Pendidikan

Pengertian ANBK: Instrumen Penilaian, Tujuan, dan Konsep AKM

Written by Gilang P

ANBK Adalah – Apakah Grameds sudah mengetahui bahwa Ujian Nasional Berbasis Komputer alias UNBK itu telah diganti namanya menjadi ANBK? Yap, jika pada zaman dahulu, ujian nasional itu hanya menggunakan kunci jawaban yang diharuskan menghitamkan setiap hurufnya disertai pula dengan soal dalam bentuk kertas, sekarang sudah berbeda. Berhubung sekarang ini adalah zaman yang serba internet, maka ujian nasional tentu saja diubah dengan menyesuaikan pada teknologi tersebut.

ANBK alias Asesmen Nasional Berbasis Komputer ini hanya dapat dilaksanakan menggunakan komputer atau laptop disertai dengan jaringan internet. Meskipun nampak modern, tetapi ternyata banyak permasalahan yang mengiringi inovasi dari ujian nasional ini. Salah satunya adalah sinyal internet yang sulit didapatkan di daerah-daerah terpencil. Namun, ANBK ini tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal dan pemerintah kita tengah dalam proses membenahi jaringan internet tersebut supaya semua peserta didik mendapatkan kelayakan dalam mengerjakan ujian. Lalu, apa sih ANBK itu? Apa tujuan diselenggarakannya ANBK? Bagaimana instrumen penilaian dari ANBK ini? Nah, supaya Grameds memahami akan hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

https://www.pexels.com/

Pengertian ANBK

Pada dasarnya, ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer ini adalah sebutan untuk ujian nasional. Yap, ANBK ini menjadi pengganti dari Ujian Nasional (UN) yang telah resmi dihapus pada bulan Februari lalu. Mengutip dari laman Kemendikbud Ristek yang mengungkapkan bahwa ANBK dan UN ini memiliki perbedaan. Jika UN itu lebih fokus pada nilai akhir, maka ANBK justru lebih fokus pada evaluasi input, proses, dan output dari pembelajaran melalui serangkaian tahapan tertentu.

Definisi dari ANBK ini adalah program penilaian mutu yang dilakukan oleh setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar maupun menengah. Penilaian ini nantinya akan dilakukan berdasarkan pada kemampuan dasar peserta didik mulai dari literasi, numerasi, dan karakter. Tidak hanya itu saja, ANBK ini juga disebut-sebut mampu untuk menilai bagaimana kualitas dari proses belajar-mengajar dan iklim dalam satuan pendidikan. Informasi akan hal-hal tersebut diperoleh melalui tiga instrumen utama, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Keberadaan ANBK ini dinilai mampu memberikan informasi yang berguna untuk memantau bagaimana perkembangan mutu sekolah dari waktu ke waktu. Bahkan ANBK juga dapat digunakan untuk memantau adanya kesenjangan antarbagian yang terjadi di dalam sistem pendidikan. Contohnya adalah kesenjangan antarkelompok sosial antara satu peserta didik dengan peserta didik lain, kesenjangan antara satuan pendidikan negeri dan swasta, kesenjangan sekolah antardaerah, hingga kesenjangan antarkelompok yang didasarkan pada atribut tertentu.

Cara Memperoleh Kisi-Kisi Soal ANBK

Sama halnya dengan Ujian Nasional (UN) yang selalu memiliki kisi-kisi untuk soal yang akan diberikan nantinya, maka ANBK juga memiliki kisi-kisi soal yang bahkan dapat diperoleh melalui situs tertentu. Hal ini tentu saja memudahkan peserta didik supaya dapat “bergerak cepat” untuk mempelajari kisi-kisi soal tersebut. Nah berikut ini adalah cara memperoleh kisi-kisi soal ANBK.

  1. Buka situs lama Pusmenjar Kemendikbud di https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/ atau https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/ayoakm/
  2. Klik pilihan materi yang akan kamu pelajari, apakah Literasi atau Numerasi.
  3. Klik jenjang sekolahmu dan login menggunakan akun yang telah kamu miliki. Biasanya, akun ini akan diberikan oleh guru.
  4. Lakukan konfirmasi data akun terlebih dahulu.
  5. Lalu, klik menu ‘Contoh Soal’ pada bagian kanan atas.

Nah, jika Grameds sudah berhasil mengerjakan soal-soal latihan AKM ini, maka dapat dilanjutkan pula dengan melakukan simulasi AKM.

Instrumen Penilaian ANBK

Dalam ANBK ini, terdapat beberapa instrumen penilaian yang nantinya akan menghasilkan informasi mengenai tingkat pemahaman dari peserta didik maupun kualitas proses belajar-mengajar dari lembaga pendidikan tersebut. Nah, berikut ini adalah instrumen penilaian yang digunakan dalam ANBK:

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ini akan diikuti oleh seluruh peserta didik di lembaga pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengukur kemampuan literasi dan numerasi sebagai hasil belajar secara kognitif.

2. Survei Karakter

Survei Karakter ini akan diikuti oleh peserta didik dan guru yang mengajar dalam lembaga pendidikan. Penilaian ini digunakan untuk mengukur sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar secara non-kognitif.

3. Survei Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar ini akan diikuti oleh kepala satuan pendidikan. Penilaian tersebut digunakan untuk mengukur bagaimana kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang proses pembelajaran.

Tujuan Diselenggarakannya ANBK

Meskipun ANBK ini adalah inovasi baru dari ujian akhir yang diselenggarakan di satuan pendidikan dan dilaksanakan oleh peserta didik hingga guru, tentu saja keberadaannya memiliki tujuan yang baik demi masa depan pendidikan negara Indonesia. Tujuan ANBK ini terdiri atas empat hal penting yang merupakan turunan dari instrumen penilaiannya, yakni:

1. Meningkatkan Kualitas Belajar-Mengajar

Dari adanya ANBK ini, kita dapat mengetahui bagaimana kualitas dari proses belajar-mengajar dan mengadakan perbaikan untuk hal mana yang memang perlu ditingkatkan. Apabila proses belajar-mengajar memang berjalan secara baik, tentu saja hasil belajar pada peserta didik akan turut maksimal.

2. Meningkatkan Kemampuan Literasi dan Numerasi

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa dalam ANBK ini memiliki instrumen penilaian berupa AKM yang didalamnya berisikan soal-soal literasi dan numerasi. Nah dari soal-soal itulah dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi pada setiap peserta didik.

3. Menganalisis Karakter

Dari adanya ANBK ini, hasil akhirnya dapat digunakan untuk menganalisis bagaimana karakter dan sosial-emosional dari peserta didik dan gurunya. Dalam menganalisis karakter ini akan dikaitkan dengan aspek profil belajar Pancasila.

Cara Verifikasi Data Untuk ANBK

Nah, jika Grameds termasuk pada peserta didik yang akan mengerjakan ANBK pada tahun ini atau tahun depan, jangan risau mengenai bagaimana cara verifikasi datanya. Sebab berikut ini adalah uraiannya yang didasarkan pada penjelasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

  1. Buka laman https://anbk.kemdikbud.go.id/
  2. Isi username dan password yang sesuai dengan data dirimu.
  3. Buka menu ‘Konfirmasi Data Peserta Didik’ apabila kamu sebagai peserta didik hendak mengkonfirmasi data dirimu. Sementara apabila kamu adalah guru atau kepala sekolah dapat memiliki menu ‘Konfirmasi Kepsek dan Pendidik’.
  4. Lengkapi data yang ada, mulai dari data diri, unggahan foto atau berkas pribadi, dan lainnya.
  5. Jika kamu mengalami kesulitan, dapat menghubungi satuan pendidik misalnya guru.
  6. Jangan lupa untuk mengisi instrumen survei lingkungan belajar, terutama jika kamu adalah kepala sekolah atau guru di laman  https://surveilingkunganbelajar.kemdikbud.go.id/login

Mengenal Konsep AKM

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, nantinya akan terdiri atas literasi membaca-numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Nah, berikut adalah penjabarannya:

1. Literasi Membaca dan Numerasi

Literasi membaca dan numerasi adalah suatu kompetensi mendasar yang mana memang diperlukan oleh semua peserta didik dari jenjang Sekolah Dasar hingga Menengah Akhir, supaya dirinya dapat belajar dan berkontribusi pada masyarakat. Pengukuran literasi dan numerasi ini justru dapat mendorong guru untuk lebih berfokus pada pengembangan daya nalar dibandingkan pengetahuan konten yang luas tetapi malah dangkal.

2. Survei Karakter

Sebenarnya, karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik itu memang akan sulit diukur secara mendalam, terutama dengan menggunakan asesmen berskala besar. Meskipun demikian, Survei Karakter ini dapat memberikan informasi mengenai sikap, nilai, dan kebiasaan yang mencerminkan adanya profil Pelajar Pancasila. Melalui Survei Karakter ini, nantinya akan memberikan sinyal kepada institusi pendidikan memang perlu memperhatikan tumbuh kembang dari setiap peserta didiknya secara utuh. Perhatian atas tumbuh kembang tersebut mencakup dimensi kognitif, afektif, dan spiritual.

3. Survei Lingkungan Belajar

Dalam Survei Lingkungan Belajar ini akan mengukur beberapa hal, yakni:

  • Kualitas pembelajaran.
  • Iklim keamanan dan inklusif sekolah.
  • Refleksi guru.
  • Perbaikan praktik pengajaran.
  • Latar belakang keluarga peserta didik.

Melalui informasi yang dihasilkan dari Survei Lingkungan Belajar ini, nantinya akan berguna untuk melakukan sebuah diagnosis akan masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh pihak guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan setempat. Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga turut menjabarkan konsep AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, yakni: “AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan, juga sesuai dengan pengertian Literasi Membaca dan Numerasi yang telah disampaikan terdahulu, soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada Literasi Membaca dan Numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.” 

Pada konteks nantinya akan menunjukkan aspek kehidupan atau situasi pada konten yang digunakan. Nah, dalam AKM ini, konteksnya akan dibedakan menjadi tiga hal yakni personal, sosial budaya, dan saintifik. Kemudian, hasil AKM tersebut akan dilaporkan menjadi empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat kompetensi tersebut adalah

  1. Perlu Intervensi Khusus
  2. Dasar
  3. Cakap
  4. Mahir

Komponen AKM

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, terdapat tiga komponen penting yang mana ketiganya mewakili pengertian dari literasi membaca dan numerasi. Komponen-komponen AKM tersebut adalah konten, konteks, dan tingkat kognitif. Selain itu, soal-soal yang digunakan dalam AKM ini juga diharapkan dapat mengukur beberapa komponen tersebut.

Konten

Komponen konten pada bagian literasi membaca lebih mengacu pada berbagai jenis teks yang digunakan, yakni berupa teks informasi dan fiksi. Nah, berikut adalah uraiannya:

  1. Teks Informasi: Teks yang bertujuan untuk memberikan fakta, data, dan informasi terutama untuk pengembangan wawasan serta ilmu pengetahuan yang tentu saja bersifat ilmiah.
  2. Teks Fiksi: Teks yang bertujuan memberikan pengalaman hiburan, cerita, dan renungan bagi pembaca.

Sementara itu, komponen konten pada bagian numerasi lebih menekankan pada kemampuan bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar. Nah, berikut adalah uraiannya:

  1. Bilangan: Kemampuan yang meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat, pecahan, desimal).
  2. Pengukuran dan Geometri: Kemampuan untuk mengenal bangun datar, termasuk menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Serta pemahaman tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku.
  3. Data dan Ketidakpastian: Kemampuan pemahaman, interpretasi, serta penyajian data maupun peluang.
  4. Aljabar: Kemampuan tentang persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi.

Konteks

Komponen AKM berupa konteks ini akan berkaitan erat dengan aspek kehidupan atau situasi yang terjadi pada konten yang tengah digunakan. Dalam komponen konteks terutama pada bagian literasi membaca dan numerasi, dapat dibagi menjadi 3 hal yakni personal, sosial budaya, dan saintifik. Nah, berikut ini adalah uraian dari 3 konteks Literasi dan Numerasi tersebut:

  1. Personal: berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi.
  2. Sosial Budaya: berkaitan dengan kepentingan antar individu, budaya dan isu kemasyarakatan.
  3. Saintifik: berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristik.

Tingkat Kognitif

Komponen AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum yang terakhir adalah proses kognitif yang mana berkaitan dengan cara berpikir yang dibutuhkan oleh para peserta didik dalam upaya menyelesaikan masalah atau soal. Pada aspek bagian literasi membaca dan numerasi, tingkat kognitifnya dibagi menjadi 3 level. Jika dalam proses kognitif untuk literasi membaca, akan terdiri atas menemukan informasi, interpretasi dan integrasi, serta evaluasi dan refleksi.

Nah, berikut adalah uraian mengenai komponen tingkat kognitif literasi adalah:

  1. Menemukan informasi: Meliputi kemampuan mencari, mengakses, serta menemukan informasi tersurat dari wacana.
  2. Interpretasi dan integrasi: Kemampuan memahami informasi tersirat atau tersurat, memadukan interpretasi antar bagian teks untuk menghasilkan inferensi.
  3. Evaluasi dan refleksi: Kemampuan menilai kredibilitas, kesesuaian maupun keterpercayaan teks, serta mampu mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks

Sementara itu, untuk numerasi adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran. Nah, berikut adalah uraian mengenai komponen tingkat kognitif numerasi adalah:

  1. Pemahaman: Kemampuan memahami fakta, prosedur, serta alat matematika.
  2. Penerapan: Kemampuan menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin.
  3. Penalaran: Bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin.

Ragam Butir Dalam Soal AKM

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini menjadi inovasi dari Ujian Nasional (UN) yang telah “diciptakan” oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2020. Maka dari itu, bentuknya juga akan hampir sama dengan Ujian Nasional. Nantinya, peserta didik akan menjawab soal AKM yang telah tersaji dalam lima bentuk, diantaranya:

  1. Pilihan ganda: Siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
  2. Pilihan ganda kompleks: Siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal.
  3. Menjodohkan: Siswa menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
  4. Isian singkat: Siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
  5. Uraian: Siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Kemudian, jumlah soal yang diujikan dalam AKM ini juga beragam dengan menyesuaikan pada tingkatan atau jenjang pendidikan. Untuk kelas 5 SD, soal AKM akan berjumlah 30 soal dengan masing-masing adanya literasi dan numerasi. Kemudian untuk kelas 8 dan kelas 11, soal AKM akan berjumlah 36 soal.

Lalu, dalam pengerjaan AKM, dilaksanakan secara adaptif ya… Maksudnya, setiap peserta didik akan mengerjakan soal sesuai dengan kemampuan peserta didik itu sendiri. Selain itu, peserta didik juga dapat berlatih mengerjakan soal-soal AKM di laman yang telah disediakan oleh Kemendikbud Ristek.

Baca Juga!

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.