Kimia

Teori Asam Basa Menurut Para Ahli Lengkap dengan Contoh

hujan asam
Written by Restu N

Teori Asam Basa – Apakah Grameds menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang kita menemukan senyawa asam basa. Mulai dari makanan bahkan hingga barang-barang yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Salah satu contoh mudahnya adalah detergen atau sabun yang digunakan untuk mencuci pakaian. Detergent tersebut memiliki zat yang sifatnya adalah basa.

Perlu diketahui, bahwa asam basa merupakan larutan elektrolit. Larutan tersebut dikenal pula karena memiliki ciri yang khas. Yaitu berupa asam dan memiliki rasa yang masam, contohnya seperti vitamin C, cuka dan lain sebagainya.

Sedangkan basa merupakan senyawa yang memiliki rasa pahit, serta memiliki tekstur licin apabila dipegang. Contohnya seperti pasta gigi, kapur sirih bahkan hingga detergen, Mengenai asam basa, beberapa ahli sempat mengemukakan pendapatnya mengenai teori asam basa. Simak penjelasannya hingga akhir artikel ya!

Teori-teori Asam Basa Menurut Para Ahli

Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai teori asam basa. Setiap ahli memiliki pandangan yang berbeda, sehingga menciptakan teori-teori asam basa. Berikut beberapa teori asam basa menurut para ahli.

 Kimia Dasar 2 Ed 3: Raymond Chang

Kimia Dasar 2 Ed 3: Raymond Chang

beli sekarang

1. Teori Asam Basa Arrhenius

Teori pertama asam bas aini dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli kimia berasal dari Swedia bernama Svante Arrhenius. Teori ini menghubungkan sifat keasaman dengan ion hidrogen atau H+ dan pertama kali dicetuskan pada tahun 1884.

Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air, maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan tersebut. Contohnya adalah ketika asam klorida atau HCI serta asam asetat atau CH3COOH dilarutkan, dengan persamaan reaksi yang terjadi dari asam klorida serta asam asetat sebagai berikut.

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)

CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)

Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri khas yaitu pelarut air zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen dengan muatan positif dengan lambing H+ serta ion yang memiliki muatan negative maka akan disebutkan dengan sisa asam.

Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah ketika natrium hidroksida atau NaOH serta ammonium hidroksida atau NH4OH, dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi basa pada larutan tersebut sebagai berikut.

NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)

Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan menghasilkan banyak ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa kuat. Sedangkan, larutan yang menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat disebut sebagai basa lemah. Tentu tidak semua senyawa dalam rumus kimia tersebut ada gugus hidroksida dan termasuk dalam golongan basa.

Kesimpulan Teori Arrhenius

Secara singkat, itulah teori Arrhenius yang diperkenalkan oleh Svante August Arrhenius. Teori ini memiliki kekurangan atau kelemahan, di mana teori ini hanya dapat digunakan pada penggunaan air sebagai pelarut saja.

Dapat disimpulkan, bahwa teori Arrhenius ini menyatakan bahwa senyawa asam merupakan senyawa yang dapat melepaskan ion H+ atau ion hydronium H3O+ apabila dilarutkan dalam air. Sedangkan senyawa basa adalah senyawa yang melepaskan ion OH- jika dilarutkan dalam air.

Teori Arrhenius juga mengatakan bahwa senyawa asam yang menghasilkan satu ion hidrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam monoprotic. Sedangkan senyawa asam yang menghasilkan dua ion hidrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam diprotic. Senyawa asam yang menghasilkan tiga ion hydrogen per molekulnya maka disebut sebagai asam triprotik serta secara umum menurut teori Arrhenius, asam menghasilkan lebih dari satu hydrogen maka disebut sebagai asam poliprotik. Sebutan tersebut berlaku pula pada senyawa basa yang memiliki ion hidroksida per molekul. Jika senyawa asam memiliki satu ion hidroksida per molekul maka disebut sebagai monoprotic dan seterusnya.

Dalam teori ini, asam kuat adalah senyawa asam yang terionisasi secara sempurna dan kemudian menghasilkan sebuah ion H+ dalam larutannya. Sedangkan untuk asam lemah, adalah senyawa asam yang tidak mengalami ionisasi secara sempurna dalam larutannya.

Sementara itu basa kuat merupakan senyawa basa yang mengalami ionisasi dengan sempurna, sehingga menghasilkan ion OH- dalam larutannya. Sedangkan untuk basa lemah adalah senyawa basa yang tidak mengalami ionisasi dalam larutannya.

Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Edisi 9 Jilid 1 + CD: Petrucci

Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Edisi 9 Jilid 1 + CD: Petrucci

beli sekarang

2. Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry 

Teori asam basa yang kedua merupakan teori asam basa yang muncul untuk dapat menyempurnakan kekurangan yang ada pada teori Arrhenius. Yaitu dengan keterbatasan pelarut, yaitu hanya senyawa air saja serta dapat menjelaskan reaksi dari asam basa yang terjadi pada fase cair, gas, serta fase padat pula. Ketika senyawa asam klorida atau HCl dilarutkan dalam air, maka asam klorida tersebut larut sempurna serta menghasilkan sebuah ion baru.

Sebelum membahas teori asam basa Bronsted dan Lowry lebih lanjut, teori ini dicetuskan pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari Denmark bersama dengan T.M Lowry yaitu adalah ahli kimia yang berasal dari Inggris. Bronsted serta Lowry mendefinisikan asam menjadi sebuah donor proton atau ion hidrogen sedangkan basa merupakan akseptor dari proton atau ion hydrogen.

Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan senyawa yang mampu memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut sebagai donor proton. Sedangkan basa menurut teori ini merupakan senyawa yang menjadi penerima dari proton H+ dari senyawa lainnya dan disebut pula sebagai akseptor proton.

Seperti contoh, ketika asam klorida dilarutkan dalam air, maka asam klorida yang larut dengan sempurna pun akan menghasilkan ion yang baru. Tetapi tentu akan terjadi hal yang berbeda, apabila senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena atau C6H6. Maka, jika senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena, senyawa asam klorida tersebut tidak akan bereaksi dan akan mengendap secara sempurna.

Reaksi yang terjadi ketika HCl dilarutkan dalam air pun disebabkan karena adanya molekul air yang menarik satu proton milik HCl, sehingga HCl memiliki peran sebagai senyawa asam serta air sebagai senyawa basa sekaligus.

Dalam teori asam basa yang dicetuskan oleh Bronsted dan Lowry, ada istilah berupa asam basa konjugasi dimana asam konjugasi tersebut adalah senyawa yang ada pada bagian kanan maupun reaksi yang mendapatkan tambahan dari satu atom hidrogen dari reaktan. Sedangkan yang dimaksud dengan basa konjugasi merupakan senyawa yang ada pada bagian kanan reaksi dan kehilangan satu atom hidrogen dari reaktannya.

Perlu diingat, bahwa semua asam Arrhenius merupakan asam Bronsted dan Lowry serta semua basa Bronsted Lowry mengandung OH adalah basa Arrhenius. Tetapi, tidak seluruh basa Bronsted Lowry adalah basa dari Arrhenius.

Berikut beberapa contoh dari reaksi asam basa dengan pelarut lain selain air pada fase gas. Salah satu contohnya adalah reaksi yang terjadi antara HCl dan NH3.

Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa reaksi asam basa Bronsted Lowry ada dua pasangan asam basa. Pasangan pertama dalam contoh tersebut adalah pasangan antara asam dengan basa konjugasi merupakan spesi yang tersisa ketika proton dipindahkan dari senyawa asam. Sedangkan pasangan kedua merupakan pasangan yang terjadi antar basa dengan asam konjugasi yaitu akibat dari tambahan proton ke senyawa basa.

Teori asam basa Bronsted Lowry menjelaskan rumus kimia dari pasangan asam basa konjugasi dan hanya berbeda satu proton H+ saja. Reaksi di bawah HCl merupakan asam karena telah memberikan proton serta NH3 serta merupakan basa karena menerima proton. Sementara ion Cl- adalah basa konjugasi dari HCl dan NH4+ adalah asam konjugat dari NH3.

Kesimpulan Teori asam basa Bronsted Lowry: 

Menurut teori asam basa Bronsted Lowry, asam merupakan senyawa yang memberikan proton pada senyawa lainnya atau dapat disebut pula sebagai donor proton. Sedangkan basa menurut teori Bronsted Lowry merupakan senyawa yang menjadi penerima proton serta senyawa lain dan disebut pula sebagai akseptor proton.

Perlu diingat, bahwa H2O atau air yang memiliki sifat amfoter merupakan air yang memiliki pula sifat asam dan basa.

Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori Arrhenius, karena teori Arrhenius memiliki kekurangan yaitu tidak dapat berlaku untuk pelarut lain selain air.

  1. Teori Asam Basa Lewis

Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh Gilbert Newton Lewis yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC Berkeley dengan mengusulkan teori alternative agar lebih mudah dalam menggambarkan senyawa asam dan basa. Teori asam basa Lewis ini memiliki pandangan bahwa asam dan basa merupakan senyawa yang memiliki struktur serta ikatan.

Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang memiliki kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari basa. Contoh dari beberapa asam Lewis adalah  SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Newton Lewis merupakan zat yang mampu memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan teori asam basa Lewis, basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah seperti NH3, Cl–, maupuan ROH.

Lebih lanjut, Lewis berpandangan bahwa reaksi dari asam dan basa adalah reaksi dari serah terima pasangan elektron. Sehingga, terbentuklah suatu ikatan kovalen koordinasi dari reaksi serah terima terima tersebut.

Agar lebih lanjut, berikut contoh dari reaksi yang terjadi antara BF3 dan N(CH3) 3 :

Berdasarkan teori asam basa Lewis, maka BF3 adalah asam karena BF3 mampu menerima sepasang electron. Sementara itu, NH3 adalah senyawa basa karena dapat menyumbangkan sepasang elektron.

Berdasarkan pandangan Lewis terhadap reaksi dari asam basa tersebut, maka Lewis pun berpendapat bahwa asam merupakan sebuah molekul maupun ion yang dapat menerima pasangan elektron, sedangkan basa merupakan sebuat molekul atau ion yang mampu memberikan pasangan elektronnya.

Teori yang diusung oleh Lewis ini memiliki beberapa keunggulan, berikut penjelasannya.

  1. Teori asam basa yang diusung oleh Lewis ini mampu menjelaskan sifat asam serta basa dalam pelarut lain maupun ketika asam basa tidak memiliki pelarut. Sama halnya dengan teori asam basa yang diusung oleh Bronsted dan Lowry.
  2. Lewis dengan teorinya mampu menjelaskan sifat asam basa molekul maupun ion yang memiliki pasangan elektron bebas maupun yang mampu menerima pasangan elektron bebas. Contohnya seperti pada pembentukan yang terjadi pada senyawa kompleks.
  3. Teori asam basa Lewis mampu menerangkan sifat basa yang berasal dari zat organik contohnya seperti DNA maupun RNA yang memiliki kandungan atom nitrogen serta memiliki pasangan elektron bebas.

Kesimpulan Teori Asam Basa Lewis

Dari penjelasan di atas mengenai teori asam basa yang diusung oleh Lewis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Menurut Gilbert Newton Lewis, asam merupakan sebuah molekul atau ion yang dapat menerima pasangan elektron. Sedangkan basa merupakan sebuah molekul atau ion yang mampu memberikan pasangan elektronnya. Lewis juga mampu menjelaskan teori asam basa dengan menjelaskan sifat asam, basa dalam pelarut baik air atau selain air serta bahkan mampu menjelaskan sifat asam dan basa tanpa pelarut sekalipun.

Dalam teori Lewis tersebut, asam memiliki peran sebagai pasangan elektron H+ saja, melainkan senyawa asam juga dapat berperan sebagai senyawa dengan orbital pada sebuah kulit valensi kosong contohnya seperti BF3.

Itulah ketiga teori asam basa yang dikemukakan oleh beberapa ahli kimia. Grameds dapat memperdalam pengetahuan Grameds mengenai teori asam basa ini dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.

Kimia Dasar: RONY SETIANTO, TATIANA SISKA WARDANI

Kimia Dasar: RONY SETIANTO, TATIANA SISKA WARDANI

beli sekarang

Salah satu buku yang dapat Grameds beli dan berkaitan dengan senyawa asam basa adalah buku berjudul “Kimia Dasar” yang ditulis oleh Rony Setianto dan Tatiana Siska Wardani. Buku ini dapat Grameds beli di Gramedia.com ya!

Sifat Asam dan Basa

Setelah memahami teori asam basa dari para ahli, Grameds juga perlu mengetahui sifat asam basa, agar lebih mudah dalam membedakan senyawa asam basa tersebut. Berikut penjelasannya.

  1. Sifat senyawa asam

Senyawa asam memiliki beberapa sifat sebagai berikut.

  1. Cenderung memiliki rasa yang masam atau asam.
  2. Memiliki sifat yang merusak atau korosif.
  3. Mampu mengubah warna kertas lakmus biru menjadi berwarna merah.
  4. Memiliki sifat elektrolit serta mampu menghantarkan arus listrik.
  5. Asam mampu menghasilkan gas hidrogen ketika bereaksi dengan unsur maupun senyawa logam.
  6. Senyawa asam dapat menghasilkan ion H+ atau ion hidrogen apabila dilarutkan dalam air.
  1. Sifat senyawa basa

Berikut beberapa sifat senyawa basa yang dapat membedakan dari senyawa asam.

  1. Cenderung memiliki rasa yang pahit.
  2. Memiliki sifat kaustik serta dapat merusak kulit.
  3. Basa memiliki tekstur licin serta bersabun.
  4. Senyawa basa mampu mengubah warna kertas lakmus merah menjadi warna biru.
  5. Senyawa basa memiliki sifat elektrolit atau mampu menghantarkan arus listrik.
  6. Basa akan menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil apabila dilarutkan dalam air.

Rumus dan Besaran dalam Teori Asam Basa

Perlu diketahui bahwa rumus atau besaran yang digunakan dalam teori asam basa adalah derajat dari keasaman serta dinotasikan sebagai pH yang merupakan konsentrasi dari ion H+ yang ada pada larutan tersebut.

Huruf p dalam notasi pH berasal dari kata potenz yang berarti pangkat, sedangkan H dalam notasi pH untuk menyatakan atom hidrogen. Berikut persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai pH.

pH = – log [H+]

Itulah penjelasan dari teori-teori asam basa yang dicetuskan oleh beberapa ahli terkemuka lengkap dengan contoh serta rumus untuk menentukan nilai pH.

Grameds dapat mempelajari lebih lanjut mengenai rumus-rumus kimia atau keilmuan lain yang sesuai dengan minat bakat Grameds dengan membaca dan membeli buku di Gramedia karena sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia senantiasa menyediakan buku referensi berkualitas. Beli dan baca bukunya sekarang juga!

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Restu N

Perkenalkan nama saya Restu dan suka menulis. Dunia menulis ini selalu membantu saya dalam menambah informasi sekaligus bisa memberikan informasi kepada pembaca. Ada banyak tema yang sudah pernah saya tulis dan saya juga suka dengan dunia pelajaran kimia.

Kontak media sosial Instagram saya Restu