Sosial Budaya

NGO Adalah: Definisi, Sejarah, Jenis, Peran, dan 5 Contohnya di Indonesia

Written by Umam

NGO Adalah – Apakah Grameds sering mengikuti aksi-aksi sosial di sekitar lingkungan, baik secara pribadi maupun atas nama instansi pendidikan? Atau mungkin Grameds ingin mengikuti aksi sosial yang bergerak secara sukarela tersebut tetapi tidak tahu darimana harus memulainya?

Nah, aksi-aksi sosial itu biasanya diprakarsai oleh NGO alias Non Governmental Organization. Mungkin bagi beberapa Grameds ada yang masih merasa asing dengan keberadaan Non Governmental Organization ini, sebab di Indonesia sendiri memiliki sebutan yang berbeda yakni Lembaga Swadaya Masyarakat alias LSM. Yap, sesuai namanya maka NGO ini bekerja secara sukarela dan independen tanpa adanya campur tangan dari pihak pemerintah sama sekali.

Apabila pihak pemerintah tidak ikut campur tangan, bagaimana dengan pendanaan mereka? Tentu saja ada banyak opsi. Mulai dari donasi dari perusahaan yang bekerja sama, sumbangan secara sukarela dari masyarakat sekitar, hingga pencarian dana dengan berjualan. Semua itu dilakukan semata-mata untuk melakukan aksi sosial kepada masyarakat secara langsung. Lantas, apa sih sebenarnya Non Governmental Organization itu? Apa saja jenis-jenis dan peranan dari NGO bagi peradaban masyarakat ini? Apakah di Indonesia juga terdapat NGO? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

NGO Adalah

https://pixabay.com/

Apa Itu NGO?

NGO Adalah

https://www.pexels.com/

Pada dasarnya, NGO alias Non Governmental Organization ini adalah sebuah organisasi yang bersifat tidak mengutamakan keuntungan dan bergerak di bidang kemaslahatan sipil serta lingkungan. Definisi NGO ini tidak sebatas pada organisasi yang melayani kebutuhan sosial masyarakat saja ya, tetapi juga bagi beberapa perusahaan.

Nah, Non Governmental Organization ini dapat dianggap sebagai sebuah organisasi yang hampir sama dengan sebuah perusahaan pada umumnya, maka tentu saja akan ada pekerja dari berbagai bidang. Bedanya, para pekerja di NGO ini adalah para relawan yang tidak dibayar, tetapi ada pula yang bersifat freelance. Tak jarang, NGO ini membuka lowongan pekerjaan untuk beberapa staf.

Berhubung Non Governmental Organization ini lebih banyak bergerak secara kooperatif daripada komersial, maka lembaga NGO ini tidak memiliki hubungan apapun terhadap pemerintah negara. Selain itu, NGO juga lebih non profit (tidak bersifat komersial) dan non kriminal, sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan lingkungan sosial.

Sedikit trivia saja nih, walaupun NGO ini bergerak tanpa ada campur tangan dari pemerintah, tetapi mereka tetap menghormati dan mematuhi aturan hukum yang berlaku kok, terutama di lingkungan setempat.

Sebelumnya telah beberapa kali dijelaskan bahwa NGO ini bergerak tanpa bergantung dari pemerintah, sehingga mereka sangat berani dalam upaya mengkritisi kebijakan-kebijakan baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Terlebih lagi apabila kebijakan-kebijakan tersebut begitu merugikan masyarakat banyak.

Di setiap negara, pasti ada Non Governmental Organization yang bergerak di bidang tertentu dan tak jarang akan semakin bertambah setiap tahunnya. Di Indonesia, jumlah Non Governmental Organization yang mana memiliki sebutan LSM, telah berkembang hingga mencapai jumlah 390 ribu. Sementara di China, jumlahnya bahkan mencapai 440 ribu! Sebenarnya, hal tersebut wajar saja, sebab melalui NGO ini, masyarakat dapat memperjuangkan isu-isu sosial terutama kebijakan-kebijakan yang sekiranya merugikan mereka.

Karakteristik NGO Atau LSM

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karakteristik NGO adalah:

  • Berjalan secara independen, tanpa ada campur tangan dari pemerintah sehingga tidak berafiliasi politik tertentu.
  • Nirlaba alias tidak mencari keuntungan apapun (dalam bentuk rupiah).
  • Lebih berpihak pada masyarakat taraf kebawah.
  • Secara sukarela, bekerja untuk kepentingan sosial dan lingkungan masyarakat.
  • Non birokrat, prosedur yang dijalankan tidak berbelit-belit.

Sejarah NGO di Dunia dan Indonesia

NGO Adalah

https://www.pexels.com/

Sejarah Singkat NGO di Dunia

Awal munculnya NGO alias Non Governmental Organization ini dimulai sejak PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) berdiri pada tahun 1945. Keberadaan NGO ini telah diatur dalam Piagam PBB Pasal 71 Bab 10 mengenai peranan konsultatif organisasi non-pemerintah.

Banyak yang menganggap bahwa istilah NGO ini hanya untuk membedakan antara hak partisipatif dari badan-badan pemerintah (Intergovernmental Agencies) dengan organisasi-organisasi swasta internasional (International Private Organizations). Padahal sebenarnya, pada awal abad ke-19, NGO telah berperan besar bagi masyarakat salah satunya sebagai kekuatan penyeimbang terhadap pemerintah Amerika Serikat.

Pada saat itu, masyarakat AS beranggapan bahwa pemerintah memang telah mengabaikan HAM dan kesehatan lingkungan terutama dalam upaya penyelenggaraan sistem pemerintah. Hal tersebut kemudian diperjuangkan oleh para relawan (volunteer) yang bergabung di lembaga-lembaga mandiri yang non-pemerintah. Mereka bersama-sama memperjuangkan haknya baik untuk diri sendiri, lingkungan, maupun masyarakat.

Sejarah Singkat NGO di Indonesia

Di Indonesia, NGO ini disebut dengan LSM alias Lembaga Swadaya Masyarakat. NGO di Indonesia telah masuk dalam kategori Organisasi Kemasyarakatan sehingga diatur dalam UU No.8 Tahun 1985 dan PP No.18 Tahun 1986. Sebenarnya, cikal bakal berdirinya LSM ini adalah Ornop alias Organisasi Non Pemerintah yang muncul pada awal tahun 1970-an.

Namun sayangnya, banyak kritik terhadap Ornop ini sebab lembaganya dianggap terlalu luas hingga mencakup sektor swasta (bisnis). Banyak pihak yang menyatakan bahwa keberadaan Ornop saat itu mencakup bidang yang terlalu luas dan identitasnya hampir tidak sejalan dengan NGO. Setelah itu, Ornop tidak disebutkan kembali.

Pada tahun 1980, istilah LSM mulai digunakan pertama kali ketika diadakan sebuah seminar Ornop di gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia. Pada kala itu, para pembicara tidak menggunakan istilah Ornop lagi, karena mereka khawatir akan menimbulkan salah persepsi, yakni sebagai organisasi yang “berlawanan dari pemerintah”. Meskipun dalam kenyataannya, Ornop tidak selalu berada pada posisi yang berlawanan dengan pemerintah. Grameds pasti menyadari dong pada tahun-tahun tersebut, suasana politik di Indonesia sedang tidak kondusif.

Sedikit informasi saja nih, sebenarnya fenomena LSM ini sudah ada kok sejak tahun 1908, yakni organisasi Boedi Oetomo yang dianggap sebagai organisasi non pemerintah pertama di Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui, pendiri Boedi Oetomo saat itu adalah Soetomo yang kala itu masih mahasiswa, bukan dari pihak pemerintah.

Terlebih lagi, pada 6 bulan pertama, Boedi Oetomo hanya berkegiatan di bidang-bidang sosial, mulai dari pengembangan modal usaha kelas menengah, mengembangkan industri rumah tangga, hingga penyatuan orang miskin. Sayangnya, organisasi ini tidak bertahan lama sebab semakin lama malah semakin dikuasai oleh aparatur pemerintah.

Nah, mari kita kembali ke pembahasan mengenai LSM ya… Istilah LSM ini kemudian secara tegas didefinisikan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 8/1990, yang ditujukan kepada Gubernur di seluruh Indonesia tentang Pembinaan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Dalam lampirannya, menyebutkan bahwa LSM adalah “organisasi/lembaga yang anggotanya adalah masyarakat warga negara Republik Indonesia yang secara sukarela atau kehendak sendiri berniat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya.”

Semakin berkembangnya zaman, perjalanan LSM juga sudah sesuai dengan ciri-ciri NGO pada umumnya, yakni dengan berorientasi pada penguatan kelompok komunitas, berkomitmen kuat terhadap cita-cita partisipasi rakyat, dan saling mendukung adanya pertukaran gagasan serta sumber daya. Contoh NGO alias LSM yang ada di Indonesia ini adalah Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Yayasan Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Indonesia Corruption Watch (ICW), dan masih banyak lainnya.

NGO Adalah

Jenis-Jenis NGO

NGO Adalah

https://www.pexels.com/

Di dunia ini, ada beragam jenis NGO yang bergerak sesuai dengan tujuan dan bidang masing-masing.

Berdasarkan Fokus Organisasi

1. Organisasi Amal (Charitable Orientation)

NGO jenis ini berfokus untuk membantu masyarakat kurang mampu dengan tujuan mengentaskan kemiskinan. Tak jarang mereka akan memberikan bantuan kepada para korban bencana alam. Mereka akan bergerak dengan melakukan pendistribusian sembako, pakaian, obat-obatan, kebutuhan sekolah, tempat tinggal, hingga transportasi.

2. Organisasi Layanan Hidup (Service Orientation)

NGO jenis ini akan berfokus pada pelayanan kesehatan masyarakat, program keluarga berencana, hingga program pemerataan pendidikan terutama di daerah-daerah terpencil. Bentuk kegiatannya dapat berupa pemberian bantuan yang menjadi keperluan banyak orang. Misalnya, bantuan kesehatan dengan jasa pengobatan keliling.

3. Organisasi Partisipasi Masyarakat (Participatory Orientation)

Kegiatan mereka akan melibatkan langsung para masyarakat sekitar. Biasanya, mereka akan mengumpulkan sumbangan dari masyarakat, dapat berupa uang tunai, tanah, bahan mentah, peralatan, hingga tenaga kerja. NGO jenis ini memang tidak memiliki sumber daya yang cukup sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat.

4. Organisasi Pemberdayaan (Empowering Orientation)

Proyek mereka akan berfokus pada upaya memfasilitasi masyarakat terutama di kalangan bawah mengenai wawasan dan pemahaman di berbagai bidang. Tujuannya tentu saja untuk memberdayakan masyarakat mengenai pemahaman sosial, politik, dan ekonomi yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Biasanya dilakukan dengan aktivitas seminar.

Berdasarkan Tingkatan Operasional

1. Berbasis Komunitas (Community Based Organization/CBOs)

Jenis NGO ini berkembang atas inisiatif dari komunitas yang ada, misalnya organisasi klub olahraga, organisasi wanita, organisasi pendidikan, organisasi kesenian, dan lainnya. Berhubung NGO ini dibentuk berdasarkan komunitas, maka tentu saja memiliki permasalahan sosial yang sama.

2. Lingkup Urban (Citywide Organizations)

Yakni lembaga penyedia bantuan di setiap komunitas yang terdapat di suatu kota. Biasanya, layanan mereka hanya berfokus pada masyarakat bertaraf ke bawah saja.

3. Lingkup Nasional (National NGO)

Cakupan operasional NGO jenis ini adalah dalam negeri. Tak jarang, NGO jenis ini juga memiliki cabang di beberapa negara dan memegang tanggung jawab untuk saling membantu NGO cabang lain. Contoh: Palang Merah Indonesia (PMI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dan lainnya.

4. Lingkup Internasional (International NGO)

Sesuai dengan namanya, maka NGO jenis ini operasionalnya mencakup hingga internasional alias global. Tujuannya adalah untuk membantu masyarakat dunia supaya lebih sejahtera dengan memberikan bantuan kepada lembaga swadaya yang berlingkup lebih kecil.  Meskipun NGO jenis ini memiliki orientasi yang beragam, tetapi mereka hanya fokus pada kesetaraan politik dan sosial di seluruh sosial. Contoh: Greenpeace dan WWF.

NGO Adalah

Peranan NGO Terhadap Masyarakat

https://www.pexels.com/

Keberadaan NGO tentu saja berperan penting dalam kehidupan masyarakat banyak, tak terkecuali bagi masyarakat kurang mampu. Mereka akan bersama-sama memperjuangkan kesejahteraan kehidupan masyarakat dan tidak mengambil keuntungan dari hal tersebut. Nah berikut adalah peranan NGO bagi masyarakat:

1. Mendorong Munculnya Inovasi Berkelanjutan

Sebenarnya, tidak hanya inovasi saja yang akan didukung oleh NGO, tetapi juga pada uji coba dan proyek percontohan. Yap, NGO ini akan berperan untuk merencanakan penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat inovatif. Terlebih lagi, jumlah NGO yang ada di setiap negara jumlahnya sangat banyak, sehingga penerapannya dalam hal inovasi di berbagai bidang dapat terus berjalan untuk masyarakat. Tidak hanya itu saja, NGO juga mampu mengerjakan proyek percontohan dari pemerintah, bahkan lebih cepat dari pemerintahnya sendiri.

2. Sebagai Perwakilan Kelompok Masyarakat Tertentu

Berhubung NGO ini memperjuangkan hak-hak sosial masyarakat yang tidak mendapatkan campur tangan dari pemerintah, maka mereka berperan sebagai perwakilan sekaligus garda terdepan masyarakat, terutama jika ada kebijakan atau program pemerintah yang dianggap merugikan banyak masyarakat. Bisa disebut bahwa NGO ini akan berperans ebagai advokator dan berupaya memfasilitasi suatu kelompok masyarakat untuk menyuarakan suaranya.

3. Pengembangan dan Pembangunan Pada Aspek Kehidupan Sosial

Sesuai dengan tujuan utamanya, maka NGO sangat berperan besar dalam upaya pengembangan dan pembangunan kehidupan masyarakat di bidang sosial.  Yap, mereka akan berorientasi terhadap kemajuan yang ada di masyarakat tentunya.

4. Sebagai Aspirator

Maksudnya, NGO akan berperan sebagai aspirator alias perantara penyampaian pesan antara masyarakat dengan pihak pemerintah. Terutama mengenai keluhan dan permasalahan yang muncul di lingkup sosial. Biasanya, dengan peran strategi NGO ini, suara mereka akan cepat didengar oleh pemerintah.

5. Bantuan Teknis dan Monitoring

NGO akan berperan serta dalam upaya pelatihan dan bantuan teknis kepada organisasi masyarakat. Selain itu, upaya monitoring dan evaluasi juga akan dilakukan secara efektif (biasanya ketika terdapat suatu proyek) demi hasil yang lebih maksimal.

5 Contoh NGO di Indonesia

https://www.pexels.com/

Di Indonesia ini, ada banyak sekali NGO alias LSM yang berkembang dan bergerak di berbagai bidang. Tentu saja, tujuan mereka untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat tanpa campur tangan pihak pemerintah. Selain Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Yayasan Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Indonesia Corruption Watch (ICW), apa saja ya lembaga non-pemerintah yang ada di negara kita? Yuk simak ulasan berikut ini!

1. Yayasan Konservasi Laut (YKL)

Yayasan ini dibentuk di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 1996 dan kemudian resmi menjadi badan hukum non pemerintahan. Keberadaan YKL ini berkomitmen akan pentingnya konservasi di kawasan pesisir, laut, hingga pengelolaan pulau-pulau kecil. Proyek mereka pun sering menggunakan teknologi alternatif yang ramah lingkungan sehingga turut memberdayakan kehidupan masyarakat lokal.

2. LESTARI Indonesia

LSM ini bergerak pada proyek pengelolaan hutan secara berkesinambungan. Bahkan secara tidak langsung, LESTARI Indonesia juga membantu pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta melestarikan keanekaragaman hayati pada ekosistem hutan serta bakau. Berhubung tujuannya adalah pengelolaan hutan, maka fokus mereka di beberapa daerah yang masih banyak memiliki hutan hijau misalnya Aceh, Kalimantan Tengah, hingga Papua.

3. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)

Pasti Grameds tidak asing dong dengan LSM yang satu ini? Yap, sesuai namanya, maka LSM ini berfokus utama untuk memberikan bantuan perlindungan terhadap anak-anak. Pokok yang menjadi perhatian utama dari LSM ini adalah eksploitasi anak, perdagangan anak, penculikan, tindak kekerasan, penelantaran, hingga pelecehan seksual terhadap anak.

4. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)

LSM ini bergerak pada bidang hukum. Nantinya, anggota mereka akan menyediakan bantuan terutama kepada masyarakat menengah kebawah dalam menyelesaikan perkara hukum atau ketika mereka menjadi korban dari tindak kriminal.

5. PEKA Indonesia Foundation

Yayasan PEKA (Peduli Konservasi Alam) Indonesia ini berdiri pada Agustus 2000 di Bogor, Jawa Barat. Sesuai dengan namanya, maka mereka akan bergerak di bidang konservasi alam dan beraktivitas pada penelitian, pendidikan konservasi, dan pengembangan masyarakat. Tidak hanya itu saja, PEKA Indonesia Foundation juga turut mempromosikan kesehatan ekosistem alias Ecosystem Health di masyarakat Indonesia.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu NGO dan perkembangannya di Indonesia dengan sebutan LSM. Apakah Grameds berminat untuk menjadi volunteer dalam NGO alias LSM yang ada di sekitar lingkunganmu?

Baca Juga!

About the author

Umam

Perkenalkan saya Umam dan memiliki hobi menulis. Saya juga senang menulis tema sosial budaya. Sebelum membuat tulisan, saya akan melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang dihasilkan bisa lebih menarik dan mudah dipahami.