Food Hubungan Internasional Politik Ekonomi

Badan Pangan Dunia: Pengertian, Departemen, dan Tujuan

Badan Pangan Dunia
Written by Nandy

Badan Pangan Dunia – Apakah grameds pernah mendengar Badan Pangan Dunia? Organisasi Pangan dan Pertanian dunia dikenal dengan nama Food and Agriculture Organization (FAO) merupakan organisasi multinasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB). Dibentuk sejak tahun 1945 di Quebec City, Quebec, Kanada. Organisasi ini, sempat berpindah–pindah tempat, kini bertempat di Roma, Italia.

Tujuan didirikannya FAO untuk meningkatkan tingkat nutrisi dan taraf hidup, menaikkan produktivitas, pemasaran hingga penyaluran produk pangan dan pertanian. Selain itu, mempromosikan pembangunan desa serta melenyapkan kelaparan.

Upaya FAO merupakan upaya bersama dalam mencapai ketahanan pangan dan menyetarakan taraf hidup dengan melenyapkan kelaparan. Dari tujuan FAO, terdapat setidaknya 4 aktivitas utamanya di antaranya:

  1. Memberikan bantuan pembangunan, khususnya untuk negara–negara berkembang.
  2. Menyediakan informasi terkait nutrisi, pangan, pertanian, perhutanan dan perikanan.
  3. Memberikan nasihat pada pemerintah terkait ketahanan pangan.
  4. Mengadakan forum netral untuk membicarakan serta menyusun kebijakan mengenai isu utama pangan dan pertanian.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang Badan Pangan Dunia atau FAO. Dalam artikel ini, kita akan membahas mulai dari pengertian, hingga departemen dalam FAO. Jadi, simak artikel ini sampai habis, Grameds.

Pengertian Badan Pangan Dunia

Badan Pangan Dunia

Sumber: id.wikipedia.org

FAO didirikan oleh Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB) pada tahun 1945, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) merupakan organisasi antar pemerintah yang netral. Organisasi ini berupaya memberikan informasi dan mendukung pertanian berkelanjutan melalui undang–undang dan strategi nasional dengan tujuan mengurangi kelaparan.

FAO berkontribusi pada upaya internasional untuk mengatasi kelaparan dan meningkatkan ekonomi lokal dengan membantu negara–negara anggotanya modernisasi dan meningkatkan praktik pertanian, kehutanan dan perikanan. Melayani 149 negara anggota, Badan Pangan Dunia juga bertujuan untuk menjadi forum netral di mana negara–negara dapat merundingkan kesepakatan dan memperdebatkan kebijakan.

FAO berkantor pusat di Roma, Italia dan mempunyai kantor di lebih dari 130 negara dengan mempekerjakan lebih dari 11.500 anggota staff. Lebih khusus lagi, FAO bekerja untuk mempromosikan kemitraan publik swasta, meningkatkan pertanian petani kecil, dan mengembangkan mekanisme untuk memantau, mengurangi dan memperingatkan tentang bahaya pada rantai makanan. Pendanaannya berasal dari negara industri, bank pembangunan dan sumber lainnya.

7 Departemen Badan Pangan Dunia

Badan Pangan Dunia

Sumber: dw.com

Badan Pangan Dunia itu sendiri memiliki tujuh departemen, yang di mana setiap departemennya memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Berikut ini departemen dalam FAO.

1. Departemen Pertanian dan Perlindungan Konsumen

Departemen Pertanian dan Perlindungan Konsumen merupakan departemen dalam FAO yang mempromosikan pertanian untuk memberantas kemiskinan manusia juga melindungi lingkungan, memastikan praktik dan standar makanan yang aman.

2. Departemen Iklim Keanekaragaman Hayati, Tanah dan Air

Departemen Iklim Keanekaragaman Hayati, Tanah, dan Air merupakan departemen yang memiliki tugas untuk mempromosikan praktik pengelolaan berkelanjutan untuk tanah, energi, air, keanekaragaman hayati dan sumberdaya genetik.

3. Departemen Layanan Korporat

Departemen Layanan Korporat merupakan departemen yang mendukung seluruh organisasi FAO.

4. Departemen Pembangunan Ekonomi dan Sosial

Departemen Pembangunan Ekonomi dan Sosial merupakan departemen yang mempromosikan pembangunan ekonomi melalui produksi dan perdagangan internal.

5. Departemen Perikanan dan Budidaya

Departemen Perikanan dan Budidaya merupakan departemen yang mempromosikan pengelolaan budidaya dan penangkapan ikan.

