Psikologi

Pengertian Sugesti: Proses dan Pengaruh Sugesti dalam Diri Seseorang

Mengetahui Proses dan Pengaruh Sugesti dalam Diri Seseorang
Written by Sevilla Nouval

Manusia adalah makhluk yang memiliki potensi yang luar biasa. Sampai sekarang, belum ada penelitian yang dapat menentukan secara pasti seberapa besarkah potensi manusia. Banyak sekali hal menakjubkan yang dapat dilakukan oleh pikiran manusia tetapi sampai sekarang pun tidak bisa dijelaskan secara ilmiah seperti hipnotis dan mind reading.

Walaupun sekarang ilmu pengetahuan sudah maju, bukan berarti kita harus menunggu ilmu pengetahuan membuktikan kegunaannya sebelum memanfaatkannya. Sugesti, walau belum dapat dijelaskan secara ilmiah, tidak ada salahnya kita manfaatkan kekuatan pikiran yang ini. Sugesti memiliki pengaruh yang penting dalam penyembuhan dan semestinya dapat digunakan sebagai tambahan yang penting dalam dunia medis.

Pengertian Sugesti

Sugesti merupakan kata serapan dari bahasa Inggris suggestion. Sugesti adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh atau pandangan tersebut dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang.

Penulis topik psikologi pada abad kesembilanbelas seperti William James menggunakan kata-kata suggest dan suggestion dalam pengertian mendekati maknanya dalam percakapan sehari-hari, kata saran (suggest) mengacu arti harfiah “memberi saran” kepada orang lain sementara sugesti (suggestion) mengacu kepada pikiran.

Kajian ilmiah awal tentang hipnosis oleh Leonard Clark Hull dan ilmuwan lain memperluas arti kata sugesti ini secara khusus dan teknis (Hull, 1933). Teori neuro-psikologis asli dari sugesti hipnosis didasarkan pada konsep respon ideo motor dari William B. Carpenter dan James Braid.

Menurut KBBI, sugesti adalah pengaruh dan sebagainya yang dapat menggerakkan hati orang dan sebagainya. Sugesti bisa berarti pendapat yang dikemukakan atau dorongan yang kuat. Sugesti adalah proses psikologis ketika seseorang membimbing pikiran, perasaan, atau perilaku orang lain. Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.

Sugesti dapat terjadi antara:

  • Seseorang terhadap orang lain. Contoh, nasihat yang diberikan seorang ayah kepada anaknya agar belajar lebih giat.
  • Seseorang terhadap sekelompok orang. Contoh, wali kelas memberikan nasihat kepada semua siswa satu kelas.
  • Sekelompok orang terhadap kelompok lainnya. Contoh, sekelompok penjual yang mengiklankan produknya kepada masyarakat.
  • Sekelompok orang terhadap individu. Contoh, seorang pemain bulutangkis tunggal mendapat tepuk tangan dan dukungan dari penonton.

Wujud sugesti dapat berupa sikap, tindakan, dan perkataan. Suatu gambar poster atau kalimat iklan di spanduk juga dapat memberikan sugesti kepada orang. Bahkan, benda-benda tertentu yang merupakan simbol suatu makna tertentu dapat memberikan sugesti kepada seseorang. Orang yang percaya kepada seseorang yang ia anggap memiliki “kelebihan” pada umumnya mudah tersugesti dengan apapun yang diperintahkan orang tersebut, misalnya seseorang percaya bahwa jimat yang diberikan dukun mengandung kekuatan.

Sebenarnya, kekuatan itu berasal dari rasa optimis yang dibangkitkan oleh keyakinan akibat sugesti. Orang yang memiliki optimisme kuat dan berani, pada umumnya banyak memperoleh keberhasilan atas apa yang ia lakukan. Di sinilah sebenarnya kunci rahasia jimat yang dapat membuat orang menjadi pemberani. Sugesti semacam ini sama dengan keyakinan yang memengaruhi kita sewaktu memilih dokter yang kita anggap paling manjur.

Sugesti dapat terjadi karena beberapa alasan berikut ini.

