in

Metode Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar

unsplash.com

Discovery Learning – Pengembangan dan penyempurnaan cara belajar terus dilakukan berbagai pihak, hingga ditemukannya metode discovery learning. Pada pembelajaran discovery learning guru dan siswa dituntut untuk sama-sama aktif dalam proses belajar-mengajar agar bisa menciptakan produk pendidikan yang lebih baik. Dalam pembelajaran discovery learning siswa dibiasakan untuk mencari secara mandiri pengetahuan yang telah disampaikan.

Pengertian Discovery Learning

Discovery learning ialah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Tidak serupa dengan model pembelajaran lainnya yang cenderung konvensional, discovery learning atau pembelajaran penemuan lebih berpusat pada peserta didik, bukan guru. Pengalaman langsung dan proses pembelajaran menjadi patokan utama dalam pelaksanaannya. Di sisi lain model discovery learning merupakan model yang lebih menekankan pada pengalaman langsung siswa dan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.

Dapat disimpulkan bahwa metode ini masuk dalam salah satu model pembelajaran yang membantu peserta didik untuk mengalami dan menemukan pengetahuannya sendiri. Ini sebagai wujud murni dalam proses pendidikan yang memberikan pengalaman yang mengubah perilaku sehingga dapat memaksimalkan potensi diri.

Discovery Learning

Ada beberapa pandangan dari para ahli di bidang pendidikan yang ikut menjelaskan mengenai metode belajar ini. Berikut kumpulan pandangan para ahli pendidikan mengenai discovery learning.

1. Arends

Discovery learning menjadi model pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar secara aktif. Dalam prosesnya, model pembelajaran ini akan membimbing peserta didik untuk menemukan dan mengemukakan gagasannya terkait topik yang dipelajari.

2. Rusman

Pakar pendidikan Rusman mengungkapkan model pembelajaran discovery learning menjadi dukungan seorang individu atau kelompok untuk menemukan pengetahuannya sendiri berdasarkan dengan pengalaman yang didapatkannya.

3. Karim dan Daryanto

Karim dan Daryanto menyebut discovery learning sebagai model mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara mengatur proses belajar dengan sedemikian rupa. Sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui, dengan cara tidak disampaikan terlebih dahulu akan tetapi siswa menemukannya secara mandiri.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

4. Saefudin dan Berdiati

Saefudin dan Berdiati mendefinisikan discovery learning sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pembelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses penemuan secara mandiri.

5. Richard

Agar anak mampu belajar secara mandiri, Richard menyebut para pengajar harus mampu membuat para peserta didik untuk turut serta dalam proses kegiatan belajar mengajar secara lebih aktif seperti kegiatan tukar pendapat yang dapat diimplementasikan dengan acara diskusi, seminar dan menelaah buku secara mandiri.

Langkah Menuju Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery Learning
Pexels.com

Sama dengan pembelajaran lainnya, discovery learning memiliki sintaks, urutan, atau tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan sebagai fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut dilaksanakan. Berikut ini adalah penjabaran langkah-langkahnya:

1. Stimulus

Untuk memulai tahap ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah pertama. Seperti memulai kegiatan proses belajar-mengajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

2. Identifikasi masalah

Setelah langkah pertama berhasil dilewati, maka dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah yang memiliki kaitan erat dengan bahan pelajaran. Setelah itu salah satunya ditunjuk dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

3. Penghimpunan data

Bila rumusan dari hipotesis masalah sudah ada maka para siswa dapat diberikan kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.

4. Olah data

Jika data sudah dihimpun maka kegiatan selanjutnya adalah memasukkan dalam bank data untuk diolah dan dilakukan validasi dengan wawancara, observasi baru kemudian ada tafsiran berdasarkan temuan data tersebut.

5. Pembuktian

Hasil tafsir dari data yang sudah dianggap valid harus dilakukan pemeriksaan secara cermat. Ini dilakukan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis dihubungkan dengan proses hasil data.

6. Generalisasi

Setelah hasil pembuktian pengolahan data diatas maka dapat ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Discovery Learning
Inobel.id

Penerapan Discovery Learning dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Setelah Mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengawali pembelajaran discovery dicontohkan penerapan Discovery Learning dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:

1. Fase Stimulasi

Fase ini dapat dilakukan dengan kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengajukan pertanyaan, contoh-contoh atau referensi lainnya dan penjelasan singkat yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

Tahap ini berfungsi untuk menyiapkan kondisi belajar yang dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan ajar. Siswa dihadapkan dengan pertanyaan atau persoalan relevan untuk menumbuhkan keinginan untuk menyelidiki dan mencari tahu sendiri jawabannya.

2. Fase Identifikasi Masalah

Pada fase identifikasi masalah dapat dicoba dengan memulai dari guru yang memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat atau jawaban sementara terkait dengan topik pembahasan.

3. Fase pengumpulan Data

Fase pengumpulan data ini dimulai dengan memberikan kesempatan siswa mengumpulkan data yang relevan sebanyak-banyaknya. Ini untuk membuktikan apakah jawaban sementara yang mereka berikan sudah tepat atau belum. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku atau sumber daring, mengamati objek, eksperimen, dan hal lainnya yang masih sejalan dengan proses belajar-mengajar.

4. Fase pengolahan data

Dalam fase ini, kegiatan pengolahan data yang didapatkan melalui pengumpulan data kemudian ditafsirkan.

5. Fase pembuktian

Fase ini memiliki kegiatan presentasi dari hasil pengolahan data masing-masing kelompoknya di hadapan para siswa. Siswa yang lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan, kritik dan saran, serta pertanyaan.

6. Fase generalisasi

Fase ini memberikan kesempatan pada siswa untuk menarik kesimpulan dengan bimbingan dan tuntunan guru. Tuntunan tersebut dapat menjadi hasil yang dipresentasikan untuk mendapatkan suatu gambaran umum atau jawaban atas persoalan yang dihadapi dan disetujui oleh setiap kelompok.

7. Fase penutup

Fase ini adalah proses terakhir yang berisi ulasan kembali materi yang telah dipelajari bersama sama oleh siswa dan memberikan koreksi jika diperlukan serta rekomendasi dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Discovery Learning

Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning

Setelah memahami apa itu discovery learning dan langkah-langkah yang harus dilakukan, kita juga perlu mengetahui kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran ini. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahannya, diharapkan proses belajar bisa lebih maksimal karena sudah tahu apa yang harus diantisipasi sekaligus dikembangkan.

Kelebihan Discovery Learning:

  1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan keterampilan secara kognitif.
  2. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.
  3. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.
  4. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing masing.
  5. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

Kelemahan Discovery Learning:

  1. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
  2. Terkadang terhitung sangat sulit mewujudkan pembelajaran discovery learning.
  3. Jika keadaan di kelas gemuk atau memiliki jumlah siswa terlalu banyak, metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. Guru akan kesulitan untuk benar-benar memperhatikan proses pembelajaran setiap murid.
  4. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) gaya lama akan kecewa dan tertatih dalam menerapkan metode Discovery Learning.
  5. Ada kritik yang menyatakan bahwa proses dalam model Discovery Learning terlalu mementingkan proses pemahaman, sementara perkembangan sikap dan keterampilan siswa dikhawatirkan kurang menjadi sorotan.

Tujuan Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning

Dengan beragam kelebihan dan kelemahan discovery learning, kita tetap perlu memahami bahwa ada tujuan-tujuan utama yang harus digapai agar proses belajar tidak bias. Berikut ini beberapa tujuan spesifik dari model pembelajaran discovery learning.

  1. Siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
  2. Kenyataan di lapangan harus menunjukkan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika model pembelajaran ini digunakan.
  3. Siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
  4. Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan pengetahuan.
  5. Membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mengaplikasikan ide ide orang lain.
  6. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui discovery learning lebih bermakna. Keterampilan yang dipelajari dalam kasus lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru pula.

Bagaimana Pandangan Pemerintah mengenai Discovery Learning?

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penjelasan mengenai implementasi Kurikulum 2013 yang dikutip dari Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan tiga model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut antara lain:

1. Model Pembelajaran Melalui Peningkatan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning)

Model pembelajaran penyingkapan atau penemuan (Discovery /Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery learning dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan interferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the and principles in the mind.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Discovery-Based Learning/PBL)

Pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian proyek berbasis model discovery learning yang layak digunakan dan sebagai salah satu inovasi pengembangan penilaian proyek secara lebih operasional.

3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PJBL)

Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian proyek berbasis model Discovery Learning yang layak digunakan dan sebagai salah satu inovasi pengembangan penilaian proyek secara lebih operasional.

Selain ketiga model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, guru juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang lain, seperti Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share(TPS), Example not Example, Picture and Picture dan lainnya.

Dari proses pembelajaran menggunakan model Discovery Learning diharapkan para siswa dapat mengeksplorasi dan menemukan pemecahan masalah atas pengetahuan. Sentra pembelajaran ada pada siswa dan tujuan dari pembelajaran adalah proses integrasi antara pengetahuan baru yang diberikan dan pengetahuan sebelumnya yang sudah mapan dalam benak siswa.

Discovery Learning

Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Discovery Learning dan Problem Based Learning

Pembelajaran discovery learning merupakan model yang mengajak siswa belajar aktif menemukan sendiri pengetahuannya. Sedangkan Problem Based Learning merupakan model yang mengajak siswa belajar aktif menemukan sendiri pengetahuannya. Sedangkan Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dimana siswa dituntut aktif untuk memperoleh konsep dengan cara memecahkan masalah.

Contoh Pembelajaran Discovery learning dalam pembelajaran Tematik Bermuatan IPA

Kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21 di antaranya adalah kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan berkomunikasi, kecakapan kreativitas dan inovasi, serta kecakapan kolaborasi. Untuk mewujudkan semua itu guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah model pembelajaran berbasis masalah discovery learning.

Dalam discovery learning siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari hari (kontekstual). Dengan kata lain, Discovery Learning membelanjakan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Namun model belajar ini sepertinya belum cukup lancar untuk dipraktikkan. salah satu kasus yang terjadi di kelas VI SDN Banjarejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal bisa dijadikan evaluasi. Dalam Pembelajaran Tema I Subtema I Muatan Pelajaran IPA pada materi perkembang biakan Tumbuhan, suasana pembelajaran yang terjadi di kelas kurang bermakna, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan malas menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran guru kurang peduli pada proses berpikir siswa. Materi pembelajaran yang disajikan dengan pola deduktif yaitu diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas dan pembahasan membuat siswa cenderung menghalalkan teori saja.

Padahal pada dasarnya model pembelajaran discovery learning merupakan pembelajaran yang mana bahan pelajarannya dicari serta ditemukan sendiri oleh peserta didik lewat berbagai aktivitas, sehingga dalam pembelajaran ini tugas guru lebih sebagai fasilitator dan pembimbing bagi peserta didik. Penerapan model discovery learning menitikberatkan peran guru sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif.

Oleh sebab, itu bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.

Jadi, apakah Grameds tertarik dengan metode pembelajaran discovery learning? Grameds bisa mengetahui lebih lanjut terkait metode belajar ini dengan membaca buku yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu memberikan informasi terbaik!

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Widiastuty

Saya suka menulis terutama pada tema-tema parenting. Lewat tulisan, saya bisa mendapatkan informasi sekaligus menambah wawasan saya tentang dunia parenting.

Kontak media sosial Instagram saya Widiastuty