Kimia

Jenis-Jenis Plastik dan Bahaya yang Terkandung di Dalamnya

Jenis-Jenis Plastik dan Bahaya yang Terkandung di Dalamnya
Written by Restu N

Jenis-jenis Plastik – Hampir setiap hari kita menggunakan wadah plastik untuk berbagai kebutuhan. Namun, tahukah kamu bahwa plastik memiliki ragam jenis dan beragam pula bahaya yang bisa ditimbulkan darinya? Selain itu, plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai karena membutuhkan waktu puluhan bahkan hingga ribuan tahun. Mengetahui dan mengenal jenis-jenis plastik dapat membantu kita lebih bijak dalam memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang tepat.

Istilah plastik sendiri mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan kualitas plastik. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik.

Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, ketahanan, dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan, dipastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri. Plastik dapat juga merujuk ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress, lihat keplastikan (fisika) dan ductile.

Pellet atau bijih plastik yang siap diproses lebih lanjut (injeksi molding, ekstrusi, dan lain-lain).

Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara, tetapi paling umum dengan melihat polimernya (vinyl chloride, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dan lain-lain). Plastik merupakan polimer; rantai panjang atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang atau “monomer”.

Plastik umumnya terdiri atas polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine, atau belerang (beberapa di antaranya juga tersusun dari silikon). Polimer plastik adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan “bergantung” dari tulang-belakang (biasanya “digantung” sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup “pendant” telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, “shellac“) sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, “nitrocellulose“) dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti epoxy, polyvinyl chloride, dan polyethylene).

Sejarah Umum Plastik

Sejarah plastik di muka bumi ini diawali oleh Alexander Parkes yang pertama kali memperkenalkan plastik pada sebuah eksibisi internasional di London, Inggris tahun 1862. Plastik temuan Parkes disebut Parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa.

Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, tetapi dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa Parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan.

Selanjutnya, bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan oleh seorang ahli kimia dari New York bernama Leo Baekeland pada 1907. Dirinya mengembangkan resin cair yang diberi nama Bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh, dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak.

Pada 1933, Ralph Wiley, pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara tidak sengaja menemukan plastik jenis lain, yaitu Polyvinylidene Chloride atau populer dengan sebutan Saran. Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, tetapi belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkuk, piring, panci, dan bahkan di lapisan saran sendiri. Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan makanan agar kesegaran makanan tersebut terjaga.

Kemudian pada tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O. Gibson, yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory, menemukan Polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang sangat besar bagi dunia. Dikarenakan ringan dan tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar.

Pada 1940, penggunaan Polyethylene sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau sekitar 270 kilogra,. Setelah perang berakhir, plastik inilah yang menjadi semakin populer dan saat ini digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan.

Berawal dari pembungkus roti, penggunaan plastik secara massal dimulai pada 1974 ketika perusahaan-perusahaan ritel raksasa di Amerika Serikat seperti Sears dan Jordan Marsh mulai menggunakan kantong plastik sebagai alternatif kantong kertas. Pada 1977, kantong plastik mulai digunakan di toko-toko kelontong yang berada di Amerika Serikat dan Kanada.

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20. Benda ini berkembang secara luar biasa penggunaannya, dari yang awalnya hanya beberapa ratus ton pada 1930-an, meningkat menjadi 150 juta ton/tahun pada 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada 2005. Saat ini, penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60 kilogram/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80 kilogram/orang/tahun, dan di India hanya 2 kilogram/orang/tahun.

Jenis-Jenis Plastik Secara Umum

Plastik merupakan komponen penting dan menjadi bahan baku dari banyak barang yang sering kita gunakan sehari-hari. Namun, pernahkah kamu memperhatikan logo pada barang berbahan plastik tersebut? Logo tersebut dimaksudkan sebagai identitas bahan yang digunakan untuk membuat plastik. Jenis plastik ini nantinya akan memudahkan kita dalam memilih yang sesuai untuk kebutuhan serta bisa didaur ulang atau tidak.

Secara umum, plastik dapat dibedakan menjadi tujuh jenis tingkatan. Masing-masing jenis plastik tersebut memiliki kandungan dan bahaya kesehatan yang berbeda. Jadi, siapa saja dianjurkan untuk tidak sembarangan dalam memanfaatkan berbagai barang keperluan dari bahan plastik. Lantas, apa saja jenisnya dan apa kegunaannya?

1. PETE (Polythylene Terephthalate) atau Kode 1

PETE atau PET merupakan salah satu plastik yang sering digunakan sebagai wadah makanan dan sering kita jumpai di berbagai kemasan botol air mineral dan pembungkus makanan atau minuman. Jenis plastik ini hanya bisa digunakan sekali saja dan tentunya bukan untuk dipakai berulang kali.

Jika kita menggunakan berulang kali akan meningkatkan risiko bahan plastik dan bakteri atau kuman yang berkembang ikut terkonsumsi. PETE merupakan jenis plastik yang sulit untuk dibersihkan dari bakteri dan dapat bersifat racun apabila salah menggunakannya.

2. HDPE (High-Density Polyethylene) atau Kode 2

HDPE merupakan jenis plastik yang biasanya sering dijumpai di berbagai jenis botol, misalnya botol susu, botol detergen, botol sampo, botol pelembap, botol minyak, mainan, dan beberapa tas plastik. Jenis plastik tersebut bisa dikatakan yang paling aman untuk digunakan kembali atau didaur ulang.

Proses daur ulang plastik jenis ini tidak membutuhkan bahan dan biaya yang mahal. Namun, HDPE direkomendasikan hanya untuk satu kali pemakaian saja karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring berjalannya waktu. Senyawa tersebut dapat menimbulkan beragam masalah, seperti mengakibatkan iritasi kulit, menimbulkan gangguan pernapasan, menimbulkan gangguan siklus menstruasi, dan menyebabkan keguguran.

3. PVC (Polyvinyl Chlorida) atau Kode 3

Plastik PVC merupakan jenis plastik dengan sifat lembut, fleksibel, dan dapat didaur ulang. Plastik jenis ini sering kali digunakan untuk membuat pembungkus makanan, botol minyak sayur, pipa plastik, komponen kabel komputer dan IT, serta mainan anak-anak seperti pelampung renang. Namun, jenis ini ternyata dikhawatirkan mengandung berbagai racun yang dapat mencemari makanan. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak menggunakan PVC ini sebagai pembungkus makanan.

4. LDPE (Low-Density Plyethylene) atau Kode 4

LDPE biasa ditemukan di pembungkus baju, kantong layanan cuci kering, pembungkus buah-buahan agar tetap segar, dan botol pelumas yang memiliki tingkat racun rendah dibandingkan dengan plastik yang lain. Namun, sangat disayangkan karena jenis plastik ini tidak untuk didaur ulang. Pasalnya, daur ulang LDPE digunakan sebagai bahan pembuat ubin lantai.

5. PP (Polypropylene) atau Kode 5

Plastik PP bersifat kuat, ringan, dan tahan terhadap panas. Plastik jenis ini mampu menjaga bahan di dalamnya dari berbagai gangguan luar seperti kelembapan. Tidak hanya sebagai pembungkus makanan, plastik tersebut juga digunakan sebagai ember, kotak margarin, yogurt, sedotan, tali, isolasi, dan kaleng plastik cat karena dianggap aman jika digunakan kembali dan dapat didaur ulang.

6. PS (Polystyrene) atau Kode 6

Polystyrene atau styrofoam merupakan plastik yang murah, ringan, dan mudah dibentuk yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar. Plastik ini sering digunakan sebagai botol minuman ringan, karton telur, kotak makanan, dan pembungkus bahan yang akan dikirim dalam jarak jauh. Namun, sangat disarankan untuk menghindari penggunaan plastik jenis ini karena dapat memicu kanker, gangguan sistem reproduksi dalam tubuh, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Plastik polystyrene juga dapat mengeluarkan zat styrene jika bersentuhan dengan makanan dan minuman, terutama dalam kondisi panas. Zat styrene dilaporkan dapat menimbulkan banyak masalah kesehatan, di antaranya kerusakan otak, mengganggu hormon estrogen wanita yang berakibat kepada masalah reproduksi, mengganggu pertumbuhan dan sistem saraf. Selain itu, bahan ini juga mengandung benzene yang menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker.

7. Bahan Plastik Lain (BPA, Polycarbonate, dan LEXAN) atau Kode 7

Kategori plastik dengan kode 7 lebih sering digunakan dalam pembuatan aksesoris kendaraan atau pabrik lainnya. Namun, penggunaan plastik ini digunakan juga sebagai bahan baku botol minuman bayi dan pembungkus makanan yang sebenarnya sangat tidak dianjurkan karena mempunyai kandungan zat atau senyawa seperti BPA (Bisphenol A) yang dapat mengganggu kerja hormon-hormon tubuh.

Penggolongan Plastik

Plastik juga dapat digolongkan berdasarkan kategori berikut:

1. Sifat Fisikanya

  • Termoplastik, yaitu jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), polikarbonat (PC), dan ABS.
  • Termoset, yaitu jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang atau dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, dan urea-formaldehida.

2. Kinerja dan Penggunaanya

  • Plastik komoditas, yaitu jenis plastik yang memiliki sifat mekanik tidak terlalu bagus dan tidak tahan panas. Pengaplikasiannya di barang-barang elektronik, pembungkus makanan, dan botol minuman. Contoh: PE, PS, ABS, PMMA, dan SAN.
  • Plastik teknik, yaitu jenis plastik yang tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C, dan memiliki sifat mekanik bagus. Pengaplikasiannya di komponen otomotif dan elektronik. Contoh: PA, POM, PC, dan PBT.
  • Plastik teknik khusus, yaitu jenis plastik yang memiliki temperatur operasi di atas 150 °C dan sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²). Pengaplikasiannya di komponen pesawat. Contohnya: PSF, PES, PAI, dan PAR.

3. Berdasarkan Jumlah Rantai Karbonnya

  • 1 ~ 4 Gas (LPG dan LNG).
  • 5 ~ 11 Cair (bensin).
  • 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah.
  • 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk).
  • 25 ~ 30 Padat (parafin dan lilin).
  • 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren dan polietilen).

4. Berdasarkan Sumbernya

  • Polimer alami, yaitu kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, dan rambut.
  • Polimer sintetis, yaitu jenis plastik yangterdapat di alam, tetapi dibuat melalui proses buatan (karet sintesis. Polimer alami yang dimodifikasi adalah seluloid dan cellophane (bahan dasarnya dari selulosa, tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal, sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya). Contohnya adalah nylon, poliester, polipropilen, dan polistiren.

5. Proses Manufaktur Plastik

  • Injeksi molding, yaitu bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.
  • Ekstrusi, yaitu bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinu.
  • Thermoforming, yaitu lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.
  • Tiupan molding, yaitu biji plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinu diekstrusi membentuk pipa (parison), kemudian ditiup di dalam cetakan.

Bahaya Sampah Plastik bagi Manusia dan Lingkungan

Banyaknya sampah plastik di sekitar kita berdampak langsung terhadap manusia dan lingkungan. Sebagian besar sampah plastik tersebut berasal dari plastik kemasan sekali pakai yang sebagian besarnya sangat sulit didaur ulang, apalagi diuraikan alam.

Konsumsi berlebih terhadap plastik belakangan ini menjadi perhatian utama masyarakat dunia. Pasalnya, bahaya sampah plastik yang mengancam keberlangsungan kehidupan manusia dan bumi amat sangat mengerikan. Oleh karena itu, penggunaan plastik sudah seharusnya dibatasi, bahkan dikurangi demi kepentingan kita semua.

Berikut ini sejumlah bahaya sampah plastik yang perlu dihindari manusia:

  • Mencemari tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah.
  • Racun-racun dari partikel plastik yang mengendap ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
  • PCB tidak dapat terurai, sehingga bisa menjadi racun berantai bagi binatang, tanaman, maupun manusia.
  • Jenis jenis plastik kemasan sekali pakai dapat mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah.
  • Sampah plastik di alam dapat menurunkan kesuburan akibat terhalangnya sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk peyubur tanah.
  • Plastik kemasan sangat sulit diurai dan bisa memakan waktu ratusan hingga jutaan tahun.
  • Membahayakan hewan-hewan, terutama yang berada di darat dan di laut.
  • Sampah plastik yang dibuang sembarangan ke sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai, penyumbatan aliran sungai, hingga banjir.

Cara Meminimalisir Penggunaan Plastik

Setelah mengetahui jenis-jenis plastik dan bahaya yang dapat ditimbulkannya, kamu bisa turut serta mengurangi penggunaannya agar dapat terhindar dari bahayanya. Berikut langkah yang mudah dilakukan dan dapat kamu mulai dari kebiasaan sehari-hari:

  • Ganti kantong plastik untuk belanja jadi tas kain.
  • Bawa selalu botol minuman sendiri.
  • Hindari penggunaan sedotan plastik.
  • Jika menerima kantong plastik, simpan untuk kebutuhan yang aman digunakan berulang kali.

Nah, kini kita tidak perlu takut dengan bahayanya, tetapi harus bijak dalam menanggapinya. Yuk, jaga dan lestarikan lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik dalam hidup kita. Sudah saatnya kita kurangi penggunaan plastik untuk melindungi makhluk hidup dan juga bumi kita.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi sahabat Grameds! Daripada disimpan dan dibaca sendiri, lebih baik share artikel ini ke media sosial. Jangan lupa bookmark artikel-artikel dari Gramedia untuk informasi menarik lainnya.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

 

About the author

Restu N

Perkenalkan nama saya Restu dan suka menulis. Dunia menulis ini selalu membantu saya dalam menambah informasi sekaligus bisa memberikan informasi kepada pembaca. Ada banyak tema yang sudah pernah saya tulis dan saya juga suka dengan dunia pelajaran kimia.

Kontak media sosial Instagram saya Restu