Kesehatan Psikologi Relationship

Masokis Adalah: Definisi, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Written by Sevilla Nouval

Masokis Adalah – Dewasa ini, istilah masokis sudah kerap digunakan dalam berbagai pembahasan baik secara lisan maupun tertulis. Tak jarang, istilah ini digembar-gemborkan sebagai sesuatu yang hebat, padahal sebenarnya bukanlah seperti itu. Banyak pula orang yang tidak memahami definisi dari istilah masokis ini, sehingga sering menggunakannya supaya terlihat keren. Namun yang sebenarnya adalah masokis ini menjadi salah satu bentuk penyimpangan seksual lho… bahkan dapat berisiko kematian pasangannya. Lantas, apa sih masokis itu? Bagaimana gejala dan hal-hal penyebab terjadinya masokis dalam diri seseorang? Bagaimana pula cara mengatasi adanya masokis dalam diri seseorang? Nah, supaya Grameds memahami hal-hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini!

https://pixabay.com/

Apa Itu Masokis?

Istilah “masokis” ini awalnya berasal dari nama seorang penulis berkebangsaan Austria pada abad ke-19, yakni Leopold von Sacher-Masoch. Dalam novel-novel yang dituliskan olehnya, cukup sering menyebutkan karakter yang memiliki obsesi terhadap kombinasi antara kegiatan seks dengan rasa sakit. Itulah yang mendasari definisi dari masokis, yakni sebuah kelainan seseorang dimana seseorang akan merasa bergairah jika dirinya disakiti atau bahkan direndahkan (secara lisan) oleh pasangannya. Dalam arti yang lebih luas, masokis ini mengacu pada sebuah pengalaman menerima kenikmatan atau kepuasan dari penderitaan yang amat sakit.

Tak banyak yang tahu bahwa masokis ini termasuk pada bagian parafilia, yang mana kelainan ini akan berkenaan dengan dorongan, perilaku, dan keinginan untuk membangkitan gairah seksual yang kuat melalui perilaku seks menyimpang. Seringnya, kelainan seksual ini dikaitkan dengan perilaku sadisme, sebab pelakunya memang akan melakukan hal-hal sadis selama berhubungan seksual untuk mendapatkan kepuasan seksual, secara timbal balik. Dalam artian, pelaku sadisme akan mendapatkan kepuasan gairah seksual melalui upaya menyakiti pasangannya, sementara pasangannya akan merasa puas pula setelah dirinya disakiti maupun direndahkan (secara lisan).

Perlu diperhatikan bahwa aktivitas masokis ini dapat menimbulkan kematian. Dari sekian aktivitas masokisme, yang paling berbahaya adalah hipoksifilia. Dalam aktivitas hipoksifilia ini, penderita akan terangsang secara seksual dengan kurangnya konsumsi oksigennya. Mulai dengan menggunakan kantong plastik, jerat tali, hingga bahan kimia yang dapat menekan dada sehingga pernafasan pun akan terganggu dan menyebabkan kematian.

Berhubung pelaku masokis ini menyukai hal-hal yang menyakitkan untuk memperoleh kepuasan secara seksual, maka dirinya pun juga akan melakukan hal-hal yang jarang dilakukan kebanyakan orang. Misalnya dengan mengikat atau menyakiti dirinya sendiri ketika tengah berfantasi seks atau masturbasi. Sementara itu, pelaku masokis jika akan berhubungan seksual, maka dirinya akan meminta pasangannya untuk mengikat, menutup mata, hingga mencambuknya supaya lebih terangsang. Masokis ini disebut sebagai kelainan seksual yang ternyata terjadi sejak masa kanak-kanak hingga remaja dan biasanya dialami oleh perempuan.

Ciri khas dari masokis adalah suka menyakiti dirinya sendiri. Terkait dengan hal tersebut, masokisme terbagi atas 2 hal yakni masokis moril dan masokis eros. Masokis moril ini mengacu pada seseorang yang memiliki kenikmatan bawah sadar ketika ada seseorang yang menyakiti perasaannya. Ketika disakiti perasaannya, dirinya tentu saja akan menangis dan nampak sedih, tetapi justru kesedihan itu membuatnya merasa “senang”. Sementara itu, masokis eros berkenaan dengan hal-hal yang bersifat fisik dan tidak dalam aktivitas seksual saja.

Gejala Adanya Masokis

Dilansir dari doktersehat.com, seseorang yang mengidap masokis ini menimbulkan gejala yang berupa:

  • Memiliki fantasi seksual yang intens dan terus berulang, biasanya 6 bulan. Mulai dari tindakan dipukuli, diikat, dihina (secara lisan), maupun dibuat semenderita mungkin.
  • Memiliki kelainan seksual yang signifikan justru dapat mengakibatkan masalah di berbagai bidang kehidupan, baik sosial hingga pekerjaan.

Hal-Hal yang Menyebabkan Adanya Masokis

https://www.pexels.com/

Sebenarnya, tidak ada teori yang mendasari tentang hal-hal apa yang menyebabkan adanya masokis dalam diri seseorang. Namun, terdapat beberapa teori yang “berusaha” menjelaskan bahwa aktivitas masokis termasuk pada parafilia seksual umumnya.

1. Trauma

Trauma yang dirasakan oleh seseorang, terutama ketika masa kecil memang akan sangat membekas hingga dirinya dewasa. Berdasarkan psikoanalisis, trauma yang dirasakan di masa kanak-kanak terutama karena pelecehan seksual, akan sangat memicu adanya masokis ini ketika dirinya tumbuh dewasa kelak. Nah, seiring waktu, pengalaman menyakitkan tersebut justru cenderung akan menjadikannya penyimpangan seksual, sehingga dirinya akan begitu menikmati kesakitan dari trauma yang dialaminya tersebut.

2. Faktor Lingkungan

Kelainan seksual juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar lho! Yap, bagaimana kondisi lingkungan sekitar akan sangat mempengaruhi bagaimana pola pikir, perilaku, gaya hidup, hingga kecenderungan seksual dari dalam diri seseorang. Faktor lingkungan yang paling erat adalah keluarga, terutama yang kerap melakukan kekerasan maka dapat menjadikannya sebagai sosok masokis.

3. Kekerasan Seksual

Sebelumnya, telah dijelaskan secara sekilas bahwa lingkungan yang kerap melakukan kekerasan terhadapnya, dapat menjadikannya sebagai pengidap masokis. Kekerasan ini tidak harus tentang kekerasan seksual saja, tetapi juga kekerasan fisik. Meskipun sebenarnya, hal itu belum dapat dipastikan secara jelas, tetapi memang pengalaman buruk atau trauma yang diakibatkan oleh kekerasan seksual dapat menjadikannya sebagai seseorang yang masokis.

4. Pelarian

Dilansir dari doktersehat.com, terdapat teori yang menunjukkan bahwa perilaku sadomasokistik alias aktivitas seksual yang senang menyiksa pasangannya adalah bentuk pelarian. Melalui fantasi seksualnya itu, pengidap masokis akan merasa hal baru yang berbeda dari sebelumnya.

5. Fantasi Seksual

Perilaku masokisme ini memang awalnya terjadi karena dirinya memiliki fantasi seksual yang terlarang, sehingga gairahnya akan lebih kuat ketika “ditekan”. Maka dari itu, ketika tengah berhubungan seksual, dirinya akan menjadi lebih terangsang dalam keadaan yang tertekan.

Pengobatan Bagi Pelaku Masokis

https://www.pexels.com/

Sayangnya, seseorang yang memiliki perilaku masokis dalam dirinya, jarang sekali meminta bantuan kepada pihak profesional. Padahal, gangguan seksual ini dapat diobati dengan adanya psikoterapi dan obat-obatan, terutama untuk mengurangi gairah seksualnya.

Psikoterapi

Cara pertama untuk mengobati penderita masokisme adalah dengan psikoterapi, yang mana dapat bertujuan untuk mengungkapkan sekaligus mengatasi apa saja penyebab dari perilaku tersebut. Biasanya, bentuknya berupa terapi kognitif yang meliputi perbaikan gangguan pola pikir hingga latihan empati.

Dalam terapi  kognitif yang berupa perbaikan gangguan pola pikir ini, dimaksudkan untuk memperbaiki keyakinan dari pelaku masokis mengenai apa saja yang dapat memicu tindakannya tersebut. Sementara dalam terapi kognitif yang berupa latihan empati, dimaksudkan untuk membantu pelaku masokis dalam mengambil sudut pandang dari para korbannya. Hal tersebut supaya dirinya juga dapat memahami akan potensi bahaya yang dapat terjadi nantinya.

Obat-Obatan

Biasanya, obat yang digunakan adalah obat penurun kadar testosteron yang mana sangat berguna dalam hal mengurangi frekuensi ereksi. Lalu ada juga obat antidepresan yang berguna untuk mengurangi gairah seksualnya. Namun, perlu diketahui ya bahwa obat-obatan ini hanya dapat diperoleh melalui resep dokter.

Masokis Menjadi Kelainan Seksual yang Mengancam Nyawa

Bagi Grameds yang sudah cukup umur dan pernah menonton film Fifty Shades of Gray, pasti menyadari bahwa film tersebut menunjukkan kelainan seksual berupa masokisme. Berhubung kelainan seksual ini kerap dijadikan tema dalam sebuah film, pasti banyak yang menganggap hal itu untuk dimaklumi saja. Padahal sebenarnya, jika dilihat dari segi kejiwaan, justru kelainan seksual ini dapat sangat berbahaya bahkan dapat mengancam nyawa, baik dirinya sendiri maupun pasangan seksualnya.

Perilaku masokis ini kerap kali mewujudkan fantasi seksualnya dengan cara melukai dirinya sendiri. Sehingga tak jarang, dirinya akan menyayat kulit atau membakar dirinya sendiri demi mendapatkan kepuasan seksual. Memang sih, seringkali pelaku menyadari bahwa fantasi seksualnya tersebut hanya berlaku dalam upaya “bermain peran” saja ketika tengah melakukan hubungan seksual. Namun, tak jarang bahwa kekerasannya itu akan semakin naik level hingga tahap asfiksiasi auteorotik.

Sedikit trivia saja nih, asfiksiasi auteorotik ini merupakan subtipe dari masokisme seksual, yang mana pelakunya memang dengan sengaja membuat dirinya sendiri tercekik atau kehabisan nafas. Biasanya, para pelaku masokis di level asfiksia ini akan membungkus kepalanya dengan plastik hingga kehabisan oksigen. Lalu, ada juga yang melingkarkan tali tambang hingga celana dalamnya ke leher hingga tercekik. Hal tersebut tentu saja dapat menyebabkan kurang atau habisnya pasokan oksigen dari dalam tubuh sehingga kesulitan bernafas dan meninggal dunia.

Nah, itulah ulasan mengenai apa sih masokis yang kerap kali dibicarakan oleh orang-orang dewasa saat ini. Pengetahuan ini memang termasuk dalam sex education, tetapi harus cukup umur ya untuk mempelajarinya…

Sumber:

https://doktersehat.com/

https://www.sehatq.com/

Baca Juga!

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla