Psikologi

Urgensi adalah Kepentingan Mendesak, Pelajari Pengertian hingga Contoh

urgensi adalah
Written by Sevilla Nouval

Urgensi adalah sebuah kata yang seringkali digunakan oleh banyak orang terutama pada seseorang yang sedang diburu oleh waktu. Meskipun telah cukup sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi masih banyak orang yang belum memahami mengenai makna dan arti dari urgensi.

Kata ini sendiri lebih sering digunakan, baik pada tulisan maupun secara lisan. Istilah urgensi mungkin juga sering digunakan dalam bidang politik, tetapi istilah ini juga dapat digunakan di dalam berbagai bidang. Terlepas dari bidang apa istilah ini digunakan, arti dari urgensi tetaplah sama saja.

Urgensi merupakan istilah yang kerap dimaknai sebagai kepentingan. Namun, kata ini juga memiliki makna yang lebih dari sekadar kepentingan. Dengan kata lain, urgensi juga merujuk kepada kepentingan yang sangat mendekat ataupun kepentingan-kepentingan yang harus segera dilakukan.

Bagi kamu yang belum mengetahui apa itu urgensi, tak perlu khawatir. Pada kesempatan ini, kita akan membahas bersama-sama tentang pengertian urgensi hingga contoh urgensi. Tunggu apalagi, kamu bisa ulasan lengkapnya di bawah ini.

Pengertian Urgensi

urgensi adalah

Sumber: Pixabay

Urgensi merupakan suatu istilah yang mungkin sudah tak asing bagi sebagian orang. Istilah ini berasal dari bahasa Inggris, yaitu “urgent” yang berarti kepentingan mendesak atau sesuatu suatu kepentingan yang bersifat mendesak dan harus segera dilakukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urgensi merupakan keharusan yang mendesak. Singkatnya, urgensi sebagai suatu hal yang sangat penting.

Pada umumnya, contoh penggunaan kata urgensi bertujuan untuk meningkatkan disiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia yang jelas sekali tingkat urgensinya. Jadi, ketika kamu sedang menghadapi suatu hal yang sangat mendesak dan perlu segera dikerjakan, maka bisa menggunakan kata urgensi.

Cara Mengatasi Situasi Urgent

urgensi adalah

Sumber: Pixabay

Kata urgent dalam bahasa Inggris kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi urgen. Urgen di dalam KBBI atau kamus besar Bahasa Indonesia juga dapat bermakna mendesak sekali pelaksanaannya, atau sangat penting (gawat, mendesak, serta memerlukan berbagai tindakan segera).

Urgensi itu sebenarnya bukan suatu hal yang perlu ditakuti karena pasti bisa diatasi dengan baik, sehingga hal tersebut bisa diselesaikan. Nah, pada poin selanjutnya kita akan membahas cara mengatasi urgensi.

Cara mengatasi situasi urgen diantaranya adalah dengan menyadari seberapa pentingnya manajemen krisis. Mengutip dari situs DJKN Kemenkeu, terdapat tiga tahapan dalam melakukan manajemen krisis, yaitu pre-crisis, response to the crisis, dan post-crisis (Coomb, 2010; Devlin, 2007; Smudde, 2001) dalam Kriyantono, 2014: 178-180]

Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan lebih lengkapnya dari ketiga tahapan manajemen krisis tersebut.

Tahapan Pertama

Tahapan pertama dari manajemen krisis adalah pre crisis. Tahapan ini merupakan suatu kondisi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya krisis. Untuk melakukan hal ini akan melibatkan perencanaan yang matang dan melakukan berbagai latihan atau simulasi untuk mengimplementasikan rencana ini. Dengan begitu, krisis pun dapat dicegah semaksimal mungkin.

Perencanaan manajemen krisis juga akan sangat membantu menentukan berbagai langkah-langkah yang tepat untuk menetapkan prosedur pada pelayanan publik. Terlebih lagi, perencanaan manajemen krisi bisa mencegah terjadinya krisi menjadi lebih besar di kemudian hari.

Tahapan Kedua

Tahapan kedua dalam penanggulangan krisis ialah response to the crisis, yaitu bagaimana menanggapi krisis yang tengah terjadi saat ini. Akan lebih baik, jika rencana penanganan krisis yang sebelumnya telah disusun dan benar-benar diterapkan, serta dieksekusi dengan cepat dan efisien, sehingga krisis pun dapat lebih mudah diselesaikan.