6. Departemen Kehutanan

Departemen Kehutanan merupakan departemen yang mempromosikan pengelolaan sumber daya melalui kehutanan.

7. Departemen Kerjasama Teknis dan Manajemen Program

Departemen Kerjasama Teknis dan Manajemen Program merupakan departemen yang mendukung negara–negara anggota dalam program mereka serta menanggapi ancaman dan krisis terkait pangan dan pertanian.

https://www.gramedia.com/products/bisnis-pertanian-di-era-digital?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/bisnis-pertanian-di-era-digital?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Tujuan Strategis Badan Pangan Dunia

Tujuan strategis resmi Badan Pangan Dunia meliputi:

  1. Membantu menghilangkan kelaparan, kerawanan pangan dan malnutrisi.
  2. Menjadikan pertanian, kehutanan dan perikanan lebih produktif dan berkelanjutan.
  3. Mengurangi kemiskinan pedesaan.
  4. Mengaktifkan sistem pertanian dan pangan yang inklusi dan efisien.
  5. Meningkatkan ketahanan mata pencaharian terhadap ancaman krisis.

Program Food Agriculture Organization

Badan Pangan Dunia

Sumber: fao.org

Dalam menjalankan fungsinya sebagai organisasi internasional bagi kesejahteraan anak–anak, tentu FAO mempunyai program–program khusus yang ditujukan bagi seluruh anggotanya. Program–program tersebut di antaranya:

1. Membantu Mengatasi Kelaparan, Kerawanan Pangan dan Malnutrisi

Ada kapasitas yang cukup di dunia untuk menghasilkan dan memberi makan semua orang secara memadai, namun kemajuan selama dua dekade terakhir, 821 juta orang masih menderita kelaparan kronis. Di antara anak–anak, diperkirakan 155 juta anak berusia di bawah 5 tahun mengalami malnutrisi kronos dan lebih dari 52 juta mengalami kekurangan gizi akut.

Jadi, yang dilakukan adalah mendukung kebijakan dan komitmen politik yang mempromosikan ketahanan pangan dan nutrisi yang baik, melakukan riset lapangan terkait informasi terkini tentang tantangan dan solusi kelaparan dan kekurangan gizi serta memastikan informasi dapat diakses.

2. Menjadikan Pertanian, Perhutanan dan Perikanan Lebih Produktif dan Berkelanjutan

Populasi dunia diperkirakan akan meningkat menjadi 9 miliar orang pada tahun 2050 dan beberapa tingkat pertumbuhan populasi tertinggi di dunia diperkirakan terjadi di daerah yang sangat tergantung pada sektor pertanian.

Pertumbuhan populasi yang terus meningkat mampu mengancam stabilitas ketersediaan pangan jika tidak disandingkan dengan pelestarian sumber–sumber produksi pangan. Pertumbuhan di sektor pertanian menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kemiskinan dan mencapai ketahanan pangan.

Badan Pangan Dunia

Sumber: Kompas.com

3. Mengurangi Kemiskinan di Pedesaan

Sebagian besar masyarakat di daerah pedesaan cenderung hidup dalam angka kemiskinan yang sering menimbulkan masalah kelaparan dan kerawanan pangan. Hal ini menjadi salah satu pusat misi FAO.

Pada tahun 1990, sekitar 54% dari total masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan di negara–negara berkembang hidup dengan kekayaan kurang dari $ 1,25/ hari dan tergolong sangat miskin terutama di kawasan Asia Selatan dan Afrika.

FAO berupaya membantu para petani kecil untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus meningkatkan peluang kerja di luar pertanian serta melakukan sosialisasi bagaimana cara yang lebih baik untuk mengelola dan mengatasi risiko di lingkungan mereka.

4. Memungkinkan Sistem Pertanian dan Pangan yang Inklusif dan Efisien

Dengan meningkatnya globalisasi, pertanian sebagai sektor independen akan tidak ada lagi, menjadi hanya satu bagian dari rantai nilai terintegrasi. Rantai nilai dari produksi hingga pemrosesan dan penjualan sangat terkonsentrasi, terintegrasi dan terglobalisasi.

Ini merupakan tantangan besar bagi petani kecil di banyak negara berkembang karena petani kecil yang paling ekonomis sekalipun dapat dengan mudah dikeluarkan dari bagian–bagian penting dari rantai nilai. Dengan meningkatnya partisipasi dalam sistem pangan dan pertanian akan mencapai tujuan FAO untuk dunia tanpa kelaparan.

5. Meningkatkan Ketahanan Mata Pencaharian Terhadap Ancaman dan Krisis

Setiap tahunnya banyak manusia bergantung pada kegiatan produksi pemasaran dan konsumsi. Namun, keadaan baik itu tidak diimbangi dengan lingkungan, politik internal maupun cuaca yang tidak berjalan sama setiap tahunnya.

Konflik atau bencana alam seperti gempa bumi, banjir tanah longsor bahkan kekeringan dapat dengan tiba–tiba melanda. Keadaan–keadaan darurat seperti ini mampu mengancam produksi dan akses pangan masyarakat baik di tingkat lokal, nasional, tingkat regional maupun global. Misi FAO untuk membantu negara mengatur, mencegah dan mengurangi risiko yang terjadi serta mendukung mereka dalam mempersiapkan dan menangani bencana.

https://www.gramedia.com/products/pengantar-ilmu-pertanian-agraris-agribisnis-industri?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/pengantar-ilmu-pertanian-agraris-agribisnis-industri?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Mitra Kerja Food and Agriculture Organization (FAO)

Divisi Kemitraan, Advokasi dan Pengembangan Kapasitas bertanggung jawab untuk mengembangkan kemitraan dengan aktor–aktor non negara yang akan membantu untuk mencapai program-program FAO. Hal ini termasuk organisasi non-pemerintah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, lembaga penelitian dan pengembangan, sektor swasta, produsen organisasi dan koperasi.

Sub Sistem Ketahanan Pangan

Badan Pangan Dunia

Sumber: kompas.id

Sub sistem ketahanan pangan terdiri dari tiga sub sistem utama yaitu ketersediaan, akses dan penyerapan pangan. Sementara itu, status gizi merupakan outcome dari ketahanan pangan. Ketersediaan, akses dan penyerapan pangan merupakan sub sistem yang harus dipenuhi secara utuh.

Jika, salah satu subsistem tersebut tidak dipenuhi, maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik. Meskipun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh.

Ada beberapa sub sistem ketahanan pangan, sebagai berikut:

1. Sub Sistem Ketersediaan (Food Availability)

Sub sistem ketersediaan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.

2. Akses Pangan (Food Access)

Akses pangan merupakan kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui bantuan pangan.

Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Sementara itu, akses fisik menyangkut tingkat isolasi daerah/ sarana dan prasarana distribusi, sedangkan akses sosial menyangkut tentang preferensi pangan.

3. Penyerapan Pangan (Food Utilization)

Penyerapan pangan adalah penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energy dan gizi, air dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan rumah tangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas dan layanan kesehatan serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita.

4. Stabilitas (Stability)

Stabilitas merupakan dimensi waktu dari ketahanan pangan yang terbagi dalam kerawanan pangan kronis (chronic food insecurity) dan kerawanan pangan sementara (transitory food insecurity). Kerawanan pangan kronis sebagai ketidakmampuan untuk memperoleh kebutuhan pangan setiap saat.

Sementara itu, kerawanan pangan sementara adalah kerawanan pangan yang terjadi secara sementara yang diakibatkan karena masalah kekeringan banjir, bencana maupun konflik sosial.

5. Status Gizi (Nutritional Status)

Status gizi merupakan outcome ketahanan pangan sebagai cerminan dari kualitas hidup seseorang. Umumnya, status gizi ini diukur dengan angka harapan hidup, tingkat gizi balita dan kematian bayi.

Cara Untuk Menjaga Ketahanan Pangan

Pada dasarnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan, antara lain:

1. Cara Sederhana Mengatasi Masalah Pangan

Masalah pangan sebagai masalah global yang menyangkut hajat hidup manusia. Hal ini karena yang mempunyai tanggung jawab mengatasinya bukan hanya organisasi pangan melainkan seluruh manusia. Setiap sektor makanan mempunyai peran penting untuk turut memastikan ketersediaan pangan.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan turut serta memastikan ketersediaan pangan. Tidak perlu cara yang heroik, cukup dengan mengubah gaya hidup dengan mengonsumsi makanan sehat. Terlebih, apabila dapat memproduksi sendiri pangan untuk dikonsumsi.

Dengan memproduksi sendiri pangan, maka setiap individu dapat berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan dunia. Tidak perlu menunggu kegiatan dari FAO sebagai badan pangan dunia untuk menciptakan ketahanan pangan secara global.

2. Konsumsi Makanan Sehat dan Beragam

Memperbaiki pola hidup dengan konsumsi makanan sehat untuk kesehatan tubuh, menjauhkan juga dari beragam penyakit. Selain itu, perlu diketahui bahwa konsumsi makanan sehat baik untuk kesehatan tubuh dan dapat berperan mengatasi masalah pangan.

Konsumsi makanan sehat dan beragam merupakan upaya mendorong berbagai makanan sehat yang terus diproduksi. Dengan pola makanan sehat dan beragam akan mendorong keanekaragaman hayati.

Badan Pangan Dunia

Sumber: Kompas.com

3. Pilih Produk atau Toko Lokal

Dengan memilih produk lokal atau membeli dari toko/penjual lokal dapat membantu petani lokal maupun Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM). Hal ini agar petani dapat terus menghasilkan produk makanan dan mendorong menghasilkan keragaman tanaman. Konsumsi produk lokal juga lebih segar apalagi diambil langsung dari petaninya. Selain lebih segar, konsumen juga dapat memastikan sendiri kualitas produk dari produsennya.

4. Pilih Makanan Musiman

Produk makanan yang beredar di pasaran saat tidak sedang musim bisa diperoleh dari impor luar negeri. Produk tersebut perlu menempuh perjalanan jauh yang dapat menurunkan kualitasnya. Oleh karena itu, memilih untuk mengonsumsi makanan ketika sedang musim akan lebih baik, karena merupakan produksi petani atau prosen lokal. Rasa dan tingkat kematangan makanan juga lebih berkualitas dan tentu masih segar dan bergizi.

5. Inisiatif untuk Bergabung dengan Komunitas

Alih–alih hanya mengonsumsi, akan lebih baik menjadi produsen untuk konsumsi sendiri. Inisiatif tersebut bisa dengan mencari dan bergabung dengan komunitas yang bertujuan mewujudkan ketahanan pangan.

Dengan memproduksi kebutuhan pangan sendiri, maka bisa memastikan sendiri kualitas produk. Misalnya, ingin mengonsumsi pangan yang bebas pupuk kimia dapat diganti dengan pupuk organik. Aktivitas menanam juga sebagai kegiatan positif untuk mengatasi kejenuhan.

6. Menanam Bahan Makanan di Rumah

Tidak harus bergabung secara kolektif, grameds juga bisa membuat lahan hijau untuk menumbuhkan bahan pangan di rumah lho. Tidak perlu lahan yang luas untuk bisa menanam, bahkan dengan balkon bisa disulap menjadi lahan menanam sayr dan buah untuk dikonsumsi.

Jika ditekuni, hasil pangan yang diproduksi tidak hanya untuk konsumsi sendiri melainkan bisa dibagikan atau dijual. Jadi selain bisa menghemat pengeluaran juga menguntungkan ketika dijalani dengan serius.

7. Hargai Petani dengan Tidak Membuang Makanan

Terlihat remeh, tetapi dampaknya cukup signifikan adalah tidak membuang–buang makanan. Dengan cara mengambil makanan secukupnya agar tidak menyisakan banyak makanan. Selain itu, dengan tidak membuang makanan berarti menghargai petani sebagai produsen makanan.

8. Sebarkan Pengaruh Positif

Mengajak lebih banyak orang untuk turut serta mendukung ketahanan pangan dapat lebih baik. seperti kebiasaan mengonsumsi makanan sehat hingga gerakan menanam kebutuhan secara mandiri.

Di zaman sekarang ini ajakan atau kampanye dapat dilakukan menggunakan sosial media. Di media sosial dapat dengan mudah menemukan kampanye serupa ditandai dengan beragam tagar.

9. Program Dukung Makanan di Ranah Pendidikan

Menciptakan ketahanan pangan secara serius dapat dilakukan dengan menciptakan program di dunia pendidikan sebagai investasi ketahanan pangan jangka panjang. Program di dunia pendidikan ini dapat berupa menanamkan kesadaran pentingnya pola makan yang baik, mempromosikan makanan sehat melalui pendidikan, tidak membuang–buang makanan dan lain sebagainya.

https://www.gramedia.com/products/pembangunan-pertanian-membangun-ideologi-pangan-nasional?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

https://www.gramedia.com/products/pembangunan-pertanian-membangun-ideologi-pangan-nasional?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Nah itulah penjelasan tentang pengertian, tujuan dan sub sistem Badan Pangan Dunia secara lengkap ya grameds. Semoga semua pembahasan di atas bisa membuat wawasan Grameds bertambah.

Jika Grameds masih bingung, masih membutuhkan referensi terkait tentang pengertian, tujuan dan sub sistem Badan Pangan Dunia secara lengkap kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Gramedia.com.

Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Rosyda Nur Fauziyah

Baca juga:

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya