in

Asal-Usul dan Filosofi Batik Parang Beserta 8 Jenis Motifnya

https://www.batikprabuseno.com/

Batik Parang – Ketika masih duduk di bangku sekolah, pasti Grameds pernah mendapatkan penugasan berupa melukis motif batik dan sebagian besar dari kita pasti akan menggambar motif batik parang.

Bentuk dasar dari motif batik parang ini seperti huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan miring berurutan. FYI, ternyata motif batik parang adalah motif batik paling tua yang ada di Indonesia ini lho…

Pada zaman dahulu, batik dengan motif parang ini hanya boleh digunakan oleh raja dan keturunannya saja sebab memang bermakna kekuatan sang raja.

Namun saat ini, motif batik parang sudah boleh digunakan semua orang untuk segala kegiatan dan tentunya sangat laku di pasaran.

Berhubung Indonesia ini termasuk negara yang masih berpegang teguh pada budaya, maka tentunya batik dengan motif parang juga memiliki mitos tersendiri yakni tidak boleh dikenakan saat upacara pernikahan karena konon justru akan membawa keluarga sang pengantin baru ke hal-hal negatif seperti percekcokan.

Lantas, apa sih filosofi dari keberadaan motif batik parang yang hingga detik ini eksistensinya masih begitu dihormati oleh sejumlah masyarakat? Apa saja pula jenis-jenis motif batik parang yang tentunya memiliki filosofi masing-masing? Yuk, segera simak ulasannya berikut ini!

Asal-Usul Motif Batik Parang

Batik Parang
https://www.krjogja.com/

Dilansir dari batiktulisgiriloyo.com, mengemukakan bahwa kata “Parang” dari istilah ‘batik parang’ itu berasal dari kata “Pereng” yang berarti ‘lereng’. Maksudnya, bentuk motif batik parang itu berupa huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan membentuk diagonal miring layaknya lereng gunung.

Susunan bentuk “S” itu seolah menggambarkan ombak samudera yang tidak pernah habis hingga akhir zaman kelak. Namun ada juga yang berpendapat bahwa batik dengan motif parang ini justru berasal dari kata “Karang” yang berarti tebing-tebing di sekitar pantai.

Cek di Balik Pena : Beby Chaesara

Usut punya usut, ternyata batik dengan motif parang ini diciptakan oleh salah satu bangsawan Kerajaan Mataram Islam lho… Beliau adalah Panembahan Senopati.

Panembahan Senopati memiliki nama lain Sutowijoyo yang merupakan putra dari Ki Gede Pemanahan selaku pendiri dari Kerajaan Mataram Islam. Itulah mengapa, pada zaman dahulu batik dengan motif parang ini hanya diperbolehkan untuk dikenakan oleh para raja dan keturunannya saja.

Filosofi Motif Batik Parang Bagi Masyarakat Indonesia

Batik Parang
https://rumahbatikbedjo.com/

Jika membicarakan tentang budaya Indonesia, tidak afdol rasanya apabila tidak menyebutkan tentang batik.

Keberadaan batik tentunya sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena pasti setiap individu memiliki batik, sekalipun itu berupa seragam sekolah. Ditambah lagi, di Indonesia juga menghormati eksistensi dari batik dengan memperingatinya setiap 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Setiap daerah di Indonesia pada dasarnya memiliki setidaknya satu motif batik yang terkenal. Apabila di wilayah Yogyakarta terkenal dengan motif batik kawung, maka di Solo pun juga memiliki motif batik parang. Motif batik ini termasuk yang mudah ditemui dengan bentuk khas seperti huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan miring berurutan.

Dilansir dari wikipedia.org, mengemukakan bahwa filosofi utama dari motif batik parang ini adalah supaya kita sebagai manusia tidak boleh menyerah terhadap hidup, ibarat ombak laut yang tidak berhenti bergerak. Yap, huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan miring berurutan itu jika dilihat kembali seperti bentuk ombak di laut ‘kan…

Batik parang memang menggambar bahwa kain yang digunakan itu belumlah rusak, yang artinya kita sebagai manusia masih bisa memperbaiki diri.

Keterkaitan motif satu sama lain ini seolah menggambarkan bahwa anak akan melanjutkan perjuangan dari orang tuanya. Lalu pada garis diagonal yang lurus melambangkan penghormatan, cita-cita, dan kesetiaan.

“Parang berarti perang, para raja jawa dan kesatria jawa selalu memakai batik parang yang berarti perang melawan hawa nafsu nya setiap hari, terus menerus. Hanya para raja ksatria lah yang boleh pakai batik parang. itu sebagai agama nya, sebagai maujud ageman nya setiap hari, ucap tekat laku lampah.”

Batik artinya Bakti, Bekti, Dhama bakti, para raja ksatria jawa harus berbakti kepada nusa bangsa keluarga dan agama nya. Ageman dari Batik menjadi agama nya, ucap tekat laku lampah seorang menuju sampurna ‘” (syafril indra kusuma)

Sementara itu, masih dilansir dari batiktulisgiriloyo.com, turut mengungkapkan bahwa setidaknya keberadaan batik parang ini memiliki 4 makna yakni:

1. Jangan Mudah Menyerah

Motif bentuk huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan miring berurutan itu jika dilihat kembali seperti bentuk ombak di laut. Coba deh Grameds perhatikan bahwa ombak di laut itu tidak pernah putus dan akan terus menggulung. Nah, hal itu menggambarkan bahwa kita sebagai manusia juga tidak boleh putus semangat terutama dalam hal mencapai cita-cita.

Boleh-boleh saja kok kita merasa lelah, karena itu manusiawi. Namun, jangan terlalu istirahatnya, harus segera bangkit lagi untuk memperjuangkan impianmu itu.

2. Lambang Atas Kesinambungan

Motif bentuk huruf “S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain itu menggambarkan adanya kesinambungan pola dari atas ke bawah.

Bentuk yang kesinambungan ini menjadi bentuk akan keberlanjutan perjuangan dari orang tua kepada anaknya. FYI, pada zaman dahulu pun sering menggunakan batik sebagai penguat antara orang tua dan anak, terutama di keluarga bangsawan.

3. Adanya Ketangkasan, Cita-Cita Mulia, dan Kesetiaan

Filosofi selanjutnya dari batik parang adalah mengenai ketangkasan, cita-cita mulia, sekaligus kesetiaan manusia dalam kehidupan ini. Hal ini terlihat dari adanya garis tegak yang terdapat di antara bentuk huruf “S”.

4. Sebagai Adanya Perang

Di berbagai quotes nasihat apapun, pasti akan ada satu nasihat yang mengatakan bahwa perang yang sesungguhnya itu bukan antar sesama manusia, melainkan kepada hawa nafsu diri sendiri. Di agama apapun juga mengajarkan hal tersebut ‘kan…

Nah, dengan mengenakan motif batik parang ini, seolah mengharapkan kita dapat memerangi hawa nafsu baik yang berasal dari diri sendiri maupun pengaruh luar.

7+ Jenis Motif Batik Parang Yang Sering Digunakan

1. Motif Batik Parang Rusak

Batik Parang
https://tumpi.id/

Bersumber dari wikipedia.org, mengemukakan bahwa motif batik parang rusak itu ternyata diciptakan oleh Panembahan Senopati saat Beliau tengah melakukan kegiatan bertapa di Pantai Selatan.

Motifnya terlihat seperti ombak sehingga maknanya pun sebagai keberanian dan ketegaran. Menurut iwarebatik.org, juga menuliskan bahwa motif batik parang rusak itu mirip dengan lengkungan keris pusaka jawa dan ombak laut.

Orang yang mengenakan motif batik ini diharapkan memiliki jiwa mulia yang mampu mengendalikan gelombang godaan ketika menjalani kehidupan sehari-hari.  Keberadaan batik dengan motif parang rusak ini biasanya dikhususkan untuk bangsawan dan keluarganya saja.

2. Motif Batik Parang Barong

Batik Parang
https://tumpi.id/

Hampir dengan motif batik sebelumnya, batik parang barong ini juga diperuntukkan bangsawan dan keluarganya saja. Tidak hanya itu saja, keberadaan motif batik ini cukup sakral dan tidak boleh dikenakan di segala acara, terutama acara pernikahan.

Adanya kepercayaan yang mengatakan bahwa jika kita mengenakan batik parang barong ini saat acara pernikahan, maka justru akan memberikan dampak maupun pengaruh buruk untuk kehidupan sang pengantin.

Motif batik jenis ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang merupakan sultan ketiga dari Kerajaan Mataram yang telah memerintah sejak tahun 1613-1645. Ciri utama dari motif batik parang barong adalah bentuk huruf “S”-nya yang lebih besar dari motif batik barang rusak.

Makna dari motif batik jenis ini pengendalian dari dalam diri, kebijaksanaan, dan kehati-hatian saat bertindak maupun berturut kata.

3. Motif Batik Parang Klitik

Batik Parang
https://id.pinterest.com/

Motif batik parang selanjutnya adalah parang klitik. Ciri utama dari motif batik parang jenis ini adalah bentuk huruf “S”-nya lebih kecil sehingga sering dianggap sebagai penggambaran citra feminim, lemah-lembut, perilaku bijaksana, dan perilaku halus.

Itulah mengapa, motif batik jenis ini sering dikenakan oleh para putri raja. Namun jika dikenakan oleh kaum laki-laki, maka akan mencerminkan kebijaksanaan.

4. Motif Batik Parang Slobog

Batik Parang
https://theasianparent.com/

Motif batik parang slobog ini lebih cenderung melambangkan keteguhan hati, kesabaran, maupun ketelitian manusia. Itulah mengapa, kebanyakan kaum laki-laki mengenakan motif batik parang ini, terlebih lagi saat upacara pelantikan jabatan. Besar harapan dengan mengenakan batik motif ini supaya mampu mengemban amanah dan tanggung jawab selama menjalankan tugasnya.

Di sisi lain, ada juga beberapa masyarakat yang mengenakan motif batik ini saat menghadiri upacara pemakaman. Tujuannya adalah supaya arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan dan kelancaran saat menghadap Tuhan Yang Maha Esa, sementara pihak keluarga dapat memiliki keteguhan dan ketabahan hati.

5. Motif Batik Parang Kusumo

Batik Parang
https://tumpi.id/

Pada motif batik parang kusumo ini dinamakan demikian karena memiliki corak “Parang” yang berarti ‘lereng’ dan “Kusumo” yang berarti ‘bunga’. Sekilas memang coraknya seperti bunga ‘kan walaupun tetap ada bentuk huruf “S” yang saling bertautan satu sama lain.

FYI, pada zaman dahulu batik jenis ini hanya boleh dikenakan oleh keturunan raja saja terutama saat tengah berada di dalam keraton. Nah jika pada zaman sekarang, batik motif ini akan digunakan oleh masyarakat umum saat acara tukar cincin dalam pernikahan.

Filosofi utama dari batik parang kusumo ini menggambarkan jalinan antar manusia yang tidak terputus dan akan selalu terhubung secara berkesinambungan. Secara tidak langsung, makna tersebut juga dengan tali hubungan manusia yang secara erat terutama di keluarga.

Dilansir dari museumnusantara.com, keberadaan motif batik parang ini ternyata memiliki mitos yang tentunya telah dipercaya oleh masyarakat Jawa Tengah sejak lama lho… Salah satunya adalah mitos jika mengenakan batik motif ini saat acara pernikahan, maka akan memberikan kesialan kepada keluarga sang pengantin.

Kesialan tersebut dapat berupa terjadinya keributan maupun cekcok saat sang pengantin tengah menjalani kehidupan keluarga.

Padahal sebenarnya, mitos tersebut justru bertolak belakang dengan filosofi yang ada ‘kan ya…

6. Motif Batik Parang Tuding

Batik Parang
https://tumpi.id/

Nama motif batik ini berasal dari “Parang” yang berarti ‘lereng’ dan “Tuding” yang berarti ‘jari telunjuk atau tengah menunjuk sesuatu’.

Nah, coba deh Grameds perhatikan kembali gambar motifnya, pasti pada huruf “S” terlihat menyerupai jari telunjuk yang tengah menunjuk ‘kan, dengan susunan yang secara berjajar dan berkesinambungan.

Menurut tumpi.id, filosofi dari keberadaan motif batik ini adalah siapapun yang mengenakannya diharapkan dapat memberi petunjuk atas hal-hal yang baik. Itulah mengapa, motif batik ini biasanya dikenakan oleh para orang tua karena mereka dianggap sebagai pengarah atau pemberi petunjuk kepada para keturunannya.

7. Motif Batik Parang Pamor

Batik Parang
https://tumpi.id/

Selanjutnya ada motif batik parang pamor yang berasal dari kata “Parang” berarti ‘lereng’ dan “Pamor” berarti ‘aura yang terpancar dari seseorang’. Nah, ketika mengenakan batik jenis ini, diharapkan pemakainya memiliki aura yang memancar atau jika dalam bahasa Jawa disebut dengan “…Wis pecah pamore”.

Ciri utama dari motif batik parang pamor adalah bentuknya yang lebih kecil-kecil dibandingkan dengan motif batik parang sebelumnya.

8. Motif Batik Parang Curigo

Batik Parang
https://tumpi.id/

Filosofi utama dari motif batik parang curigo ini adalah supaya pemakainya dapat memiliki ketenangan, kecerdasan, maupun kewibawaan. Itulah mengapa, biasanya motif batik jenis ini sering dikenakan saat acara pesta.

Penamaan motif batik ini berasal dari kata “Parang” yang berarti ‘lereng’ dan “Curigo” yang merupakan ‘nama lain dari bilah keris tanpa warangka’.

FYI, warangka adalah bagian atas dari sarung keris yang bentuknya menyerupai tanduk. Nah jika Grameds memperhatikan gambar dari motif batik parang curigo ini, akan tampak bentuk motif huruf “S” yang dimodifikasi menyerupai bilah keris.

Itulah pembahasan kita tentang batik Parang. Semoga setelah membaca artikel ini sampai selesai, Grameds jadi lebih mudah dalam membedakan batik parang dengan batik lainnya.

Jika ingin mencari buku seputar batik, maka kalian bisa mendapatkannya di gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

7 Rekomendasi Buku Terkait

1. Batikpedia, Kumpulan Istilah Penting Dalam Dunia Batik

Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Sejak saat itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Teknik seni kain yang mirip batik dapat ditemukan pada berbagai kebudayaan di dunia seperti di Nigeria, Tiongkok, India, Malaysia, Sri Lanka dan daerah-daerah lain di Indonesia. Batik pesisir Indonesia dari pulau Jawa memiliki sejarah akulturasi yang panjang, dengan corak beragam yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, serta paling berkembang dalam hal pola, teknik, dan kualitas pengerjaan dibandingkan batik dari daerah lain.

Batik dianggap sebagai ikon budaya penting di Indonesia. Masyarakat Indonesia mengenakan batik sebagai busana kasual dan formal yang dapat digunakan dalam beragam acara.

Live Tertarik untuk mendapatkan rekomendasi produk ini?
  • Tertarik
    74% 500 / 673
  • Belum
    18% 124 / 673
  • Masukkan keranjang
    7% 49 / 673

2. Seri Batik: Warisan Batik Keraton Mataram Pada Batik Jogja

Pola batik yang berkembang di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta diletakkan pada posisi yang sangat tinggi. Batik tak sekadar kain, tetapi juga menjadi alat untuk mengukuhkan kekuasaan. Dalam lembar batiknya, hierarki sosial hingga identitas sebagai kawula Yogyakarta atau kawula Surakarta pun dipertegas. Tak heran jika kedua kerajaan ini memiliki aturan terkait dengan larangan batik.

3. Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya

Motif Gringsing adalah salah satu motif kuno asli dari Nusantara. Sejak zaman dongeng Panji di kerajaan Kediri, motif Gringsing sudah disebut-sebut keberadaannya oleh G. P. Rouffaer. Kemudian Kitab Pararaton dan Negarakertagama juga menyebutkan nama motif Gringsing atau Geringsing telah ada pada pemerintahan Raden Wijaya di Majapahit.

Kitab Pararaton menyebutkan raja ini telah menganugerahkan batik Gringsing kepada beberapa panglima perangnya yang telah berjasa dalam peperangan. Sedangkan pada Negarakertagama disebut kain motif Gringsing digunakan sebagai penghias kereta kerajaan yang megah.

Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya adalah buku yang ditulis atau disusun oleh Adi Kusrianto yang akan membawa Anda mengenal Batik lebih dalam!

Live Tertarik untuk mendapatkan rekomendasi produk ini?
  • Tertarik
    74% 500 / 673
  • Belum
    18% 124 / 673
  • Masukkan keranjang
    7% 49 / 673

4. Ensiklopedia The Heritage Of Batik: Identitas Pemersatu Kebanggaan Bangsa

Batik yang kita kenal saat ini sebenarnya merupakan karya budaya yang bersifat indrawi, filosofis, dan spiritual sekaligus.Batik Indonesia yang kaya akan teknik, simbol, filosofi, dan budaya itu, pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO diakui dan ditetapkan sebagai warisan pusaka dunia. Pengakuan itu hendaklah menjadi tonggak penting untuk mengembangkan eksistensi batik di kancah internasional.

Buku ini menyuguhkan bukti-bukti dan pemahaman yang menyeluruh bahwa batik memang mempunyai akar sejarah dan budaya yang kuat di Indonesia.Buku ini mengungkap sejarah dan perkembangan batik sejumlah negara, serta dinamika seni dan keterampilan membatik berbagai daerah di Indonesia. Buku ini semakin lengkap karena menyajikan aneka ragam batik dan makna filosofi yang terkandung di dalamnya. Buku ini juga menjelaskan cara pembuatan aneka jenis batik, serta membahas berbagai tantangan dan upaya pemberdayaan industri kreatif yang sangat penting ini.

Dalam Ensiklopedia The Heritage of Batik ini tidak hanya berisi mengenai motif batik Indonesia saja, tetapi juga berisi tentang makna dan sejarah batik. Selain itu juga terdapat berbagai macam batik yang terkenal di Indonesia. Buku ini juga membahas mengenai teknik pembuatan berbagai macam batik, seperti pembuatan batik tulis, batik jumputan, batik cap atau cetak hingga lukisan batik, hingga industri pemberdayaan batik.

5. Menelusuri Asal Usul Batik

Apakah kita pernah mendengar istilah Widihan dan Ken yang sering disebut pada banyak prasasti sejak abad ke-6 hingga ke-10 Masehi? Mungkinkah ini adalah bentuk wastra batik yang kita kenal sekarang?

Bahkan, banyak penulis yang dengan berani menyebut bahwa batik berasal dari India. Bukannya terbalik? Rabindranath Tagore-lah yang membawa batik Jawa ke Santiniketan. la memiliki Sekolah Tinggi Seni Bhavana dan dengan bersemangat mengajarkan ilmu membatik. Dapat kita bayangkan, bangsa Jepang yang dulunya sangat tertutup ternyata menggemari batik Jawa yang mereka kenal sebagai Jawa Sarasah sejak abad ke-16 Masehi.

Tertulis dalam buku Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java karya Rens Heringa, batik pertama kali ada di Indonesia pada 700-an. Batik diperkenalkan oleh orang India, saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara) yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India. Informasi ini menarik untuk dikaji dan dikembangkan. Namun, ternyata, data-data pendukung serta penelusuran secara logika, baik waktu maupun hubungan dengan data yang lain, tidak meyakinkan penulis.

Buku ini memuat banyak informasi yang akan menambah wawasan kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan batik.

Live Tertarik untuk mendapatkan rekomendasi produk ini?
  • Tertarik
    74% 500 / 673
  • Belum
    18% 124 / 673
  • Masukkan keranjang
    7% 49 / 673

6. Seni Batik Indonesia

Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik pesisir Indonesia dari pulau Jawa memiliki sejarah akulturasi yang panjang, dengan corak beragam yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, serta paling berkembang dalam hal pola, teknik, dan kualitas pengerjaan dibandingkan batik dari daerah lain. Batik dianggap sebagai ikon budaya penting di Indonesia. Masyarakat Indonesia mengenakan batik sebagai busana kasual dan formal yang dapat digunakan dalam berbagai acara.

Buku berjudul Seni Batik yang disusun oleh S.K. Sewan Susanto, S. Teks. ini merupakan perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia secara turun temurun. Seni budaya khas Indonesia yang bahkan telah diakui oleh dunia sebagai representatif budaya tak benda warisan budaya manusia.

Live Tertarik untuk mendapatkan rekomendasi produk ini?
  • Tertarik
    74% 500 / 673
  • Belum
    18% 124 / 673
  • Masukkan keranjang
    7% 49 / 673

7. Batik Filosofi, Motif dan Kegunaan (FC)

Batik, sebuah karya bangsa yang menyimpan nilai luhur budaya masyarakat Indonesia. Sejak berabad-abad yang lalu batik sudah digunakan kaum wanita dan pria—yang tetap lekat dalam kehidupan orang Jawa, Madura, dan Sumatra. Kini, batik Indonesia telah diakui oleh bangsa-bangsa lain, bahkan tersebar di berbagai negara. Namun sayang, minat terhadap batik sering belum diimbangi pemahaman terhadap batik itu sendiri. Informasi dan referensi tentang batik Nusantara masih merupakan misteri bagi sebagian masyarakat.

Sering kali pemakai batik klasik memilih batik hanya karena keindahannya saja atau memakainya tidak sebagaimana fungsinya, tidak mengetahui ihwal motif batik yang dipakainya. Motif, Kegunaan, dan Filosofi batik. Tiga hal yang saling kait satu sama lain. Motif batik diciptakan dengan berbagai maksud dan harapan yang baik.

Meski demikian, masing-masing motif memiliki kegunaan sendiri, serta waktu yang tepat ia harus dipakai. Pada masa perkembangannya, busana batik bahkan menunjukkan status dan tanda pangkat, penunjuk identitas dalam struktur kebangsawanan.

Keraton berperan penting mengangkat batik sebagai salah satu harta seni bernilai tinggi dalam hal busana di lingkungannya. Buku ini merupakan kompilasi berbagai informasi yang dikutip dari berbagai sumber.

Tidak melulu dari ahli batik, tetapi juga pendapat para pinisepuh, perias pengantin Jawa, pedagang batik, pembatik turun-temurun, pengusaha batik modern, hingga kurator museum batik, pejabat pemerintah yang memiliki kompeten, budayawan, ahli sejarah, pengamat batik, serta ilmuwan terangkum di dalamnya. Kenali, gunakan, dan lestarikan karya bangsa dan budaya nan memesona: Batik Indonesia.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Parang

https://tumpi.id/motif-batik-parang-ini-makna-dan-jenisnya/

Motif Batik Parang, Asal-Usul,Makna dan Jenisnya

https://museumnusantara.com/batik-parang-kusumo/

Baca Juga!



ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Written by Arum Rifda

Menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi pemikiran, sekalipun dalam bentuk tulisan, bukan verbal.
Ada banyak hal yang bisa disampaikan kepada pembaca, terutama hal-hal yang saya sukai, seperti K-Pop, rekomendasi film, rekomendasi musik sedih mendayu-dayu, dan lain sebagainya.