Tahapan Ketiga

Tahapan ketiga adalah post crisis atau tahapan yang di mana krisis sudah reda atau telah berlalu, tetapi proses penanggulangan krisis masih tetap berlanjut. Pada tahapan ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi terhadap strategi yang telah dilakukan untuk menangani krisis, apakah sudah efektif atau perlu dilakukan suatu perbaikan.

Evaluasi ini dapat membantu dalam mempersiapkan strategi yang lebih baik ketika menghadapi krisis lain di masa depan. Misalnya, saja saat menghadapi pandemi COVID-19 berlangsung, pemerintah memberlakukan Work From Home (WFH) untuk mengurangi adanya resiko penularan virus.

Jenis Urgensi

urgensi adalah

Sumber: Pixabay

Dikutip dari berbagai sumber, umumnya urgensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu urgensi pendidikan kewarganegaraan, pendidikan nasional, dan pendidikan Pancasila. Simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini.

Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan

Urgensi kewarganegaraan adalah suatu desakan atau dorongan ataupun keharusan untuk mewujudkan berbagai bentuk pembelajaran dalam hal yang berhubungan dengan warga negara yang bertujuan agar setiap warga negara memiliki rasa kebangsaan serta cinta Tanah Air.

Bicara soal pendidikan kewarganegaraan diperkirakan mulai berkembang dari Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 1790. Sedangkan Indonesia sendiri mulai mengenal pendidikan kewarganegaraan sejak tahun 1957.

Sebelum dikenal dengan pendidikan kewarganegaraan, awalnya berasal dari kata civic education. Setelah masuk ke Indonesia barulah diubah menjadi pendidikan kewarganegaraan pada tahun 1962. Kemudian, pendidikan kewarganegaraan baru dikenal secara resmi pada tahun 1968.

Menurut Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic Education) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pengembang Civic Education pertama di tingkat perguruan tinggi. Jika ditelaah secara harfiahnya, Pendidikan Kewarganegaraan ini berasal dari istilah berbahasa Inggris Civic Education. Artinya Pendidikan Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Adapun tujuan dari pendidikan kewarganegaraan, di antaranya:

  • Berpikir secara kritis, berfikir secara rasional, dan kreatif dalam menanggapi berbagai isu kewarganegaraan.
  • Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas dalam berbagai kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
  • Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri yang berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama-sama dengan bangsa-bangsa lainnya.
  • Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung maupun secara tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

Urgensi Pendidikan Nasional

Identitas nasional menjadi sesuatu yang penting atau memiliki sesuatu urgensi dikarenakan berperan sebagai pembentuk dari jati diri nasional, yakni keyakinan, ciri-ciri atau karakteristik, dan perasaan mengenai kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.

Selain itu, urgensi pendidikan nasional dapat dilihat dari tujuan pendidikan nasional yang dikutip dari Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 yang dimana setiap warga mulai dari tujuh hingga lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Dalam hal ini pendidikan yang ditempuh harus berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kemudian berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, serta tanggap kepada berbagai tuntutan perubahan zaman.

Perjalanan pendidikan nasional sendiri sudah dimulai semenjak Sekolah Dasar hingga jenjang Sekolah Menengah Atas atau terkadang ada yang sampai Perguruan Tinggi. Salah satu program yang dijalankan diantaranya adalah kondisi pemerintah dalam mendukung program pendidikan nasional diantaranya adalah wajib belajar 12 tahun, yang mana pendidikan kemudian dimulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah ke atas.

Hal ini juga dilaksanakan dengan harapan agar seluruh masyarakat Indonesia terutama para generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa agar dapat menerima dan mengikuti pendidikan yang layak, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia.

Penting bagi semua orang untuk mengetahui tujuan pendidikan nasional, yaitu sebagai proses evaluasi kepada sistem pendidikan nasional di Indonesia. Urgensi pendidikan nasiona diperkuat dengan adanya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional diantaranya adalah mengembangkan potensi para peserta didik agar menjadi manusia yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, serta cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Urgensi Pendidikan Pancasila

Urgensi pendidikan Pancasila diantaranya adalah kebutuhan akan pendidikan Pancasila agar seseorang tidak menyimpang dari jati diri bangsa. Dengan begitu, mereka tetap memiliki pedoman serta kaidah penuntun dalam bertindak serta berpikir dalam kehidupan sehari-hari yang berlandaskan kepada nilai-nilai pancasila.

Tujuan Pendidikan Pancasila menurut UU No. 2 Tahun 1989 mengenai sistem Pendidikan Nasional ini juga tercantum di dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, yang berguna dalam menunjukkan arah tujuan pada moral dan diharapkan dapat terealisasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun tujuan pendidikan Pancasila yang dimaksud, seperti tingkah laku yang memperlihatkan iman serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (keyakinannya masing-masing), bertingkah-laku kerakyatan dengan selalu mendahulukan kepentingan umum.

Selain itu, tujuan pendidikan Pancasila sendiri menjadi sebuah sarana dalam mengerti, memahami, serta mendalami makna-makna Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Bahkan, mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta bermasyarakat juga sangat amat penting. Hal ini sesuai dengan cita-cita serta tujuan nasional yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.

Contoh Urgensi Dalam Kehidupan

urgensi adalah

Sumber: hbr.org

Situasi urgensi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja pada urgensi agama bagi pemeluknya yang menjadi rambu-rambu serta norma dalam menjalani kehidupan sehari-hari serta bermasyarakat hingga urgensi budaya tertib dalam berlalu lintas. Berikut penjelasan lebih lengkapnya tentang contoh urgensi dalam kehidupan sehari-hari.

Urgensi Agama

Mengutip dari jurnal UIN Antasari, urgensi agama bagi kehidupan manusia sendiri sifatnya sangat strategis terutama untuk mengakses kebahagiaan dunia serta kebahagiaan di akhirat. Agama juga berfungsi sebagai kontrol, rambu-rambu, dan petunjuk dalam menghadapi kehidupan ini. Selain itu, fitrah agama juga merupakan identitas, dan kewajiban bagi manusia.

Urgensi Psikologi Agama dalam Pendidikan

Dalam jurnal Urgensi Psikologi Agama Dalam Pendidikan (Keluarga, Sekolah serta Masyarakat) Universitas Raden Intan Bandar Lampung karya Al Adyan. Dalam jurnal tersebut, agama memiliki pengaruh dalam tingkah laku seseorang atau yang bekerja dalam diri seseorang. Hal ini dapat terjadi karena ketika seseorang berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku tidak bisa dipisahkan dari agama atau keyakinan yang dianutnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa agama masuk ke dalam konstruksi pribadi.

Urgensi Budaya Tata Tertib Lalu Lintas di Tol

Contoh berikutnya adalah urgensi budaya tata tertib lalu lintas di tol. Disebut urgensi karena memang perlu mendesak dan diterapkan agar jumlah kecelakaan berkurang. Contohnya adalah pada kecelakaan fatal yang terjadi di tol Cipularang km 91 pada Senin 2 September 2019 yang kemudian harus merenggut 9 nyawa dalam waktu 5 menit saja serta melibatkan 21 buah kendaraan dari berbagai jenis.

Kecelakaan di tol itu juga sangat memprihatinkan mengingat pengendara selama ini kurang patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas.

Urgensi dalam Mempelajari Sejarah

Contoh lainnya adalah pada urgensi dalam mempelajari sejarah. Sejarah yang berperan sebagai kenangan yang berarti dan memiliki makna besar dalam sebuah kehidupan. Oleh sebab itu, sejarah selain untuk dikenang juga berperan sebagai ilmu untuk menghadapi masa depan.

Buku-Buku Terkait

Filsafat Manusia Untuk Psikologi

https://www.gramedia.com/products/filsafat-manusia-untuk-psikologi?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Filsafat banyak mempengaruhi psikologi, termasuk pemikiran mengenai hakikat manusia. Untuk memahami esensi yang kompleks dalam diri manusia kita butuh acuan yang teruji dan terpercaya. Filsafat Manusia untuk Psikologi membentangkan dasar-dasar filsafat manusia dari berbagai perspektif dan perkembangan sejarah. Penulisnya menganalisis, menyerikan, dan merefleksikan beragam rujukan sehingga menjadi wacana yang kaya dan matang. Secara fokus bab-babnya membahas:

  • Memahami filsafat manusia.
  • Filsafat manusia materialisme dan spiritualisme.
  • Filsafat manusia menurut Plato, Aristoteles, Rousseau, Schopenhauer, Freud, dan John Dewey.
  • Filsafat manusia eksistensialisme (Soren Kierkegaard dan Jean-Paul Sartre).
  • Filsafat manusia Indonesia dan psikologi Indonesia. Buku ini pantas menjadi rujukan mata kuliah filsafat manusia jurusan psikologi jenjang S1, S2, dan S3 — baik untuk mahasiswa dan dosen. Buat pembaca umum, buku ini dapat menjadi teman agar tak kebingungan saat menyelamI hakikat manusia.

Psikologi Pendidikan

https://www.gramedia.com/products/psikologi-pendidikan?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Psikologi Pendidikan ini menguraikan tentang bagaimana gambaran manusia dalam konteks pendidikan sehingga dapat dibangun menjadi sesuatu yang berpotensi dalam pembangunan bangsa. Buku ini mengajarkan tentang perilaku manusia, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang merupakan manifestasi dari adanya kejiwaan pada manusia tersebut.

Secara lebih rinci, hal-hal yang dibahas dalam buku ini meliputi teori kepribadian, pertumbuhan dan perkembangan manusia, emosi, perkembangan sosial dan karakter, pengalaman sosial remaja, pembentukan karakter, teori kognitif, psikologi behavioristik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Buku ini sangat tepat digunakan oleh para mahasiswa yang sedang mendalami materi tentang psikologi pendidikan.

Psikologi Olahraga : Latihan Ketrampilan Mental Dalam Olahraga

https://www.gramedia.com/products/psikologi-olahraga-lat-ketrampilan-mental-dlm-olahraga?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Buku ini mengungkap beberapa teknik atau metode latihan keterampilan mental yang harus dikuasai oleh atlet, agar atlet mampu mengatasi masalah-masalah emosi dan mental lainnya. Teknik atau metode latihan keterampilan mental tersebut adalah: “motivasi, kesadaran diri (self awareness), goal-setting, self confidence, relaksasi, visualization & imagery, dan konsentrasi”.

Buku ini diharapkan bisa dijadikan sebagai rujukan atau sumber primer bagi para mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga atau mahasiswa dari jurusan yang sama yang mengontrak mata kuliah psikologi olahraga. Selain itu, buku ini diharapkan menjadi rujukan dan sumber primer bagi para pelatih yang berkiprah dalam pelatihan olahraga prestasi, khususnya dalam melatih mental bagi atlet binaannya.

Psikologi Perkembangan Anak

https://www.gramedia.com/products/psikologi-perkembangan-anak?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Setiap anak memiliki kepribadian spesial, berbeda dari yang lainnya. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk memahami anak Anda adalah dengan mengatasinya. Dari mengamati, cobalah mencari pola dari perilaku anak Anda. Pasti perilakunya akan mengikuti pola-pola tertentu dan ia menunjukkan kesukaan terhadap sesuatu daripada yang lainnya. Aktivitas apa saja yang ia sukai? Apakah ia dengan mudah bisa menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru di sekelilingnya? Semua itu sangat normal terjadi pada anak-anak. Anda tidak perlu terlalu khawatir. Buku ini memberi penjelasan bagi tentang pentingnya memperhatikan perkembangan anak agar tidak terjadi hambatan yang berarti dalam kehidupan mereka.

Ilmu Kenegaraan (Staats Wissenschaft)

https://www.gramedia.com/products/ilmu-kenegaraan-staats-wissenschaft?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Buku Ilmu Kenegaraan (Staatswissenschaft) tulisan yang menawarkan konsep-konsep bernegara, berhukum dan berdemokrasi, merupakan ulasan yang mencoba mendeskripsikan tentang apa itu negara dan untuk apa bernegara, serta beberapa sistem nilai sosial yang dapat menopang eksistensi, tumbuh kembangnya suatu negara bila dijalankan dan difungsikan sesuai perannya, namun pula dapat menjadi sumber kehancuran suatu negara jika tidak difungsikan sesuai perannya masing- masing.

Buku ini juga membantu bagi semua pembaca dalam memahami konsepsi teoritis tentang negara, hukum, politik, demokrasi dan HAM (Kajian Ilmu Kenegaraan), akan menambah wawasan keilmuan, sehingga membantu untuk mempertajam analisis dalam menyorot masalah-masalah tersebut dalam praktik.

Berbicara soal urgensi terkadang sulit dilepaskan dari psikologi, jika kamu ingin mencari berbagai macam buku tentang psikologi, maka bisa menemukannya di Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Sofyan

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla