Motif Batik Solo – Sobat Grameds mungkin sudah sering mendengar tentang kain Lurik dari Solo. Apalagi ternyata batik Solo juga merupakan salah satu kain yang terkenal di kota ini. Sama seperti batik Yogyakarta, batik Solo juga dikenal sebagai batik keraton. Meski namanya sama, batik ini sangat berbeda dengan batik Yogyakarta lho.
Motif batik solo seringkali memiliki ciri khas pola tradisional pada batik cap dan tulisnya. Selain itu, polanya sebagian besar berwarna coklat, yang juga sedikit kuning dan dikenal dengan ukuran pola geometrisnya yang kecil.
Motif batik ini menjadi salah satu bahasan yang menarik karena menjadi simbol batik Indonesia yang sangat berpengaruh dan menarik banyak perhatian dunia. Batik di daerah Solo dibuat secara turun-temurun sehingga menghasilkan banyak motif, mulai dari ratusan hingga ribuan.
Sudah banyak cerita sejarah terkait asal muasal batik ini yang sangat memukau dunia di Indonesia ini. Biasanya batik Solo seringkali memiliki corak dan motif yang berbeda-beda yang digunakan dalam acara pernikahan.
Perbedaan motif yang baru terjadi belakangan ini karena motif bukan lebih dari sekedar gambar saja. Namun maknanya lebih dari yang bisa didapat dari nenek moyang yang semula menganut animisme, dinamis atau kepercayaan Budha-Hindu.
Pada zaman dahulu kain batik ini banyak digunakan oleh para wanita di Pulau Jawa sebagai sumber penghasilan. Bahkan kegiatan membatik di kawasan sekitar Keraton Surakarta pun tergolong karya eksklusif. Apakah Sobat Grameds sudah penasaran, tentang apa sajakah motif-motif batik solo? Yuk Grameds langsung saja simak penjelasannya pada artikel berikut ini!
Table of Contents
Sejarah Batik Solo
Seperti yang kita ketahui bersama, batik ini merupakan salah satu ciri budaya dari peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah yang diturunkan, batik mulai berkembang saat kerajaan Majapahit berkuasa.
Batik di daerah Solo yang biasa dikenal dengan batik laweyang sudah mulai berkembang sebelum abad ke-15 Masehi. Saat itu mulai berkembang pada masa pemerintahan Raja Hadiwijaya (Joko Tingkir) di Keraton Pajang.
Setelah itu, orang pertama yang menggunakan batik di Desa Laweyan adalah Ki Ageng Henis. Ia adalah putra Ki Ageng Selo yang masih keturunan Brawijaya V yang tinggal di Desa Laweyang sejak tahun 1546 Masehi.
Ia juga biasa disebut sebagai Ki Ageng Laweyan, sebagai Manggala Pinatuwaning Nagari ketika Jaka Tingkir masih menjadi Adipati Pajang. Ki Ageng Henis merupakan kakek dari Danang Sutawijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Mataram.
Pasar Laweyan dulu dikenal sebagai pasar Lawe (bahan baku tanam) yang ramai dikunjungi pembeli. Bahan baku pasar ini adalah kapas yang pada saat itu banyak diproduksi di desa Pedan, Juwaring dan Gawok yang merupakan bagian dari kerajaan Pajang.
Belajar Sains Sulit dan Membosankan? Kamu Bisa Belajar Sains dengan Seru dan Menyenangkan Disini!
Ciri-Ciri Motif Batik Solo
Untuk memudahkan Anda mengetahui apakah sebuah batik termasuk jenis motif batik Solo, sebenarnya ada beberapa ciri yang sangat umum. Apa ciri-ciri batik ini? Berikut ciri-ciri atau ciri khas batik Solo diantaranya :
- Batik Solo dikenal luas dengan corak dan pola tradisional dalam pengerjaannya, yaitu batik cap dan batik tulis.
- Bahan dasar yang digunakan dalam proses pewarnaan masih menggunakan bahan-bahan dalam negeri.
- Batik ini memiliki kecenderungan warna coklat soga lebih kekuning-kuningan
- Batik ini dikenal luas karena ukuran polanya yang kecil.
- Memiliki fitur geometris.
Ragam Motif Batik Solo
Solo sebagai salah satu seniman batik terbesar memang memiliki banyak desain yang berkembang dan digandrungi banyak kalangan. Sebenarnya ada 12 jenis motif batik ini, namun yang paling terkenal di kalangan masyarakat ada 7 motif, antara lain:
1. Batik Motif Sidomukti
Motif batik sidomukti sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang disebut “sido” yang dalam bahasa Indonesia berarti jadi dan “mukti” berarti kemakmuran, berkecupan, kesejahteraan dan mulia.
Motif batik ini sering digunakan oleh pengantin Jawa, khususnya daerah Solo, saat melakukan ritual adat Jawa. Memiliki makna filosofis berupa memulai hidup baru, Anda akan mendapatkan banyak rezeki, berkah dan kebahagiaan selamanya.
Selain itu, motif ini juga mengungkapkan harapan akan kehidupan masa depan yang lebih baik, sejahtera, hidup mulia dan selalu mengingat Tuhan.
2. Batik Motif Truntum
Motif truntum sering diartikan oleh masyarakat Solo sebagai pedoman. Awalnya wanita Jawa khususnya daerah Solo yang menjadi orang tua biasa memakai batik motif truntum. i berarti pedoman atau teladan bagi anak-anaknya di masa depan untuk berkembang menjadi orang yang baik. Namun khusus dalam pernikahan adat Jawa di Solo, orang tua mempelai wanita sering menggunakan desain ini.
Batik solo bercorak truntum yang awalnya diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, khusus permaisuri Pangeran Paku Buwono III, dimaknai sebagai menumbuhkan cinta kembali.
3. Batik Motif Sawat
Batik Solo dengan motif sawat merupakan bentuk yang terinspirasi dari sawat atau sayap. Pada zaman dahulu, banyak motif batik Solo yang dianggap keramat dan hanya digunakan oleh raja dan keluarganya.
Makna yang terkandung dalam motif ini sering dikaitkan dengan burung garuda, kendaraan Dewa Wisnu dengan lambang raja atau kekuasaan. Sampai saat ini, batik Solo dengan motif sawat masih sering digunakan oleh para pasangan saat menggelar upacara pernikahan adat Jawa. Dilihat dari filosofinya, dapat dikatakan bahwa banyak orang percaya bahwa itu dapat menyelamatkan kehidupan si pengguna.
4. Batik Solo Motif Parang
Motif parang ini merupakan salah satu pola batik tertua yang pernah ada di Indonesia. Nama golok sendiri berasal dari kata “pereng” yang biasa diartikan sebagai lereng. Sedangkan kata perengan digambarkan dengan garis menurun dari tertinggi ke terendah dengan garis diagonal.
Serangkaian pola seperti huruf S terjalin, tanpa interupsi dan melambangkan kesinambungan atau koneksi. Padahal, desain seperti huruf S di sini terinspirasi dari ombak laut yang melambangkan semangat yang tak pernah mati.
Motif parang ini sudah ada sejak berdirinya kerajaan Mataram Kartasura, merupakan bentuk perlambang spiritual, sekokoh batu karang, meski dihantam ombak tetap kuat. Motif ini juga mengandung makna kesinambungan yang tiada henti dengan makna perbaikan diri dan perjuangan.
Untuk batik Solo motif parang ini memiliki banyak jenis yang berbeda-beda, ada sekitar 5 jenis, antara lain:
Parang Rusak
Motif parang merupakan kain batik yang dibuat oleh Panembahan Senopati saat bertapa di pantai selatan. Bentuk pola ini terinspirasi dari ombak yang tak pernah lelah menerjang bebatuan pantai.
Desain Batik Parang Rusak Solo ini juga melambangkan batin manusia yang memerangi kejahatan dengan cara mengendalikannya. Sehingga akan lebih bijak, dan mempunyai akhlak yang mulia yang akan menang.
Parang Klitik
Batik bermotif parang ini memiliki ukuran statis halus yang cenderung lebih kecil dan menggambarkan cerita feminim. Namun pada dasarnya motif ini menunjukkan kemanisan, kecanggihan dan kebijaksanaan yang sering dijumpai pada putri raja.
Parang Barong
Motif parang barong merupakan batik solo berukuran lebih besar dari parang patah dan diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Motif batik Solo parang barong memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang tiada henti, kearifan dalam gerak dan kehati-hatian dalam bertindak.
Parang Slobog
Motif parang slobog sendiri menggambarkan sikap ulet, teliti, dan sabar yang biasa digunakan saat pelantikan. Batik Solo bercorak parang slobog memiliki makna berupa harapan agar pemimpin yang ditunjuk dapat menyelesaikan tugasnya dengan penuh keyakinan dengan kearifan dalam dirinya.
Parang Kusumo
Motif batik Parang Kusumo Solo memiliki pola diagonal berupa garis-garis yang berkelok-kelok dari atas ke bawah. Biasanya batik Solo dengan motif Parang Kusumo sering digambarkan sebagai bunga yang sedang mekar dan sering dikenakan oleh kedua mempelai saat bertukar cincin.
5. Batik Solo Motif Kawung
Batik Pola Kawung memiliki pola melingkar menyerupai buah kawung, sejenis kolang-kaling atau buah kelapa. Banyak orang juga menjelaskan bahwa itu adalah bunga teratai dengan 4 kelopak retak.
Banyak orang Jawa mengartikan teratai sebagai kesucian atau umur panjang. Sebelumnya, contoh batik Solo dalam bentuk kawung hanya digunakan oleh kalangan kerajaan saja. Penggunaan motif kawung dapat mencerminkan kepribadian seorang pemimpin yang dapat menjaga hatinya dan mengendalikan hawa nafsunya.
6. Batik Solo Motif Satrio Manah
Motif satrio manah sering dikenakan oleh wali mempelai pria saat melakukan prosesi tunggal atau lamaran mempelai wanita. Konotasi filosofis yang terkandung dalam motif satrio manah adalah lamaran diterima oleh calon mempelai dan keluarga besarnya.
Tak hanya itu, motif ini akan digunakan oleh mempelai pria saat melakukan prosesi mempelai wanita. Karena tidak jauh berbeda dengan nama motifnya sendiri, maka dapat diartikan sebagai seorang kesatria yang membidikkan busurnya kepada pasangannya, sedangkan calon mempelai wanita akan menggunakan motif batik semen rante.
7. Batik Solo Motif Semen Rante
Motif batik solo atau semen rante ini melambangkan cinta yang biasa digunakan oleh wanita saat prosesi lamaran. Artinya sejak dilamar, hati wanita berbatik itu selalu melekat pada pria yang akan menikahinya.
Jika dilihat secara keseluruhan, sampel semen rante menunjukkan asosiasi yang kuat. Hiasan pola semen rante terdiri dari tiga bagian, antara lain.
- Ornamen yang berhubungan dengan bumi, seperti tanaman atau tetrapoda.
- Ornamen yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung, dan mega mendung.
- Ornamen yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan, dan katak.
Motif semen rante sering dikaitkan dengan konsep triloka atau tribuwana, yaitu ajaran tentang adanya tiga dunia, tiga alam tersebut meliputi, alam astral yang ditempati manusia, alam atas tempat tinggal para dewa, dan alam bawah ditempati oleh mereka yang menjalani cara hidup yang tidak benar dan penuh kebencian.
8. Batik Solo Motif Slobog
Motif batik Solo slobog merupakan salah satu jenis motif yang dimiliki oleh daerah Solo. Pola ini sering diartikan oleh masyarakat sebagai lobok atau longgar dalam bahasa Indonesia.
Motif batik slobog sering digunakan saat melakukan takziah atau berkabung atas kematian orang. Konotasi filosofisnya mengandung tujuan agar orang mati tidak mengalami kesulitan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Hal ini sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip agama, bahwa setelah mengalami kematian seseorang memasuki kehidupan lain di mana ia dimintai pertanggungjawaban atas segala yang telah dilakukannya.
9. Batik Solo Motif Bondet
Batik solo dengan motif bondet muncul karena rumitnya pola yang dituangkan ke dalam satu rumpun. Biasanya desain ini banyak digunakan oleh mempelai wanita pada malam pertama. Namun, saat ini banyak digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Berikut adalah pola bondet untuk beberapa motif batik Solo:
-
Batik Solo Sido Asih
Batik solo sido asih, motif geometris dengan bentuk persegi panjang ini memiliki nuansa yang luhur. Saat mengenakan kain batik sido asih, seseorang mengharapkan kebahagiaan dalam hidup. Motif batik solo sido asih ini dikembangkan setelah pelaksanaan SISKS PB IV di Keraton Surakarta.
