I Can’t Talk so Smoothly – I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara adalah novel yang berhasil lolos dalam seleksi Penghargaan Penulis Baru ke-4 yang diselenggarakan oleh Penerbit Poplar Jepang hingga akhirnya diterbitkan menjadi buku.
Karya ini mengangkat tema coming of age atau kisah tumbuh dewasa yang hangat sekaligus mengharukan tentang seorang anak yang mengalami gagap dan berjuang keras untuk bisa berbicara lancar. Ia memiliki tekad yang besar untuk sembuh tanpa ingin merepotkan orang-orang di sekitarnya, sehingga setiap usaha dan kegagalannya terasa begitu menyentuh dan nyata.
Menariknya, penulis novel ini juga merupakan seseorang yang mengalami gagap, sehingga cerita yang ditulis terasa sangat dekat dan emosional. Melalui sudut pandang yang begitu personal, pembaca dapat merasakan betapa beratnya perjuangan dan pergulatan batin tokoh utama dalam menghadapi keterbatasan diri serta tekanan dari lingkungan sekitarnya.
Novel ini kemudian diterbitkan dalam versi Bahasa Indonesia oleh Penerbit m&c! pada 10 Maret 2022 dengan ketebalan 256 halaman, dan menjadi salah satu karya yang mampu menyentuh hati karena keberaniannya berbicara tentang proses menerima dan memahami diri sendiri.
Table of Contents
Sinopsis Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar
Aku pertama kali menyadari bahwa aku gagap ketika tampil dalam pementasan drama saat berusia enam tahun. Dialogku hanya terdiri dari satu kalimat sederhana yang masih kuingat sampai sekarang. “Selamat jalan, Pangeran!” Begitu mudah seharusnya, tapi aku gagal mengucapkannya. Sejak saat itu, aku sering diejek, ditertawakan, bahkan dikasihani. Aku tumbuh tanpa teman dan lebih sering sendirian.
Hingga suatu hari, di hari pertama masuk SMP, aku melihat selebaran klub siaran radio yang membuatku ingin berubah. “Kalian yang merasa tidak pandai bicara juga bisa bergabung dengan kami! Kami akan mengajarkan cara melafalkan kata dengan benar! Dengan banyak latihan, kalian pasti bisa berbicara dengan baik dan jelas!”
Tapi, apakah semuanya akan berjalan semudah itu?
Kelebihan dan Kekurangan Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar
Kelebihan Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar
Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar karya Naoya Shiino memiliki banyak sekali kelebihan yang membuat buku ini wajib sekali untuk anak miliki dan baca.
- Menyoroti drama sosial remaja
Novel ini menghadirkan kisah drama sosial yang menggambarkan kehidupan sehari-hari Yuta, sang tokoh utama yang baru saja memasuki masa SMP. Yuta mengalami kesulitan besar dalam melafalkan kata-kata yang panjang sehingga membuatnya sering tersendat saat berbicara.
Rasa takut selalu muncul setiap kali harus menjawab pertanyaan di kelas atau ketika seseorang mencoba mengajaknya berbicara. Ejekan, cibiran, dan tatapan aneh sudah menjadi bagian dari hidupnya. Meski begitu, Yuta tetap menyimpan harapan untuk bisa berteman dan hidup dengan tenang tanpa rasa takut di sekolah barunya. Namun setiap kali ia mencoba melangkah maju, gagapnya selalu menjadi penghalang yang membuatnya ragu.
- Terinspirasi dari pengalaman nyata
Cerita dalam novel ini terasa hangat dan menyentuh karena terinspirasi langsung dari pengalaman pribadi sang penulis. Mengingat penulis juga merupakan seseorang yang mengalami gagap, penjelasan tentang kondisi tersebut disampaikan dengan sangat rinci dan penuh pemahaman.
Penulis tidak berusaha membangkitkan rasa iba terhadap para penderita gagap, tetapi justru mendorong pembaca untuk lebih menghargai dan menghormati mereka sebagaimana adanya. Kisah ini menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki perjuangannya sendiri yang layak untuk dipahami.
- Cara bercerita yang lugas
Tanpa harus menghadirkan adegan dramatis yang berlebihan, pembaca sudah bisa merasakan kegelisahan Yuta hanya melalui kesehariannya. Perjuangannya untuk sekedar menyapa teman sekelas, memperkenalkan diri, atau membicarakan hal-hal kecil seperti hobi sudah cukup membuat hati terenyuh.
Dari gaya bercerita Naoya Shiino yang sederhana, pembaca bisa benar-benar memahami kondisi Yuta baik dari sisi teknis maupun psikologis. Seiring waktu, kegagapan yang dialami Yuta melahirkan berbagai pergolakan batin yang terasa begitu nyata dan dekat dengan kehidupan banyak orang.
- Interaksi antar tokoh mengharukan
Interaksi antar tokoh dalam cerita ini digambarkan dengan sederhana namun mampu menghangatkan hati. Kobe yang misterius punya cara unik untuk membantu Yuta tanpa banyak bicara, sementara Kak Haruka selalu memperhatikan adiknya dengan kasih yang diam-diam, dan Kak Tachibana hadir sebagai sosok penuh semangat positif. Hubungan antartokoh yang alami membuat pembaca mudah terikat secara emosional dan ikut merasakan kehangatan di balik kesunyian Yuta.
- Sederhana, mengena, dan manis
Tiga kata inilah yang paling tepat untuk menggambarkan novel ini. Dengan jumlah halaman yang tidak terlalu banyak, kisahnya tetap mampu meninggalkan kesan mendalam. Menarik melihat bagaimana para remaja dengan segala ketidaksempurnaan dan cara berpikir khas mereka berusaha memahami dunia di sekitarnya.
Gaya penceritaannya mengalir ringan, mudah diikuti, dan penuh makna, membuat novel ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberi pelajaran tentang keberanian untuk menerima diri sendiri.
Kekurangan Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar
Meskipun Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar memiliki banyak sekali kelebihan, bukan berarti buku ini tidak memiliki kekurangan sama sekali. Adapun yang dirasa kurang dari buku ini adalah:
- Narasi yang repetitif.
Salah satu hal yang cukup mengganggu saat membaca novel ini adalah adanya narasi yang terasa repetitif, terutama di bagian awal cerita. Setelah dialog gagap Yuta ditampilkan, sering kali narasi berikutnya menuliskan kalimat yang sama namun dalam versi lancar, seolah mengulang kembali ucapan yang baru saja dibaca.
Pola ini muncul cukup sering di bab-bab awal sehingga menimbulkan kesan seperti membaca kalimat ganda. Meskipun mungkin dimaksudkan untuk memperlihatkan proses berpikir Yuta dan memperkuat kesan realistis terhadap kondisi gagapnya, pengulangan tersebut kadang membuat alur terasa sedikit melambat dan monoton.
Pengertian Gagap, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Apa Itu Gagap (Disfluensi)?
Gagap merupakan gangguan yang mempengaruhi kelancaran berbicara seseorang. Dalam dunia medis, gangguan pada alur bicara ini dikenal dengan istilah disfluensi. Sebenarnya, setiap orang bisa mengalami disfluensi, terutama ketika merasa gugup, lelah, stres, atau ketika menghadapi kalimat yang rumit.
Namun, gagap memiliki karakteristik yang berbeda karena terjadi lebih sering dan lebih parah dibandingkan disfluensi biasa. Orang yang mengalami gagap cenderung memiliki lebih banyak jeda, pengulangan, atau kesulitan dalam menyusun kata, yang kemudian dapat menimbulkan perasaan cemas, malu, bahkan menurunkan kepercayaan diri dalam berkomunikasi.
Faktor-faktor yang Berkontribusi Terhadap Gagap
Beberapa hal dapat mempengaruhi munculnya gagap, mulai dari faktor genetik hingga lingkungan. Secara genetik, gagap bisa menurun dalam keluarga. Jika salah satu anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara kandung, mengalami gagap, maka kemungkinan seseorang untuk mengalami hal yang sama akan lebih besar.
