Hotel Magnifique – Apa yang kamu pikirkan saat pertama kali mendengar hotel legendaris? Hotel yang sudah tua, hotel yang pernah dihuni orang-orang berpengaruh, hotel yang harganya sangat mahal dan hanya mampu dijangkau orang-orang tertentu. Itu semua benar. Namun, bagaimana jika kamu menemukan hotel yang membuka penginapan hanya sekali dalam 10 tahun dan lokasinya selalu berpindah?
Itulah Hotel Magnifique, hotel yang penuh dengan misteri tapi banyak dinanti oleh orang banyak. Tak ada yang mengetahui detail tentang hotel itu, bahkan mereka yang sudah pernah menginap di sana sekalipun. Namun, banyak cerita tentang kemegahan yang ditawarkan hotel itu. Bagi mereka yang tidak terpilih, mendambakan untuk bekerja di sana, termasuk Jani.
Cerita menakjubkan telah ditulis oleh Emily J. Taylor dalam novel Hotel Magnifique ini. Cetakan terbaru novel ini sudah diterbitkan oleh Penerbit Noura Books pada 29 Juni 2024, dengan ketebalan 416 halaman. Informasi lebih lengkap tentang novel fiksi ini sudah Gramin sajikan di bawah ini ya, Grameds!
Table of Contents
Profil Emily J. Taylor – Penulis Novel Hotel Magnifique
Emily J. Taylor adalah wanita kelahiran California yang juga tumbuh besar di sana, tapi memutuskan untuk tidak menetap di sana. Emily suka berpindah tempat tinggal, hingga saat ini diketahui ia pernah tinggal di 4 negara dan 2 benua yang menjadi sumber inspirasinya dalam menulis cerita.
Selain sebagai penulis, Emily juga merupakan direktur kreatif di Minneapolis, tempat ia menghabiskan musim dingin yang panjang sambil memimpikan dunia gemerlap untuk digarap menjadi kisah-kisah kelam. Kamu bisa mengikuti keseharian Emily di Instagram @emilycanwrite.
Sinopsis Novel Hotel Magnifique
Hotel Magnifique adalah hotel misterius yang muncul tengah malam dan menghilang setelah 24 jam, menyimpan sihir yang tak terbayangkan. Undangan untuk menginap tak bisa dibeli, hanya diberikan secara acak, dan semua tamu akan melupakan pengalaman mereka setelah dua minggu—kecuali rasa bahagia yang tertinggal.
Jani, seorang gadis miskin, melihat kesempatan besar ketika hotel ini membuka lowongan staf. Demi masa depan adiknya, ia bertekad untuk diterima bekerja. Namun, hotel itu tidak mudah dimasuki tanpa undangan atau kontrak resmi. Di balik keinginannya untuk mencari penghasilan, Jani mulai merasakan bahwa mungkin sihir hotel itu memang ditakdirkan untuknya.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Hotel Magnifique
Kelebihan Novel Hotel Magnifique
-
Latar Tempat yang Detail dan Memikat
Dunia hotel digambarkan dengan sangat kaya dan magis, mulai dari kamar penuh keajaiban hingga penggunaan sihir yang terstruktur. Setiap sudut hotel terasa hidup dan penuh rahasia. -
Dunia Fiksi yang Kaya Imajinasi
Berlatar di negara fiksi Verdanne yang berpindah-pindah, setiap lokasi rekaan memiliki identitas unik yang memperkuat nuansa fantasi dan petualangan. -
Sentuhan Bahasa Prancis yang Menambah Nuansa Mistis
Penggunaan nama dan istilah dalam bahasa Prancis menambah keanggunan dan atmosfer misterius, membuat dunia Hotel Magnifique terasa eksklusif dan elegan. -
Atmosfer Cerita yang Imersif dan Mewah
Deskripsi hotel seperti langit-langit berlapis emas, air mancur sampanye, dan pesta-pesta megah membangun suasana yang hampir bisa “dirasakan” pembaca. -
Hotel sebagai Karakter Hidup
Hotel digambarkan begitu kuat dan unik hingga terasa seperti tokoh dengan kepribadian sendiri—misterius, indah, dan memikat. -
Cerita Kaya dengan Nuansa Gelap dan Fantasi
Alur cerita menggabungkan keajaiban, intrik, dan kegelapan dengan seimbang, menciptakan kisah yang kompleks namun tetap mudah diikuti. -
Karakter yang Menarik dan Berkesan
Setiap tokoh memiliki pesona tersendiri, termasuk tokoh pendukung seperti kepala pelayan yang mencuri perhatian lewat peran dan karismanya. -
Pertumbuhan Tokoh Utama yang Kuat
Proses pendewasaan Jani sebagai protagonis terasa nyata dan emosional, menambah kedalaman cerita. -
Alur dan Tempo Cerita Seimbang
Ritme cerita terjaga dengan baik—tidak tergesa-gesa maupun terlalu lambat—membuat pembaca nyaman dan terus ingin mengikuti perkembangan kisah.
Kekurangan Novel Hotel Magnifique
-
Mengandung Tema-Tema Berat
Novel ini memuat konten seperti kekerasan, pembunuhan, perbudakan, dan penggunaan narkoba, yang mungkin terasa mengganggu bagi sebagian pembaca. -
Nuansa Cerita yang Gelap dan Intens
Meskipun memperkuat ketegangan, atmosfer cerita yang gelap dapat terasa terlalu intens, terutama bagi pembaca yang sensitif terhadap isu-isu traumatis. -
Terdapat Adegan Ancaman Fisik dan Kehilangan
Beberapa adegan menampilkan ancaman langsung terhadap tokoh serta kehilangan orang terkasih, yang dapat memicu ketidaknyamanan emosional. -
Perlu Pertimbangan Bagi Pembaca Sensitif
Sebelum membaca, penting bagi pembaca untuk mempertimbangkan kenyamanan pribadi terhadap tema-tema tersebut, agar pengalaman membaca tetap menyenangkan.
Pesan Moral Novel Hotel Magnifique
Melalui tokoh Jani, pembaca diajak untuk melihat bagaimana keberanian mengambil kesempatan dapat mengubah arah hidup seseorang. Keputusannya untuk keluar dari zona nyamannya untuk menghadapi ketidakpastian, dan mengejar apa yang diyakininya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa mimpi dapat direalisasikan jika kita berani untuk mengejarnya.
Perjalanannya menunjukkan bahwa kegigihan sering kali lebih berarti daripada sekadar keberuntungan, dan bahwa setiap langkah yang diambil dengan keyakinan, meski penuh risiko, dapat membawa kita menuju hal-hal luar biasa yang sebelumnya terasa mustahil. Novel ini membisikkan pesan bahwa keberanian dan tekad adalah kunci untuk meraih masa depan yang kita dambakan.
5 Hotel Legendaris di Indonesia
Berbicara mengenai hotel-hotel legendaris, tahukah Grameds bahwa di berbagai daerah di Indonesia terdapat sejumlah penginapan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Berikut adalah lima di antaranya yang terkenal dan sarat cerita.
- Hotel Indonesia Kempinski Jakarta
Siapa yang tidak mengenal hotel mewah yang berdiri megah di kawasan Bundaran HI, salah satu ikon ibu kota. Hotel ini telah menjadi bagian penting dari sejarah Jakarta, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta juga diresmikan langsung oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, pada tanggal 5 Agustus 1962. Hotel berbintang lima pertama di Indonesia ini dibangun untuk menyambut para tamu Asian Games ke-4 dari berbagai negara. Berkat nilai sejarah dan keberadaannya yang ikonik, pada tahun 1993, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkannya sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 475.
- Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta
Hotel Royal Ambarrukmo merupakan salah satu hotel tertua di Yogyakarta yang juga telah berstatus cagar budaya. Sebelum menjadi hotel seperti sekarang, bangunan ini pernah berfungsi sebagai tempat peristirahatan raja Kesultanan Yogyakarta. Bahkan, tempat ini pernah menerima kunjungan Daendels pada 29 Juli hingga 2 Agustus 1809. Bangunan hotel yang ada saat ini dibangun oleh Presiden Soekarno pada tahun 1966 dan tetap dipertahankan hingga sekarang. Hotel ini terletak di sebelah timur Pesanggrahan Ambarrukmo milik Kesultanan.
- Hotel Majapahit Surabaya
Hotel Majapahit adalah penginapan bintang lima yang menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa. Awalnya bernama Hotel Oranje dan mulai beroperasi pada tahun 1911, hotel ini dibangun oleh Lucas Martin Sarkies, putra dari keluarga Sarkies yang terkenal sebagai pendiri hotel-hotel ternama, termasuk Hotel Raffles di Singapura. Saat pendudukan Jepang, namanya berubah menjadi Hotel Yamato dan digunakan sebagai markas militer. Peristiwa perobekan bendera Belanda pada 19 September 1945 di hotel ini membuatnya begitu terkenal, momen penting yang disebut sebagai insiden hotel Yamato.
- Hotel Savoy Homann Bandung
Hotel Savoy Homann adalah salah satu ikon Kota Bandung. Awalnya dibangun pada tahun 1880 oleh August Heinrich Homann dengan nama Hotel Pos Road, hotel ini menjadi penginapan pertama di Jawa Barat. Renovasi besar dilakukan pada 1937 hingga 1939, yang kemudian diikuti dengan pergantian nama menjadi Savoy. Pada awal kemerdekaan, sempat dijadikan kantor Palang Merah Internasional. Kepemilikan hotel berganti pada tahun 1952 dan 2000, namun bangunan ini tetap berdiri megah hingga kini.
- Hotel Salak The Heritage Bogor
Hotel Salak The Heritage adalah hotel bintang empat tertua di Kota Bogor, berdiri sejak tahun 1856 dengan arsitektur khas Belanda yang masih terjaga. Sejak era kolonial Belanda, pendudukan Jepang, hingga masa kemerdekaan, hotel ini tetap menjadi bagian dari sejarah. Terletak tepat di depan Istana Kepresidenan Bogor, hotel ini pernah menjadi tempat persiapan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Bahkan, pada 2006, hotel ini digunakan untuk menginap rombongan Presiden Amerika Serikat George W. Bush saat berkunjung ke Bogor.
Penutup
Wah, rasanya pengen ya menginap di hotel-hotel legendaris yang ada di Indonesia! Sambil menyusun rencana dan mempersiapkan kebutuhan, kita selami dulu yuk bagaimana rasanya menginap di Hotel Magnifique dengan membaca karya Emily ini. Kamu bisa memesan buku Hotel Magnifique karya Emily J. Taylor ini sekarang juga, hanya di Gramedia.com ya! Gramin juga sudah menyiapkan buku-buku rekomendasi lainnya yang berlatarkan hotel di bawah ini. Yuk langsung saja dapatkan buku-buku terbaik hanya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.
Rekomendasi Buku
1. Hotel Valhalla
Jadi, kau berhasil mati dan masuk Valhalla. Lalu, apa? Kebingungan? Tidak kenal siapa-siapa? Tidak yakin kenapa kau masih hidup padahal kau sudah mati? Buku inilah jawabannya! Rincian tentang dewa-dewi Nordik, para penghuni hotel, dan makhluk-makhluk yang kau harap tidak perlu kau ketahui keberadaannya, semuanya ada!
Seram? Tunggu sampai kau ikut duel maut setiap hari, mati berkali-kali, dan hidup lagi. Terus begitu sampai katakanlah, Ragnarok tiba dan dunia kiamat. Masih tertarik bergabung? Hebat! Kau layak menjadi ksatria Odin yang pemberani. Sekarang, buka halaman pertama dan kita mulai petualangannya!
2. Masquerade Hotel
Serangkaian pembunuhan misterius di Tokyo mengarah pada kemungkinan kasus pembunuhan berantai. Petunjuk terakhir mengindikasikan bahwa korban berikutnya akan jatuh di Hotel Cortesia Tokyo. Untuk mencegah tragedi, polisi muda Nitta Kosuke ditugaskan menyamar sebagai staf hotel, dibimbing oleh Yamagishi Naomi, resepsionis profesional.
Namun, pendekatan mereka sangat bertolak belakang—Naomi fokus pada pelayanan, sementara Nitta curiga pada semua tamu. Di tengah kedatangan tamu-tamu mencurigakan, bisakah mereka bekerja sama mengungkap pelaku dan menggagalkan pembunuhan berikutnya?
3. Grebekan Di Hotel Tiga Mawar
Pada suatu malam yang dingin dan gelap di awal Desember, kota Milan diliputi hujan dan kabut. Di tengah keramaian jalanan, tiga perempuan berpakaian hitam berlari menembus kerumunan. Sementara itu, Komisaris De Vincenzi tenggelam dalam pemikiran tentang kasus pembunuhan Douglas Layng—yang jasadnya ditemukan di sebuah kamar tertutup.
Ia mencoba menyusun ulang kronologi kejadian dan mempertanyakan bagaimana tubuh korban bisa tak ditemukan selama berjam-jam, dan bagaimana pelaku begitu percaya diri melakukan pembunuhan tanpa takut ketahuan. Misteri ini membawanya pada pertanyaan besar: siapa yang sebenarnya tahu lebih dari yang mereka tunjukkan?
- 101 Fabel Nusantara
- Akasha: Record of Ragnarok
- Alaia III
- Ayah, Berjuang Sendiri Itu, Capek!
- Barangkali Kita Memang Perlu Hari Patah Hati
- Brisingr
- Damn I Love Risol
- Eldest
- Ensiklopedia Fakta Seru
- Fourth Wing
- Hi Berlin
- Himam
- Hiu Sang Predator
- Hold Me, Never Let Go
- Hotel Magnifique
- I Got a Cheat Skill in Another World and Became Unrivaled in the Real World, Too
- Kembali ke Batavia
- Kost Pak Raden
- Kost Pak Raden
- Lima Sekawan: Melacak Jejak Rahasia
- Lima Sekawan: Rahasia di Pulau Kirrin
- Little Magacal Piya
- Malam Sunyi Hercule Poirot
- Moriarty The Patriot
- Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer
- Princess, Bajak Laut, dan Alien
- Pulih dari Trauma
- Rinduku Sederas Hujan Sore Itu
- Ronggeng Dukuh Paruk
- Tanpa Ayah Tanpa Arah
- The School of Life: An Emotional Education
- The Book Censor's Library
- The Enchanted Garden
- The Tale of Dororo and Hyakkimaru
- The Otherwhere Post
- This Is How You Heal
- White Book