in , , , ,

Review Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati Karya Brian Khrisna

Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati – Siapa yang tak kenal dengan novel yang satu ini? Novel yang sangat populer dengan mengangkat isu kesehatan mental yang sedang banyak disoroti.

Ditulis oleh Brian Khrisna— yang novel-novelnya tak pernah gagal menarik banyak pembaca dan meninggalkan hal baik di benak banyak orang—Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati menjadi salah satu novel yang memberikan pengaruh besar bagi para pembacanya. Novel yang terdiri dari 216 halaman ini diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia pada 20 Januari 2025.

Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati menyajikan kisah tentang seseorang pengidap depresi akut yang kehidupannya seolah tak pernah mendukungnya. Perlu diketahui, bahwa kisah ini mungkin bisa menjadi pemicu trauma bagi kamu yang mengalami permasalahan yang sama. Maka dari itu, diharapkan kebijaksanaan dari pembaca dalam memahami cerita karya Brian Khrisna ini.

https://cdnwpseller.gramedia.com/wp-content/uploads/2024/04/button_cek-gramedia-com.png

Pada artikel di bawah ini, Gramin akan menampilkan sinopsis dan ulasan novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati, supaya Grameds semakin yakin untuk mendapatkan novel ini. Sebelum itu, kita berkenalan dengan Brian Khrisna dulu, yuk!

Profil Brian Khrisna – Penulis Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Brian Khrisna adalah pria asal Bandung, yang lahir pada 17 Januari 1992. Pria yang satu ini dikenal sebagai penulis yang cukup konsisten melahirkan karya, yakni sudah menerbitkan total sembilan judul buku yang digemari oleh generasi masa kini. Brian Khrisna kerap mengangkat kisah-kisah romansa dan isu sosial yang jarang dibahas, tapi nyata keberadaannya di antara masyarakat.

Sebelum dikenal sebagai seorang penulis, Brian Khrisna dikenal karena memulai karier menulis melalui cuitan dari platform Twitter (sekarang, X) dengan nama pena “Mbeeer”.

Selain itu, ia juga menampilkan tulisannya pada media sosial Kaskus dan Tumblr. Ia sering mengangkat tema percintaan yang digemari banyak remaja.

Bermula dari situ, Brian kemudian berfokus untuk menulis novel dan mencoba mengirimkan hasil tulisannya ke beberapa penerbit. Penerbit mulai menyadari bakat penulis muda yang satu ini, dan akhirnya menerbitkan karya Brian Khrisna. Adapun karya-karya Brian Khrisna yang bisa Grameds temukan selain novel yang dibahas pada artikel ini, di antaranya Merayakan Kehilangan (2016), The Book of Almost (2018), Kudasai (2019), Museum of Broken Heart (2020), Parable (2021), The Matchbreaker (2023), 23:59 (2023), dan Bandung Menjelang Pagi (2024).

Buat Grameds yang ingin mengenal sosok Brian Khrisna lebih dekat, kamu bisa mengikuti akun media sosialnya, karena ia masih aktif membagikan aktivitasnya di media sosial. Grameds  bisa mengikuti akun Instagramnya dengan nama pengguna @brian.khrisna yang telah memiliki jumlah pengikut hingga 89 ribu dan akun X @briankhrisna yang telah memiliki jumlah 365 ribu followers (per Februari 2024).

Melalui media sosial, Brian tak hanya membagikan tulisan-tulisannya, tetapi juga mengedukasi pembaca untuk lebih peduli tentang isu pembajakan buku atau buku palsu, dengan mengedukasi pembaca akan perbedaan buku asli dan buku palsu. Ia juga membagikan pesan bagi pembaca baru untuk membeli buku original, demi menghargai usaha penulis, editor, dan penerbit.

Lalu, sebagai penulis yang masih muda, Brian juga kerap mengajak generasi muda untuk mulai membaca buku apapun, supaya budaya literasi kembali diterapkan.

 

Sinopsis Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Ale, pria berusia 37 tahun dengan tinggi 189 cm dan berat 138 kg, memiliki tubuh besar, kulit gelap, dan masalah dengan bau badan. Sejak kecil, ia tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak memberinya dukungan. Ia tidak pernah memiliki teman dekat dan kerap menjadi sasaran perundungan di sekolah.

Psikiaternya mendiagnosis Ale mengalami depresi berat. Bukan karena ia tidak peduli pada dirinya sendiri, ia justru sangat peduli. Ia telah berulang kali mencoba memperbaiki diri agar dapat diterima di lingkungan sosialnya. Namun, semua usahanya selalu berakhir dengan kegagalan. Bahkan, keluarganya pun tak pernah menjadi tempat ia bersandar ketika membutuhkan dukungan.

Dari semua penderitaan yang ia alami, Ale akhirnya mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Ia menyiapkan segalanya dengan matang agar kematiannya tidak merepotkan siapa pun. Dua puluh empat jam dari sekarang, ia berencana menelan semua obat antidepresan yang dimilikinya. Menjelang waktu itu, Ale membereskan apartemennya yang berantakan, menikmati makanan mahal yang tak pernah ia cicipi, lalu pergi bernyanyi di tempat karaoke sampai mabuk.

Ketika waktu yang ditentukan tiba, Ale sudah siap dengan kemeja dan celana hitam, seolah berpakaian untuk pemakamannya sendiri. Ia mengenakan topi ulang tahun berbentuk kerucut dan meletuskan konfeti kecil yang dibelinya untuk dirinya sendiri.
“Selamat ulang tahun terakhir, Ale,” gumamnya pelan.

Ia menatap botol obat di tangannya dan bersiap menenggaknya sekaligus. Namun, matanya berhenti pada tulisan di label kemasan, anjuran penggunaan setelah makan. Saat itu juga perutnya berbunyi pelan, membuatnya berpikir sejenak. Akhirnya, Ale memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum mengakhiri hidupnya. Setidaknya kali ini, ia bisa membuat keputusan kecil atas kehendaknya sendiri, setelah seumur hidup merasa tak pernah benar-benar punya kendali.

Ale memilih untuk menikmati seporsi mie ayam… sebelum mati.

 

Kelebihan dan Kekurangan Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Pros & Cons

Pros
  • Premis menarik.
  • Bersifat sentimental.
  • Cerita mudah dimengerti.
  • Memberikan motivasi dan semangat.
  • Memberikan harapan baru.
Cons
  • Triggering trauma.
  • Klise.
  • Kedalaman cerita kurang.

 

Kelebihan Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati menjadi novel yang sangat populer sejak masa diterbitkannya. Tak perlu diragukan lagi, novel ini menyajikan banyak sekali kelebihan yang bisa ditemukan semua orang yang membacanya. 

  • Premis menarik

Novel ini memiliki premis yang kuat dan berbeda dari kebanyakan karya sejenis ditambah dengan cara penyampaian ceritanya yang terasa ringan dengan penggunaan bahasa sehari-hari yang enak dibaca.

Brian Khrisna tampak berusaha menyesuaikan diri dengan tren saat ini dengan menggabungkan unsur fiksi dan pesan pengembangan diri yang relevan dengan kehidupan banyak orang.

  • Bersifat sentimental

Cerita dalam novel ini ditulis dengan ketulusan yang begitu terasa hingga mampu membuat pembaca larut dalam emosi. Bagi Grameds yang menyukai kisah dramatis dan penuh sentuhan perasaan, buku ini dapat menjadi pilihan yang sangat tepat untuk kalian karena berhasil menghadirkan pengalaman membaca yang menyentuh hati.

  • Cerita mudah dimengerti

Gaya bahasa yang digunakan sangat ringan dan mengalir, disertai dengan sentuhan humor yang membuat tema berat terasa lebih mudah untuk dicerna. Alurnya berjalan dengan mulus hingga pembaca tidak sadar sudah sampai di akhir cerita.

Setiap tokoh dan latar digambarkan dengan begitu hidup sehingga pembaca dapat ikut merasakan emosi para karakter. Selain itu, ilustrasi hitam putih di awal setiap bab juga menambah daya tarik serta memberikan petunjuk halus tentang kejadian yang akan datang.

  • Memberikan motivasi dan semangat

Buku ini dapat menjadi teman bacaan yang menenangkan ketika seseorang sedang merasa lelah atau kehilangan semangat. Seperti yang disampaikan penulis, kisah dalam novel ini terinspirasi dari pengalaman nyata orang-orang yang berhasil bertahan dari depresi dan menemukan alasan kecil untuk terus hidup.

  • Memberikan harapan baru

Brian tidak berperan sebagai penasihat atau pemberi solusi dalam novel ini. Ia justru menghadirkan kisah yang realistis dan sederhana—menunjukkan bahwa dalam hidup yang keras dan penuh absurditas, hal kecil seperti seporsi mie ayam bisa menjadi alasan untuk menunda keputusan fatal.

Kadang, percakapan singkat dengan orang asing saja bisa mengubah arah hidup seseorang.

 

Kekurangan Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati ini masih memiliki kekurangan, sehingga terdapat celah kecil ketika membaca buku ini.

  • Triggering Trauma

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, cerita dalam novel ini dapat menjadi pemicu bagi pembaca yang memiliki pengalaman serupa dengan tokoh Ale. Kisahnya begitu emosional hingga bisa membangkitkan kembali kenangan buruk dan menimbulkan reaksi yang berat secara psikologis.

Oleh karena itu, bagi pembaca yang pernah mengalami hal serupa, penting untuk membaca dengan kebijaksanaan dan kesiapan emosional.

  • Klise

Beberapa bagian cerita terasa klise dan terkesan dipaksakan untuk terlihat puitis atau mendalam. Gaya penulisan Brian Khrisna di beberapa bagian terasa canggung sehingga sulit bagi pembaca untuk benar-benar terhubung dengan karakter maupun alurnya, terutama di awal cerita. 

  • Kedalaman cerita kurang

Novel ini tampak lebih berfokus pada penyampaian pesan moral dibandingkan pengembangan cerita yang kuat. Seperti karya-karya Brian sebelumnya, kisah ini kembali menyoroti kehidupan kaum marginal, tapi dengan pendekatan yang mirip sehingga terasa berulang. Kedalaman ceritanya pun terkesan dangkal dan tidak memberikan eksplorasi emosional yang lebih luas terhadap karakter dan konflik yang ada.

 

Gejala Depresi

Dari kisah hidup Ale, kita bisa belajar betapa pentingnya menyadari kondisi kesehatan mental dan segera mencari pertolongan ketika merasa ada yang tidak baik-baik saja. Depresi sering kali hadir tanpa disadari, dan jika dibiarkan, bisa semakin berat.

Oleh karena itu, Gramin ingin membagikan beberapa tanda umum depresi agar kamu bisa lebih mengenali gejalanya. Depresi dapat muncul dalam bentuk emosional, psikologis, maupun fisik. Berikut beberapa di antaranya:

  • Perasaan sedih dan hampa

Merasa sedih berkepanjangan, kehilangan semangat, atau merasa hampa hampir setiap hari tanpa sebab yang jelas.

  • Kehilangan minat

Mulai tidak tertarik atau tidak lagi menikmati aktivitas yang sebelumnya terasa menyenangkan.

  • Emosi yang tidak stabil

Lebih mudah tersinggung, merasa frustasi, cemas, atau gelisah, bahkan karena hal-hal kecil.

  • Perasaan tidak berharga

Muncul perasaan bersalah, merasa gagal, atau terus-menerus menyalahkan diri sendiri secara berlebihan.

  • Sulit berpikir dan berkonsentrasi

Mengalami kesulitan untuk fokus, sulit mengambil keputusan, mudah lupa, atau sering kehilangan arah dalam berpikir.

  • Pikiran tentang kematian

Sering terlintas pikiran tentang kematian atau muncul dorongan untuk mengakhiri hidup secara berulang.

  • Kelelahan

Tubuh terasa sangat lelah atau tidak berenergi, sehingga kegiatan sederhana pun terasa berat untuk dilakukan.

  • Gangguan tidur

Mengalami kesulitan tidur di malam hari atau justru tidur terlalu lama dan sulit bangun.

  • Perubahan nafsu makan

Nafsu makan bisa menurun drastis atau justru meningkat tajam, yang berpengaruh pada berat badan.

  • Keluhan fisik

Sering merasa sakit tanpa penyebab yang pasti, seperti sakit kepala, nyeri punggung, atau gangguan pada pencernaan.

 

Penutup

Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati hadir sebagai teman yang setia di saat kesedihan melanda, ketika hidup terasa kosong dan kehilangan arah. Dalam buku ini, Brian Khrisna menghadirkan kisah yang dekat dengan realitas kehidupan, penuh dengan persoalan yang mungkin juga kita rasakan. Ia menyampaikan pesan dengan jujur bahwa di balik segala luka dan keputusasaan, masih ada kebaikan yang menunggu untuk ditemukan.

Novel ini mengingatkan kita bahwa hidup tak selalu berjalan indah, namun selalu ada alasan kecil untuk bertahan, bahkan di tengah gelap sekalipun. Kadang, hal sederhana seperti seporsi mie ayam atau pertemuan singkat dengan seseorang bisa menjadi titik balik menuju harapan yang baru.

Grameds, itu dia ulasan novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati karya Brian Khrisna. Yuk dapatkan novel Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati ini hanya di Gramedia.com!

Sebagai teman untuk menemanimu #TumbuhBersama, kami selalu siap menyediakan informasi terbaik dan terlengkap untuk kamu. Selamat membaca!

 

Rekomendasi Buku

Sisi Tergelap Surga 

Sisi Tergelap Surga

Jakarta kerap menjadi pelabuhan bagi mereka yang datang membawa sekoper harapan. Mereka yang siap bertaruh dengan nasibnya sendiri-sendiri. Namun, kota ini selalu mampu melumat habis harapan dan menukarnya dengan keputusasaan.

Pemulung, pengamen, pramuria yang menjajakan tubuh agar anaknya bisa makan, pemimpin-pemimpin kecil yang culas, lelaki tua di balik kostum badut ayam, pencuri motor yang ingin membeli obat untuk ibunya, remaja yang melumuri tubuh dengan cat perak, hingga mereka yang bergelut di terminal setelah terpaksa merelakan impiannya habis digerus kejinya ibu kota.

Di Jakarta, semua orang dipaksa bergelut dan bertempur demi bisa hidup dari hari ke hari. Dan di kampung inilah semua itu dimulai. Sebuah cerita tentang kehidupan orang-orang yang hidup di sisi tergelap surga kota bernama Jakarta.

 

This is Why I Need You

This is Why I Need You

“Seperti biasa, kalau sudah hampir memasuki jam delapan malam, tempat ini perlahan menjadi semakin penuh. Dua tahun gue kerja di sini, gue sudah cukup hafal sama beberapa pelanggan yang biasanya muncul di jam-jam segini. Kebanyakan sih cowok paruh baya atau kisaran di atas umur 25, dandanan agak necis, rambutnya diolesin pomade banyak banget sampai kinclong kayak sarung tangan bidan, terus datang ke sini ya buat cari cewek cewek buat diajak hangout dan gak jauh akan berakhir di kamarnya masing-masing.”

Apa jadinya jika ada seorang mahasiswa bertubuh atletis, gagah, tinggi, dan super besar, tapi tinggal di kos-kosan putri? Tentu saja hal itu menimbulkan banyak pertanyaan aneh. Belum lagi profesi sampingannya setiap malam sebagai bartender di salah satu bar di Kota Bandung sangat bertolak belakang dengan jabatannya di sebuah organisasi pengurus masjid di kampus.

Kehidupannya sebagai mahasiswa sekaligus bartender ini pun kerap membawa Ryan ke berbagai masalah. Ryan harus sembunyi-sembunyi agar pekerjaan sampingannya itu tidak sampai ke telinga dosen kampus.

 

23:59

23:59

Tidak ada yang lebih menyakitkan ketimbang hubungan yang berakhir dengan penuh tanda tanya. Ketika kamu harus dipaksa ikhlas atas perpisahan yang terjadi tanpa kamu tahu apa yang salah dari hubunganmu kemarin. Lalu, kamu akan melewati hari demi hari dengan terus menyalahkan diri sendiri. Apa kurangku? Apakah dia tidak bahagia bersamaku? Apakah aku tidak cukup untuknya? Itulah perasaan yang selama ini Ami derita.

Seorang gadis cantik yang dipaksa harus merelakan hubungannya bersama Raga berakhir, tanpa ada sedikitpun penjelasan yang dia dapatkan. Trauma, depresi, kantung mata, rambut rontok, dan segala macam obat tidur harus dilaluinya pasca perpisahan terkutuk itu.

 

Penulis: Gabriel