Bahasa Indonesia

Mengenal Huruf Konsonan dan Perbedaan dengan Huruf Vokal

Huruf Konsonan
Written by Siti Badriyah

Mengenal Huruf Konsonan – Sama halnya dengan bahasa Inggris, abjad dalam bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf, yaitu A sampai dengan Z. Abjad dalam bahasa Indonesia meliputi A sampai dengan Z. Cara membaca bahasa Inggris di sisi lain berbeda dengan cara membaca huruf dalam bahasa Indonesia.

Huruf Konsonan

Alfabet (因為光遇見你/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Sebagaimana dikutip dari buku berjudul Say It: Keunikan Bunyi Bahasa Inggris yang ditulis oleh Gunawan Tambunsaribu, bunyi alphabet sound (huruf dasar) merupakan pelajaran paling dasar ketika pertama kali belajar bahasa apa saja. Pengucapan bunyi abjad dikenal dengan nama aktivitas mengeja.

Cara membaca abjad dalam bahasa Indonesia dapat diawali dengan mengeja, yaitu mengucapkan bunyi setiap huruf. Aktivitas tersebut dalam bahasa Inggris disebut dengan spelling. Berikut ejaan abjad bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Huruf Konsonan

Cara membaca abjad dalam bahasa Indonesia dan Inggris (Fandy Aprianto Rohman/Public domain).

Asal-Usul Istilah Konsonan

Huruf Konsonan

Huruf M, C, F, K, G, dan N termasuk konsonan (JIP/Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International).

Kata consonant beraawal dari kata dasar tak langsung dalam bahasa Latin, yakni cōnsonant-, dari cōnsonāns yang memiliki pengertian “(huruf) yang berbunyi secara beriringan”, yang juga merupakan salah satu kata pinjam yang berasal dari bahasa Yunani, yakni σύμφωνον sýmphōnon.

Seperti yang pernah dikemukakan oleh Plato, sýmphōna merupakan konsonan letup, yang diartikan sebagai “tidak dapat disebut dengan bunyi vokal”. Namun, istilah ini tidak dapat diaplikasikan ke dalam konsonan aproksiman yang bisa dilafalkan tanpa vokal dalam beberapa bahasa, misalnya di akhir perkataan button dan bottle dalam bahasa Inggris.

Perbedaan Huruf Konsonan dan Vokal

Menurut penjelasan yang ada di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), terdapat huruf-huruf yang dipakai untuk penulisan bahasa Indonesia. Beberapa huruf yang dimaksud adalah huruf vokal, konsonan, dan diftong. Huruf vokal dan konsonan adalah dua jenis huruf yang berbeda dalam susunan alfabet.

Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku PUEBI.

1. Huruf Vokal

Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam tata bahasa Indonesia. Huruf ini terdiri atas lima huruf, yaitu A, I, U, E, dan O. Berikut akan dipaparkan untuk pelafalan kata yang benar.

  • Diakritik (é) dilafalkan dengan [e], misalnya “anak-anak bermain di teras rumah” (téras).
  • Diakritik (è) dilafalkan dengan [ɛ], misalnya “kami menonton film seri” (sèri).
  • Diakritik (ê) dilafalkan dengan [ə], misalnya “upacara tersebut diikuti oleh para pejabat teras (têras) dari Bank Indonesia”.

2. Huruf Konsonan

Konsonan atau sering kali disebut dengan huruf mati adalah fonem nonvokal, dengan kata lain diwujudkan dengan obstruksi. Jadi, aliran udara yang melewati mulut akan dihambat di tempat-tempat artikulasi. Ada 21 huruf konsonan dalam alfabet Latin dan Indonesia yang mewakili konsonan, yaitu B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y, dan Z.

Namun, abjad latin tidak dapat mewakili segala konsonan yang diucapkan dalam semua bahasa yang ada di dunia. Para ahli linguistik menyusun suatu sistem transkripsi yang melambangkan seluruh bunyi penuturan di dunia untuk menyesuaikan transkripsi pelafalan dari pelafalan yang ada, yaitu Alfabet Fonetis Internasional (Internasional Phonetics Alfabet).

Sampai saat ini, belum ada kata dasar dalam bahasa Indonesia yang berakhiran dengan huruf konsonan C, Q, X, dan Y. Huruf konsonan Q dan X khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Contoh pemakaian huruf Q dan X untuk nama orang, yaitu Qaidhar, Qamar, Vexia, Xenon, Xabiru, dan Max.

Huruf X yang berada di awal kata diucapkan seperti bunyi [s], misalnya nama Xabiru dibaca menjadi [sa.bi.ru], sedangkan jika posisinya berada di tengah atau akhir kata, pengucapannya seperti bunyi [ks], nama Max dibaca menjadi [meks], sedangkan nama Vexia dibaca menjadi [veksia] atau [ve.ksi.a].

Sementara itu, konsonan Y bisa diletakkan di akhir, tetapi dalam bentuk gabungan huruf konsonan (sy), misalnya adalah arasy. Namun, huruf K dalam PUEBI 2015 yang melambangkan bunyi hamzah telah dihilangkan, misalnya “rakyat” dan “bapak”.

Adapun pengucapan konsonan Q yang berada di awal kata diucapkan seperti huruf K, misalnya nama Qamar dibaca dengan [ko.mar] atau [ka.mar]. Selain huruf Q dan X, ada pula konsonan lain yang saat dibaca akan menghasilkan bunyi yang hampir sama, yaitu huruf F dan V. Menurut tata bahasa Indonesia, kedua huruf tersebut terdengar sama ketika diucapkan, meskipun penulisannya berbeda. Lain halnya dengan pengucapan dalam bahasa Inggris, huruf V terdengar lebih tebal daripada huruf F.

Contoh pengaplikasiannya adalah di kata “fakir” dan “variasi”. Bunyi huruf F dan V di kedua kata itu terdengar sama. Hal itu berbeda halnya dengan kata “familiar” dan “valid” yang ada dalam bahasa Inggris. Pelafalan huruf V dalam kata “valid” akan terdengar lebih berat, bahkan hapir mirip dengan bunyi huruf [w].

Penekanan bunyi huruf dalam tata bahasa Indonesia sebenarnya ada di konsonan Y yang berada di akhir kata, misalnya kata “alay”. Alih-alih diucapkan seperti [a.la.i], kata itu justru diucapkan dengan bunyi [a.lay]. Penekanan bunyi [y] di akhir kata akan terdengar lebih jelas dibandingkan dengan posisinya yang berada di awal maupun tengah kata seperti “payung” dan “yakin”.

3. Huruf Diftong

Diftong adalah kombinasi dari dua huruf yang menciptakan bunyi rangkap. Diftong dalam tata bahasa Indonesia dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

4. Gabungan Huruf Konsonan

Ada empat kombinasi huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi huruf konsonan dalam tata bahasa Indonesia, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Berikut ini diuraikan mengenai beberapa contoh kata yang mengandung kombinasi konsonan.

Gabungan Huruf Konsonan Contoh Posisi Awal Contoh Posisi Tengah Contoh Posisi Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngarai bangun senang
ny nyata banyak
sy syarat musyawarah arasy

Menurut penulisannya, konsonan tersebut terdiri atas dua huruf, tetapi dalam pelafalannya hanya menghasilkan satu bunyi konsonan saja, misalnya gabungan konsonan kh diucapkan seperti bunyi [k] atau [h] tergantung dari penempatannya.

Jika penempatannya berada di awal maupun akhir kata seperti halnya “tarikh” dan “khusus”, kombinasi konsonan kh diucapkan seperti huruf [k]. Sementara itu, jika berada di tengah kata, akan dibaca seperti [h], misalnya kata “akhir” dibaca menjadi [a.hir]. Selanjutnya, gabungan huruf konsonan ny hanya dapat diletakkan di posisi awal dan tengah kata saja. Sampai saat ini, belum ada kata dalam bahasa Indonesia yang tercatat memiliki akhiran huruf ny. Pengucapan ng, ny, dan sy juga menciptakan bunyi yang sama untuk semua penempatan, baik di awal, tengah, dan akhir.

Contoh Huruf Konsonan

Berikut ini contoh pemekaian huruf konsonan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan penempatannya.

  • B: berani, kebal, kebab.
  • C: cicak, kancing, –
  • D: duduk, ada, akad.
  • F: fitrah, kafir, maaf.
  • G: gebrak, pagar, mug.
  • H: hujan, mahir, lemah.
  • J: jerapah, manja, mikraj.
  • K: kelapa, paksa, politik.
  • L: lupa, malang, akal.
  • M: minum, kami, diam.
  • N: nanas, tanah, daun.
  • P: pisang, apa, pengap.
  • Q: Qamar, iqra, Benuaq.
  • R: rasa, perih, memar.
  • S: suka, masak, nanas.
  • T: tidur, mata, tamat.
  • V: Vexia, lava, molotov.
  • W: wangi, mawar, takraw.
  • X : Xabiru, Marxisme, Max.
  • Y: yakin, buyar, alay.
  • Z: zakat, lazim, juz.

Sementara itu, contoh dari gabungan huruf konsonan di antaranya sebagai berikut.

  • kh: khusus, akhir, tarikh.
  • ng: ngarai, mengapa, barang.
  • ny: nyata, banyak, –
  • sy: syarat, musyawarah, arasy.

Itulah artikel terkait “mengenal huruf konsonan” yang bisa kalian gunakan untuk referensi dan bahan bacaan. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kalian, ya. Bagikan juga tulisan ini di akun media sosial supaya teman-teman kalian juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Grameds juga bisa membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca. Semoga bermanfaat!

Rujukan

  • Anam, Ahsanul (2023). Bahasa Indonesia (Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah). Lamongan: Academia Publication.
  • Kusumastuti (2014). Belajar Membaca Itu Mudah: Mengenal Huruf dan Kata. Jakarta: Anak Kita.
  • Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1993). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang Disempurnakan. Jakarta: Grasindo.
  • Waridah, Ernawati (2008). Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawah Pustaka.

Rekomendasi Buku dan E-Book Terkait Huruf Konsonan

1. Dongeng Dialektika: Alfabet Perubahan

Huruf Konsonan

button rahmadBeberapa kejadian berubah perlahan-lahan, seperti es yang mencair menjadi air. Kejadian lain bergerak dengan lebih cepat, seperti kilat menyambar di langit. Entah lambat, entah terasa lebih cepat, setiap perubahan memiliki titik balik. Ketika titik balik terjadi, bentuk baru yang berbeda pun lahir.

Dialektika adalah alat untuk memahami bagaimana alam di sekeliling kita bekerja dan upaya mereka berubah. Ada tiga cara mudah untuk memahami dialektika perubahan, yaitu mengetahui segala hal di dunia ini memiliki lawan yang berseberangan, melihat perubahan terjadi sedikit demi sedikit yang terkadang cepat dan semuanya menghasilkan titik balik, serta mengetahui perubahan bergerak seperti spiral, bukan lingkaran.

Lewat buku Dongeng Dialektika: Alfabet Perubahan, pembaca akan disuguhkan pemahaman bahwa perubahan itu selalu terjadi dapat terjadi karena adanya kekuatan yang paling keras hingga lahirlah titik balik seperti kelahiran, kehancuran, penemuan, dan lain-lain. Buku dongeng ini menghadirkan cerita melalui sudut pandang seorang anak kecil yang melihat hal-hal di sekitarnya dalam ilustrasi menarik penuh warna di setiap halamannya.

Seri lain:

  • Dongeng Dialektika: Dari Berondong Jagung Sampai Negeri Kanguru.
  • Dongeng Dialektika: Hari Potong Rambut.
  • Dongeng Dialektika: Sehari Bersama Reni.
  • Dongeng Dialektika: Jika Ayah Bajak Laut dan Ibu Putri Duyung.
  • Dongeng Dialektika: Melilit Seperti Sulur

2. Kartu Latihan Menulis Alfabet dan Membaca

Huruf Konsonan

button rahmadBuku Kartu Latihan Menulis Alfabet dan Membaca ini sesuai dengan judulnya dikemas untuk anak-anak, mengenalkan kepada anak ada banyaknya alfabet dan cara menulis alfabet tersebut. Belajar mengenal huruf dan belajar membaca bagi anak merupakan bagian penting untuk mendukung proses belajar ketika kelak menginjak bangku sekolah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah anak yang belajar menulis dan membaca sejak kecil akan memberikan stimulus yang berkaitan dengan kemampuan membaca anak kelak. Menulis dan membaca alfabet sendiri memiliki banyak manfaatnya untuk anak, di antaranya:

  • Stimulasi huruf, bukan hanya belajar mengenal huruf. Menulis, mengeja, dan membaca alfabet akan memberikan stimulasi untuk kemampuan-kemampuan yang nantinya dibutuhkan oleh si kecil.
  • Bisa membaca buku sejak dini. Hal ini merupakan pengembangan yang sangat baik jika si kecil sudah bisa membaca sejak dini.
  • Mendukung perkembangan otak anak. Melalui kegiatan menulis dan membaca alfabet, anak akan merangsang otaknya, sehingga kosakata si kecil akan bertambah dan mengembangkan jaringan syaraf otaknya serta koneksi sinaps.
  • Belajar berbagai banyak hal baru lewat membaca, karena tidak dapat dipungkiri dengan membaca akan membuka wawasan dan pengetahuan baru.

Ayo belajar menulis alfabet dan membaca. Buku ini berisi 48 kartu untuk membantu anak mengenal alfabet dan berlatih menulis dan mengeja dengan mudah. Sambil belajar alfabet, anak juga dapat belajar mengenal benda.

3. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Pembentukan Istilah

Huruf Konsonan

button rahmad jpgSebagai pemakai bahasa Indonesia, kita harus mematuhi aturan baku berbahasa yang telah ditentukan oleh pemerintah. Namun demikian, apakah semua penutur bahasa Indonesia pasti memahami aturan berbahasa Indonesia yang paling mutakhir? Jawabannya adalah tidak.

Tidak semua penutur bahasa Indonesia mampu dan mau mematuhi aturan yang sudah ditetapkan, apalagi Ejaan yang Disempurnakan (EYD) sudah mengalami perubahan menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perubahan ini dilakukan sebagai dampak meluasnya ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan seni. Dengan berubahnya kaidah yang digunakan, sudah tentu ada hal-hal baru yang harus kita pelajari.

Buku pedoman penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar selalu diperlukan, kapan saja dan di mana saja. Hampir semua orang menggunakan buku ini, baik untuk untuk keperluan akademis maupun nonakademis. Namun, buku yang memuat secara menyeluruh tentang PUEBI terbaru jarang sekali ditemukan. Oleh karenanya, buku ini hadir di tangan Anda. Buku PUEBI ini antara lain berisi pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan lain sebagainya.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Pembentukan Istilah adalah buku yang disusun oleh Bhuana Ilmu Populer. Buku yang terdiri atas 192 halaman ini berisi materi tentang PUEBI yang dibahas secara lengkap, jelas, dan detail. Segera miliki buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Pembentukan Istilah karya Bhuana Ilmu Populer hanya di Gramedia terdekat atau melalui Gramedia.com.

4. PUEBI — Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pedoman Pembentukan Istilah Terlengkap

Huruf Konsonan

button rahmadBuku PUEBI — Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pedoman Pembentukan Istilah Terlengkap merupakan salah satu buku rujukan yang dapat digunakan untuk membantu seseorang menjadi mahir dalam dunia tulis-menulis. Buku ini sendiri terdiri atas empat bab tentang ejaan, seperti pemakaian huruf, tanda baca, penulisan kata, sampai dengan penulisan unsur serapan yang ditulis, yang berdasarkan dari Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Tidak hanya itu saja, buku ini juga telah dilengkapi dengan berbagai macam cara pembentukan istilah serta penjelasan dan juga contoh paling lengkap.

Dengan segala kelengkapan materi utama dan materi tambahan di dalam buku ini, rasanya buku ini wajib untuk dimiliki oleh para pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pegiat literasi, sampai dengan masyarakat umum lainnya dengan tujuan agar bisa memudahkan dalam mengenal sekaligus mengajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Baca juga:

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah