in , ,

Review Buku The Humans Karya Matt Haig

The Humans – Matt Haig kembali meramu cerita fiksi yang lagi-lagi mampu membuat banyak orang terpukau dan tidak menduga-duga. Kali ini, Matt Haig menampilkan alien sebagai tokoh utamanya. Alien, yang masih dipertanyakan bukti kehidupannya itu dikisahkan bisa menyamar sebagai seorang manusia. Oleh karena kehidupan di planet yang berbeda dan spesies yang sama sekali tidak terhubung, alien memandang kehidupan manusia tidak lazim.

Pada artikel ini, Gramin akan membahas lengkap, mulai dari sinopsis buku The Humans, hingga ulasan mengenai kelebihan serta kekurangannya. Buku karya Matt Haig ini sudah dicetak dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama pada 9 Februari 2025 dengan tebal 392 halaman.

https://cdnwpseller.gramedia.com/wp-content/uploads/2024/04/button_cek-gramedia-com.png

Bagi kamu yang belum kenal dengan sosok penulis asal Inggris ini, yuk kenalan dulu dengan profil singkat pengarang buku best seller dunia ini!

Profil Matt Haig – Penulis Buku The Humans

Matt Haig dikenal sebagai penulis sejumlah novel populer seperti The Midnight Library, How to Stop Time, The Humans, The Radleys, dan The Life Impossible. Selain itu, ia juga menulis buku anak-anak seperti A Boy Called Christmas serta memoar berjudul Reasons to Stay Alive.

Lahir pada 3 Juli 1975, Matt Haig merupakan seorang penulis dan jurnalis asal Inggris. Ia menulis karya fiksi dan nonfiksi untuk pembaca anak-anak maupun dewasa, dengan tema yang sering kali berhubungan dengan fiksi spekulatif. Ia menikah dengan Andrea Semple, yang telah dikenalnya sejak masa remaja. Mereka menetap di Brighton, Sussex, bersama dua anak mereka, Lucas yang lahir pada tahun 2008 dan Pearl yang lahir pada tahun 2009, serta seekor anjing. Kedua anak mereka mengikuti pendidikan di rumah.

Matt Haig mengidentifikasi dirinya sebagai seorang ateis. Ia menyatakan bahwa buku adalah satu-satunya bentuk kepercayaannya, sementara perpustakaan merupakan tempat yang ia anggap suci. Banyak dari karya tulisnya, khususnya buku nonfiksi, terinspirasi dari pengalaman pribadinya menghadapi gangguan mental pada usia 24 tahun. Ia masih sesekali merasakan kecemasan dan telah didiagnosis dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) serta autisme.

 

Sinopsis Buku The Humans

Ketika seorang makhluk asing tiba di Bumi, pandangannya terhadap manusia sama sekali tidak menyenangkan. Ia berniat menyelesaikan misinya secepat mungkin dan meninggalkan penyamarannya sebagai Profesor Andrew Martin, seorang ahli matematika ternama di Universitas Cambridge. Berasal dari peradaban yang telah mencapai keabadian dan pengetahuan tanpa batas, ia merasa jijik melihat rupa manusia, makanan yang mereka konsumsi, dan peperangan yang terus ditayangkan di berita. Selain itu, ia benar-benar tidak dapat memahami hal-hal aneh seperti cinta dan keluarga.

Namun, seiring berjalannya waktu, pandangannya terhadap manusia mulai berubah. Ia mulai menikmati anggur, membaca puisi karya Emily Dickinson, mendengarkan lagu-lagu Talking Heads, dan perlahan menjalin hubungan dengan keluarga Andrew Martin. Ia belajar bahwa rasa sakit, kesedihan, dan ketakutan merupakan bagian dari kehidupan manusia, dan bahwa harapan dapat ditemukan dalam ketidaksempurnaan mereka. Semua pengalaman itu membuatnya mempertanyakan kembali tujuan sebenarnya dari misinya di Bumi, sebuah misi yang bukan hanya ditujukan untuk menghentikan kemajuan manusia, tetapi juga menuntut pengorbanan nyawa.

Kelebihan dan Kekurangan Buku The Humans

Pros & Cons

Pros
  • Membuka wawasan tentang manusia dengan sudut pandang baru.
  • Humor yang tepat.
  • Plot menyenangkan dan menggugah.
  • Karakter memikat.
Cons
  • Kurang mendalami latar belakang alien.
  • Pesan terkesan dipaksakan.

Kelebihan Buku The Humans

Buku The Humans karya Matt Haig menawarkan berbagai hal menarik yang membuatnya berbeda dari buku lainnya:

  • Membuka wawasan tentang manusia dengan sudut pandang baru

Melalui The Humans, Matt Haig seolah mengarahkan kaca pembesar pada umat manusia. Dari pandangan alien bernama Andrew, pembaca diajak melihat sisi lucu sekaligus menyedihkan dari perilaku manusia yang kerap tidak masuk akal.

Seiring berjalannya cerita, sudut pandang tersebut berkembang menjadi lebih dalam dan menyentuh. Andrew perlahan memahami makna menjadi manusia, berkat pertemuannya dengan seekor anjing, selai kacang, dan puisi-puisi Emily Dickinson.

Novel ini memberikan pandangan yang indah tentang kemanusiaan, sekaligus menunjukkan bahwa rasa sakit, kehilangan, dan ketakutan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup.

  • Humor yang tepat

Keahlian Matt Haig dalam memadukan emosi dan humor menjadikan kisah ini terasa seimbang. Ceritanya tidak berlebihan atau sentimentil, justru hangat dan menyentuh. Banyak pembaca merasa terhibur dan tertawa terbahak-bahak di berbagai bagian, hingga sulit menahan diri untuk tidak ikut terbawa suasana lucu yang dihadirkan.

  • Plot menyenangkan dan menggugah

Jalan cerita The Humans memang tampak sederhana, tetapi tetap mampu memikat dengan detail-detail kecil yang penuh makna. Haig menunjukkan bahwa keindahan tidak selalu terletak pada kejutan besar, melainkan pada cara cerita disampaikan.

Pembaca akan menikmati setiap bagian, mulai dari pembuka yang lucu, pertengahan yang memikat, hingga akhir yang penuh kehangatan dan harapan.

  • Karakter memikat

Setiap tokoh dalam cerita memiliki kedalaman dan daya tarik tersendiri. Isobel dengan kesedihannya, Gulliver dengan pergulatan batinnya, serta Andrew dengan sifat kikuk dan ketidakpekaannya, semuanya terasa nyata dan mudah disukai.

Hubungan antar tokoh terbangun secara alami sehingga pembaca dapat merasakan kedekatan emosional dengan mereka.

 

Kekurangan Buku The Humans

Meskipun buku The Humans memiliki banyak kelebihan, bukan berarti buku ini tidak memiliki kekurangan sama sekali.

  • Kurang mendalami latar belakang alien

Kisah tentang alien yang berubah menjadi manusia terasa lebih seperti sarana untuk menyampaikan pesan tentang kehidupan daripada benar-benar mengeksplorasi dunia makhluk luar angkasa itu sendiri.

Pembaca mungkin berharap ada penjelasan lebih dalam tentang planet asal Andrew, yaitu Vonnadoria, serta kebudayaan yang membentuknya. Akan lebih menarik jika Haig memperluas cerita dengan membawa pembaca mengenal peradaban tersebut, bukan hanya menyinggungnya sekilas.

  • Pesan terkesan dipaksakan

Walaupun karya sastra memiliki kecenderungan untuk memiliki pesan moral, dalam novel ini pesan-pesan tersebut disampaikan terlalu sering sehingga terasa berlebihan.

Pada bagian awal, kisah Andrew yang beradaptasi di Bumi ditulis dengan segar dan lucu, tetapi seiring waktu, nuansa itu bergeser menjadi terlalu reflektif. Humor cerdas di awal cerita perlahan digantikan oleh renungan yang manis namun terasa dipaksakan, sehingga beberapa bagian menjadi kurang tajam dan cenderung membosankan.

Bukti Keberadaan Alien

Membaca kisah The Humans mungkin akan membuatmu bertanya-tanya, “Mungkinkah makhluk luar angkasa nyata adanya?” Pertanyaan ini memang menarik, karena hingga kini belum ada bukti ilmiah yang mutlak mengenai keberadaan alien yang diakui secara universal.

Meskipun banyak klaim penampakan dan pengalaman misterius yang beredar, sebagian besar belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Pihak NASA dan para ilmuwan astrofisika juga menegaskan bahwa belum ditemukan tanda nyata kehidupan di luar Bumi. Namun, mereka tetap membuka peluang bahwa kehidupan di planet lain bisa saja ada dan terus melakukan penelitian untuk mencari petunjuknya.

Ada beberapa alasan mengapa bukti nyata tentang keberadaan alien belum berhasil ditemukan.

  • Kurangnya Bukti Fisik

Sebagian besar laporan mengenai keberadaan alien tidak disertai bukti fisik yang kuat. Banyak di antaranya justru dapat dijelaskan sebagai fenomena alam, kesalahan persepsi, atau bahkan hasil dari teknologi manusia sendiri.

  • Keterbatasan Teknologi

Kemajuan teknologi manusia masih terbatas untuk menjelajahi seluruh penjuru alam semesta. Hingga kini, kita belum memiliki alat yang cukup canggih untuk membuktikan keberadaan kehidupan di planet lain secara pasti.

  • Hambatan Jarak

Jarak antar bintang yang sangat luas menjadi kendala besar dalam upaya mencari dan berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa. Bahkan dengan teknologi tercepat saat ini, menempuh jarak antar galaksi membutuhkan waktu yang luar biasa lama.

  • Masalah Definisi “Kehidupan”

Salah satu tantangan terbesar adalah menentukan apa yang sebenarnya dimaksud dengan “kehidupan.” Di luar Bumi, bentuk kehidupan mungkin sama sekali berbeda dari yang kita pahami di planet ini, sehingga sulit dikenali dengan kriteria yang ada.

 

Adapun upaya yang telah dilakukan para ahli untuk menemukan bukti keberadaan kehidupan di luar planet Bumi yakni sebagai berikut.

  • Penelitian Ilmiah
  • SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence)

Berfokus pada pencarian sinyal radio atau cahaya laser yang mungkin berasal dari peradaban cerdas di luar angkasa.

  • Teleskop James Webb

Teleskop canggih ini digunakan untuk menganalisa cahaya dari planet-planet di luar tata surya (exoplanet), guna mencari keberadaan gas seperti oksigen atau sulfur yang bisa menandakan adanya kehidupan.

  • Penyelidikan Fenomena Unidentified Anomalous Phenomena (UAP)

Walau tidak langsung menunjukkan keberadaan alien, fenomena udara tak dikenal tetap diteliti karena bisa memberikan petunjuk terhadap hal-hal yang belum kita pahami.

  • Eksplorasi Robotik

Berbagai misi robotik ke Mars, Jupiter, dan Saturnus telah membantu manusia memahami lebih jauh tentang kondisi di planet-planet tersebut. Beberapa di antaranya bahkan menunjukkan potensi adanya lingkungan yang bisa mendukung kehidupan.

Dengan semua upaya tersebut, pencarian akan kehidupan di luar Bumi masih terus berjalan. Siapa tahu, suatu hari nanti, jawaban atas pertanyaan besar tentang keberadaan makhluk asing benar-benar akan terungkap.

 

Penutup

The Humans menghadirkan pandangan yang cerdas, menggelitik, dan tajam tentang hakikat manusia serta segala keindahan dan kekacauan yang menyertainya.

Melalui kisahnya, Matt Haig memperlihatkan bahwa meskipun alam semesta mungkin memiliki makhluk paling logis, paling maju, dan paling sempurna sekalipun, tidak akan ada yang mampu untuk menandingi kompleksitas, kehangatan, dan keunikan manusia.

Jadi Grameds, novel ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di balik segala ketidaksempurnaan, justru di sanalah terletak keajaiban kita, manusia.

The Humans karya Matt Haig bisa didapatkan dengan mudah di Gramedia.com ya! Sebagai teman setia untuk menemanimu #TumbuhBersama, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

 

Rekomendasi Buku

Perpustakaan Tengah Malam (The Midnight Library)

The Midnight Library

 

Di dalam Perpustakaan Tengah Malam, terdapat rak-rak yang menyimpan buku-buku untuk memberikan kesempatan Nora mencoba kehidupan lain yang bisa ia jalani. Ketika di ambang kematian, Nora mencoba kehidupan lainnya yang ingin ia jalani lewat buku-buku di Perpustakaan Tengah Malam, dibantu oleh penjaga perpustakaan, Mrs. Elm.

Nora tidak bisa kembali ke Perpustakaan apabila ia tidak merasakan penyesalan saat menjalani kehidupan lainnya yang sedang ia jalani.

 

The Comfort Book: Buku yang Membuat Kita Nyaman

The Comfort Book: Buku yang Membuat Kita Nyaman

button cek gramedia com

 

Untuk mencari, menemukan, dan merasakan kenyamanan kita bisa menggunakan berbagai macam cara. Kita bisa mencari kenyamanan dari berbagai hal. Akan tetapi, tahukah kamu, bahwa kita juga bisa menemukan kenyamanan dari dalam diri sendiri?

Menemukan kenyamanan dari dalam diri sendiri memang tidak selalu mudah, tapi selalu bisa dicoba dan diusahakan. Banyak pelajaran hidup yang paling jelas dan paling menghibur kita pelajari justru pada saat kita berada di titik terendah. Kita baru memikirkan makanan saat kita lapar dan baru memikirkan rakit penyelamat saat kita terlempar ke laut.

 

Catatan tentang Dunia yang Gelisah 

Catatan tentang Dunia yang Gelisah

Dunia sedang mempermainkan pikiran kita. Bagaimana jika ada sesuatu yang bisa kita lakukan?

Masyarakat tempat kita tinggal semakin membuat pikiran kita sakit, membuatnya merasa seolah-olah cara kita hidup direkayasa untuk membuat kita tidak bahagia. Ketika Matt Haig mengalami gangguan panik, kecemasan, dan depresi sebagai orang dewasa, butuh waktu lama baginya untuk mengetahui bagaimana dunia luar dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya baik secara positif maupun negatif.

 

Penulis: Gabriel