Istilah

Worth It Banget : Arti, Contoh, dan Konteks Penggunaan Sehari-hari

Written by Shaza Zahra

worth it banget – Pernah nggak sih kamu mendengar temanmu bilang, “Mahal sih, tapi worth it banget!”? Atau mungkin kamu sendiri pernah menggunakan ungkapan itu setelah nonton konser, makan di restoran mahal, atau beli barang impian?

Nah, Grameds, “worth it banget” telah menjadi salah satu bentuk ungkapan ekspresi yang sering kita dengar dan jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan ini sangat populer terutama di kalangan anak muda dan pengguna media sosial. Ungkapan “worth it banget” tidak hanya terdengar catchy, tapi juga memiliki makna yang dalam banget, lho!

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian dari “worth it banget”, kenapa ungkapan ini sangat populer di kalangan remaja dan sosial media, serta bagaimana cara menggunakannya dalam kalimat sehari-hari dan beberapa variasi atau sinonim “kata” yang bisa kamu gunakan supaya gaya bahasamu makin keren.

Yuk, Grameds, simak penjelasan “worth it banget” selengkapnya di bawah ini!

Apa Arti “Worth It Banget”?

Secara sederhana, “worth it” berasal dari bahasa Inggris yang berarti “layak” atau “sepadan”. Misalnya, jika kamu menghabiskan uang dan tenaga untuk sesuatu, dan hasilnya memuaskan, maka hal itu disebut “worth it”. Sedangkan kata “banget” dalam bahasa Indonesia berarti “sangat”. Jadi ketika digabungkan, “worth it banget” bisa diartikan sebagai sesuatu yang sangat layak, sangat sepadan, atau benar-benar memuaskan.

Ungkapan “worth it banget” ini biasanya digunakan untuk menilai pengalaman atau hal-hal yang sudah kita lakukan atau alami.

Contohnya:

  • Liburan ke Jepang kemarin tuh mahal, tapi worth it banget!”
  • Nonton konser idola di Jakarta, capek sih, tapi worth it banget.”

Artinya, meskipun kita mengorbankan waktu, tenaga, atau uang, tapi hasil yang kita dapatkan membuat semua pengorbanan itu terasa sepadan dan nggak terasa sia-sia.

Kenapa Ungkapan “Worth It Banget” Populer?

Bahasa adalah sesuatu yang hidup dan terus berkembang. Ungkapan seperti “worth it banget” muncul dari kombinasi antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang disebut juga sebagai code-switching. Hal ini sering terjadi dalam percakapan informal, terutama di kalangan anak muda yang sering terpapar budaya populer dari luar negeri seperti film, musik, dan media sosial.

Beberapa alasan kenapa “worth it banget” jadi begitu populer antara lain:

1. Mudah Dipahami dan Ekspresif

Ungkapan “worth it banget” mudah diucapkan dan langsung menggambarkan perasaan seseorang terhadap suatu hal. Selain itu, penggunaan kata ini juga terdengar ekspresif dan fun dalam menggambarkan ekspresi suatu keadaan. Misalnya setelah makan steak premium, cukup bilang, “Mahal, tapi worth it banget!” sudah cukup untuk membuat orang lain paham betapa puasnya kamu terhadap steak yang sudah kamu lahap.

2. Kekinian dan Gaul

Selanjutnya, Grameds, ungkapan “worth it banget” banyak digunakan di platform media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, YouTube, dan lainnya. Ketika seorang influencer atau content creator mengatakan, “Produk ini tuh worth it banget!”, audiens biasanya langsung merasa penasaran dan tertarik untuk mencoba produk yang dimaksud. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan ungkapan ini sangat populer di kalangan anak muda karena terdengar meyakinkan, kekinian, dan relatable dengan pengalaman sehari-hari.

3. Fleksibel Digunakan Bisa dipakai dalam berbagai konteks: makanan, barang, pengalaman, jasa, dan lain-lain. Tidak terbatas hanya untuk satu jenis aktivitas atau benda.

Contoh Penggunaan “Worth It Banget” dalam Kalimat

Penggunaan kata “worth it banget” juga sangat umum dalam percakapan sehari-hari. Ungkapan ini bisa digunakan dalam banyak situasi — dari hal-hal kecil seperti makan di tempat baru, sampai keputusan besar seperti mengambil kursus atau membeli barang mahal. Karena fleksibel dan ekspresif, kata ini sangat efektif untuk menggambarkan kepuasan seseorang setelah melakukan sesuatu.

Untuk lebih memahaminya, berikut beberapa contoh kalimat penggunaan “worth it banget” dalam kehidupan sehari-hari:

  • “Beli tas ini emang agak mahal sih, tapi kualitasnya bagus dan tahan lama. Worth it banget!”
  • “Kursus online ini materinya lengkap banget. Bayarnya lumayan, tapi worth it banget buat pengembangan diri.”
  • “Aku rela antre dua jam demi makan di restoran Korea itu. Rasanya? Worth it banget!”
  • “Lari pagi setiap hari capek sih, tapi badan jadi lebih sehat dan segar. Worth it banget!”
  • “Malam minggu kemarin hujan-hujanan demi nonton konser outdoor. Tapi pengalamannya nggak terlupakan. Worth it banget!”

Setiap contoh di atas menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, biaya, atau usaha yang dikeluarkan, hasil akhirnya tetap memuaskan dan layak untuk dijalani. Itulah makna dari ungkapan “worth it banget”.

Variasi atau Sinonim Kata “Worth It Banget”

Kalau kamu ingin memperkaya kosakata dan tidak terus-menerus menggunakan “worth it banget”, ada beberapa alternatif yang bisa kamu pakai, tergantung dengan konteksnya, Grameds.

1. “Gak Nyesel!”

Cocok dipakai ketika kamu sudah mencoba sesuatu yang ternyata bagus atau menyenangkan.

Contoh: Nyobain es krim baru itu, dan rasanya enak banget. Gak nyesel deh!”

2. “Sepadan Banget”

Lebih baku dan bisa digunakan dalam tulisan yang agak formal.

Contoh: Harga yang dibayar sepadan banget dengan kualitas yang didapat.”

3. “Puas Maksimal”

Ungkapan ini menggambarkan perasaan sangat puas setelah melakukan atau membeli sesuatu.

Contoh: Baru pertama kali nonton teater, dan ternyata puas maksimal!”

4. “Harus Dicoba!”

Biasanya digunakan dalam review makanan atau tempat wisata.

Contoh: Ramen ini autentik banget, harus dicoba!”

5. “Layak Banget”

Versi lain yang terdengar lebih serius.

Contoh: Meski biayanya besar, pelatihan ini layak banget untuk diikuti.”

Tips Menggunakan “Worth It Banget” dalam Konten Media Sosial atau Review

Jika kamu seorang content creator atau hanya ingin membuat postingan yang menarik di media sosial, kamu bisa menggunakan ungkapan ini untuk menambahkan kesan personal dan mendalam.

Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan, Grameds!

1. Sertakan Foto atau Video Pendukung

Visual akan memperkuat pesan kamu. Jika kamu bilang “worth it banget”, tunjukkan juga kenapa itu worth it — misalnya suasana tempat, hasil produk, atau ekspresi puas kamu.

2. Gunakan dengan Gaya Bahasa Kamu Sendiri

Jangan terlalu terpaku pada struktur baku. Campur dengan gaya bicara kamu biar lebih natural.

Contoh: Sumpah ini tempat cozy banget. Worth it banget buat healing dan nugas!

3. Beri Detail Tambahan

Tambahkan alasan kenapa “worth it banget”, supaya audiens kamu paham konteksnya.

Contoh: Baju ini nyaman banget dipakai, bahannya adem, dan cutting-nya pas di badan. Worth it banget meski agak pricey.

4. Gunakan Hashtag Populer

Selain digunakan dalam percakapan, Grameds juga bisa memanfaatkan ungkapan “worth it banget” sebagai bagian dari caption media sosial, terutama saat membagikan pengalaman, review, atau rekomendasi. Menggunakan tagar atau hashtag seperti ini tidak hanya memperkuat kesan dari postingan kamu, tapi juga bisa menjangkau lebih banyak audiens yang mencari konten serupa.

Beberapa hashtag yang bisa kamu gunakan antara lain:
#WorthItBanget – untuk menegaskan bahwa sesuatu benar-benar layak dicoba.
#ReviewJujur – cocok untuk kamu yang memberikan ulasan berdasarkan pengalaman pribadi.
#RekomendasiHariIni – bisa digunakan untuk postingan harian berisi tips, review, atau rekomendasi.
#GakNyesel – alternatif gaul yang menggambarkan kepuasan setelah mencoba sesuatu.

Fenomena “Worth It Banget” dan Campuran Bahasa

Sumber: Freepik

Penggunaan “worth it banget” adalah contoh nyata dari fenomena code-mixing atau pencampuran dua bahasa dalam satu kalimat. Hal ini bukan hanya soal gaya, tapi juga bentuk ekspresi yang makin berkembang di era digital.

Meski kadang dianggap mencampuradukkan bahasa secara sembarangan, fenomena ini juga menunjukkan kreativitas berbahasa. Yang penting adalah tetap memperhatikan konteks penggunaannya. Di ranah formal, tentu kita harus lebih hati-hati dalam memilih kata. Tapi dalam ranah informal dan personal, ungkapan seperti “worth it banget” bisa membuat komunikasi jadi lebih hidup dan terkesan nggak kaku.

Kesimpulan

“Worth it banget” adalah ungkapan yang menggambarkan bahwa suatu hal benar-benar sepadan dengan apa yang telah dikorbankan. Bisa berupa waktu, tenaga, uang, atau bahkan emosi. Ungkapan ini muncul dari perpaduan bahasa Inggris dan Indonesia, dan menjadi sangat populer karena ekspresif, mudah digunakan, dan relevan dengan gaya hidup masa kini.

Kamu bisa menggunakan “worth it banget” dalam berbagai situasi,  dari mulai review makanan, pengalaman traveling, belanja online, hingga pencapaian pribadi.

Tak hanya membuat tulisanmu lebih menarik, tapi juga membuat tulisan terasa lebih personal dan mendalam. Dengan memahami arti dan penggunaannya, kamu juga bisa makin percaya diri dalam berbahasa dan tetap gaul di berbagai situasi.

Jadi, yuk Gramedes, gunakan ungkapan “worth it banget” dengan tepat dan nggak salah sasaran!

Rekomendasi Buku

1. The School of Life: An Emotional Education: Seni Membangun Kecerdasan Emosional di Era Modern

The School of Life: An Emotional Education: Seni Membangun Kecerdasan Emosional di Era Modern

Kita menghabiskan bertahun-tahun di bangku sekolah untuk belajar tentang fakta dan angka, namun tak pernah benar-benar diajarkan cara menjalani hidup yang memuaskan. Buku The School of Life, yang terinspirasi dari organisasi karya filsuf Alain de Botton, hadir untuk menjawab kekosongan tersebut.

Dengan pendekatan yang membumi dan penuh makna, buku ini membekali pembacanya dengan “alat” untuk bertahan dan berkembang di dunia modern—dengan kecerdasan emosional sebagai kunci utamanya.

Lewat perpaduan filsafat, psikologi, dan nasihat praktis, The School of Life mengajak kita memahami diri sendiri, membangun hubungan yang sehat, menghadapi kegagalan, serta menjalani kehidupan kerja yang lebih bermakna. Buku ini adalah panduan bijak menuju kematangan emosional dan kehidupan yang lebih tenang, tangguh, dan bermakna—sesuatu yang kita semua dambakan.

2. The Psychology of Money Edisi Revisi

The Psychology of Money Edisi Revisi

Kesuksesan dalam mengelola uang tidak selalu tentang apa yang Anda ketahui. Ini tentang bagaimana Anda berperilaku. Dan perilaku sulit untuk diajarkan bahkan kepada orang yang sangat pintar sekalipun. Seorang genius yang kehilangan kendali atas emosinya bisa mengalami bencana keuangan. Sebaliknya, orang biasa tanpa pendidikan finansial bisa kaya jika mereka punya sejumlah keahlian terkait perilaku yang tidak berhubungan dengan ukuran kecerdasan formal.

Uang―investasi, keuangan pribadi, dan keputusan bisnis―biasanya diajarkan sebagai bidang berbasis matematika, dengan data dan rumus memberi tahu kita apa yang harus dilakukan. Namun di dunia nyata, orang tidak membuat keputusan finansial di spreadsheet. Mereka membuatnya di meja makan, atau di ruang rapat, di mana sejarah pribadi, pandangan unik Anda tentang dunia, ego, kebanggaan, pemasaran, dan berbagai insentif bercampur.

Dalam The Psychology of Money, penulis pemenang penghargaan, Morgan Housel membagikan 19 cerita pendek yang mengeksplorasi cara-cara aneh orang berpikir tentang uang dan mengajari Anda cara memahami salah satu topik terpenting dalam hidup dengan lebih baik.

3. Neksus

Neksus

Dalam Sapiens, Yuval Noah Harari memperkenalkan konsep realitas intersubjektif berdasar fiksi yang telah memberikan keunggulan kepada kita sebagai Sapiens sehingga dapat bekerja sama dalam jejaring dan menaklukkan dunia. Neksus—istilah yang diartikan Harari sebagai titik hubungan berbagai aliran informasi yang membentuk jejaring manusia—menelusuri gagasan informasi sebagai bukan hanya penyampai fakta, melainkan juga penjalin jejaring realitas intersubjektif dan tatanan dunia manusia.

Dengan demikian, perkembangan peradaban manusia bisa dipandang sebagai revolusi panjang dalam teknologi informasi. Revolusi teknologi informasi bukan hanya soal komputer atau komunikasi seluler, melainkan terjadi sejak Sapiens menciptakan fiksi, kisah, tulisan, dan buku. Tiap tahap revolusi memperbanyak informasi yang tersedia dan memperluas jangkauan penyebarannya, membangun tatanan yang makin lama makin rumit, tapi belum tentu mempertinggi kebijaksanaan kita: bertambahnya informasi tidak mesti membuat kita makin dekat ke kebenaran. Kini kita sedang menghadapi tantangan dari ciptaan terbaru revolusi informasi. Algoritma, dunia maya, dan akal imitasi (artificial intelligence, AI) membuka bentang informasi baru, menawarkan daya amat besar, tapi juga menghadirkan kecerdasan bukan-manusia yang berpotensi memanipulasi dan menguasai kita.

About the author

Shaza Zahra

Gramedia Literasi