Kimia

Reaksi Kimia: Pengertian, Ciri-ciri, Faktor, dan Contohnya

contoh reaksi kimia
Written by Restu N

Reaksi kimia bisa terjadi di mana saja bahkan di sekeliling kita dan kapan saja. Tidak hanya di laboratorium saja, sebuah materi yang berinteraksi dalam membentuk produk baru disebut reaksi kimia. seperti saat sedang memasak atau membersihkan halaman rumah juga termasuk aktivitas yang bisa menimbulkan reaksi kimia.

Tubuh manusia pun juga mengalami perubahan kimia, contohnya seperti saat berolahraga atau bahkan bernafas. Untuk mengetahui reaksi kimia lebih lanjut, simak tulisan berikut.

Pengertian Reaksi Kimia

Reaksi kimia adalah bagian integral dari teknologi, budaya dan kehidupan manusia. Melebur besi, membuat gelas, menyeduh teh serta membuat keju adalah beberapa contoh kegiatan yang menggabungkan reaksi kimia yang telah digunakan selama ribuan tahun. Reaksi kimia sangat banyak di bumi, atmosfer dan lautan.

Reaksi kimia atau perubahan kimia ada di sekitar kita, dari metabolisme makanan dalam tubuh hingga bagaimana cahaya matahari bisa diserap oleh tubuh manusia. Ada dua jenis perubahan yaitu perubahan kimia dan perubahan fisik.

Contohnya adalah lilin yang menyala. Seiring berjalannya waktu, lilin yang utuh akan berubah menjadi parafin. Pembakaran dari sebuah lilin merupakan reaksi kimia atau perubahan kimiawi sedangkan perubahan lilin menjadi sebuah parafin disebut dengan perubahan fisik.

Reaksi kimia harus dibedakan dari perubahan fisik. perubahan fisik meliputi perubahan keadaan seperti es batu mencair menjadi air, air menguap menjadi uap. Jika terjadi perubahan fisik, maka sifat fisik dari suatu zat akan berubah tetapi identitas kimianya akan tetap sama.

Tidak peduli bagaimana keadaan fisiknya, air (H2O) adalah senyawa yang sama. Namun, jika air sebagai es, cairan atau uap bertemu dengan natrium (Na) maka akan berubah menjadi (NaOH). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan kimia.

Reaksi kimia adalah suatu proses di mana satu atau lebih zat, diubah menjadi satu atau zat yang berbeda dan menghasilkan produk yang baru. Zat adalah unsur atau senyawa kimia. Reaksi kimia mengatur ulang atom reaktan untuk membuat zat yang berbeda.

Reaksi kimia umumnya terjadi dengan perubahan fisik, produksi panas, perubahan warna dll. Laju dari perubahan reaksi bergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tekanan dan suhu.

Karena banyak sekali reaksi kimia yang terjadi di sekitar kita, nomenklatur (penamaan dalam bidang ilmu) dikembangkan untuk menyederhanakan cara manusia untuk mengekspresikan reaksi kimia dalam bentuk persamaan kimia. Persamaan kimia adalah pernyataan matematis yang melambangkan pembentukan produk dari reaktan sekaligus menyatakan kondisi tertentu yang menjadi alasan terjadinya reaksi.

Reaktan berada di sisi kiri, sedangkan produk yang terbentuk berada di sisi kanan dan dihubungkan oleh anak panah. Kamu bisa lihat contohnya di bawah ini,

A + B → C + D

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa A dan B adalah sebuah reaktan yang bereaksi dan membentuk produk C dan D. Dalam persamaan kimia yang sebenarnya, reaktan dilambangkan dengan rumus kimianya. Berdasarkan kekekalan massa, persamaan kimia harus seimbang, yaitu jumlah atom di kedua sisi harus sama. Kamu bisa lihat contohnya di bawah ini.

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Dari persamaan kimia di atas dapat dilihat bahwa jumlah atom di sisi sebelah kiri memiliki jumlah yang sama dengan jumlah atom di sebelah kanan.

