pada hasil. Hasil yang dimaksud di sini adalah individu yang adil, bertanggung jawab, sekaligus inovatif. Oleh karena itu, setiap individu, institusi, maupun kelompok, diwajibkan untuk bertanggung jawab saat menjalankan kewajiban dan tugasnya. Selain itu, individu, institusi, dan kelompok juga wajib berusaha memberikan kontribusi terbaik demi memperoleh hasil yang paling maksimal.

 

3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan

Tidak ada akuntabilitas tanpa laporan, sebab laporan itu sendiri merupakan perwujudan dari akuntabilitas. Ketika individu, institusi, atau kelompok mampu memberikan laporan maka dia dianggap mampu menjelaskan tindakan serta hasil yang sudah dicapai.

Selain itu, laporan tersebut juga bisa menjadi bukti nyata dari proses serta hasil yang sudah dilakukan. Misalnya, dalam konteks birokrasi, akuntabilitas setiap individu berbentuk suatu laporan yang berdasar pada kontrak kerja. Sementara dalam konteks institusi, bentuknya adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP).

4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi

Akuntabilitas merupakan suatu prinsip yang menunjukkan tanggung jawab. Sementara tanggung jawab menghasilkan sebuah konsekuensi yang dapat berupa sanksi maupun penghargaan.

5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja

Tujuan utama akuntabilitas adalah memperbaiki kinerja individu, instansi, maupun kelompok dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, akuntabilitas bisa juga dianggap sebagai hubungan serta proses yang sudah direncanakan demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dari awal, penempatan sumber daya yang tepat, serta evaluasi kinerja.

Selain itu, setiap individu, instansi, atau kelompok yang terlibat dalam proses evaluasi dan peningkatan kinerja pasti diminta pertanggungjawabannya secara aktif.

Contoh Perilaku Akuntabel

Pexels.com/August de Richelieu

Jika melihat penjelasan di atas, contoh perilaku akuntabel bisa menjadi tiga, yaitu dalam konteks bisnis, akuntansi, dan juga ASN atau pemerintahan. Oleh karena itu, berikut ini beberapa contoh perilaku berdasarkan jenisnya:

Contoh Perilaku Akuntabel dalam Bisnis

Dalam konteks bisnis, perilaku akuntabel adalah bertanggung jawab terhadap tugas atau amanat yang diterima dari perusahaan. Misalnya jika kamu mendapatkan tugas memegang urusan stok barang, maka kamu harus memberikan laporan stok setiap akhir bulan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas tersebut.

Contoh lainnya, jika kamu diberi tanggung jawab untuk menjadi manajer cabang dari sebuah outlet, berarti kamu harus bertanggung jawab terhadap kondisi, permasalahan yang muncul di outlet tersebut, pengembangan outlet, dan juga membuat laporan kepada manajer pusat.

Selanjutnya, anggaplah kamu bekerja sebagai customer service di sebuah perusahaan. Berarti kamu bertanggung jawab untuk melayani konsumen sebaik mungkin. Seperti menggunakan bahasa yang baik dan sopan, menjaga kalimat saat berbicara dengan konsumen, hingga selalu memberikan pelayanan terbaik.

Dengan kata lain, sebagai customer service kamu harus menjadi ujung tombak perusahaan dalam menjaga hubungan baik dengan konsumen.

Lalu bagaimana jika kamu adalah seorang staf pemasaran? Perilaku akuntabel bisa kamu tunjukkan dengan menjual dan memasarkan produk sebanyak mungkin, lalu memberikan laporan penjualannya kepada pemilik atau atasan setiap periode untuk menjadi bahan evaluasi.

Kemudian, misalnya kamu bekerja sebagai seorang akuntan, maka kamu memiliki tanggung jawab terhadap laporan keuangan dalam perusahaan atau bisnis tempat kamu bekerja. Kamu wajib membuat laporan yang transparan, terbuka, sesuai dengan data, tanpa dimanipulasi atau dicurangi. Dengan begitu secara tidak langsung, kamu bertanggung jawab kepada kondisi finansial perusahaan tersebut.

Jika kamu merupakan pemilik bisnis dalam bidang layanan dan jasa, berarti kamu bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi keinginan pelanggan. Sebab, ketika kamu melakukan kesalahan atau hasil pekerjaanmu tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka konsumen akan memiliki kesan yang buruk pada bisnis yang kamu jalankan dan juga kepada kamu sendiri selaku pemiliknya.

 

Contoh Perilaku Akuntabel dalam akuntansi

Untuk memahami contoh perilaku akuntabel dalam akuntansi, coba simak baik-baik uraian berikut ini:

Indah merupakan akuntan publik bersertifikat yang bekerja secara mandiri untuk beberapa perusahaan swasta. Sebagai pekerja mandiri, tentunya dia memiliki beberapa layanan yang ditawarkan. Misalnya seperti layanan pembuatan laporan pajak dan laporan pembukuan.

Untuk membantu menyelesaikan tugasnya sehari-hari di kantor, Indah mempekerjakan 10  orang yang 5 diantaranya mengelola masing-masing satu klien. Sementara 5 orang lainnya mengerjakan tugas pembukuan.

Akan tetapi untuk kewajiban dan tugasnya sendiri, Indah hanya fokus mengenai masalah akuntansi yang lebih kompleks dan melaksanakan rapat staf untuk memperoleh informasi terbaru dari setiap klien.

Selain itu, Indah juga bertanggung jawab untuk melakukan panggilan telepon setiap minggu bersama seluruh klien untuk memastikan informasi yang sudah diterima anggotanya. Dalam mengelola perusahaannya, Indah selalu bertanggung jawab terhadap semua aktivitas secara jujur, transparan, baik, serta menguntungkan.

Contoh Perilaku Akuntabel ASN

Perilaku akuntabel sangat erat kaitannya dengan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN). Sebab biar bagaimanapun ASN harus bertanggung jawab kepada masyarakat luas selaku pemilik kepentingan.

Oleh karena itu, jika kamu sekarang bekerja sebagai ASN, berikut ini beberapa contoh perilaku akuntabel yang harus kamu terapkan selama melaksanakan tugas:

  1. Tidak mengungkapkan informasi resmi maupun dokumen yang didapatkan. Kecuali yang sudah dipersyaratkan oleh hukum atau sesuai dengan otoritas yang sudah diberikan oleh institusi tempatmu bekerja.
  2. Tidak menyalahgunakan informasi resmi demi keuntungan pribadi atau komersial demi kamu sendiri atau orang lain. Misalnya, kamu tidak boleh menyebarkan isi dari surat-surat resmi yang diterima instansi kepada orang yang tidak berwenang mengetahuinya.
  3. Mematuhi semua kebijakan instansi, persyaratan legislatif, dan juga arahan yang sah dalam hal berkomunikasi dengan atasan, media, maupun masyarakat umum.
  4. Tidak terlibat dalam upaya penipuan atau tindak korupsi.
  5. Tidak melakukan penipuan yang dapat menyebabkan institusi maupun orang lain mengalami kerugian keuangan secara aktual maupun potensial.
  6. Tidak berbuat curang saat menggunakan wewenang dan posisi demi keuntungan pribadi
  7. Melaporkan seluruh perilaku curang dan juga korup yang terjadi di sekitarmu.
  8. Melaporkan seluruh pelanggaran kode etik instansimu.
  9. Memahami serta menerapkan kerangka akuntabilitas yang sudah berlaku di sektor pelayanan publik
  10. Bertindak serta mengambil keputusan secara transparan setiap saat.
  11. Menjamin informasi rahasia tetap tersimpan dengan aman.
  12. Selalu mematuhi perencanaan yang sudah ditetapkan.
  13. Hanya berbagi informasi demi meningkatkan kreativitas dan efisiensi kerja.
  14. Menjaga semua rahasia yang berhubungan dengan kebijakan negara.
  15. Memberikan informasi secara jujur, benar, dan tidak menyesatkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi tentang kepentingan kedinasan.
  16. Tidak menyalahgunakan informasi negara, status, tugas, kekuasaan, serta jabatannya demi mendapatkan keuntungan maupun manfaat bagi dirinya sendiri dan /atau orang lain.
  17. Selalu melaksanakan tugas secara jujur, cermat, berintegritas tinggi, disiplin, dan bertanggung jawab.
  18. Menggunakan dan memanfaatkan kekayaan serta barang milik negara secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab.
  19. Menggunakan kewenangan jabatan dengan berintegritas tinggi.
  20. Tidak memanfaatkan peralatan unit/divisi/lembaga/bagian dalam memproduksi barang yang kemudian dijual secara pribadi.
  21. Tidak menerima dana saat memberikan informasi kepada masyarakat demi kepentingan pribadi
  22. Bertindak sesuai dengan kode etik, kebijakan lembaga, dan juga persyaratan legislatif yang berlaku
  23. Tidak mengganggu, mendiskriminasi, maupun menindas rekan kerja atau masyarakat
  24. Mengedepankan perilaku yang profesional untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan aman.
  25. Memperlakukan kolega dan anggota masyarakat secara hormat, sopan, jujur, dan adil.
  26. Memperhatikan kepentingan masyarakat, hak-hak, kesejahteraan, serta keamanannya.
  27. Membuat keputusan yang adil, tidak memihak siapapun, dan secepatnya.
  28. Memberikan pertimbangan terhadap semua informasi yang ada, undang-undang, kebijakan, serta prosedur yang berlaku di institusi.
  29. Melayani pemerintah dengan tepat waktu
  30. Memberikan masukan terkait informasi dan kebijakan kepada pemerintah

Demikian pembahasan tentang pengertian hingga contoh perilaku akuntabel. Semoga setelah membaca artikel ini sampai selesai, Grameds dapat menerapkan sikap akuntabel dalam dunia kerja.

Jika ingin mencari buku tentang akuntabilitas, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Gilang Oktaviana Putra

Rujukan:
  • https://www.ruangmenyala.com/article/read/apa-itu-akuntabel-pengertian-dan-penerapannya-pada-akuntansi
  • https://anyflip.com/ybfyv/dgle/basic/
  • https://www.harmony.co.id/blog/prinsip-akuntabilitas-jenis-fungsi-dan-contoh-penerapan-dalam-bisnis
:

About the author

Devina C

Saya Devina sangat senang dengan dunia menulis yang diisi berbagai kata. Sudah banyak karya yang saya hasilkan terutama tulisan review buku dan tentang dunia karier.