in ,

Review Buku Pulih dari Trauma: Belajar Trauma Processing Theory

pulih dari trauma – Siapa sih yang nggak pernah punya luka batin? Trauma sering kali datang diam-diam dan menetap tanpa kita sadari. Meski terlihat baik-baik saja di luar, nyatanya hampir semua orang menyimpan kenangan pahit di dalam diri.

Tapi, kabar baiknya: trauma bukan akhir cerita. Lewat buku Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory karya dr. Jiemi Ardian, kita diajak memahami dan menghadapi trauma dengan cara yang ilmiah namun tetap membumi. Siap menyelami proses pemulihan? Yuk, kenalan dulu dengan sang penulis sebelum masuk ke isi bukunya!

Profil dr. Jiemi Ardian – Penulis Buku Pulih dari Trauma

dr. Jiemi Ardian adalah psikiater yang aktif dan konsisten mendalami serta menyebarkan edukasi seputar kesehatan mental melalui berbagai medium, mulai dari praktik langsung hingga konten edukatif.

Fokus & Keahlian:

  • Trauma, pemulihan, mindfulness, dan hipnosis klinis adalah tema utama yang menjadi perhatian dan keahliannya.

  • Penggagas metode ERP (Emotion Releasing Process), yang membantu seseorang memproses dan melepaskan emosi serta keyakinan negatif yang tertanam dalam trauma.

Aktivitas Profesional:

  • Menulis buku dan paper ilmiah seputar kesehatan jiwa.

  • Aktif memfasilitasi kelas mindfulness berbasis:

    • Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR)

    • Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT)

  • Seorang Qualified Mindfulness Teacher yang diakui secara ilmiah.

Pelatihan & Keanggotaan:

  • Telah menempuh pelatihan hipnoterapi klinis selama 110 jam di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.

  • Anggota Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia

Di luar aktivitas praktik dan pengajaran, ia kerap hadir dalam seminar dan berbagai acara publik untuk berbagi wawasan seputar cara mengenali kesehatan mental, merawat luka emosional, memproses perasaan yang tertahan, serta melatih kesadaran diri melalui praktik mindfulness yang sederhana namun bermakna.

Sinopsis Buku Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory

Trauma bukan hanya tentang peristiwa menyakitkan di masa lalu, tetapi tentang bagaimana tubuh dan pikiran menyimpan dan merespons memori dari peristiwa tersebut. Inilah yang memengaruhi cara kita menjalani hidup sehari-hari.

Namun kabar baiknya, memori bisa diproses ulang, dan di situlah letak harapan untuk pemulihan.

Buku ini memperkenalkan metode Trauma Processing Therapy (TPT)Ā pendekatan ilmiah yang bertujuan membantu kita melepaskan diri dari luka lama dan merebut kembali kendali atas hidup.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory

Pros & Cons

Pros
  • Sampul buku yang unik dan menarik.
  • Ditulis oleh ahli yang kredibel.
  • Penjelasan yang terstruktur dan rinci.
  • Metode dibahas jelas dan terarah.
  • Panduan yang praktis dan aplikatif.
  • Mendorong kesadaran diri beberapa pembaca.
  • Memberikan harapan bagi para penyintas trauma
Cons
  • Materi yang terlalu teoritis.

Kelebihan Buku Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory

  • Sampul yang Bikin Jatuh Hati
    Desainnya lucu dan hangat—langsung bikin topik serius seperti trauma terasa lebih ringan dan bersahabat.

  • Ditulis oleh Psikiater Berpengalaman
    dr. Jiemi Ardian bukan cuma paham teori, tapi juga terjun langsung menangani trauma. Jadi, isi bukunya bukan sekadar wacana, tapi lahir dari pengalaman nyata.

  • Bahasanya Akrab, Isinya Berisi
    Meskipun membahas topik berat, gaya penulisannya tetap nyaman dan mudah dicerna. Cocok banget buat kamu yang baru mulai mengenal dunia kesehatan mental.

  • Struktur Penjelasan yang Rapi dan Mengalir
    Pembahasan disusun dari dasar banget—mulai dari apa itu trauma, gimana cara kerjanya di tubuh dan pikiran, sampai dampaknya ke kehidupan sehari-hari.

  • Kenalan dengan Metode TPT (Trauma Processing Theory)
    Salah satu nilai plus paling kuat dari buku ini! TPT dijelaskan dengan langkah-langkah praktis yang bisa langsung kamu coba dalam proses pemulihan emosional.

  • Ngajak Kenal Diri Sendiri Lebih Dalam
    Buku ini enggak cuma kasih solusi, tapi juga ngajak kamu lebih jujur soal apa yang dirasa dan berani menyentuh sisi-sisi yang pernah terluka.

  • Jadi Teman Perjalanan, Bukan Sekadar Bacaan
    Bukan tipe buku yang cuma informatif, tapi juga suportif. Hangat, menguatkan, dan bisa banget jadi pijakan awal buat kamu yang ingin mulai pulih dari luka lama.

Kekurangan Buku Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory

  • Padat dengan Informasi Teoritis
    Buku ini menyajikan banyak penjelasan mendalam seputar teori trauma, yang mungkin terasa cukup ā€œberatā€ bagi sebagian pembaca awam.

  • Butuh Waktu untuk Mencerna Isi
    Karena bahasannya cukup komprehensif, beberapa bagian perlu dibaca lebih dari sekali agar benar-benar bisa dipahami secara utuh.

  • Tidak Selalu Ramah untuk Pembaca Pemula
    Meski ditulis dengan bahasa yang bersahabat, tetap ada bagian-bagian yang menuntut konsentrasi lebih tinggi, terutama jika kamu belum familiar dengan istilah psikologis.

Penutup

BukuĀ  Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory ditulis dengan tujuan untuk memberdayakan seseorang yang memiliki trauma, supaya mereka dapat memegang kendali atas diri mereka sendiri dan menjalani hidup yang lebih bahagia. Buku karya dr. Jiemi Ardian ini menjadi hal berharga bagi kamu semua yang mau memahami dan mengatasi trauma. Ini adalah harapan baru dan panduan praktis bagimu untuk mulai perjalanan untuk pulih.

Bagi kamu yang tertarik, bisa langsung dapatkan buku Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory karya dr. Jiemi Ardian ini di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan informasi dan produk terbaik untuk kamu.

Rekomendasi Buku

1. Memahami Trauma Dengan Perhatian Khusus pada Masa Kanak-Kanak

MEMAHAMI TRAUMA Dengan Perhatian Khusus pada Masa Kanak-Kanak

Buku kecil ini mencoba untuk menjelaskan mengenai trauma psikologis sebagaimana yang dipahami oleh klinisi di bidang kesehatan mental. Hal ini dianggap penting karena dalam berbahasa sehari-hari, istilah trauma sudah digunakan untuk menggambarkan pengalaman yang mencekam serta memberikan efek jera jangka panjang dalam diri individu.

Agar pemahaman terhadap trauma dapat sesuai dengan perkembangan riset dan praktik di bidang layanan kesehatan mental, maka disajikan tiga perspektif untuk membantu para pembaca mengonstruksikan gambaran pengalaman traumatis yang berbeda-beda, yaitu perspektif model medis, psikologi positif, dan psikologi perkembangan. Masing-masing perspektif memberikan asumsi dan cara menjelaskan trauma yang sangat memengaruhi pandangan profesional atau praktisi sampai saat ini.

2. Selamat Tinggal Rasa Trauma

Selamat Tinggal Rasa Trauma

Trauma adalah keadaan jiwa dan tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari adanya tekanan jiwa atau cedera jasmani. Trauma merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya peristiwa buruk di masa lalu yang menimpa seseorang hingga membuatnya terus mengingat kejadian tersebut. Buku Selamat Tinggal Rasa Trauma hadir membahas seluk-beluk trauma. Mulai dari sebab, cara mencegah dan mengatasi trauma, hingga tahap-tahap pemulihan dibahas lengkap. Selain itu, ada fakta menarik trauma yang menarik untuk pembaca ketahui.

Buku ini cocok untuk segala usia, mulai dari 15 tahun. Buku ini dapat membantu pembaca untuk melewati titik personal yang pembaca pikir tidak dapat dilewati. Melalui tulisan-tulisan yang ada di dalam buku ini, pembaca dapat memahami tantangan yang sebenarnya, yaitu perjalanan menemukan penerimaan, kepercayaan diri, dan keyakinan. Buku ini juga memuat kuis dan latihan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Merawat Trauma

Merawat Trauma

Luka yang memberontak akan melahirkan trauma hebat. Orang yang terluka parah terkadang malas merawat sakitnya. Kemudian, memutuskan ‘berlindung’ di balik trauma.

Untuk memulihkan luka, bukan hanya berharap pada waktu. Tapi, perlu didorong dengan kesabaran dan penerimaan yang mendorong diri untuk pulih. Karena nyatanya, perjalanan hidup kita berdampingan dengan luka.

Jadi, jangan lagi takut. Kita hadapi dengan sikap tenang akan semua hal yang telah terjadi. Sampai akhirnya kita mampu merayakan tawa.

Bagaimana pertemuan dengan ‘dewasa’? Seperti perjalanan tak berjejak yang menyeramkan, bukan? Semua hal menjadi seperti teka-teki dan buram kepastian. Ada tujuan-tujuan yang awalnya diindahkan perlahan mulai direndahkan. Ada mimpi-mimpi yang mulanya dipertaruhkan perlahan mulai diabaikan. Termasuk isakan yang mulai bersimbah keluh.

Written by Vania Andini