Kimia

Macam-Macam Zat Adiktif yang Perlu Kamu Tahu

zat adiktif
Written by Restu N

Zat adiktif sebagai suatu zat yang terkandung dalam obat-obatan dan bahan-bahan aktif yang bila dikonsumsi akan menyebabkan ketergantungan. Ketika keracunan zat ini, grameds akan merasa ingin terus mengonsumsinya. Jika berhenti, aka nada respon tubuh seperti cepat lelah, merasa ketidaknyamanan, dan muncul rasa sakit yang luar biasa pada kasus tertentu.

Mungkin grameds telah mengetahui bahwa zat adiktif itu berbahaya dan ada sangkut pautnya dengan narkoba. Adiktif secara singkat memang dapat diartikan sebagai candu atau sesuatu yang membuat ketagihan. Namun, zat adiktif bukan hanya narkoba dan psikotropika yang banyak orang perbincangkan. Makanan dan minuman yang grameds konsumsi sehari-hari juga bisa saja mengandung zat adiktif.

Menurut National Institute on Drug Abuse, dalam dunia medis kecanduan atau adiksi merupakan gangguan kronis yang dapat kambuh, ditandai dengan penggunaan secara terus menerus meskipun memiliki dampak yang berbahaya, dan dapat terjadi perubahan jangka panjang di otak.

Kecanduan juga dianggap sebagai gangguan otak dan gangguan kesehatan mental. Nah, jika grameds tidak bisa berhenti merokok, minum kopi atau mengonsumsi makanan manis sesungguhnya ini merupakan pertanda zat adiktif telah bekerja.

Menurut PMC Labs, makanan atau minuman manis yang banyak mengandung gula juga menyebabkan kecanduan. Tapi tenang ya, grameds masih bisa mengontrol diri untuk tidak minum kopi, teh atau makanan manis dan belum masuk ke tahap kecanduang yang kronis.
Kemudian, apa saja jenis-jenis zat adiktif? Yuk, simak grameds.

Jenis-Jenis Zat Adiktif

zat adiktif

Sumber: Kompas.com

Di bawah ini ada beberapa contoh zat adiktif yang dapat ditemukan sehari-hari, namun ada juga yang mungkin masih asing bagi grameds. Beberapa zat ini memang biasanya terdapat dalam obat-obatan dengan dosis yang telah disesuaikan dalam batas aman. Sedangkan sisanya mungkin bisa ditemui di kehidupan sehari-hari.

Para ilmuwan membagi zat adiktif menjadi 3 golongan, yaitu :

  1. Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika
  2. Zat adiktif narkotika
  3. Zat adiktif psikotropika

Yuk bahas mengenai ketika golongan zat adiktif tersebut agar grameds makin paham:

1. Zat Adiktif Bukan Narkotika dan Psikotropika

Beberapa zat yang tergolong zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika mungkin sering grameds temukan dan konsumsi dalam sehari-hari. Misalnya, dari zat adiktif ini adalah zat yang terkandung dalam kopi dan teh. Berikut ini beberapa zat yang masuk golongan zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika.

a. Kafein

Kafein sebagai minuman yang sering dijumpai sehari-hari. Contohnya seperti teh, kopi, cokelat, minuman berenergi dan minuman bersoda. Tidak heran sebagian orang merasa harus minum teh dan kopi setiap harinya.

Kopi mengandung kafein lebih tinggi dari pada teh. Akan tetapi, teh juga mempunyai zat adiktif lain berupa teofilin, theini, theobromine. Namun, ketiga zat ini kadarnya hanya sedikit ya grameds. Selain itu, kamu juga jangan khawatir, kopi dan teh tetap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Manfaat bagi kesehatan jika kita mengonsumsi kopi dan teh akan mencegah penyakit parkinson dan kanker.

Mengonsumsi kafein secara berlebihan juga akan memberi beberapa efek, seperti rasa nyeri di perut, jantung berdebar, cemas dan perut kembung.

b. Alkohol

Alkohol sebagai obat psikoaktif yang menyebabkan orang kecanduan dengan level rata-rata 1,93. Itu adalah peringkat tinggi dalam kategori zat untuk kesenangan. Jadi, masuk akal kenapa banyak orang senang mengonsumsi alkohol saat berpesta atau bersantai.

Konsumsi alkohol yang berlebih juga dapat merusak otak dan sebagian besar organ tubuh, termasuk jantung, hati dan pankreas. Dikutip dari National Institute of Health alkohol juga dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit seperti kanker, sistem kekebalan tubuh lemah, membahayakan perkembangan janin dan menyebabkan kecelakan kendaraan yang mematikan akibat mabuk.

Sementara itu, beberapa area otak yang rentan terhadap kerusakan akibat alkohol adalah korteks serebral, hippocampus dan otak menjadi kecil. Contoh ketika sering mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang bagi kesehatan manusia seperti tekanan darah tinggi, stroke, gangguan memori, kecemasan dan depresi.

Sementara untuk efek samping yang bisa timbul saat berusaha lepas dari ketergantungan alkohol, seperti tremor, halusinasi dan kejang. Gejala mengerikan lainnya adalah delirium tremens yang mengakibatkan kematian.

c. Nikotin

Zat adiktif selanjutnya yang masuk golongan bukan narkoba psikotropika adalah nikotin. Contoh zat adiktif ini bisa ditemukan pada rokok. Meskipun tembakau yang terkandung dalam rokok tidak illegal, tetapi penggunaannya dapat merenggut lebih banyak nyawa setiap tahunnya daripada zat adiktif lainnya.

Akibat nikotin yang merupakan zat adiktif, tidak heran sebagian besar perokok sangat sulit untuk menghentikan kebiasaannya. Padahal sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat menyebabkan tekanan darah yang tinggi.

Rokok juga mengandung senyawa yang membahayakan bagi tubuh manusia, seperti membuat warna gigi menghitam serta memicu terjadinya kanker paru-paru.

d. Benzodiazepin

Benzodiazepine (Benzos) adalah golongan obat yang membantu mengurangi kecemasan dan kejang, mengendurkan otot serta sebagai obat tidur. Namun obat ini sering disalahgunakan karena sifat adikitifnya yang mempunyai skor adiktif rata-rata 1,83.contoh obat Benzodiazepin ini meliputi Xanax, Valium dan Restoril.

Obat ini mempunyai efek putus obat seperti insomnia dan kecemasan setelah 1-4 hari penggunaannya dihentikan. Selama 10-14 hari berikutnya akan mengalami serangan kepanikan, gangguan tidur, muntah-muntah dan mual, sakit kepala, nyeri otot dan badan kaku-kaku. Efek putus obat Benzos ini bisa fatal dalam keadaan tertentu, sehingga detoksifikasi yang diawasi secara medis sangat diperlukan.

e. Amfetamin

Amfetamin adalah obat stimulan yang biasa digunakan untuk mengobati Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan narkolepsi. Amfetamin sebagai zat adiktif yang mempunyai skor adiktif rata-rata 1,67. Amfetamin yang diproduksi secara ilegal seperti Meth, terkadang dicampur dengan kafein, gula dan bahan pengikat.

Obat ini biasa dipakai dengan cara ditelan, dihisap, dihirup atau disuntikkan. Efek setelah mengonsumsi obat ini mungkin orang akan energik, percaya diri, bahagia dan mempunyai dorongan seksual yang meningkat. Namun, itu juga akan meningkatkan detak jantung, mulut dan gigi gering. Jika putus obat ini bisa menimbulkan efek mimpi buruk, gelisah, badan nyeri, kelelahan, depresi, paranoia, kebingungan dan mudah marah. Namun, setelah sebulan putus obat biasanya efek itu bisa hilang.

2. Zat Adikitif Narkotika

zat adiktif

Sumber: Kompas.com

Zat adiktif narkotika adalah zat yang jika disalahgunakan dapat berhadapan dengan hukum di Indonesia. Narkotika sebenarnya hanya legal digunakan untuk tujuan medis, misalnya sebagai obat bius pada orang yang akan dioperasi dan menggunakannya juga harus sesuai dengan panduan. Contoh zat adiktif golongan ini antara lain:

a. Ganja

Ganja adalah salah satu zat adikitif yang paling dikenal oleh orang dan mempunyai tingkat adiktif rata-rata 1,51. Ganja sebagai daun kering, bunga, batang dan biji-bijian dari tanaman Cannabis sativa atau Cannabis indica dan merupakan zat terlarang yang paling umum digunakan. Ganja sekarang legal di beberapa negara bagian di Amerika dan beberapa negara lain untuk keperluan medis.

Namun, beberapa orang juga menyalahgunakan penggunaan ganja untuk kesenangan. Selain itu, ganja mempunyai efek buruk apabila disalahgunakan, seperti :

  • Dapat merusak memori dan pembelajaran jangka pendek
  • Kemampuan untuk berfokus
  • Gangguan koordinasi tubuh

Ganja juga meningkatkan detak jantung, membahayakan paru-paru dan dapat meningkatkan risiko psikosis pada kelompok rentan. Orang yang sudah menggunakan ganja dan menjadi pecandu sebelum usia 18 tahun berpotensi mengalami gangguan kesehatan itu 7 kali lebih parah.

b. Kokain

Kokain merupakan obat perangsang adiktif yang kuat terbuat dari daun tanaman koka. Kokain mempunyai tingkat adiktif 2,39. Kokain sebagai obat berbentuk bubuk putih yang biasanya dihirup melalui hidung, selain itu juga dapat meningkatkan kadar dopamin di otak yang dapat mengendalikan kesenangan dan menimbulkan efek kesehatan, seperti kebahagiaan dan energi yang kat, kewaspadaan mental, hipersensitivitas terhadap penglihatan, suara serta sentuhan.

Pengedar narkoba sering mencampurnya dengan zat lain seperti tepung. Selain dengan tepung, pengedar juga sering mencampur kokain dengan obat lain seperti Fentanil yang sangat meningkatkan resiko overdosis. Kokain dapat meningkatkan kadar dopamine di otak dan penggunaannya yang sering akan menghentikan komunikasi normal antara sel-sel saraf.

Kokain juga membantu beberapa orang dalam melakukan tugas fisik dan mental sederhana yang lebih cepat, meskipun yang lain mengalami efek sebaliknya. Kokain dalam jumlah besar dapat menyebabkan perilaku aneh, tidak terduga dan bahkan kekerasan.

Pengguna kokain dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang parah, seperti gangguan jantung dan sistem pernapasan, gangguan saraf dan gangguan sistem pencernaan.

Ketika sudah ketergantungan otak akan tidak sensitif terhadap dopamine, sehingga memicu penggunanya untuk menambahkan dosis agar mencapai tingkat kesenangan.
Gejala putus obat kokain ini dapat meliputi depresi, mimpi buruk, insomnia, kelelahan dan pemikirannya yang melambat. Pengguna yang menghirup kokain mungkin akan mengalami kehilangan penciuman, mimisan, pilek dan masalah dalam menelan sesuatu. Sementara mereka yang menelan obat dapat mengalami kerusakan usus yang parah.

c. Heroin

Heroin sebagai obat yang terbuat dari morfin, zat alami yang diambil dari biji berbagai tanaman opium poppy. Obat ini mempunyai skor ketergantungan tertinggi yaitu 3. Heroin masuk ke otak dengan cepat dan mengikat perasaan senang serta bisa digunakan untuk mengendalikan detak jantung, tidur dan pernapasan.

Heroin menghasilkan perasaan bahagia dan perasaan rileks. Heroin juga dapat memperlambat pernapasan dan dapat meningkatkan risiko penyakit menular yang serius, terutama ketika disuntik dengan jarum.

Menurut Malaysian Journal of Psychiatry, penggunaan heroin secara teratur dapat mengubah fungsi otak dan menyebabkan ketergantungan. Tidak butuh waktu lama untuk mengembangkan toleransi terhadap heroin dan pengguna harus terus meningkatkan dosis mereka untuk mendapatkan efek yang sama.

Gejala putus obat yang buruk memotivasi pengguna untuk terus menggunakan obat. Tanda-tanda umum efek putus obat adalah nyeri otot dan tulang yang parah, diare dan muntah, kegelisahan, rasa dingin dan gerakan kaki yang tidak terkendali. Efek jangka panjang dari kecanduan heroin dapat mengakibatkan hilangnya materi putih di otak yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan kontrol perilaku.

d. Tembakau

Tembakau sebagai zat adiktif umum dan legal yang mengandung tingkat ketergantungan sebesar 2,21. Sifat adiktif tembakau adalah salah satu alasannya begitu banyak orang di seluruh dunia menggunakannya.

Nikotin yang tergantung dalam daun tembakau adalah unsur utama yang membuat efek candu pada penggunanya. Tembakau biasanya digunakan dalam bentuk rokok yang dilinting dengan kertas atau ada juga yang menghisabnya menggunakan pipa dan cerutu. Gejala penarikan dari kebiasaan merokok dapat berupa keinginan kuat untuk merokok, diikuti mudah marah, sulit tidur, tidak fokus dan nafsu makan.

e. Metadon

Metadon adalah obat yang digunakan untuk mencegah gejala putus obat yang muncul ketika tubuh memberikan respon negatif terhadap penghentian penggunaan Napza (narkoba dan zat adiktif lainnya). Namun obat ini sering disalahgunakan dan mempunyai tingkat adiktif rata-rata 2,08.

Metadon beredar dalam bentuk tablet, larutan oral atau cairan suntik. Nama jalananan dari obat ini adalah amidone, chocolate chip cookies, fizzies, maria, pastora, salvia dan wafer. Gejala putus termasuk kecemasan, tremor otot, mual, diare, muntah dan kram perut.

https://www.gramedia.com/products/rehabilitasi-sosial-pengguna-narkoba?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/rehabilitasi-sosial-pengguna-narkoba?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

3. Zat Adiktif Sikotropika

Pada dasarnya, semua zat adiktif termasuk ke dalam golongan psikotropika. Namun, zat psikotropika belum tentu merupakan zat adiktif karena tidak semua psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang bukan merupakan narkotika dan dapat memiliki pengaruh pada otak manusia. Penggunaan psikotropika dapat mengubah mental dan perilaku penggunanya, karena zat ini dapat menurunkan aktivitas otak, merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku.

Orang yang kecanduan psikotropika dapat mengalami efek samping berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir dan perubahan perasaan. Berikut ini ada beberapa contoh zat adiktif golongan psikotropika, antara lain:

a. Halusinogen

Halusinogen adalah kelas obat-obatan yang dapat menyebabkan halusinasi, sensasi dan gambaran yang tampak nyata meskipun sebenarnya tidak. Halusinogen telah digunakan selama berabad-abad, sebagian besar untuk ritual keagamaan. Halusinogen juga dapat ditemukan di beberapa tanaman dan jamur atau dapat dibuat oleh manusia.

b. Stimulan

Stimulan adalah zat yang terkandung dalam obat resep seperti Ritalin atau Adderall, zat illegal seperti metamfetamin. Obat-obatan ini sangat adiktif, sehingga menimbulkan ketergantungan dan kecanduan yang sulit dikontrol.

c. Depresan

Depresan merupakan zat atau obat yang berfungsi menekan susunan saraf pusat. Jika depresan dikonsumsi dalam jumlah kecil akan mengatasi cemas, sedangkan dalam dosis besar dapat menjadi obat tidur bahkan menyebabkan amnesia.

d. Barbiturat

Barbiturat adalah obat depresan dan memiliki skor kecanduan rata-rata 2,01. Obat ini menghasilkan spektrum depresi sistem saraf pusat yang luas mulai dari penurunan tingkat kesadaran ringan hingga koma.

Barbiturat beredar dalam bentuk pil namun ada juga yang menggunakannya dalam bentuk cair dan disuntikkan ke dalam tubuh pengguna. Ada banyak jenis barbiturate, tetapi beberapa yang umum adalah Amobarbital, Pentobarbital, Fenobarbital, Secobarbital dan Tuinal. Obat ini dapat memberikan efek euphoria ringan, menghilangkan kecemasan dan mengantuk.

Bagi orang yang sudah ketergantungan, putus dengan obat ini dapat memicu gejala kejang, pusing, kecemasan, insomnia dan psikosis. Gejala tersebut bisa mulai muncul pada hari kedua setelah putus obat. Jika rasa kecanduan itu tidak diobati dapat menyebabkan hipotermia, gangguan peredaran darah dan kematian.

https://www.gramedia.com/products/mematahkan-belenggu-narkoba?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/mematahkan-belenggu-narkoba?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Penutup

Nah, itulah macam-macam zat adiktif yang ternyata dapat kita dapat jumpai sehari-hari dan mungkin grameds konsumsi. Jangan gunakan obat-obatan yang disebutkan di atas secara sembarangan, ya! Selalu berhati-hati jika grameds mengonsumsi obat-obatan. Ikuti resep yang diberikan dokter dan anjurannya ya. Semoga artikel ini menginspirasimu ya!

Jika Grameds masih bingung, masih membutuhkan referensi terkait tentang macam-macam zat adiktif secara lengkap kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Rosyda Nur Fauziyah

Baca juga:

About the author

Restu N

Perkenalkan nama saya Restu dan suka menulis. Dunia menulis ini selalu membantu saya dalam menambah informasi sekaligus bisa memberikan informasi kepada pembaca. Ada banyak tema yang sudah pernah saya tulis dan saya juga suka dengan dunia pelajaran kimia.

Kontak media sosial Instagram saya Restu