in ,

8+ Filosofi Sepatu Dalam Kehidupan Manusia

Filosofi Sepatu – Apakah Grameds pernah mendengarkan lagu berjudul Sepatu yang dinyanyikan oleh penyanyi Tulus? Dalam liriknya, terdapat kutipan mengenai “Kita adalah sepasang sepatu. Selalu bersama tak bisa bersatu”. Meskipun hanya terlihat sepele, tetapi jika direnungkan kembali, hal tersebut benar-benar dapat menyentuh hati ya. Apalagi jika hal tersebut selaras dengan kisah asmara kita, tengah berjalan bersama-sama dengan seseorang, tetapi tidak bisa bersatu karena suatu alasan.

Pada dasarnya, sebuah sepatu yang kita kenakan itu tidak hanya sekadar alas kaki saja kok. Ada banyak filosofi alias pemikiran mendalam akan arti dari keberadaannya. Umumnya, filosofi dari sebuah sepatu akan berkenaan dengan kisah asmara, pasangan hidup, hingga pernikahan. Mengapa begitu? Sebab sepatu itu ‘kan diciptakan berpasangan antara kanan dan kiri. Sama halnya dengan manusia yang hidup di dunia ini, diciptakan oleh Tuhan untuk berpasang-pasangan. Suatu sepatu itu harus pas dengan pasangannya, jika tidak, akan terasa tidak enak ‘kan ketika dikenakan? Nah, sama pula dengan manusia, jika bukan jodohnya pun ketika berjalan bersama, tetap akan terpisah.

Lantas, apa saja ya filosofi yang dimiliki dari sebuah sepasang sepatu itu? Yuk simak ulasan berikut ini!

https://www.pexels.com/

5 Filosofi Sepatu Dalam Sebuah Hubungan

1. Tak Pernah Sama, Tetapi Saling Melengkapi

Yap, sama halnya dengan sepatu yang tidak pernah memiliki sisi yang sama, tetapi keduanya tetap saling melengkapi satu sama lain. Coba bayangkan jika sebuah sepatu itu hanya memiliki sisi sebelah kanan saja, pasti akan sulit untuk digunakan berjalan ‘kan?

Sepatu memang diciptakan saling melengkapi satu sama lain, begitu juga dengan sebuah hubungan. Kemanapun perginya, sisi sebelah kanan akan selalu melengkapi sisi sebelah kiri dan berjalan beriringan. Bahkan jika salah satunya hilang atau tidak ada, pasti sepatu itu menjadi tidak berarti lagi.

Sama halnya dengan hubungan yang telah lama dibangun, jika salah satunya pergi, pasti orang yang ditinggal pergi akan menjadi sedih.

2. Bak Pasangan Serasi

https://www.pexels.com/

Keberadaan sepatu menjadi contoh bahwa pasangan itu harus serasi. Memang tidak harus sama, tetapi harus serasi dan melengkapi satu sama lain. Sepatu pun demikian, berangkat dan menuju tujuan yang sama secara bersama-sama. Coba saja memasangkan sisi sebelah sepatu dengan pasangan sepatu lainnya, pasti tidak akan serasi ‘kan? Sama halnya dengan sebuah hubungan yang mana harus serasi dan tentu saja berjodoh satu sama lain.

3. Memiliki Persamaan Derajat

Sepasang sepatu itu tidak akan pernah merasa bahwa dirinya lebih tinggi maupun lebih hebat dari pasangannya. Pastilah keduanya memiliki derajat yang sama. Jika salah satu sisinya berada di puncak gunung, maka sisi sebelahnya pasti akan turut mendampinginya. Bahkan, salah satu sisi sepatu tidak akan meninggalkan satu sisi lainnya hanya karena dirinya merasa lebih baik.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Begitu pula dengan suatu hubungan, yang mana seharusnya tidak saling beradu mengenai siapa yang lebih hebat. Hal tersebut hanya akan mendatangkan perdebatan karena pasti tidak ada yang mau mengalah. Sekalipun ada yang mengalah, pasti dirinya menjadi sakit hati karena pasangannya begitu egois sebab mementingkan derajat. Maka dari itu, sebuah hubungan yang baik adalah mereka yang tidak pernah beradu akan siapa yang lebih hebat dan unggul. Semua memiliki derajat yang sama sekaligus tujuan yang sama, yakni untuk bersama-sama dalam suka maupun duka.

4. Saling Pengertian Satu Sama Lain

Sebuah sepatu itu pada dasarnya memiliki sifat yang saling pengertian kok. Sepasang sepatu memang tidak akan mungkin melangkah secara bersama-sama, tetapi mereka berjalan secara bergantian. Keduanya seolah memahami akan mana yang harus berjalan terlebih dahulu dan bergantian dengan pasangannya, sehingga akan menciptakan keselarasan yang indah. Nah, dengan saling mengerti satu sama lain itulah yang menjadikan sepasang sepatu mampu mencapai tujuan yang sama.

Sama halnya dengan suatu hubungan yang memang harus saling pengertian satu sama lain. Jangan meninggikan ego dengan berusaha berjalan terlebih dahulu dan meninggalkan pasangannya begitu saja. Berjalanlah bergantian. Secara beriringan demi mencapai tujuan yang sama, yakni sebuah hubungan yang memiliki kepedulian satu sama lain.

6 Filosofi Sepatu Dalam Sebuah Kehidupan Rumah Tangga

https://www.pexels.com/

Dilansir pada pwmu.co, ternyata sebuah sepatu itu mengandung 6 filosofi yang mendalam bagi sebuah kehidupan rumah tangga. Hal ini disampaikan oleh seorang ustadz bernama Dr. Ahmad Wijayanto MA dalam sebuah acara pengajian Ahad malam.

1. Berbeda Tetapi Tetap Serasi

Coba Grameds melihat sepatu, pastilah memiliki bentuk yang serupa tetapi tidak sama kan? Yap, sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri. Nah, meskipun kedua berbeda, tetapi tetap serasi. Sama halnya dengan pasangan suami istri, keduanya berbeda yakni laki-laki dan perempuan, tetapi jika bersatu dan bertemu setiap hari, maka akan menjadikan keduanya lebih serasi.

2. Memiliki Visi dan Misi yang Sama

https://www.pexels.com/

Sepasang sepatu itu pasti akan berjalan bersama demi mencapai suatu tujuan yang sama. Tidak mungkin dong jika sisi sebelah kanan menuju ke daerah Semarang, sementara sisi sebelah kiri menuju ke daerah Bandung.

Nah, sama halnya dengan suami istri yang pasti memiliki tujuan alias visi dan misi yang sama. Beliau berkata “Kalau visi dan misi sama, maka beda pendapat apapun yang penting kita ketemu di surga. Kalau saya bersikap begini ketemu gak saya dengan suami atau istri di surga. Jangan-jangan istri saya ke surga saya ditinggal. Jangan-jangan suami saya ke surga saya nggak”.

3. Tidak Pernah Berganti Posisi

Apakah Grameds pernah melihat seseorang yang mengenakan sepatu yang salah posisi? Sisi sebelah kanan dipakai di kaki kiri atau sebaliknya? Jika pernah, apakah orang tersebut terlihat nyaman ketika mengenakannya?

Sama halnya dengan pasangan suami istri. Jika di dunia ini yang hamil adalah para suami, maka akan kacau.

4. Tidak Pernah Berganti Meskipun USang

Coba dipikirkan lagi, memangnya ada ya orang yang mengenakan sepatu hanya sisi sebelah kanan saja karena sisi sebelah kiri telah usang dan rusak? Tentu saja tidak kan. “Wah sepatu kiri saya rusak, beli sepatu kiri saja. Gak ada kan. Walaupun dimakan usia seperti apapun, walaupun yang satunya jebol sampai jempolnya kelihatan, tidak mungkin dia akan beli cuma satu. Tetapi masih dijahit dan diperbaiki”, jelas Beliau.

Sama halnya dengan pasangan suami istri. Jika seorang istri selalu marah-marah karena suatu masalah kecil, sang suami jangan kemudian ikut-ikutan marah. Tanyakan kepada sang istri, ada masalah apa. Selesaikan dan perbaiki hubungan secara sebaik-baiknya.

5. Memiliki Derajat yang Sama

Hal ini hampir sama ya dengan filosofi yang sebelumnya telah dijelaskan. Sepasang sepatu itu pasti sederajat. Tidak ada yang merasa lebih hebat atau lebih tinggi. Sama halnya dengan pasangan suami istri.

Beliau menandaskan bahwa “Jangan merasa lebih. Kalau nggak ada saya, bisa mati istriku itu. Nggak ada saya suami, saya nggak bisa apa-apa. Jangan merendahkan seperti itu. Jadi suami istri saling melengkapi,”

6. Tidak Saling Menginjak

Coba lihatlah sepasang sepatu itu, apakah kedua sisinya pernah saling menginjak satu sama lain? Pasti tidak ‘kan?

Sama halnya dengan pasangan suami istri, yang sejatinya memang tidak boleh saling menginjak. Apapun perbedaan yang dialami, mulai dari pendapat, selera makan, hingga hobi apapun sebaiknya diselesaikan secara baik-baik. Tidak perlu saling menginjak satu sama lain.

Nah, itulah beberapa ulasan mengenai apa saja filosofi yang didapatkan dari sebuah sepatu yang kerap kita kenakan. Ternyata, benda yang selalu kita jadikan sebagai alas kaki ini memiliki beragam pemikiran hebat terutama dalam hal menjaga hubungan bersama pasangan ya…

Baca Juga!



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.