  • Hambatan berpikir: seseorang yang sedang mengalami kelelahan pikiran atau sedang menanggung beban emosional tertentu akan mudah sekali tersugesti (dipengaruhi).
  • Terpecahnya pikiran seseorang: seseorang yang kurang konsentrasi akan mudah mengalami sugesti.
  • Otoritas: seseorang yang mempunyai kekuasaan akan mudah memberikan sugesti (pengaruh) kepada orang lain. Misalnya, seorang pemimpin yang kharismatik, anjurannya pasti dipatuhi rakyatnya.
  • Mayoritas: seserang cenderung akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang banyak (arus umum).
  • Percaya terhadap sugesti dari orang lain: Seseorang akan melakukan apapun yang dikatakan atau dianjurkan kepadanya dari orang lain yang dianggap baik dan benar. Misalnya, seorang pasien datang ke dokter untuk periksa. Apabila dalam diri pasien telah tertanam rasa percaya kepada dokter tersebut, dia akan menuruti segala anjurannya.

Kajian Hipnosis

Kajian ilmiah modern hipnosis, yang mengikuti pola dari karya Hull, memisahkan dua faktor esensial yaitu trance dan sugesti. Keadaan pikiran (state of mind) yang disebabkan oleh trance dikatakan terjadi melalui proses induksi hipnotis yang pada dasarnya memerintahkan dan menyarankan subjek bahwa mereka akan memasuki kondisi hipnosis.

Ketika subjek memasuki kondisi hipnosis, sang penghipnosis memberi sugesti yang dapat menghasilkan efek yang dicari. Sugesti yang biasa digunakan dalam mengukur sugestibilitas atau kerentanan (atau bagi orang dengan orientasi teori yang berbeda, “bakat hipnosis”) antara lain sugesti bahwa lengan subjek menjadi semakin ringan dan mengambang di udara, atau bahwa ada lalat yang berdengung di sekitar kepalanya. Respon klasik terhadap sugesti yang diterima ketika lengan subjek mulai mengambang di udara adalah bahwa subjek merasakan efek tersebut terjadi tanpa disengaja.

Sugesti Sebagai Faktor Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah setiap hubungan antara dua individu atau lebih. Interaksi sosial terdiri dari sejumlah besar interaksi sosial, fisik, dan verbal yang menciptakan iklim untuk pertukaran perasaan dan ide. Interaksi sosial mengacu pada hubungan yang ada antara orang-orang yang memiliki interaksi berulang yang dirasakan oleh peserta memiliki makna pribadi.

Sugesti adalah salah satu faktor interaksi sosial. Sugesti sebagai faktor interaksi sosial mendorong terjadinya interaksi sosial. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama. Bedanya adalah bahwa dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya; sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

Bentuk-Bentuk Sugesti

Sugesti dapat dibedakan menjadi dua bentuk sesuai dengan asalnya. Ini meliputi auto sugesti dan hetero sugesti. Baik auto sugesti maupun hetero sugesti dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan penting.

1. Auto Sugesti

Auto sugesti adalah bentuk sugesti yang datang dari diri sendiri. Sugesti ini juga disebut dengan sugesti dari dalam. Dari dalam artinya sugesti diberikan oleh diri sendiri untuk diri sendiri.

2. Hetero Sugesti

Hetero sugesti, yakni sugesti yang datang dari orang lain. Sugesti ini disebut dengan sugesti dari luar. Dari luar artinya sugesti diberikan oleh orang lain, atau objek yang berada diluar diri seseorang.

Jenis-Jenis Sugesti dan Contohnya

Sugesti dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sugesti kerumunan, sugesti negatif, dan sugesti prestise.

1. Sugesti Kerumunan (Crowd Suggestion)

Sugesti kerumunan (crowd suggestion) adalah penerimaan yang tidak didasarkan pada penalaran, melainkan karena keanggotaan atau kerumunan. Contohnya siswa terlibat tawuran antar pelajar. Keterlibatan siswa tersebut pada umumnya dilakukan atas dasar rasa setia kawan atau merasa takut dikucilkan dari kelompoknya.

2. Sugesti Negatif (Negative Suggestion)

Sugesti negatif (negative suggestion) adalah sugesti yang ditujukan untuk menghasilkan tekanan-tekanan atau pembatasan terhadap pihak lain. Contohnya seorang preman mengancam pedagang agar memberi setoran harian padanya.

3. Sugesti Prestise (Prestige Suggestion)

Sugesti prestise (prestige suggestion) adalah sugesti yang muncul sebagai akibat dari adanya prestise orang yang memberikan pengaruh. Contohnya tokoh masyarakat yang dihormati menganjurkan agar semua warganya untuk menjalankan protokol kesehatan selama pandemi. anjuran tersebut akan dilaksanakan tanpa didahului dengan proses berpikir.

Indikator Pemberian Sugesti

Sebagai bagian dari interaksi sosial, sugesti bisa dilakukan siapa saja. Untuk bisa memberikan sugesti dengan baik, maka kita perlu memahami indikator pemberian sugesti. Ada beberapa indikator pemberian sugesti. Berikut penjabarannya.

  1. Cara membujuk. Misalnya saat seseorang lambat bekerja, jangan terburu-buru memarahinya. Bujuklah orang tersebut dan katakan padanya bahwa sebenarnya ia juga bisa mengerjakan hal yang sama seperti orang lain.
  2. Cara memuji. Misalnya dengan menyugesti seorang anak yang belum bisa menggambar, dengan katakan padanya bahwa gambarnya bagus, cukup baik, dan sebagainya.
  3. Cara menakuti meskipun tidak selamanya cara ini dibenarkan. Hanya boleh menggunakan cara ini tidak benar-benar dibutuhkan dan tidak boleh dilakukan secara berlebih.
  4. Dengan menunjukkan kekurangan atau kelebihan.

Alat-Alat Sugesti

Agar proses sugesti berjalan dengan baik, kita perlu beberapa alat penunjang. Berikut beberapa alat-alat sugesti yang biasa digunakan.

  1. Mata (pandangan tajam, lemah lembut, dan lain sebagainya).
  2. Roman wajah (manis, kasih sayang, dan lain-lain).
  3. Teladan (tingkah laku yang baik, sopan santun, kejujuran, dan sebagainya).
  4. Gambar (majalah, buku, dan lain-lain).
  5. Suara (merdu, sinis, perintah).
  6. Warna (dalam reklame, sandiwara).
  7. Slogan atau semboyan (dalam pertempuran, pembangunan, rapat, dan demontrasi).

Faktor Sugesti

Sugesti juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi sugesti.

  1. Faktor hambatan dan daya berfikir Saat kondisi fisik dan psikis mengalami gangguan dan lemah, maka biasanya individu mudah menerima sesuai yang dianggap bisa meringankan kondisi tersebut. Agar proses sugesti menjadi mudah, maka perlu kecerdasan untuk melihat kelemahan orang yang hendak disugesti. Selain lemah, seseorang yang lemah daya pikirannya, juga relatif lebih mudah disugesti.
  2. Faktor daya pikir yang terpecah-pecah Faktor lain yang juga mempengaruhi keberhasilan sugesti yaitu pikiran yang terpecah-pecah. Saat seseorang sedang banyak pikiran dan kurang fokus, maka sugesti akan lebih mudah diterima.
  3. Faktor penggunaan kewibawaan Maksud dari faktor penggunaan kewibawaan yaitu kondisi saat seseorang memiliki pengalaman masa lalu yang telah diakui wibawaannya oleh seorang yang sudah tersugesti. Sebagai contoh, seorang mantan kepala sekolah yang terkenal disiplin, memberikan nasihat tentang kedisiplinan maka nasihat tersebut akan lebih mudah diterima.
  4. Faktor pengukur keyakinan diri Dalam diri seseorang biasanya sudah memiliki gambaran keyakinan dan sikap terhadap suatu norma dan pedoman tingkah laku tertentu. Proses sugesti ini diarahkan ke aspek yang dipercayai oleh orang tersebut. Sehingga sugesti akan lebih mudah diterima.
  5. Faktor pendapatan mayoritas Jika suatu normal disetujui oleh sebagian besar kelompok, maka umumnya individu juga akan menerima norma tersebut. Dengan demikian, sugesti yang diberikan memiliki risiko penolakan yang kecil.

Contoh-Contoh Sugesti Positif

1. Meyakini Bahwa Ada Kekuatan dan Kehendak Tuhan

Adakalanya kita sudah berusaha semaksimal mungkin, mempersiapkan segalanya dengan sungguh-sungguh, tetapi hasilnya jauh diluar harapan. Misalnya, kita sudah belajar dengan tekun dan berlatih soal-soal UTBK dengan rajin, tapi SBMPTN gagal diraih. Bagaimana kita menyikapinya?

Wajar sekali bila kita sulit menerima kenyataan yang tak sesuai dengan harapan. Namun ketika kita kembali mendekatkan diri pada Tuhan, seakan ada kekuatan yang memandu kita. Kita pun dapat dengan lebih lapang memahami bahwa segala sesuatu, susah senang, kesedihan kebahagiaan, hingga kesuksesan kegagalan berada dalam kuasa-Nya.

2. Segala Sesuatu Selalu Ada Alasannya

Kenapa kita makan? Ya, karena kita merasa lapar. Ini merupakan contoh sederhana sebab akibat yang berada dalam kendali kita. Bagaimana bila kuasa tersebut berada ditangan-Nya? Tentu tak mudah untuk kita memahami apa kehendak Tuhan atas diri kita. Bukankah kita juga tak serta-merta memahami keinginan seorang teman yang tiba-tiba menghubungi kita? Kita harus menunggu hingga teman tersebut menyampaikan keinginan atau kebutuhannya.

Begitu juga dengan segala sesuatu yang kita alami. Everything happens for a reason. Hanya saja, kadangkala kita belum dapat memahami alasan tersebut dalam sekejap waktu. Misalnya ketika gagal SBMPTN, secara naluriah kita akan merasa sedih, kecewa, hingga marah. Baru dalam beberapa tahun kemudian, barangkali kita memahami hikmahnya.

3. Di Setiap Masalah Ada Jalan Keluarnya

Seperti siang dan malam, setiap masalah juga ada pasangannya yaitu solusi. Akan tetapi, kita harus berusaha untuk mencari dan memperoleh solusi tersebut. Sama seperti saat kita merasa lapar. Kita harus bergegas ke kantin sekolah dan makan sesuatu, baru kemudian rasa lapar tersebut hilang, bukan? Sebaliknya, bila hanya diam, duduk, dan mengeluh lapar, perih melilit di perut itu takkan hilang jua.

Time plays a significant role here. Selapar apapun kita takkan bisa bergegas menuju kantin bila jam pelajaran belum usai. Maka, kita pun harus mampu bersabar dan menunggu sampai jam istirahat tiba. Begitulah analoginya, Sobat. Solusi persoalan tak hanya diusahakan, tapi terkadang juga kita harus dapat menyesuaikan dengan timing-nya.

4. Setiap Kita Adalah Orang yang Berharga

Pada masa-masa kegalauan usia remaja, hingga ketika menghadapi mid-life crisis pada usia dewasa, terkadang kita merasa kehilangan arah. Kita dapat dengan mudah merasa tak berharga, tak berguna. Bagaimana mengatasinya? Kita dapat kembali pada nilai-nilai religi untuk menemukan makna diri. Kita pun dapat kembali pada orang-orang disekitar kita, pada keluarga, yang tetap menerima dan mendukung bagaimanapun keadaan kita.

Apapun cara dan alasan yang dipilih untuk bertahan, yakinlah bahwa kita berharga. Sekecil apapun itu, kita tetap berarti dan mampu memberi manfaat. So, don’t easily give up on yourself.

5. Kita Menuai Apa yang Telah Ditanam

We may have a thousand and one reasons to be bitter under unfavorable circumstances. Namun, perlu disadari bahwa setiap tindakan kita akan kembali pada diri sendiri suatu saat nanti – yang bahkan mungkin kita sudah melupakannya.

Jadi dalam keadaan seburuk apapun, tetaplah berusaha untuk berbuat baik agar kelak hal-hal baik juga yang akan kembali pada kita. Misalnya, ketika kita tak suka dengan hasil ujian, lebih baik diam dan menahan diri daripada melampiaskan kejengkelan dengan marah-marah atau bersikap kasar hingga menyakiti fisik atau hati teman atau keluarga.

Itulah beberapa contoh sugesti positif yang dapat kita camkan pada diri sendiri. Sugesti yang positif dapat membantu kita melewati masa-masa sulit, sehingga kita tak mudah menyerah pada keadaan. Tak hanya perasaan, pikiran kita pun terasa lebih lapang. Dampaknya, perilaku kita juga menjadi lebih baik – bagaimanapun keadaan yang kita hadapi.

Bila belum terbiasa, mungkin masih terasa aneh bila kita harus memberi sugesti pada diri sendiri. Namun biasanya sugesti diri (auto sugesti) dapat memiliki efek yang lebih nyata dibanding sugesti yang diberikan oleh orang lain. Jadi, temukan sugestimu!

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

About the author

Sevilla Nouval

Saya hampir selalu menulis, setiap hari. Saya mulai merasa bahwa “saya” adalah menulis. Ketertarikan saya dalam dunia kata beriringan dengan tentang kesehatan, khususnya kesehatan mental. Membaca dan menulis berbagai hal tentang kesehatan mental telah membantu saya menjadi pribadi yang lebih perhatian dan saya akan terus melakukannya.

Kontak media sosial Instagram saya Sevilla