Dari sisi struktur otak, penelitian menunjukkan bahwa individu yang gagap memiliki perbedaan pada bagian otak yang mengatur gerakan otot bicara dan koordinasinya.
Dari faktor lingkungan, stres dan kecemasan menjadi penyebab umum yang memperparah gagap, sebagaimana dijelaskan oleh RS Pondok Indah. Situasi yang menegangkan, tuntutan untuk berbicara di depan banyak orang, atau dorongan untuk berbicara terlalu cepat dapat memperburuk kondisi ini. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, trauma emosional juga bisa memicu gagap, yang dikenal sebagai gagap psikogenik.
Selain itu, ada pula jenis gagap yang disebabkan oleh gangguan pada otak, disebut gagap neurogenik. Kondisi ini bisa muncul akibat cedera kepala, stroke, atau penyakit yang memengaruhi sistem saraf seperti Alzheimer. Pada anak-anak, gagap juga dapat berhubungan dengan keterlambatan bicara, gangguan bahasa, atau kondisi lain seperti ADHD.
Gagap umumnya mulai terlihat pada masa kanak-kanak, khususnya antara usia dua hingga lima tahun, ketika kemampuan berbicara dan bahasa sedang berkembang pesat. Kondisi ini bisa sangat bervariasi dari hari ke hari, bahkan dari bulan ke bulan. Kabar baiknya, sebagian besar anak yang mengalami gagap dapat pulih dengan sendirinya. Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 75 hingga 80 persen anak yang mengalami gagap pada masa awal perkembangan akhirnya bisa berbicara lancar kembali.
Cara Membantu Anak yang Mengalami Gagap
Penanganan gagap perlu disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak karena setiap individu memiliki kondisi yang unik. Namun, ada beberapa langkah umum yang bisa membantu. Hindarilah situasi yang dapat menambah tekanan pada anak untuk berbicara, seperti memintanya menceritakan sesuatu di depan banyak orang atau berbicara secara spontan kepada orang dewasa.
Jangan pula menyuruh anak untuk memperlambat ucapan, menarik napas dalam-dalam, atau berpikir dulu sebelum berbicara, karena hal-hal ini justru bisa meningkatkan rasa canggung dan kesadaran negatif terhadap bicaranya.
Yang paling penting adalah memberikan perhatian penuh saat anak berbicara. Dengarkan dengan sabar tanpa memotong pembicaraannya, jaga kontak mata, dan hindari menunjukkan ekspresi yang membuatnya merasa malu atau berbeda.
Upayakan agar setiap anggota keluarga berbicara secara bergantian dan tidak saling tumpang tindih. Gunakan nada dan tempo bicara yang tenang agar anak merasa lebih nyaman. Dengan lingkungan yang suportif dan sabar, anak yang gagap akan lebih percaya diri dan perlahan mampu berbicara dengan lebih lancar.
Penutup
Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar menjadi kisah yang mengajak Grameds menyelami kehidupan Yuta dan cara uniknya memandang dunia. Melalui cerita ini, kita diajak untuk merasakan ketakutan dan kepanikan yang dialami Yuta setiap kali harus berbicara di depan umum, serta kecemasannya terhadap masa depan dengan kondisi gagap yang ia miliki. Semua perasaan itu disampaikan dengan cara yang sangat realistis, membuat kita memahami bahwa seseorang seperti Yuta tidak pantas untuk dihakimi, apalagi hanya dari apa yang tampak di permukaan saja.
Novel I Can’t Talk so Smoothly: Saya Tidak Bisa Bicara dengan Lancar karya Naoya Shiino ini menjadi novel yang menghibur sekaligus sarat akan makna, yang sangat direkomendasikan untuk Grameds. Novel ini bisa kamu dapatkan di Gramedia.com ya!
Sebagai teman untuk #TumbuhBersama, Gramedia siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk mendampingi perjalanan membaca kamu.
Rekomendasi Buku
Your Story
Chihiro
Akhirnya aku menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan ruangan itu. Buku-buku tua, rekaman vinil, bola dunia, jam pasir, jam mantel, pemberat kertas, bingkai foto, dan botol vodka (aku ingat mereknya Hysteria Siberiana). Hal-hal itu berkaitan dengan kehangatan dan sentuhan Touka.
Touka
Ketika sedang tidak ingin membaca buku atau mendengarkan musik, aku akan mengamati orang-orang yang berlalu-lalang dari jendela. Rumahku terletak di daerah yang tinggi sehingga aku bisa melihat banyak hal dari jendela. Aku bisa melihat deretan pohon sakura pada musim semi, ladang bunga matahari pada musim panas, mapel saat musim gugur, dan pepohonan gundul pada musim dingin. Sambil memandangi pemandangan itu tanpa bosan, aku memikirkan teman masa kecilku yang tidak pernah aku temui.
Yona, The Girl Standing in the Blush of Dawn 04
“Aku tidak minta banyak-banyak…
Asal bisa melihat senyum Suwon, aku sudah sangat bahagia.”
Yona, putri satu-satunya kerajaan Kouka telah lama memendam cinta pada Soo-won, sepupunya. Saat ulang tahunnya yang ke-16, Yona bertekad memilih Soo-won dan menolak perjodohan yang dipilihkan sang ayah. Tapi yang terjadi di depan matanya membuat Yona harus kehilangan semuanya… ayahnya, kerajaannya dan cintanya pada Soo-won.
Orange 03 – New Edition
Naho yang merasa dirinya tak mampu menyelamatkan Kakeru, akhirnya mengetahui kalau ternyata Suwa juga menerima surat yang sama dengannya. Kemudian keduanya bekerja sama untuk menjalankan instruksi dalam surat itu. Masa depan pun mulai berubah dan menjadi berbeda dengan apa yang tertulis di dalam surat.
Penulis: Gabriel
- 101 Fabel Nusantara
- 23 Ways to Say I Love You
- 50 to 20: Pesan dari Paruh Perjalanan
- A Poem with Your Name
- Akasha: Record of Ragnarok
- Alaia III
- Anonymous Crush 2
- Ayah, Berjuang Sendiri Itu, Capek!
- Barangkali Kita Memang Perlu Hari Patah Hati
- Berandal Bandung
- Black Powder War
- Brisingr
- Damn I Love Risol
- Eldest
- Ensiklopedia Fakta Seru
- Fourth Wing
- Hi Berlin
- Himam
- Hiu Sang Predator
- Hold Me, Never Let Go
- Hotel Magnifique
- I Can't Talk so Smoothly
- I Got a Cheat Skill in Another World and Became Unrivaled in the Real World, Too
- Kembali ke Batavia
- Kost Pak Raden
- Kost Pak Raden
- Lentera Hati
- Lima Sekawan: Melacak Jejak Rahasia
- Lima Sekawan: Rahasia di Pulau Kirrin
- Little Magacal Piya
- Malam Sunyi Hercule Poirot
- Memorial Perfume Shop
- Moriarty The Patriot
- Mystery Basketball
- Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer
- Princess, Bajak Laut, dan Alien
- Pulih dari Trauma
- Rinduku Sederas Hujan Sore Itu
- Ronggeng Dukuh Paruk
- Rumah Kecil Alie
- Rumah Tanpa Cahaya
- Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati
- Si Bungsu dan Luka
- Tanpa Ayah Tanpa Arah
- The School of Life: An Emotional Education
- The Adventures of Tom Sawyer
- The Book Censor's Library
- The Dating Game
- The Enchanted Garden 1
- The Enchanted Garden 2
- The Humans
- The Tale of Dororo and Hyakkimaru
- The Otherwhere Post
- This Is How You Heal
- This Is Me Letting You Go
- White Book
- White Nights