Dalam memahami reaksi kimia, Grameds dapat membaca buku SMA Kelas 10 – Kimia – Memahami Kimia oleh Irvan Permana yang dapat membantu kamu lebih memahami hal dasar mengenai kimia.

beli sekarang

Ciri-Ciri Reaksi Kimia

Seperti yang sudah diketahui, reaksi kimia terjadi jika satu zat atau lebih diubah menjadi zat baru. Ini berarti komposisi kimia suatu zat sudah berubah. Perlu untuk diingat bahwa materi tidak diciptakan atau bisa dihancurkan dalam reaksi kimia. Namun, suatu zat hanya dapat diatur ulang untuk membentuk zat lain yang baru. Zat baru ini bisa dalam bentuk materi apapun. Berikut adalah tanda atau ciri-ciri dari perubahan kimia.

1. Perubahan Warna

Kamu mungkin pernah menyadari suatu barang yang berubah warnanya. Misalnya, sepeda yang kamu letakkan di luar rumah akan berubah warna jika sering terkena air hujan dan panas matahari. Sepeda yang tadinya memiliki warna yang mengkilap akan berubah menjadi pudar. Terlebih lagi sepedamu akan memiliki karat. karat yang terbentuk pada sepeda merupakan hasil reaksi dari besi logam dengan oksigen dan air di udara. Ini membentuk senyawa baru yang disebut oksida besi. Perubahan warna sepeda menjadi karat menunjukan bahwa telah terjadi perubahan kimia.

2. Perubahan Suhu

Ciri kedua dari reaksi kimia adalah adanya perubahan suhu. Ketika energi diserap atau dilepaskan, hal ini menandakan adanya perubahan kimia. Kembang api adalah salah satu contoh perubahan kimia yang menghasilkan perubahan suhu dan memancarkan cahaya. Kembang api mengandung bahan bakar dan zat pengoksidasi. Saat pengoksidasi memecah bahan bakar, ia melepaskan sejumlah besar energi dan sebagian energi ini dilepaskan sebagai panas.

3. Formasi Presipitasi

Ketika kamu mencampur dua garam, mungkin saja akan membentuk zat padat dan mengendap dari larutan. Selain itu, jika kamu mencampur dua cairan dan kemudian melihat zat padat di gelas kimia mu, maka telah terbukti bahwa adanya perubahan kimia.

Reaksi Presipitasi sangat penting untuk memastikan bahwa air bisa dikonsumsi oleh manusia secara aman. Fasilitas pemurnian air memanfaatkan fakta bahwa mereka dapat menambahkan bahan kimia ke air yang akan bereaksi dengan pengotor dalam air dan mengendap. Kemudian air yang sudah murni dapat disaring dari padatan yang mengandung kotoran.

4. Menghasilkan Gas

Produksi gas merupakan tanda yang jelas jika terjadi perubahan kimia. Salah satu contohnya adalah ketika kamu memanggang kue. Saat kamu menggigit kue dan melihat lubang-lubang kecil di kue, ini menandakan zat yang mengembang seperti soda kue atau baking powder bereaksi dengan komponen asam kue untuk menciptakan karbon dioksida.

Gas inilah yang membantu kue mengembang ketika di oven. Namun hal ini berbeda ketika kamu memasak air. Kamu mungkin saja melihat gelembung-gelembung ketika air sudah mendidih, namun perlu diingat bahwa struktur kimianya belum berubah dan belum terbentuk senyawa baru.

5. Emisi Cahaya

Ada banyak reaksi yang menghasilkan cahaya salah satu contoh yang sering kamu saksikan ketika membengkokan ‘lightstick. Ketika lightstick dibengkokkan akan memulai reaksi antara hidrogen peroksida dan ester fenil oksalat yang menghasilkan emisi cahaya.

Mempelajari kimia dan juga reaksi kimia bukanlah yang mudah, melalui buku Why? Chemistry – Kimia oleh YeaRimDang, pembelajaran yang ada akan dikemas dalam bentuk materi sehingga lebih menarik untuk dibaca.

beli sekarang

Faktor-Faktor Reaksi Kimia

Reaksi kimia bukan terjadi begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan reaksi kimia itu terjadi. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi kimia, yaitu:

1. Konsentrasi Reaktan

Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan. secara teori, laju reaksi harus meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi karena laju tersebut berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan. Laju reaksi akan menurun seiring waktu karena konsentrasi reaktan menurun.

2. Tekanan

tekanan adalah cara lain untuk mengekspresikan konsentrasi gas. Jumlah tumbukan akan meningkat seiring meningkatnya tekanan gas. Oleh karena itu laju reaksi yang melibatkan reaktan gas juga meningkat seiring meningkatnya tekanan. Namun hal ini tidak berpengaruh pada reaksi yang melibatkan reaktan dalam benda padat atau cair.

3. Suhu

Energi kinetik akan meningkat dengan kenaikan suhu. Maka dari itu, jumlah molekul dengan energi lebih besar dari energi ambang juga meningkat. Akibatnya, jumlah tumbukan efektif antara molekul reaktan juga akan meningkat. Namun laju reaksi akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu tidak selamanya benar. Reaksi tertentu seperti reaksi biologis yang dikatalisis oleh enzim dapat diperlambat dengan peningkatan suhu karena enzim dapat kehilangan aktivitasnya.

4. Katalis

Katalis adalah sebuah zat yang mengubah laju reaksi tanpa dikonsumsi atau tanpa mengalami perubahan kimia selama bereaksi. Katalis meningkatkan laju reaksi dengan menyediakan jalur baru dengan energi aktivasi yang lebih rendah ketika bereaksi.

Dalam kasus reaksi yang dapat dibalik, katalis menurunkan energi aktivasi dari reaksi maju dan mundur pada tingkat yang sama dan membantu dalam mencapai keseimbangan yang tepat. Beberapa zat dapat menurunkan laju reaksi.

Ini umumnya disebut sebagai katalis atau inhibitor negatif. Mereka mengganggu reaksi dengan membentuk kompleks yang relatif stabil dan membutuhkan lebih banyak energi. Dengan demikian kecepatan laju reaksi jadi berkurang.

5. Sifat Reaktan

Laju reaksi bergantung pada sifat ikatan dalam sebuah reaktan. Biasanya senyawa ionik bereaksi lebih cepat daripada senyawa kovalen. reaksi antara senyawa ionik dalam air terjadi sangat cepat karena hanya melibatkan pertukaran ion yang telah dipisahkan dalam larutan air.

Misalnya AgCl diendapkan setelah larutan AgNO3 ditambahkan ke larutan NaCl.  Reaksi ini hanya melibatkan pertukaran ion dan proses ini terjadi dengan sangat cepat. Sedangkan reaksi antara senyawa kovalen berlangsung sangat lambat karena membutuhkan energi untuk memutuskan ikatan yang ada.

6. Orientasi Spesies yang Bereaksi

Reaksi antara reaktan hanya terjadi ketika mereka bertumbukan dengan orientasi yang benar di ruang angkasa. Semakin besar kemungkinan tumbukan antara reaktan dengan orientasi yang tepat maka semakin besar pula laju reaksi.

Orientasi molekul mempengaruhi faktor probabilitas. Molekul sederhana memiliki lebih banyak cara orientasi yang tepat untuk bertumbukan. Oleh karena itu, faktor probabilitasnya lebih tinggi daripada faktor molekul kompleks.

Faktor orientasi juga mempengaruhi interaksi antara reaktan dan katalis. Misalnya dalam kasus reaksi biologis yang dikatalisis oleh enzim yaitu biokatalis. Enzim akan mengaktifkan molekul reaktan di lokasi tertentu. Lokasi lokasi tersebut disebut sebagai situs aktif dan memiliki bentuk dan ukuran yang pasti. Enzim akan kehilangan aktivitasnya saat memanaskan atau mengubah pH atau menambah bahan kimia tertentu.

7. Luas Permukaan

Laju reaksi akan meningkat jika luas permukaan reaktan padat bertambah. Permukaan padat dapat ditingkatkan dengan cara mengubahnya menjadi bubuk halus. Misalnya, reaksi antara seng dan asam klorida terjadi dalam hitungan detik jika logam seng menjadi bubuk halus.

Tetapi reaksinya akan lebih lambat jika berbentuk kawat seng. Hal ini juga berlaku untuk katalis padat yang biasa digunakan dalam bentuk bubuk halus saat melakukan reaksi kimia. Misalnya nikel bubuk halus yang digunakan selama hidrogenasi minyak.

8. Intensitas Cahaya

Laju reaksi fotokimia yang terjadi dengan adanya cahaya akan meningkat seiring dengan peningkatan intensitas cahaya. Dengan meningkatnya intensitas, jumlah foton dalam cahaya juga meningkat.

Oleh karena itu, lebih banyak molekul reaktan mendapatkan energi dengan menyerap lebih banyak foton dan mengalami perubahan kimia. Misalnya laju fotosintesis akan lebih banyak pada hari-hari cerah dibanding ketika musim hujan. Namun, beberapa reaksi fotokimia yang melibatkan radikal bebas tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Satu foton saja sudah cukup untuk memicu pembentukan radikal bebas.

9. Sifat Pelarut

Pelarut dapat mempengaruhi laju dengan banyak cara. Pelarut digunakan untuk melarutkan reaktan. Biasanya pelarut akan membantu memecah gaya kohesif antara ion atau molekul dalam benda padat. Molekul polar cenderung lebih larut dalam pelarut polar dan bereaksi lebih cepat di dalamnya. Sedangkan molekul non polar lebih menyukai pelarut non polar.

Jenis Reaksi Kimia 

Reaksi kimia itu terbagi menjadi 6 macam, yaitu reaksi kimia pembakaran, reaksi kimia kombinasi, reaksi kimia dekomposisi, reaksi kimia perpindahan, reaksi kimia perpindahan ganda, reaksi kimia presitipasi. Penjelasan macam-macam reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut:

1. Reaksi Pembakaran

Reaksi pembakaran adalah reaksi dengan bahan yang mudah terbakar dengan pengoksidasi untuk menghasilkan produk yang teroksidasi. Pengoksidasi adalah bahan kimia yang dibutuhkan bahan bakar untuk membakar, umumnya oksigen. Perhatikan contoh pembakaran logam magnesium.

2Mg + O2 → 2MgO + Panas

Di sini, 2 atom magnesium bereaksi dengan molekul oksigen yang menghasilkan 2 molekul senyawa magnesium oksida yang melepaskan panas dalam prosesnya.

2. Reaksi Kombinasi

Reaksi kombinasi adalah reaksi kimia di mana dua atau lebih reaktan bergabung untuk membentuk satu produk tunggal dikenal sebagai reaksi kombinasi.

bentuk persamaannya seperti di bawah ini:
X + Y → XY

Reaksi kombinasi juga dikenal sebagai reaksi sintesis.
Contoh reaksi kombinasi: 2Na + Cl2 → 2NaCl

3. Reaksi Dekomposisi

Reaksi dimana satu senyawa terurai menjadi dua atau lebih senyawa yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi dekomposisi.

bentuk persamaannya seperti di bawah ini:
XY → X + Y

Reaksi dimana senyawa terurai karena pemanasan dikenal sebagai reaksi dekomposisi termal. Reaksi dekomposisi adalah kebalikan dari reaksi kombinasi.

Contoh reaksi dekomposisi: CaCO3 → CaO + CO2

4. Reaksi Perpindahan

Reaksi kimia di mana unsur yang lebih reaktif menggantikan unsur yang kurang reaktif dari larutan garam.
Bentuk persamaannya adalah
X + YZ → XZ + Y
reaksi perpindahan  juga disebut reaksi substitusi.
Contoh reaksi perpindahan: Zn + CuSO4 → ZnSO4 + Cu

5. Reaksi Perpindahan Ganda

Reaksi perpindahan ganda adalah reaksi kimia yang terjadi di mana ion dipertukarkan antara dua reaktan yang membentuk senyawa baru.
bentuk persamaannya adalah

XY + ZA → XZ + YA

Reaksi perpindahan ganda juga disebut reaksi metatesis
Contoh reaksi perpindahan ganda:

BBaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2NaCl

6. Reaksi Presipitasi

Reaksi kimia yang melibatkan pembentukan produk yang tidak larut (endapan; padatan) disebut reaksi presipitasi. Reaktan dapat larut, tetapi produk yang terbentuk tidak dapat larut dan terpisah sebagai padatan.

Persamaan kimia yang menjelaskan perubahan kimia cukup untuk reaksi dalam larutan, tetapi untuk reaksi senyawa ionik dalam larutan air, persamaan molekul memiliki representasi yang berbeda.

Persamaan molekul dapat menunjukkan rumus reaktan dan produk yang tidak ada dan menghilangkan sama sekali rumus ion yang merupakan reaktan dan produk nyata. Jika zat dalam persamaan molekul yang benar-benar ada sebagai ion terdisosiasi ditulis dalam bentuk ionnya, hasilnya adalah persamaan ionik.

Melalui buku Cara Mudah Belajar Kimia oleh Sutardi, S.Si., M.Sc, Grameds akan diajarkan bagaimana cara mempelajari ilmu kimia secara sistematis yang dirangkum lengkap pada buku ini.

beli sekarang

Contoh Reaksi Kimia

Supaya lebih mudah dalam memahami apa itu reaksi kimia, maka kamu perlu mengetahui beberapa contohnya. Berikut adalah beberapa contoh reaksi kimiawi yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari:

1. Reaksi Kimia Fotosintesis

Tumbuhan juga mengalami reaksi kimia yang disebut fotosintesis untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen. Reaksi kimia fotosintesis merupakan salah satu reaksi kimia sehari-hari yang paling umum karena inilah cara tumbuhan menghasilkan makanan untuk mereka sendiri serta mengubah karbon dioksida menjadi oksigen.

2. Reaksi Kimia Pembakaran

Contoh reaksi kimia yang sering kita temukan selanjutnya adalah pembakaran. Ketika kamu menyalakan korek api, menyalakan kompor, atau menyalakan panggangan, kamu akan melihat reaksi kimia yaitu pembakaran. Pembakaran menggabungkan dua molekul yaitu molekul energi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida dan air.

3. Pencernaan Makanan

Ribuan reaksi kimia terjadi selama proses pencernaan makanan. Ketika kamu memasukan makanan ke dalam mulut, enzim di air liur mulai memecah gula dan karbohidrat menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk diserap oleh tubuh.

4. Reaksi Sabun dan Deterjen

Sabun dan deterjen membersihkan badan atau pakaian melalui reaksi kimia. Sabun mengemulsi kotoran yang menempel sehingga bisa dibersihkan dengan air.

5. Memasak

Dalam memasak, tentunya kita menggunakan panas untuk merubah senyawa di dalam makanan. Contohnya ketika kamu merebus telur, hidrogen sulfida yang dihasilkan dari memanaskan putih telur akan bereaksi dengan zat besi yang terdapat dalam kuning telur.

Kesimpulan

Reaksi kimia merupakan suatu perubahan zat yang terjadi untuk menghasilkan zat baru. Perubahan zat itu sebenarnya sudah ada dalam kehidupan kita sehari-hari, salah satunya adalah pada saat diri kita sedang mencerna makanan. Reaksi kimia dapat terjadi karena komposisi kimia pada suatu zat berubah menjadi komposisi kimia yang baru.

Dari pembahasan reaksi kimia di atas, dapat dikatakan bahwa terjadinya reaksi kimia dapat kita lihat pada saat adanya perubahan perubahan warna, perubahan suhu, emisi cahaya, dan sebagainya. Demikian, pembahasan tentang reaksi kimia, semoga bisa bermanfaat, Grameds.

Reaksi kimia apa saja?

1. Reaksi Pembakaran 2. Reaksi Kombinasi 3. Reaksi Dekomposisi 4. Reaksi Perpindahan 5. Reaksi Perpindahan Ganda 6. Reaksi Presipitasi

Reaksi kimia terjadi karena apa?

reaksi kimia terjadi jika satu zat atau lebih diubah menjadi zat baru. Ini berarti komposisi kimia suatu zat sudah berubah. Perlu untuk diingat bahwa materi tidak diciptakan atau bisa dihancurkan dalam reaksi kimia.

Bagaimana ciri ciri terjadinya suatu reaksi kimia?

1. Perubahan Warna 2. Perubahan Suhu 3. Formasi presipitasi 4. Menghasilkan gas 5. Emisi Cahaya

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Rekomendasi buku :

1. Ensiklopedia Kimia Volume 1: Sejarah Kimia, Atom & Molekul

beli sekarang

2. Buku Pengayaan Kimia: Atom, Ion, dan Molekul

beli sekarang

3. Inti Materi Fisika – Kimia Sma Kls 10,11,12

beli sekarang

sumber:
Kotz, John C. Chemical Reaction. Britannica.
Helmenstine, Anne Marie. 2020. Examples of Chemical reactions in Everyday Life. Thought.co

About the author

Restu N

Perkenalkan nama saya Restu dan suka menulis. Dunia menulis ini selalu membantu saya dalam menambah informasi sekaligus bisa memberikan informasi kepada pembaca. Ada banyak tema yang sudah pernah saya tulis dan saya juga suka dengan dunia pelajaran kimia.

Kontak media sosial Instagram saya Restu