Bahasa Indonesia

Pengertian Hoaks: Sejarah, Jenis, Contoh, Penyebab dan Cara Menghindarinya

pengertian hoaxs
Written by Siti Badriyah

Pengertian Hoaks – Grameds, apakah kamu pernah mendapatkan berita hoaks? Berita hoaks saat ini banyak beredar di masyarakat dan media sosial. Banyak orang-orang yang sengaja membuat berita hoaks tersebut. Ini akan menjadi kekhawatiran sendiri. Selain mengandung unsur atau informasi yang tidak benar, berita hoaks juga akan memecah belah banyak pihak.

Meskipun banyak peringatan mengenai berita hoks, ternyata masih banyak orang yang tidak bisa membedakan antara berita hoaks dengan berita benar. Artikel ini akan membahas mengenai berita hoaks. Mulai dari pengertian sampai cara mengatasi.

Pengertian Hoaks

people reading fake news or HOAX on internet content via laptop

Apa itu hoaks? Kata hoaks sudah tidak asing lagi untuk kita. Jika ada seseorang yang mengatakannya, pasti kita dapat memahaminya. Dalam bahasa Inggris, hoaks merupakan adaptasi dari kata “hoax” yang memiliki arti berita palsu. Maka bisa disimpulkan bahwa hoaks adalah sebuah berita berisi informasi yang fakta atau kebenarannya sudah diubah sehingga menjadi berita yang tidak benar.

1. Menurut KBBI

Menurut KBBI, hoaks adalah sebuah informasi bohong. Menurut KBBI para pelaku penyebaran hoaks mengumpulkan berita yang lalu lala di banyak milis.

2. Menurut Septiaji Eko Nugroho

Ketua Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Fitnah, Septiaji Eko Nugroho menjelaskan bahwa hoaks adalah sebuah informasi yang direkayasa. Informasi tersebut dibuat untuk menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Selain itu, hoaks juga merupakan upaya untuk memutar balikan fakta. Fakta tersebut akan diganti dengan informasi-informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.

Lebih lanjut, Septiaji mengartikan bahwa hoaks adalah tindakan mengaburkan sebuah informasi yang benar. Caranya yaitu dengan membanjiri suatu media, melalui pesan-pesan yang salah. Hal tersebut mengakibatkan pesan yang benar akan tertutupi.

3. Menurut Profesor Muhammad Alwi Dahlan

Ahli komunikasi dari Universitas Indonesia, Profesor Muhammad Alwi Dahlan yang juga merupakan mantan Menteri Penerangan mengungkapkan pendapatnya mengenai hoaks dan berita bohong biasa. Letak perbedaan diantara keduanya yaitu hoaks adalah sebuah sesuatu yang disengaja atau sudah direncanakan.

Menurutnya hoaks adalah manipulasi berita yang sengaja dilakukan dan bertujuan untuk memberikan pengakuan atau pemahaman yang salah. Di dalam berita hoaks terdapat penyelewengan fakta yang membuatnya menjadi menarik perhatian. Sesuai dengan tujuannya, untuk mendapat perhatian.

Seri Cerdas Hukum: Awas Hoax! Cerdas Menghadapi Pencemaran Nama Baik, Ujaran Kebencian & Hoax

Seri Cerdas Hukum: Awas Hoax! Cerdas Menghadapi Pencemaran Nama Baik, Ujaran Kebencian & Hoax

Beli Buku di Gramedia

Buku ini memberikan informasi utuh mengenai masalah hoaks. Seperti pencemaran nama baik dan ujaran kebencian. Sering kali kita menganggap remeh masalah-masalah tersebut, terutama di ranah media sosial. Dengan memahami konsep tindak pidana ini, kamu dapat lebih berhati-hati ketika bersosialisasi di era teknologi, sekaligus mampu bertindak cerdas sesuai hukum yang berlaku, ketika kamu sendiri menjadi korbannya.

Sejarah Hoaks

Kata hoaks mulai dikenal dan dipakai di Inggris pada abad ke-18 tepatnya berbarengan dengan terbitnya buku A Glossary: Or, Collection of Words, Phrases, Names dan Allusions to Customs yang ditulis oleh Robert Nares tahun 1822. Ia menulis mengenai  asal-muasal kata hoaks. Menurutnya hoaks berasal dari kata “hocus” dalam “hocus pocus”. Menurutnya, hocus pocus adalah mantra yang diucapkan oleh para penyihir. Kata hocus pocus diambil dari salah satu nama penyihir di Italia yang terkenal yaitu Ochus Bochus. Kemudian dipakai oleh para pesulap untuk pertunjukan di dalam trik mereka.

Dalam bukunya, Robert juga mengatakan bahwa mantra tersebut adalah asal dari kata hoaks. Menurut Robert, hoaks adalah kabar bohong yang dibuat untuk melucu. Selain itu, hoaks juga sengaja dibuat. Hoaks bertujuan untuk membuat bingung penerima informasi dengan maksud menghibur berupa candaan. Seiring berjalannya waktu kata hoaks semakin dikenal dan berkembang, dari sebuah lelucon atau candaan menjadi candaan yang agak serius.

Sebenarnya hoaks bukan hal baru di Indonesia. sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan sebelum ada internet. Orang zaman dahulu mengenal istilah surat kaleng. Beberapa orang mengatakan bahwa surat kaleng adalah surat yang diterima tanpa diketahui pengirimnya. Surat kaleng berisi hal-hal penting yang hendak disampaikan.

Namun beberapa lainnya mengatakan bahwa surat kaleng adalah surat yang digunakan untuk menyebar berita bohong. Hoaks semakin menemukan tempat untuk tinggal, seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi. Tidak adanya keterbatasan internet menjadi pemicu utama dalam penyebaran berita hoaks.

Jenis-jenis Hoaks

Fake News newspaper in bin. Vector illustration

Banyak sekali informasi yang bis akita dapatkan. Akan tetapi, perlu adanya ketelitian sebelum menerimanya. Jangan sampai tertipu oleh informasi yang banyak didapat oleh orang lain. Berikut ini adalah jenis-jenis hoaks yang banyak beredar, yaitu:

1. Satire atau parodi

satire atau prodi adalah sebuah konten yang memang sengaja dibuat seseorang. Konten-konten jenis ini banyak digunakan untuk menyindir pihak tertentu. Selain itu, konten-konten jenis satire ini juga dibuat sebagai suatu bentuk kritik. Kritik yang disampaikan bisa dalam hubungan personal, kelompok dalam kelompok, maupun untuk mengkritik isu yang banyak terjadi di tengah masyarakat.

Konten satire sebenarnya belum sepenuhnya dapat dikatakan konten yang berbahaya. Konten satire ini juga biasanya tidak berpotensi memiliki unsur kejahatan. Akan tetapi, tetap saja konten-konten seperti ini masih banyak mengecoh masyarakat.

Banyak masyarakat yang serius menanggapi konten tersebut. Hal yang mengkhawatirkan lainnya, jika isi konten yang disampaikan juga hal-hal yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat yang menonton secara langsung bisa saja percaya. Ini juga akan menjadi berita hoaks.

2. Misleading content (konten menyesatkan)

Misleading content atau konten yang menyesatkan juga kerap dibuat secara sengaja. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menjelek-jelekkan seseorang atau sesuatu. Hal-hal yang diangkat dalam konten tersebut juga dapat menyangkut satu orang maupun banyak orang. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menggiring opini masyarakat.

Konten menyesatkan atau misleading content dibuat dengan memanfaatkan informasi asli. Informasi-informasi itu bisa saja berupa pernyataan resmi, gambar atau foto, statistic dan lain-lain. Informasi tersebut akan diedit sedemikian rupa, sehingga informasi dengan konten yang akan dibuat tidak memiliki hubungan.

3. Imposter content (konten tiruan)

Imposter content adalah konten tiruan. Informasi yang ada di konten-konten jenis ini biasanya diambil dari informasi yang benar. Contohnya seperti mengutip pernyataan tokoh yang terkenal atau berpengaruh. Konten jenis ini tidak hanya dibuat untuk pribadi. Banyak konten-konten jenis ini yang dibuat untuk mempromosikan sesuatu.

Konten ini dibuat untuk menipu. Melalui konten serupa dengan aslinya, para penipu akan membuat konten yang mirip. Contohnya seperti layanan suatu aplikasi. Banyak orang yang mengatasnamakan sebuah aplikasi untuk menipu. Mengikuti format penulisan hingga sapaan.

4. Fabricated Content (konten palsu)

Jenis hoaks selanjutnya yaitu Fabricated content atau konten palsu. Konten hoaks yang satu ini adalah jenis konten yang sangat berbahaya. Konten ini dibuat untuk menipu orang-orang. Banyak juga yang dirugikan karena adanya konten palsu seperti ini.

Informasi-informasi yang ada juga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Fakta yang ada dalam informasi itu tidak benar. Contoh yang sering terjadi dalam jenis konten ini adalah informasi lowongan kerja. Mengatasnamakan suatu perusahaan atau lembaga, informasi lowongan kerja dibuat sampai mirip dengan aslinya.

5. False connection (koneksi yang salah)

False connection atau salah koneksi, konten jenis ini juga banyak ditemukan di media sosial. Contoh yang sering ditemukan adalah perbedaan antara isi konten, judul konten, hingga gambar konten. Konten-konten ini sengaja dibuat untuk mendapatkan sebuah keuntungan.

6. False context (konteks keliru)

False context adalah konten yang keliru. Dikatakan keliru karena memuat informasi yang tidak benar. Contoh konten-konten seperti ini berisi sebuah pernyataan, video atau foto yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Kemudian kejadian itu ditulis ulang dan tidak disesuaikan dengan fakta sebenarnya.

7. Manipulated content (konten manipulasi)

Konten manipulasi adalah sebuah konten yang sudah diedit. Konten-konten tersebut akan diedit sehingga tidak sesuai dengan konten aslinya. Konten-konten jenis ini dibuat untuk mengecoh para masyarakat yang membacanya. Kejadian seperti ini banyak dialami oleh media-media besar. Konten yang mereka buat akan diedit atau disunting oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Contoh Hoaks di Indonesia

STOP FAKE NEWS coronavirus covid-19

Di Indonesia, hoaks bisa muncul dalam keadaan apa saja. Informasi yang terkandung di dalamnya juga bermacam-macam. Mulai dari bidan pendidikan, bidang kebudayaan, bidang politik, bidang keagamaan, dan lain lain. Tentunya hoaks dibuat dengan tujuan tertentu.

Contohnya dalam bidang politik, saat situasi pemilihan kepala pemerintahan maka banyak hoaks yang beredar dengan maksud menjatuhkan lawan. Contoh lain dalam bidang agama, hoaks sengaja dibuat dan disebarkan untuk memecah belah kerukunan antar agama.

Selain contoh-contoh di atas, masih banyak lagi jenis hoaks yang biasa ditemui. Beberapa contoh hoaks yang marak di Indonesia

1. Hoaks virus

Hoaks ini berkaitan tentang teknologi. Berisi tentang penyebaran virus di smartphone, komputer, atau laptop.

2. Hoaks kirim pesan berantai

Hoaks ini berisi tentang sesuatu yang harus diteruskan ke orang lain. Ada perintah dan mitos-mitos yang ditambahkan dalam pesan-pesan ini. Jika seseorang yang mendapat pesan ini tidak menyebarkannya, maka akan mendapat kesialan. Biasanya terjadi di aplikasi chatting seperti WhatsApp atau BBM.

3. Hoaks urban legend

Hoaks ini berisi tentang berita yang mengandung informasi seram di dalamnya. Contohnya seperti tempat-tempat yang berbau mistis atau terkesan kramat. Lebih lanjut, informasi yang tertera dalam berita tersebut adalah melarang pembaca untuk mengunjunginya. Hal ini akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi bagi yang bersangkutan tersebut.

4. Hoaks mendapat hadiah

Contoh lain yaitu hoaks berisi tentang berita penerimaan hadiah gratis. Hoaks ini sudah sering terjadi. Terkadang meskipun pembaca tidak mengalami kerugian materi tetapi mereka bisa tertipu dengan mengisi survey tertentu. Dampaknya akan semakin besar jika korban mengisi identitasnya secara lengkap.

5. Hoax kisah menyedihkan

Hoaks ini berisi tentang kisah menyedihkan seseorang yang mengalami nasib buruk. Biasanya mengenai seseorang yang sedang sakit atau kecelakaan. Kemudian meminta bantuan berupa dana.

6. Hoax pencemaran nama baik

Hoaks ini banyak beredar di media sosial. Berisi tentang fakta-fakta mengenai seseorang yang diputar balikan. Dampak dari hoaks ini adalah tercemarnya nama seseorang.

Etika dan Etiket Komunikasi: Rahasia, Sadap-Menyadap, Ujaran Kebencian, Hoax

Etika dan Etiket Komunikasi: Rahasia, Sadap-Menyadap, Ujaran Kebencian, Hoax

Beli Buku di Gramedia

Penyebab Banyak Berita Hoaks

Concept of spreading fake news, Hoax on the internet and social media. campaign to stop hoax and check the news. Vector in flat style

Berita hoaks adalah berita yang sengaja dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak faktor yang menjadi penyebab kenapa banyak berita hoaks. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya pengetahuan mengenai dunia luar. Hal ini juga memiliki banyak faktor seperti keterbatasan berita yang didapat dan keterbatasan media untuk menerima berita tersebut.

Penyebab lainnya adalah seringkali saat mendapat sebuah berita pembaca hanya membaca sebagian dari informasi. Bahkan banyak yang hanya membaca judul beritanya saja. Itu akan menyebabkan pembaca tidak berpikir ulang mengenai berita yang didapat dan menganggapnya benar.

Terkadang juga berkaitan dengan dari siapa berita tersebut didapat. Tidak bisa dikatakan salah bahwa setiap orang memiliki pemikiran sendiri yang dianggapnya benar. Jika menemukan sesuatu yang memiliki persamaan dengan pemikiran tersebut, maka hal itu akan membuat kita memberikan tingkat kepercayaan yang sedikit lebih besar terhadap hal tersebut. Akibatnya adalah kita hanya bisa mempercayai sesuatu yang dianggap memiliki persamaan.

Terkadang hal ini akan berlaku saat menerima berita dari seseorang atau sumber tertentu. Itu akan membuat kita langsung percaya bahwa informasi-informasi yang ada di dalam berita tersebut adalah sebuah kebenaran. Dengan kata lain, tidak terbuka untuk sumber informasi lain.

Banyak masyarakat yang sulit membedakan berita hoaks dengan berita benar juga disebabkan karena sering melihat berita tersebut muncul di media sosial sehingga malas untuk mencari kebenarannya lagi.

Cara Menghindari Hoaks

Coronavirus log disinfection, Illustration for various uses
Easy resize. All objects is layered.
Vector EPS file and image jpeg full HD.

Cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi berita yang diterima benar atau tidak adalah sebagai berikut:

1. Cermati baik-baik judul berita tersebut

Hal yang pertama dibaca dalam sebuah berita pasti adalah judulnya. Maka dari itu, cermati judul dari berita yang di dapat. Apakah sesuai dengan informasi yang ada di dalam berita tersebut atau tidak.

2. Hati-hati jika mengandung unsur provokasi

Salah satu unsur yang ada di dalam berita hoaks adalah adanya unsur provokasi. Provokasi merupakan perbuatan untuk membangkitkan kemarahan, tindakan menghasut atau tindakan memancing. Jika sebuah berita atau konten berisi hal-hal yang mengandung unsur provokasi, maka berita itu harus diwaspadai.

3. Lihat darimana sumber berita

Memang betul bahwa informasi bisa didapatkan melalui mana saja. Akan tetapi, melihat sumber informasi yang didapat juga penting. Sebagai pembaca, kita harus selalu jeli dan melihat keaslian sumber berita yang kita terima.

4. Periksalah fakta informasi dalam berita tersebut

Jika informasi dalam berita yang didapat mengandung sebuah fakta, maka kita perlu untuk memeriksa kembali fakta itu. Periksalah fakta yang terdapat dalam informasi tersebut. Caranya dengan mencari sumber lain yang pastinya terpercaya.

5. Periksa kembali foto atau video

Dalam sebuah berita, terkadang ada yang menyisipkan sebuah foto atau video. Foto atau video tersebut juga perlu untuk diverifikasi Kembali. Apakah foto atau video yang ditampilkan dapat dipercaya keasliannya, atau hanya sebagai pemanis berita saja.

6. Berpikir secara kritis

Ketika mendapatkan sebuah berita atau informasi, cobalah untuk berpikir kritis. Jangan langsung menelan mentah-mentah berita yang ada. Cermati dulu isi berita serta kelogisan dari beritanya.

7. Jangan langsung membagikan

Ketika menerima suatu informasi atau berita, jangan langsung membagikannya. Terlebih jika belum mengetahui apakah berita yang didapat benar atau tidak. Jika sudah ada kepastian bahwa berita yang didapat mengandung informasi yang benar, maka tidak masalah jika ingin membagikannya.

8. Ikut bergabung dalam grup diskusi anti hoaks

Saat ini, untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah. Baik informasi hoaks maupun yang benar. Salah satunya adalah melalui grup-grup di media sosial. Akan tetapi, ada juga grup yang berisi pembahasan atau diskusi terbuka mengenai hoaks. Jika diperlukan, bergabunglah ke dalam grup itu. Sehingga kamu bisa berdiskusi apakah berita atau informasi yang kamu dapat adalah sebuah hoaks atau bukan.

Itulah beberapa informasi mengenai hoaks. Mulai dari pengertian, contoh, jenis-jenis, penyebab hingga cara mengatasinya. Jika mendapati berita yang diterima adalah sebuah hoaks, jangan ragu untuk melaporkannya. Kamu bisa  mengadukan konten negatif atau hoaks ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.

Temukan hal-hal mengenai hoaks dan informasi menarik lainnya di www.gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu memberikan rekomendasi bacaan-bacaan terbaik untuk para Grameds.

KKPK Anti-Hoax Club

KKPK Anti-Hoax Club

Beli Buku di Gramedia

Melalui buku ini, anak bisa belajar mengenai hal-hal yang berbau hoaks. Dengan bacaan yang ringan dan menyenangkan, buku ini membantu anak-anak memahami hal-hal yang berkaitan dengan hoaks.

Baca juga artikel terkait “Pengertian Hoaks” :

Sumber: dari berbagai sumber

Penulis: Wida Kurniasih

About the author

Siti Badriyah

Tulis menulis menjadi salah satu hobi saya. Dengan menulis, saya menyebarkan beragam informasi untuk orang lain. Tak hanya itu, menulis juga menggugah daya berpikir saya, sehingga lebih banyak informasi yang dapat saya tampung.

Kontak media sosial Instagram saya Siti Badriyah