Pendidikan

Inovasi Pendidikan: Pengertian, Contoh, Sasaran

Inovasi Pendidikan
Written by Gilang P

Inovasi Pendidikan – Sebagai pendidik, guru dan siswa perlu memotivasi diri sendiri berulang-ulang agar tumbuh menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Ketika inovasi untuk pendidikan maka disebut inovasi pendidikan. Lalu bagaimana konsep dasar inovasi pendidikan? Inovasi pendidikan adalah suatu gagasan, produk, atau pekerjaan baru yang dapat digunakan sebagai pembaharu untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah dalam dunia pendidikan.

Inovasi di bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan dan menyasar kualitas pendidikan. Jenis inovasi ini perlu didorong lebih lanjut baik di SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Apalagi di zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini.

Pengertian Inovasi Pendidikan

Inovasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin innovation. Ini berarti pembaruan atau perubahan. Kata kerja innovo berarti memperbarui dan mengubah. Inovasi adalah perubahan baru untuk perbaikan, berbeda dari perubahan sebelumnya, atau perubahan sebelumnya yang disengaja, dan direncanakan. Ada perbedaan dan persamaan dalam perubahan dan pemutakhiran istilah.

Kata “baru” juga dapat berarti bahwa penerima inovasi baru saja memahami, menerima, atau mengimplementasikannya, meskipun bukan hal baru bagi orang lain. Namun, tidak semua yang baru cocok untuk semua situasi, kondisi, dan lokasi. Termasuk dalam inovasi pendidikan. Lalu apa itu inovasi pendidikan?

Inovasi pendidikan menurut Ibrahim (1988) adalah inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Oleh karena itu, inovasi pendidikan dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau sekelompok orang (masyarakat) dalam bentuk intervensi (penemuan baru) atau penemuan (newly found people) yang digunakan untuk mencapai pendidikan berupa gagasan, objek, dan metode untuk menyelesaikan tujuan atau masalah pendidikan nasional.

Inovasi adalah penemuan suatu hal yang sama sekali baru yang merupakan hasil ciptaan manusia. Setelah itu, penemuan sesuatu (objek) yang sebelumnya tidak ada dilakukan dengan penciptaan bentuk baru. Discovery sebenarnya merupakan penemuan (objek) yang sudah ada sejak lama, namun belum diketahui manusia. Oleh karena itu, inovasi merupakan upaya untuk menemukan objek baru dengan melakukan kegiatan penemuan.

Ketika kita berbicara tentang inovasi (pembaruan), kita ingat dua istilah, yakni invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru dari hasil kerja manusia. Dalam konteks ini, Ibrahim (1989) menyatakan bahwa inovasi adalah suatu penemuan yang dapat dianggap baru bagi ide, objek, peristiwa, individu atau kelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat merupakan hasil dari suatu penemuan atau discovery. Inovasi dilakukan untuk tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah.

Proses dan tahapan perubahan pada pendidikan berkaitan dengan pengembangan, diseminasi, perencanaan, rekrutmen, implementasi, dan evaluasi. Contohnya sebuah “model top-down” yang merupakan sebuah inovasi pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan atau supervisor dan diterapkan pada bawahan seperti Inovasi pendidikan yang telah dilaksanakan Kemendiknas selama ini. Kedua “bottom-up model” tersebut merupakan model inovasi yang diperoleh, dibuat dan dilaksanakan dari bawah untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.

Inovasi Pendidikan

Ilustrasi (unsplash.com/MD Duran)

Sasaran Dari Inovasi Pendidikan

Dalam penerapannya, inovasi pendidikan memiliki sasaran atau bentuk yang terkena dampaknya, seperti berikut ini:

1. Guru

Sasaran utamanya adalah guru. Sebagai seorang pendidik, guru berada di garda terdepan dalam memastikan kelangsungan belajar siswa di kelas. Keahlian pendidikan guru pasti akan mengubah pengetahuan dan moral siswa. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru perubahan atau inovasi:

  • Membuat rencana pelajaran
  • Melaksanakan pembelajaran
  • Menangani tugas administrasi
  • Menjalin komunikasi yang baik
  • Meningkatkan keterampilan pendidikan
  • Mengembangkan keterampilan siswa

2. Siswa

Siswa adalah tujuan utama pendidikan. Nilai siswa dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran. Namun, siswa perlu dilibatkan dalam inovasi, meskipun hanya dilakukan dalam bentuk rujukan, seperti belajar dari inovasi atau mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh antar siswa.

3. Kurikulum

Kurikulum merupakan pedoman bagi guru untuk belajar. Oleh karena itu, segala inovasi yang diterapkan di sekolah harus terlebih dahulu diselaraskan dengan kurikulum. Tanpa kurikulum, inovasi tidak dapat mencapai tujuannya. Inovasi kurikulum dapat diartikan sebagai gagasan untuk menciptakan kurikulum baru dengan memaksimalkan potensi pemecahan masalah.

Fasilitas

Inovasi fasilitas sekolah tidak bisa diabaikan begitu saja. Tanpa peralatan yang memadai, pembelajaran tidak akan bermanfaat. Contoh inovasi fasilitas sekolah antara lain menyiapkan ruang baca di ruang kelas, membangun lapangan basket, dan melengkapi peralatan eksperimen.

Masyarakat

Masyarakat secara tidak langsung menjadi sasaran inovasi. Mengapa demikian? Inovasi memiliki dampak langsung pada siswa. Sekarang, para siswa yang berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat secara langsung. Oleh karena itu, masyarakat dapat menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi.

BACA JUGA:
1. Semangat Memperjuangkan Kehidupan yang Lebih Baik Lewat Buku Terdidik
2. Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia
3. Rekomendasi Buku Edukasi Anak Best Seller Februari 2022
4. Intip 18 Aplikasi yang Akan Membantumu Belajar Maksimal 

Bentuk- Bentuk Inovasi Pendidikan Dan Contoh Inovasi Pendidikan

1. Model top-down

Model top-down adalah model inovasi pendidikan yang dibuat atau diciptakan oleh atasan dan ditujukan kepada bawahan. Misalnya, inovasi-inovasi yang diciptakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek, dan menyasar semua lembaga pendidikan yang didukungnya. Penerapan inovasi ini dapat dilakukan dengan ajakan, saran, atau bahkan sedikit paksaan.

2. Model dari bawah ke atas

Model bottom-up adalah model inovasi pendidikan yang diciptakan dari bawah untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Inovasi ini tergolong inovasi yang berkesinambungan dan tidak mudah berhenti. Salah satu contohnya adalah inovasi sekolah dan guru untuk mendukung pembelajaran di sekolah dan ruang kelas seperti berikut ini:

a. Yel Yel

Yel Yel ini biasanya terjadi sebelum kelas dimulai dan guru didorong untuk mengucapkan beberapa nyanyian yang diajarkan kepada siswa. Menggunakan yelyel dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan membangun hubungan yang erat antara guru dan siswa, dan siswa dengan siswa.

b. Penghargaan Atau Reward

Dengan pengalaman di bidang ini, anak-anak yang lebih muda (PAUD, SD) sangat senang ketika prestasi belajar mereka dievaluasi dan diakui oleh guru. Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai sarana pendidikan dalam rangka mengkoordinir kesejahteraan siswa. Tujuannya adalah mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan mengenalkan kompetisi yang sehat antar siswa untuk meningkatkan kinerja.

Inovasi Pendidikan

Inovasi Pendidikan: Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D

Kendala Pada Inovasi Pendidikan

Keterbatasan yang mempengaruhi keberhasilan dalam inovasi pendidikan adalah seperti berikut ini:

  1. Perkiraan inovasi yang tidak akurat
  2. Konflik dan motif tidak sehat
  3. Berbagai faktor pendukung yang lemah menyebabkan belum berkembangnya inovasi yang dihasilkan
  4. Perbendaharaan (Keuangan)
  5. Penolakan kelompok tertentu dari hasil inovasi
  6. Hubungan sosial dan kurangnya publikasi

Guru, pengelola, dan pelindung untuk menghindari masalah di atas, terutama untuk mengubah sikap dan perilaku terhadap perubahan di sekolah yang sedang berkembang sehingga perubahan dan reformasi diharapkan berhasil. Beberapa alasan mengapa inovasi sering ditolak atau ditolak oleh pelaksana inovasi lapangan atau sekolah adalah sebagai berikut:

  • Sekolah atau guru tidak terlibat dalam perencanaan, desain, atau bahkan implementasi inovasi. Pastikan bahwa ide dan inovasi baru tidak dianggap milik guru atau sekolah, dan milik orang lain yang tidak perlu dilaksanakan karena tidak sesuai dengan keinginan dan kondisi sekolah.
  • Guru telah menggunakan sistem atau metode selama bertahun-tahun dan tidak ingin mengubahnya, jadi dia ingin mempertahankan sistem atau metode yang ada. Selain itu, sistem yang mereka miliki dianggap sebagai keamanan atau kepuasan oleh mereka dan sesuai dengan ide-ide mereka. Guru masih mempertahankan sistem yang ada.
  • Inovasi baru dari pihak lain, terutama Pusat (khususnya Kemendiknas), belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi guru dan siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987: 36), yang menyatakan bahwa “kesenjangan antara niat dan praktik guru merupakan hambatan utama bagi keberhasilan program inovatif”.
  • Inovasi yang diperkenalkan dan diimplementasikan dari Pusat adalah semua trend proyek yang ditentukan oleh Pencipta Inovasi Pusat. Inovasi ini dapat dihentikan ketika proyek selesai, atau ketika keuangan dan keuangan habis. Oleh karena itu, sekolah dan guru terpaksa melakukan perubahan atas permintaan inovator pusat dan tidak memiliki kewenangan untuk mengubahnya.
  • Kekuatan dan kekuasaan pusat begitu besar sehingga sekolah dan guru dapat ditekan untuk mewujudkan keinginan pusat, yang mungkin belum tentu sesuai dengan keinginan atau keadaan sekolah.

Faktor Yang Perlu diperhatikan Dalam Inovasi Pendidikan

Untuk menghindari penolakan misalnya yang disebutkan di atas, faktor-faktor primer yang perlu diperhatikan pada penemuan pendidikan merupakan pengajar, anak didik, kurikulum, fasilitas, dan lingkungan masyarakat seperti penjelasan berikut ini:

1. Pengajar Atau Guru

Pengajar menjadi ujung tombak pada aplikasi pendidikan adalah pihak yang sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan pengajar sangat memilih kelangsungan proses belajar mengajar pada kelas juga efeknya pada luar kelas. Pengajar wajib pintar membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai.

Ada beberapa hal yang bisa membangun kewibawaan pengajar diantaranya merupakan dominasi materi yang diajarkan, metode mengajar yang sinkron menggunakan situasi dan syarat anak didik, interaksi antar individu, baik menggunakan anak didik juga antar sesama pengajar dan unsur lain yang terlibat pada proses pendidikan misalnya administrator. Contohnya ketua sekolah dan rapikan bisnis dan warga sekitarnya, pengalaman dan keterampilan mengajar itu sendiri.

Inovasi Pendidikan

Ilustrasi (unsplash.com/Austin Distel)

Dengan demikian, maka pada pembaharuan pendidikan, keterlibatan pengajar mulai menurut perencanaan penemuan pendidikan hingga menggunakan aplikasi dan evaluasinya memainkan kiprah yang sangat besar bagi keberhasilan suatu penemuan pendidikan. Tanpa melibatkan mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak penemuan atau inovasi yang diperkenalkan pada mereka.

Hal ini karena mereka menduga penemuan yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang wajib dilaksanakan, namun sebaliknya mereka menduga akan mengganggu kenyamanan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karenanya, pada suatu inovasi pendidikan, gurulah yang primer dan pertama terlibat lantaran pengajar memiliki kiprah yang luas menjadi pendidik, menjadi orang tua, menjadi teman, sebagai motivator dan lain sebagainya.

2. Siswa

Siswa menjadi obyek primer pada pendidikan terutama pada proses belajar mengajar. Peserta didik memegang kiprah yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik bisa memilih keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan, dan komitmen yang ada pada diri mereka tanpa terdapat paksaan.

Hal ini sanggup terjadi bila peserta didik pula dilibatkan pada proses inovasi pendidikan, walaupun hanya mengenalkan pada mereka tujuan menurut dalam perubahan itu mulai menurut perencanaan hingga menggunakan aplikasi. Sebagai akibatnya apa yang mereka lakukan adalah tanggung jawab serta yang wajib dilaksanakan menggunakan konsekuen.

Peran peserta didik pada inovasi pendidikan ini tidak kalah pentingnya menggunakan kiprah unsur-unsur lainnya, lantaran peserta didik sanggup menjadi penerima pelajaran, pemberi bahan ajar dalam sesama temannya, petunjuk, dan bahkan menjadi pengajar.

Oleh karenanya, pada memperkenalkan inovasi pendidikan hingga menggunakan penerapannya, peserta didik perlu diajak atau dilibatkan sebagai akibatnya mereka nir saja mendapat dan melaksanakan penemuan tadi, namun pula mengurangi resistensi misalnya yang diuraikan sebelumnya.

3. Kurikulum

Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah mencakup acara pedagogi dan perangkatnya adalah panduan pada aplikasi pendidikan dan pedagogi pada sekolah. Oleh karenanya kurikulum sekolah dipercaya menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan pada proses belajar mengajar pada sekolah.

Sebagai akibatnya pada aplikasi inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama menggunakan unsur-unsur lain pada pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa mengikuti acara-acara yang terdapat pada dalamya, maka penemuan pendidikan tidak akan berjalan sinkron menggunakan tujuan penemuan itu sendiri.

Oleh karenanya, pada pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya sinkron menggunakan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum diikuti menggunakan pembaharuan pendidikan dan tak mungkin perubahan menurut kedua-duanya akan berjalan searah.

4. Fasilitas

Fasilitas, termasuk wahana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan pada pada proses pendidikan khususnya pada proses belajar mengajar. Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja fasilitas adalah hal yang ikut mensugesti kelangsungan penemuan yang akan diterapkan. Tanpa adanya fasilitas, maka aplikasi penemuan pendidikan akan sanggup dipastikan tidak akan berjalan menggunakan baik.

Inovasi Pendidikan

Ilustrasi (unsplash.com/Nikhita S)

Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar adalah hal yang esensial pada mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan. Oleh karenanya, apabila pada menerapkan suatu penemuan pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan sebagainya.

5. Lingkup Sosial Masyarakat

Dalam menerapkan penemuan pendidikan, terdapat hal yang tidak secara pribadi terlibat pada perubahan tadi akan tetapi sanggup membawa dampak, baik positif juga negatif, pada pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masyarakat secara pribadi atau tidak, terlibat pada pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan pada pendidikan sebenarnya mengganti warga sebagai lebih baik terutama warga pada mana siswa itu berasal.

Tanpa melibatkan warga sekitarnya, penemuan pendidikan tentu akan terganggu, bahkan sanggup menghambat bila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan warga pada penemuan pendidikan kebalikannya akan membantu inovator dan pelaksanaan penemuan pendidikan.

Jadi, kesimpulannya adalah inovasi pada perubahan pendidikan tidak sanggup berdiri sendiri, akan tetapi wajib melibatkan seluruh unsur yang terkait didalamnya, misalnya inovator, penyelenggara penemuan misalnya pengajar dan peserta didik. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja dipengaruhi satu atau dua faktor saja, akan tetapi pula warga dan kelengkapan fasilitas.

Inovasi Pendidikan

Kepemimpinan Inovasi Pendidikan: Dr. Uhar Suharsaputra, M.Pd

Inovasi pendidikan berupa top-down contoh tidak selamanya sanggup berhasil digunakan dengan baik. Hal ini ditimbulkan diantaranya karena penolakan para pelaksana misalnya pengajar yang tidak dilibatkan secara penuh baik pada perencanaan juga pelaksanaannya.

Sementara itu penemuan yang lebih berupa bottom-up contoh dipercaya menjadi suatu penemuan yang langgeng dan tidak gampang berhenti lantaran para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai menurut perencanaan hingga dalam aplikasi. Oleh karenanya mereka masing-masing bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu penemuan yang mereka ciptakan.

Nah, itulah penjelasan tentang inovasi pendidikan yang perlu memperhatikan banyak hal untuk melakukannya. Apakah Grameds tertarik untuk melakukan inovasi dalam bidang pendidikan? Hal tersebut tentu bukan hal yang mudah karena isu pendidikan sangat kompleks dan berkaitan dengan banyak hal.

Untuk melakukannya, Grameds bisa belajar dan menggunakan referensi dari buku Gramedia di www.gramedia.com untuk buku- buku tentang inovasi pendidikan. Selamat belajar. #SahabatTanpabatas.

Inovasi Pendidikan

Inovasi Pembelajaran: Ridwan Abdullah Sani

About the author

Gilang P

Saya menulis sekian banyak tulisan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran–tentunya setelah diolah dan diracik sedemikian rupa agar menjadi menarik. Saya pikir, setiap orang bisa menulis tentang apa saja, selama mau belajar memahami.