in , , , ,

Review Novel Madonna in a Fur Coat Karya Sabahattin Ali

Madonna in a Fur Coat  – Novel Madonna in a Fur Coat adalah karya penulis Turki Sabahattin Ali yang pertama kali terbit pada tahun 1943. Kisah di dalamnya mengikuti perjalanan hidup Raif yang tampak tanpa arah sampai pertemuannya dengan seorang perempuan bernama Maria Puder mengubah segalanya. Pada awalnya, novel ini dipandang sebelah mata dan dianggap hanya sebagai cerita cinta sederhana, namun seiring waktu justru menjadi salah satu buku paling populer dan kerap disebut sebagai salah satu karya sastra Turki terbaik.

Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Maureen Freely dan Alexander Dawe pada tahun 2016, sekaligus menjadikan Sabahattin Ali salah satu dari dua penulis Turki yang hadir dalam koleksi Penguin Classics bersama Ahmet Hamdi Tanp?nar lewat bukunya The Time Regulation Institute. Kamu dapat menemukan edisi terbaru novel ini di Gramedia.com dalam versi Bahasa Inggris yang diterbitkan oleh Penguin Random House UK pada 5 Juli 2025.

Profil Sabahattin Ali — Penulis Novel Madonna in a Fur Coat

Sabahattin Ali (25 Februari 1907 sampai 2 April 1948) adalah seorang novelis, penulis cerita pendek, penyair, dan jurnalis asal Turki. Ia lahir pada tahun 1907 di kota E?ridere yang sekarang dikenal sebagai Ardino di Bulgaria selatan. Wilayah itu sebelumnya termasuk Sanjak Gümülcine yang kini menjadi Komotini di Yunani utara pada masa Kesultanan Utsmaniyah. Ia pernah tinggal di Istanbul, Canakkale, dan Edremit sebelum menempuh pendidikan di Sekolah Pendidikan Bal?kesir.

Ia kemudian dipindahkan ke Sekolah Pendidikan di Istanbul dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1926. Setelah mengajar selama satu tahun di Yozgat, ia menerima beasiswa dari Kementerian Pendidikan Nasional dan melanjutkan studi di Jerman dari tahun 1928 hingga 1930. Sepulangnya ke Turki, ia menjadi pengajar bahasa Jerman di sekolah menengah atas di Ayd?n dan Konya.

Saat bertugas di Konya, ia ditangkap karena puisi yang dianggap mengkritik kebijakan Atatürk dan dituduh mencemarkan nama baik dua jurnalis lain. Ia menjalani hukuman selama beberapa bulan di Konya dan kemudian di Penjara Benteng Sinop, hingga akhirnya dibebaskan pada tahun 1933 melalui amnesti dalam rangka peringatan satu dekade Republik Turki. Setelah itu, ia mengajukan permohonan untuk kembali mendapatkan izin mengajar dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Setelah menunjukkan kesetiaannya kepada Atatürk melalui puisi berjudul Benim A?k?m yang berarti Cintaku atau Gairahku, ia ditempatkan di divisi publikasi milik Kementerian Pendidikan Nasional. Sabahattin Ali menikah pada 16 Mei 1935 dan mengikuti wajib militer pada tahun 1936. Ia kembali dipenjara dan dibebaskan pada tahun 1944. Selain karya sastra, ia juga memiliki sekaligus menyunting surat kabar mingguan terkenal bernama Marko Pa?a bersama rekannya Aziz Nesin.

Sesudah keluar dari penjara, ia menghadapi kesulitan ekonomi dan permohonan paspornya tidak disetujui. Ia akhirnya meninggal secara tragis di perbatasan Bulgaria pada sekitar tanggal 1 atau 2 April 1948. Jenazahnya ditemukan pada 16 Juni 1948. Banyak yang percaya ia dibunuh oleh Ali Ertekin, seorang penyelundup yang memiliki hubungan dengan Dinas Keamanan Nasional dan menerima bayaran untuk membantunya menyeberang. Ada pula dugaan bahwa Ertekin menyerahkannya kepada pihak keamanan dan ia tewas saat proses interogasi. Secara umum diyakini bahwa kematiannya berkaitan dengan pandangan politik yang ia anut.

Sinopsis Novel Madonna in a Fur Coat

Rasa perih karena kehilangan sesuatu yang berharga mungkin akan memudar seiring berlalunya waktu. Namun, kesempatan yang tak sempat kita genggam tidak pernah benar-benar pergi. Setiap kali kenangan tentang kesempatan itu muncul kembali, luka lama ikut tersentuh dan membuat hati kembali terasa sakit.

Seorang pemuda pemalu meninggalkan kampung halamannya di pedesaan Turki untuk menimba ilmu serta membangun masa depan di Berlin pada era 1920-an. Di kota besar dengan jalanan yang sibuk, museum yang megah, dinamika politik yang hangat, dan kabaret yang suram, sebuah perjumpaan tak terduga mengubah arah hidupnya.

Terombang-ambing antara hasrat akan kebebasan dan keinginannya untuk memiliki sesuatu yang dapat ia genggam, ia berusaha keras mempertahankan kehidupan baru yang mulai memberi arti bagi dirinya.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Madonna in a Fur Coat

Pros & Cons

Pros
  • Alur yang mengalir.
  • Karakter yang realistis.
  • Ending yang menarik.
  • Memicu emosi dengan kuat.
Cons
  • Bagian awal yang membingungkan.
  • Alur lambat.

Kelebihan Novel Madonna in a Fur Coat

Novel Madonna in a Fur Coat karya Sabahattin Ali memiliki banyak sekali kelebihan yang membuatnya bertahan menjadi buku best seller sejak 82 tahun sejak diterbitkan pertama kali.

  • Alur yang mengalir

Membaca novel ini terasa seperti berada di atas sebuah sampan yang bergerak mengikuti arus sungai. Ada saat ketika alurnya pelan sehingga pembaca seolah bisa singgah sejenak dan menikmati suasana. Ada pula momen ketika arusnya menguat tetapi tetap nyaman diikuti sehingga perjalanan cerita terasa ringan tanpa membuat lelah.

  • Karakter yang realistis

Sabahattin Ali berhasil menghadirkan Raif Effendi sebagai sosok yang mampu menyentuh luka masa kecil dan mendorong pembaca untuk lebih menerima diri. Banyak yang merasa dekat dengan Raif karena karakter ini begitu hidup dan kaya emosi. Sebagian besar kisahnya terasa nyata karena kisahnya disebut memiliki unsur biografi dari sang penulis sehingga seluruh perasaan dan pikirannya terlukis dengan tulus.

  • Ending yang menarik

Banyak pembaca mengapresiasi akhir cerita novel ini walaupun tidak mengikuti pola cerita romansa pada umumnya. Selesai membaca, ada rasa kosong yang menggantung. Perasaan hampa itu justru menjadi kekuatan tersendiri karena membuat pembaca larut dalam renungan yang panjang setelah menutup halamannya.

  • Memicu emosi dengan kuat

Novel ini dipenuhi emosi yang intens dan suasana yang menggugah. Kisah tentang cinta, kerinduan, dan kompleksitas manusia membuat pembaca ikut hanyut. Tidak sedikit yang sampai menitikkan air mata selama mengikuti perjalanan Raif dan Maria karena kedalaman cerita yang ditawarkan.

 

Kekurangan Novel Madonna in a Fur Coat

Meskipun novel ini memiliki banyak kelebihan, ada beberapa hal yang menjadi kekurangan novel ini.

  • Bagian awal membingungkan

Pada awal cerita, beberapa pembaca sempat merasa bingung karena buku ini dikira langsung berfokus pada Raif Efendi. Justru tokoh yang tampil pertama kali adalah narator tanpa nama yang merupakan rekan kerja Raif. Pergantian fokus ini bisa membuat pembaca sedikit tersesat sebelum akhirnya memahami arah ceritanya.

  • Alur lambat

Bagian awal cerita memiliki tempo yang lambat sehingga pembaca perlu bersabar. Alurnya berputar perlahan dan mungkin menimbulkan rasa jenuh. Namun, setelah melewati tahap itu, arah cerita menjadi semakin jelas dan perjalanan emosionalnya terasa lebih berarti.

 

Hubungan Dominan dan Submisif

Kisah Madonna in a Fur Coat menampilkan dengan jelas peran masing-masing tokoh utamanya, di mana Raif berada pada posisi submisif dan Maria mengambil peran dominan dalam hubungan mereka.

Dalam sebuah hubungan, istilah dominan dan submisif menggambarkan pola interaksi ketika satu pihak berperan sebagai pemimpin yang mengatur arah hubungan, sementara pihak lainnya cenderung mengikuti dan memberi ruang bagi pasangannya untuk memimpin.

Pihak yang dominan biasanya mengambil keputusan, mengarahkan situasi, dan memegang kendali. Sebaliknya, pihak submisif bersedia memberikan ruang bagi pasangannya, mengikuti arahan, serta menempatkan kenyamanan dan kebutuhan pasangan dominan sebagai prioritas demi menjaga keharmonisan bersama. Dalam hubungan dominan-submisif yang sehat, dinamika ini tetap dapat berubah sesuai keadaan karena adanya keluwesan dan kesepakatan bersama.

Komunikasi yang jujur dan konsisten menjadi fondasi utama, termasuk membahas ulang batasan atau keinginan masing-masing ketika dibutuhkan. Hubungan dengan pola dominan-submisif hanya dapat berjalan baik apabila kedua belah pihak setuju, saling memahami, dan merasa aman satu sama lain.

 

Penutup

Novel Madonna in a Fur Coat adalah karya klasik yang menyuguhkan kisah cinta yang begitu tulus tanpa perlu tambahan drama yang berlebihan. Ceritanya mampu menghangatkan hati serta membuat pembacanya tersenyum, namun juga bisa membawa air mata saat mengikuti perjalanan cinta Raif dan Maria.

“But our missed opportunities never leave us, and every time they come back to haunt us, we ache.”

Madonna in a Fur Coat adalah kisah tentang cinta yang tertinggal di tengah jalan, tentang hati yang terus merindu pada sesuatu yang tak akan pernah kembali, dan tentang rasa kehilangan yang diam-diam menetap dalam diri.

Bagi Grameds yang berminat untuk membaca kisah klasik Madonna in a Fur Coat yang manis kamu bisa dengan mudah mendapatkan novel karya Sabahattin Ali ini di Gramedia.com. Selain novel ini, kamu juga bisa menemukan buku best seller yang lain hanya di Gramedia.com!

Sebagai teman untuk #TumbuhBersama, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

 

Rekomendasi Buku

Romeo dan Juliet

Romeo and Juliet

Romeo dan Juliet adalah sebuah tragedi yang ditulis oleh William Shakespeare di awal kariernya tentang kisah cinta antara dua pemuda Italia dari keluarga yang berseteru. Drama ini merupakan salah satu drama Shakespeare yang paling populer semasa hidupnya dan, bersama dengan Hamlet, merupakan salah satu drama yang paling sering dipentaskan. Kini, para tokoh utamanya dianggap sebagai sepasang kekasih muda yang arketipe.

Romeo dan Juliet termasuk dalam tradisi romansa tragis yang telah ada sejak zaman kuno. Alurnya didasarkan pada kisah Italia karya Matteo Bandello yang diterjemahkan ke dalam bentuk syair sebagai The Tragical History of Romeus and Juliet oleh Arthur Brooke pada tahun 1562 dan diceritakan kembali dalam bentuk prosa dalam Palace of Pleasure karya William Painter pada tahun 1567.

 

Classics: Orang-Orang Dublin (Dubliners)

Orang-Orang Dublin (Dubliners)

Kumpulan cerita pendek yang memikat ini menciptakan gambaran jelas dari pengalaman kehidupan sehari-hari di Dublin. Ini merupakan karya pertama utama James Joyce, ditulis ketika dia baru berusia 25 tahun, membawa kotanya ke hadapan dunia untuk kali pertama. Ceritanya berakar pada detail kehidupan Dublin yang begitu kaya, melukiskan kehidupan orang biasa, sering kali terkalahkan oleh realisme yang teguh.

Dari “Saudara-Saudara Perempuan”—potret jelas tentang iman dan rasa bersalah dari masa kecil, hingga “Araby”—kebangkitan gairah remaja yang tak terjelaskan, ia menggambarkan tokoh-tokoh realistis dan berkesan, menampilkan para penduduk Dublin dalam eksplorasi beragam tema yang melingkupi mereka. Kemunduran sosial, gairah dan eksploitasi seksual, korupsi dan kegagalan pribadi yang dipaparkannya menjadikan kumpulan cerita pendek ini sebagai gambaran dunia dan pengalaman hidup manusia yang sangat menarik dan unik.

 

Breakfast At Tiffany’s

Breakfast At Tiffany's

Novel indah ini berkisah tentang Holly Golightly, seorang wanita muda misterius berjiwa bebas yang menjadi pujaan kaum pria kelas atas New York. Orang-orang mengenalnya sebagai ratu pesta, simpanan jutawan, dan sekaligus kaki tangan Mafia. Namun, siapakah sesungguhnya dia? Apakah yang dicarinya? Cinta atau harta?

Dituturkan dari sudut pandang seorang pemuda yang mengaguminya, kisah ini menyelami manis getir liku-liku kehidupan seorang Holly Golightly, salah satu karakter paling legendaris di dunia sastra yang cantik dan menggemaskan, tapi juga memiliki banyak sisi kelam.

 

Penulis: Gabriel