-
Batik Solo Ratu-Ratih
Nama motif batik Ratu-Ratih sebenarnya diambil dari kata “Ratu-Patih” yang berarti seorang raja dalam pemerintahan didampingi dewa atau perdana menteri yang terlalu muda menurut sudut pandang waktu tersebut.
Motif batik Solo Ratu-Ratih ini menampilkan citra kejayaan dan sinergi antara pengguna kain batik dengan lingkungan alam. Kain batik tulis ini mulai diciptakan dan dikembangkan pada masa pemerintahan Raja SISKS PB VI pada tahun 1824.
-
Batik Solo Parangkusumo
Batik solo Parangkusumo, Parang adalah pola diagonal berbentuk senjata runcing, berupa garis bergelombang dari atas ke bawah kain batik, sedangkan Kusumo berarti bunga.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa parang kusumo berarti seorang ksatria yang memiliki kekuasaan dan mencintai rakyatnya, sehingga pembuatan kain parangkusumo solo batik ini hanya untuk orang-orang dari garis keturunan darah biru atau dari garis keturunan kerajaan atau biasa ditunjuk oleh rakyat yang biasa disebut orang keraton.
Pola batik solo parangkusumo ini mulai diciptakan dan dikembangkan oleh para pembatik pada masa Panembahan Senopati saat menjadi raja kerajaan Mataram kuno sekitar abad ke-16.
-
Batik Solo Bokor Kencana
Batik solo Bokor Kencana merupakan batik geometris dengan motif dasar lung-lungan yang melambangkan harapan, keagungan dan kewibawaan. Model ini pertama kali dibuat untuk dipakai oleh PB XI.
-
Batik Solo Sekar Jagad
Sekar berarti bunga dan alam semesta adalah dunia. Perpaduan kata tersebut tercermin dalam nama desain ini sebagai “koleksi bunga dunia”. Pola sekar jagad adalah pengulangan geometris yang cara ceplok (berdampingan), menceritakan keindahan dan keluhuran hidup di dunia. Pola batik sekar jagad mulai berkembang pada abad ke-18.
10. Batik Solo Motif Semen Gendong
Batik Solo memiliki corak semen gendong yang sering digunakan oleh kedua mempelai saat melakukan prosesi penganten. Hal ini dilakukan sebagai bentuk harapan agar mereka segera memiliki anak yang penurut, berbakti kepada orang tua, dan juga bertakwa.
11. Batik Solo Motif Pamiluto
Motif batik Solo ini sering digunakan oleh ibu dari kedua mempelai saat bertukar cincin. Makna yang terkandung dalam motif batik ini adalah bahwa hubungan suami istri hanya dapat dipisahkan dari takdir penciptanya, seperti “mimi lan mintuno”.
12. Batik Solo Motif Ceplok Kasatriyan
Motif batik akhir ini sering digunakan untuk menyaksikan prosesi kirab pernikahan, sebelum kedua mempelai duduk di kursi pengantin.
Mari kita budidayakan dan lestarikan batik, khususnya batik solo klasik yang mengusung filosofi yang luhur. Salah satu caranya adalah dengan membuat pola baju batik solo dengan menggunakan pola batik klasik ini agar lebih dikenal dan digunakan dengan benar (sesuai dengan filosofi yang terkandung didalamnya).
Saat ini generasi muda yang lahir pada tahun 1987 atau setelahnya sudah mulai jenuh dengan penggunaan bahasa Jawa Kromo Alus serta adat dan tata krama Jawa, terutama dengan motif batik solo klasik ini. Mungkin dengan menggunakan cara yang berbeda, batik akan lebih mudah diterima oleh generasi selanjutnya.
Penutup
Demikian ulasan mengenai 12 ragam motif batik Solo beserta maknanya. Buat Grameds yang ingin lebih tahu tentang informasi batik solo lainnya kamu bisa mengunjungi Gramedia.com untuk mendapatkan buku-buku terkait.
Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu memberikan produk terbaik, agar kamu memiliki informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Ziaggi Fadhil Zahran
BACA JUGA:
Jadwal KRL Solo-Jogja dan Tempat Wisatanya yang Harus Diketahui!
20 Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Solo yang Bisa Kamu Bagikan untuk Kerabat Dekat
Jangan Sampai Salah Pilih Motif Saat Memperingati Hari Batik Nasional!
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien